CERITERA DARI INDIA DIDONGENGKAN OLH ORANG INDIA SENDIRI
Saya memaksakan diri untuk mengikuti acara TV yang penuh dengan iklan yang sudah membuat saya sangat “mblenger” ( bahasa Jawa) artinya sudah pol-mau muntah, hanya mau tahu hikayat dari India yang diceriterakan oleh orang India sendiri MABHARATA dan AKBAR YODA Yang dijejalkan sebelumnya ,dongeng anak anak HATIM..
Memang dari umur SMP saya sudah membaca cerita bersambung bahasa Jawa dari satu Penerbit di Semarang dengan judul Mahabharata yang merupanakan saduran dari bahasa Ingris atau bahasa Pali kedalam bahasa Jawa huruf latin. Ceritanya disusun masih sama dengan aslinya, dibagi bagi dalam “Parwa” parwa pertama adalah Adhi Parwa menceriterakan tentang Raja Janamejaya anak Raja Perikesit yang masih keterurunan ketiga dari Pandawa. Epos Mahbharata dimulai dengan seorang pendeta Rsi Waisampayana menceritarakan kepada Sang Prabhu riwayat dari leluhurnya. Setelah paripurna mengadakan sesaji besar besaran memberantas bangsa Naga dibakar dengan api sasaji khusus dinamakan Sasaji Naga.
Cerita ini dimulai dengan seorang Maharesi Kasyapa yang beristeri dua orang putrti Dewi Winata dan Dewi Kadru. Keduanaya bersaing keras, sang Dewi Kadru beranak seratus ekor Naga yang semuanya perkasa, sedang Dewi Winata beranak dua telur yang tidak kunjung menetas. Sangtlah sedih dan gelisah hati sang Dewi Winata. Saking nggak tahan menunggu netasnya dua telurnya, salah satu telur itu sengaja dipecah, dan keluarlah makhluk istimewa berupa burung besar sekaligus mengapakkan sayapnya yang bagai atap sebuah sabha ( pendopo),nemgucapkan salam pada ibunya sekaligus menyesali kanepa sang ibu tidak sabar, burung hebat itu bernama sang Aruna. Menyesalkan perbuatan sang Ibu sambil member kutukan bahwa dewi Winata akan jadi pelayan dewi Kadru karena kalah bertaruh dengan dewi Kadru menjadi pelayannya, pembebas beliau adalah sang Garuda makhluk yang sakti dan perkasa, adiknya, sang Aruna wanti wanti bila melum masanya adiknya yang masih dalam telur jangan diganggu. Selanjutnya sang Aruna jadi kendaraan Bhatara Surya saban hari mengarungi langit dari timur kebarat
Selanjutnya kisah Mahbharata versi Jawa ini diceritakan oleh buku komik karangan R.A. Kosasih yang juga saya ikuti.
Kisah itu dalam Mahabharata dalam Amrtamantana, juga diabadikan dalam ukiran melingkari tempayan kuno di Bali yang dikenal oleh Dinas Pubakala sebagai Tempayan Pejeng ( dengan “e” dari engsel). Kisah para Dewa mengaduk samudra dengan ujung gunung Mahameru sedang tali pengikat adalah sang naga Basuki, sebelah kepala ditarik oleh para Dewa dan bagian ekor ditarik oleh para Yaksa. Maka lautpun mengental kayak susu yang terus diaduk. Dari samudara yang mengental itu keluar kuda putih sang Uceswaras, perikutnya keluar Dewi Rembulan yang menyunggi dikepalanya guci Amrtha – air kehidupan abadi.
Saya tidak bermaksud menceritakan Mahabharata versi saduran dari bahasia Inggris, tapi kenyataannya Mahabharata ini sudah ditukangi di Nusantara Zaman Hindu oleh para cendekia Brahmana setempat mestinya disesuaikan dengan watak alam dan penduduk Nusantara. Kemudian juga ditukangi oleh para Wali sembilan ( wali sanga bahasa Jawa), penyiar agama Islam di Pulau Jawa. Konon di India Mahabarata dianggap kitab Wedda yang kelima, untuk rakyat jelata, disamping Rig Wedda, Sama Wedda, Atharwa Wedda dan Yajur Wedda. Yang sulit dimengerti orang banyak. Karena semua keempat Wedda ini hanya boleh dibaca oleh Kasta Brahmana.
Di Nusantara Hindu, Mahabharata diceritakan mulai dari lahirnya para Pandawa dan Para Korawa, banyak hikayat didalamnya yang dihapus, seperti Lahir dan besarnya Krisna, sebagi titisan dewa Wishnu, cerita Amrthamantana, cerita Dhamayanti dan Prabu Nala dsb.
Mahabharata ditukangi lagi oleh Ulama Islam, untuk desesuaikan dengan syariat dan kahidupan Islami, diberi nafas Islam. Dilakonkan dengan wayang kulit. Dengan tambahan azimat Puntadewa anak sulung dari kelima bersaudara Pandawa atau anak Raja Pandhu, yang namanya Kalimasadha ( kalimat shahadat), dengan Arjuna yang istri syah ada empat, yang lain banyak, disini semua istri istrinya adalah anak Brahmana/ Guru, adalah pengandaian dari ilmu ( yaitu ilmu syariat, ilmu tarikat, ilmu hakikat dan ilmu ma’rifat atau tassawuf ) dan lain penggubahan sifat karakter seperti Pandita Durna, yang selalu membengkokkan ajat ayat dan menyesatkan mruidnya para Pandawa yang ternyata murid istimewa, dicerita aslinya Pendeta Durna tokoh lurus tapi bernasib tragis.
Yang saya tandai cerita aslinya yang didongengkan orang India, semua tokoh yang melakonkan tokoh sorang Raja, atau seorang Paman, Ayah tiri atau Ibu tiri yang dholim, dikisahkan sangat hyperbolic, kedholimannya berkali kali dan superlative, baru si pngarang merasa sudah yakin menggambarkan orang yang dholim.
Apakah ini merupakan kebiasaan bahwa masyarakat berkasta kasta yang diatas pasti mendayagunakan kasta yang dibawahnya, melayani kasta atas gratis sesekali atau dirupakah hak prerogative kasta atasan, jadi tokoh atasan ini tidak dholim. Bila digambarkan secara superlative dan hyperbolic baru benar benar dholim. Kesimpulannya golongan bawah di India sudah begitu tumpul perasasanya karena terbiasa didholimi.
Memeras bawahan dan mencari keunurtngan pribadi adalah watak umum para menager expatrate dari India. Pada umumnya mereka besat kepala, suka dipuji, dan hadiah hadiah, sangan menjat pnatran atasannya orang bule, sangat doyan menairk keuntungan dari gadis gadis srtempat yang mencari suami, tidak untuk dikawin, sebab dinegaranya dai pasti sudah ada istridari perjodohan orang tuanya. Saya kira ini hasil cetakan masyarakat berkasta, yan sudah pupuhan abad. Kmiskinan hang kronis karena jumlah penduduk yang tumbuh tidak terkandali. Makanya penjajah Inggris disana menjadi titisan Dewa mereka diatas para Brahmananya.
Anehnya, dimana saja watak expatriates dari India ini, mereka sama ( buktikan dulu), jangan cepat berkesan bahwa praduga saya ini rasialis atau berazas stereotype. Celakanya di indonesia apabila perusahaan yang baru saja meraksasa milik keturunan China, terpincuk pada Managers yang fasih bahasa Inggris dari India, menyewa mereka sebagai Managers, atau Perusahaan Amerika kepincuk menyewa si tukang jilat pantat ini, ( saya khawatir mereka ada di Freeport Indonesia), maka perusahaan akan menjadi neraka.
Tapi watak karakter dalam dongeng mereka, ,encerminkan susunan masyaraktnya yang berkasta kasta, kemelaratan sistemik karena jumlah penduduk yang tumbuh dengan pesatlah yang menjadikan suasana persaingan dan perebutan rezeki mendasari cetakan watak itu.*)
0 comments:
Posting Komentar