Sayang Sama Cucu

Sayang Sama Cucu
Saya sama Cucu-cucu: Ian dan Kaila

Jumat, 03 Oktober 2014

genetically modified organism (GMO)
Artikel ini mestinya sudah ada di google lama, paling sedikit sepuluh tahun yang lalu, saya mengenal blog baru dua tahun. Artikel sepenting ini baru saya coba terjemahkan sekarang, maksud saya supaya bisa dipergunakan oleh para calon sarjana yang dalam curiculumnya diberikan palajaran dari text book Seleksi atau Genetica seperti yan saya pelajari lmapuluh tahun yang lalu, sebab text booknya belum berubah Jadi saya mohon maaf kepada saudara mudaku atas keteledoran yang keterlaluan ini.
Dibawah artikel terejemahan dari dalam  bahasa aslinya terikut dengan ini  saya tulis artikel kedua, merupakan ulasan secara  utuh perkembangan ilmu Genetika dan Ilmu Seleksi  tanaman dan hewan, seperti apa yang saya ketahui, dari Kubu Barat  dan dari kubu Uni Sovyet alm, yang mestinya berguna bagi pembaca saya. Interpretasi intelektual kedua kubu ini terhadap alam kehideupan ternyata berbeda dalam  pendekatan  praktek seleksi budi daya tanaman dan hewan.  Demi  memperluas visi  pembaca blog saya yang sangat saya cintai, maka saya tulis terjemahan ini meskipun sudah agak terlambat dan nterpretasi saya  pada artikel kedua berikutnya.  dengan judul     “GMO  organism yang secara biotekhnologi batu dasar genetiknya dirubah susunannya – satu disiplin ilmu hanya jadi polisi-nya GMO – Genetika klasik alias kumpulan pengecualian hukm mendel ”   Semoga berguna.
Article Free Pass
•    Read
•    Edit
•    View History
•    Feedback
•    Article
•    Web sites
•    Bibliography
•    Related Content
•    Contributors
Written by Judith L. Fridovich-Keil
Last Updated 7-17-2014
Alternate titles: GMO
Table of Contents
•    Introduction
•    GMOs in agriculture
•    GMOs in medicine and research
•    Role of GMOs in environmental management
•    Sociopolitical relevance of GMOs
Genetically modified organism (GMO), organism whose genome has been engineered in the laboratory in order to favour the expression of desired physiological traits or the production of desired biological products. In conventional livestock production, crop farming, and even pet breeding, it has long been the practice to breed select individuals of a species in order to produce offspring that have desirable traits. In genetic modification, however, recombinant genetic technologies are employed to produce organisms whose genomes have been precisely altered at the molecular level, usually by the inclusion of genes from unrelated species of organisms that code for traits that would not be obtained easily through conventional selective breeding.

Organism dengan perubahan organ genetic (GMO) organism yang gonomnya telah di tukangi di laboratorium khusus untuk memperoleh sifat fisiologi yang baik, produksi yang baik pada tanaman budidaya, ternak, hewan peliharaan. Seleksi konvensional selanjutnya untuk mendapatkan keturunan  tanaman atau ternak ini  stabil, seragam  dan lebih biak..
Dalam modifikasi genetik (GM) tekhnologi recombinan genetik melakukan pengubahan ditingkat molekuker, biasanya melekatkan codon dari species organism yang tidak ada hubungannya dengan organism  yang dirubah secara genetic , pekerjaan ini tidak mungkin dikerjakan dengan memggunakan pengetahuan yang dikenal dalam genetika dan seleksi klasik.

GMOs are produced using scientific methods that include recombinant DNA technology and reproductive cloning. Reproductive cloning technology generates offspring that are genetically identical to the parent by the transfer of an entire donor nucleus into the enucleated cytoplasm of a host egg. The first animal produced using this cloning technique was a sheep named Dolly, born in 1996. Since then a number of other animals, including pigs, horses, and dogs, have been generated using reproductive cloning technology. Recombinant DNA technology, on the other hand, involves the insertion of one or more individual genes from an organism of one species into the DNA (deoxyribonucleic acid) of another. Whole-genome replacement, involving the transplantation of one bacterial genome into the “cell body,” or cytoplasm, of another microorganism, has been reported, although this technology is still limited to basic scientific applications.

Dalam menciptakan GMO digunakan tekologi ‘Recombinant DNA’ dan  ‘reproductive cloning’.. Disamping itu takhnik recombinant DNA  menyusupkan satu atau lebih gene dari satu atau lebih species ke DNA organism yang ditukangi, Reproductive cloning rnghasikan keturunan yang sama persis dengan donor, karena yang di transfer adalah seluruh genome dari inti sel kadalam cytoplasma sel telur yang sudah dihilangkan inti hasil perkawinannya. Hewan pertama yang dihasilkan secara ini adalah satu domba yang namanya Dolly. Lahir tahun1996. Sejak itu lain hewan piaraan segera menyusul seperti babi kuda dan anjing, telah dihasilkan dengan tekhik reproduksi cloning ini.
Tekhnik Recombinant DNA memakai cara menyusupkan satu atau lebih  codon dari satu atau lebih species ke DNA  species yang ditukangi...
 Bahkan menggunakan seluruh genome bacteri dalan badan sel bacteri jenis lain, meskipun ini baru ditingkat percobaan (genome adalah seluruh paket sifat dari satu individu yang diperoleh dari gene)

GMOs produced through genetic technologies have become a part of everyday life, entering into society through agriculture, medicine, research, and environmental management. However, while GMOs have benefited human society in many ways, some disadvantages exist; therefore, the production of GMOs remains a highly controversial topic in many parts of the world.

GMO hasil  tekhnologi  genetic in,i kini sudah jadi bagian dari hidup sehari hari, mauk dalm kehidupan nasyarakat lewat pertanian, pembuatan obat obatan, penelitian dan pengendalian lingkungan.  Meskipun demikinan  penggunaan GMO masih  jadi perbantahan  dari sebagian besar dfunia.

GMOs in agriculture
Genetically modified (GM) foods were first approved for human consumption in the United States in 1995, and by 1999 almost 50 percent of the corn, cotton, and soybeans planted in the United States were GM. By the end of 2010, GM crops covered more than 9.8 million square kilometres (3.8 million square miles) of land in 29 countries worldwide—one-tenth of the world’s farmland.

GMO dibidang Pertanian
Kenyataaan bahwa GMO menghasilkan pangan, telah disetjui di Amerika Serikat tahun 1995 dan sampai tahun1999 telah lebih dari 50 % dari jagung, kapas dan kedelai yang dibudidyakan di Amerika Serikat adalah GM. Menjelang akhir tahun 1910  tanaman GM telah menduduki areal 9,8 juta kilometer persegi laha pertanian dari 29 negara seluruh dunia, mewakili sepersepuluh dari lahan pertanian dunia

Engineered crops can dramatically increase per area crop yields and, in some cases, reduce the use of chemical insecticides. For example, the application of wide-spectrum insecticides declined in many areas growing plants, such as potatoes, cotton, and corn, that were endowed with a gene from the bacterium Bacillus thuringiensis, which produces a natural insecticide called Bt toxin. Field studies conducted in India in which Bt cotton was compared with non-Bt cotton demonstrated a 30–80 percent increase in yield from the GM crop. This increase was attributed to marked improvement in the GM plants’ ability to overcome bollworm infestation, which was otherwise common.

Benih  yang sudah ditukangi (GM) dapat meningkat secara dramatis  hasil panen,  kejadian tertentu sangat mengurangi pemakainan insektisida kimiawi, dengan contoh pamakaian broad spectrum insektisida berkurang sekali di wilaya lahan penanaman kentang, kapas dan jagung, hail pemakaian gene dari bakteri  Bacillus thuringiensis, yang bisa menghasilkan racun Bt toxin. Penelitian di India dibandingkan hasil kapas Bt dan kapas non Gt  hasilnya naik antara 30 -90 persen, menyebabkan naiknya permintaan benih kapas Bt, yang telah bisa mengatasi hama kapas yang sangat ganas penggerek buah kapas seperti Earias fabia dan Helopeltis armigera/

 Studies of Bt cotton production in Arizona, U.S., demonstrated only small gains in yield—about 5 percent—with an estimated cost reduction of $25–65 (USD) per acre due to decreased pesticide applications. In China, a seven-year study of farms planting Bt cotton demonstrated initial success of the GM crop, with farmers who had planted Bt cotton reducing their pesticide use by 70 percent and increasing their earnings by 36 percent. However, after four years, the benefits of Bt cotton eroded as populations of insect pests other than bollworm increased, and farmers once again were forced to spray broad-spectrum pesticides. While the problem was not Bt-resistant bollworms, as had been feared initially, it nonetheless became clear that much more research was needed for communities to realize sustainable and environmentally responsible benefits from planting GM crops.
Penelitian kapas Bt, di Anerika Serikat, menujukkan kenaikan hasil dari penanaman kapas Bt hanya  kurang leih 5 % - tapi ongkos per acre deperkirakna mengurang dengan $ 25 - $ 65per acre dari pengurangan pemakaian insektisida. Di Clina hasil pengamatgan selama tujuh tahun menunjukkan keberhasilan kapas Bt, pengurangan pemakaian insektisida hingga 70 % dengan kenaikan penghasilan petani meningkat dengan36%, tetapi sesudah enpat tahun keberhasilan kapas Bt menurun akibat dari timbulnya hama lain, sehinga petani kapas harus kembali ke pemakaian groad spectrum insektisida, bukan karena resistensi penggerek buah terhadap Bt toxin yang ada dalam tanaman kapas. seperti yang dicurigai. Gambaran ini mnenyatakan bahwa pemakaian benih GM ditingkat ini dapat dipetanggung jawabkan  secara garis besar..

Other GM plants were engineered for resistance to a specific chemical herbicide, rather than resistance to a natural predator or pest. Herbicide-resistant crops (HRC) have been available since the mid-1980s; these crops enable effective chemical control of weeds, since only the HRC plants can survive in fields treated with the corresponding herbicide. However, because these crops encourage increased application of chemicals to the soil, rather than decreased application, they remain controversial with regard to their environmental impact.

Tanaman budidaya lain GM dirancang untuk resisten terhadap herbisida, jadi tanaman budidaya tahan terhadap herbisida (HRC) ada di pasar tahun1980, jadi tanaman budidaya ini tidak terganggu oleh pemakaian herbisida tertentu untuk memberantas gulma, tapi kenyataan mengiizinkan pemakaian herbisida lebih efektif, maka merangsang untuk memakainya malah menambah beban pemberian bahan kimia di tanah.yang tidak dikehendaki akibatnya.

By 2002 more than 60 percent of processed foods consumed in the United States contained at least some GM ingredients. Despite the concerns of some consumer groups, especially in Europe, numerous scientific panels, including the U.S. Food and Drug Administration, have concluded that consumption of GM foods is safe, even in cases involving GM foods with genetic material from very distantly related organisms. Indeed, foods containing GM ingredients do not require special labeling in the United States, although some groups have continued to lobby to change this ruling.

 Tahun  2002 lebih dari 60% makanan olahan yang dikonsumsi di Amerika Serikat telah mengandung   produk dari hasil GM.  Meskipun sudah mendapat perhatian dari sebagian kensumen, teristimewa konsumen Europa, banyak kelompok ilmu pengetahuan, termasuk FDA telah menganggap mengkonsumsi produk hasil panen dari GM itu aman, merkipun pembuatan GM telah mempergunakan bahan genetic dari organism yang sama sekali tidak diperkirakan. Malah produk makanan yang mengandung hasil dari GM tidak perlu diberi label khusus di Amerika Serikat, meskipun beberpa kelompok berusaha mengubah aturan ini

By 2006, although the majority of GM crops were still grown in the Americas, GM plants tailored for production and consumption in other parts of the world were in field tests. For example, sweet potatoes intended for Africa were modified for resistance to sweet potato feathery mottle virus (SPFMV) by inserting into the sweet potato genome a gene encoding a viral coat protein from the strain of virus that causes SPFMV. The premise for this modification was based on earlier studies in other plants such as tobacco in which introduction of viral coat proteins rendered plants resistant to the virus.

Tahun 2006, meskipun mayoritas tanaman GM ini telah dan masih dibudidayakan di AMerikaSerikat masih banyak tanaman budidaya GM yang dirancang untuk dibudidayakan di tempat lain msih sedang dalam pewrcobaan dilapangan, misalnya ketela rambat untuk Afrika dirancang menjdi ketela rambat yang tahan terhadap virus lubang bercak (SPFMV- sweet potato feathery mottle virus ) dengan cara menyusupkan dalam genome ketela rambat ini satu codon yang  mampu membuat bungkus  lapisan protein melindungi sel sel ketela rambat SPFMV ini diambil dari strain virus yang menyebabkab penyakit ini sendiri. Praktek semacam ini sudah dikerjakan untuk mengendalikan virus tembakau yang kedalam genomnya  disusupnan gene pembungkus protein virus sehingga resisiten terhadap virus itu sendiri


The so-called “golden” rice intended for Asia was genetically modified to produce almost 20 times the beta-carotene of previous varieties. Golden rice was created by modifying the rice genome to include a gene from the daffodil Narcissus pseudonarcissus that produces an enzyme known as phyotene synthase and a gene from the bacterium Erwinia uredovora that produces an enzyme called phyotene desaturase. The introduction of these genes enabled beta-carotene, which is converted to vitamin A in the human liver, to accumulate in the rice endosperm—the edible part of the rice plant—thereby increasing the amount of beta-carotene available for vitamin A synthesis in the body.

Yang diberi nama “golden rice” adalah jenis padi yang diciptakan untuk ditanam di Asia, dengan pngubahan secara GM, sehingga bisa menghasikan kamampuan untuk membentuk beta-carotene 20 kali lipat dari cultivar padi yang telah ada.  .Padi jenis “golden rice”adalah varietas padi unggul yang dalam genomenya telah disusupkan codon dari Daffofyl semacam gulma Narcissus pseudonarcissus yang bisa menghasilkan enzyme   phyotene desaturase juga satu gene dari  bacteri  Erwinia uredovara yang juga bisa mensintesa  enzyme phyotene desaturase.  Penyusupan dua gene dari  Daffodil dan bakteri Ewinia ini membuat padi golden rice bisa menimbun didalam endospermnya beta-carotene, yang nanti dalam hati manusia dapat diubah menjadi vitamin A, maka meningkatkan kadungan beta-carotene dalam endoserm bulir beras akan neningkatkan asupan vitamine A dalam tubuh.

Another form of modified rice was generated to help combat iron deficiency, which impacts close to 30 percent of the world population. This GM crop was engineered by introducing into the rice genome a ferritin gene from the common bean, Phaseolus vulgaris, that produces a protein capable of binding iron, as well as a gene from the fungus Aspergillus fumigatus that produces an enzyme capable of digesting compounds that increase iron bioavailability via digestion of phytate (an inhibitor of iron absorption). The iron-fortified GM rice was engineered to overexpress an existing rice gene that produces a cysteine-rich metallothioneinlike (metal-binding) protein that enhances iron absorption

Ada tanaman padi GM  yang diciptakan untuk melawan defisiensi zat besi, yang diderita oleh hampir 30 persen penduduk dunia. Jenis padi GM ini ditukangi dengan menyusupkan dalam genomenya feritin, satu gene dari kacang polong biasa Phaseolus vulgaris yang bisa membentuk protein pengikat zat besi, juga  satu gene dari  cendwan  Aspergillus fimigaus untuk pembentukan enzyme pembuat  senyawa yang bisa meningkatkan ketersediaan biologis zat besi, dengan menguraikan phytate, ( senywa inhibitor panyerapan besi)  Peningkatan kekuatan padi GM ini terhadap penyerapan zat besi, dengan mennjokan fungsi gene yng mengatur produksi cisteine yang kaya dengan  semacam dengan  protein metalothionine protein penguat penerapan zat besi.
Dari penerjemah: Keterangan yang sangat berbeli belit ini terpaksa saya terjemahkan agar bisa menggambarkan betapa panjang dan sulit untuk mendapatkan GM padi yang kaya kandungan zat besi didalamnya
Hanya menyediakan asupan beras yang kaya akan besi yang bisa diserap tubuh manusia Asia.

A variety of other crops modified to endure the weather extremes common in other parts of the globe are also in production.

Satu kultivar lain dari GM untuk ditanam di lahan yang sering beriklim extrim (kering) sedang dikerjakan.
Selesai.*)  Sumber dari google dengan judul yang sama








0 comments:

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More