Sayang Sama Cucu

Sayang Sama Cucu
Saya sama Cucu-cucu: Ian dan Kaila

Rabu, 29 Oktober 2014

APA YANG HARUS DIMILIKI OELH PEMIMPIN BANGSA INDONESIA ?
Atau  katakana  saja : KEMAMPUAN VISIONAIR.   Lho kok?
Ya, demikianlah kesimpulan saya setelah merenung lama. tidak bisa dipungkiri, bahwa  akar budaya Indonesia adalah budaya Jawa. Akan ada yang tidak setuju dengan ini, tapi nanti dalam argumennya mesti yang dibuat pegangan adalah bahan sampingan. Suku Jawa adalah mayoritas dari penduduk Negara kepulauan ini, dan azas pokok hidupnya sudah berabad abad merembes keluar dari lingkungan Jawa ke suku suku di pulau pulau sekitarnya.
Hanya azas hidup yang mau atau tidak mau masih dipelihara dalam lubuk hati orang Jawa, yaitu visi kedepan. Umpama pemberian nama dari satu tempat selalu dengan harapan “ mbesuk yen ana rejaning jaman” artinya  kami namakan tempat ini misalnya satu tempat dinamakan sebagai “Salatiga” artinya ditempat itu ada tiga orang yang salah tukang palak ditengah hutan, hingga saat ini menjadi kota namanya tetap Salatiga.  Terus ada pegangan jiwa yang sangat kuat mengenai pambalasan suatu kesalahan pada masa yang akan datang “ becik ketitik ala ketara” artinya dalam bahasa Indonesia *tandai nanti yang baik pasti ditandai yang buruk pasti kentara” . Azas yang tragis juga misalnya “Tunggal jarak mrajak tunggak jati mati” artinya orang kebanyakan yang tidak perprinsip hidup  bakal hidup turun temurun subur makmur   orang orang yang memegang prinsip bakal ketinggalan keurunannya  sedikit dan hidup secara meteriel miskin. Jadi pandangan kedepan sangat populer dikalangan orang Jawa, malah yang di sebutkan dalam ramalan ramalan pujangga Jawa seperti R.Ng. Ranggawarsito, Prabhu Jayabaya  yang  hampir semua orang Jawa berumur lebih dari 40 tahun kenal itu. Ramalan ini juga menyangkut “visionary” kedepan. Ramalan ini beda jauh dari ramalan Nostradamus, atau ramalan para Lama dari Tibet. Sebab paramal Jawa lebih cenderung ke nasib "wong cilik" yang mengandung optimism .
Jadi apa yang perlu bagi para Pemimpin Bangsa ini adalah “ visionary” kearah kegemilangan dimasa depan, yang akan mengilhami rakyat banyak untuk dengan sabar dan berani maju kedepan sehingga mereka lupa akan kepincangan hidupnya dan mampu menggempur gunung mengurug lautan, sebab selain rakyat ya mesti ada ROI (Return On Investmaent) 25 %,  Contoh Bung Karno kita. Dengan sendirinya pengatahuan dan tekad kaum Praktisi juga sangat diperlukan tapi tetap tidak mengilhami orang kebanyakan,  hanya pengalaman yang sepeti dimiliki para praktisi ini bisa mengawal supaya jalan maju tidak keliru yang harus dibayar mahal. Bagi Bu Susi menterinya para nelayan bila dana ada mbok membeayai pesawat “drone” pesawat terbang kecil tanpa awak yang irit dan dapat terbang lama diberi alat sonar pencari grombolan ikan, dilaporkan berkala lewat radio dimana koordinatnya sekarang kan ada alat itu,bisa disebut GPS Geografic Posisitons Sistem bisa di instal di HP,/rumpon  sehingga nelayan berangkat miang ( melaut mencari ikan) sudah pasti bawa hasil tangkapan pulang jadi tidak membuang solar percuma kayak sekarang. Ikut membuatkan “tendak”/rumpon  artinya rumah ikan ditengah laut yang dalamnya 60-100 meter untuk ikan atas agar  ada tempat teduh untuk berlindung – lha dibuatkan tendak atau rumpon nelayan tradisional membuat dari bongkokan daun kelapa lantas diberi jangkar, cukup mahal tapi rawan hilang, kan bisa dibuatkan dengan bahan plastic ? – bantu mreka ya Bu ? *)

0 comments:

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More