Sayang Sama Cucu

Sayang Sama Cucu
Saya sama Cucu-cucu: Ian dan Kaila

Rabu, 06 April 2016

EMPAT ILMU YANG DIAJRKAN ISLAM

DARI EMPAT ILMU YANG DIAJARKAN ISALAM, ADA DUA YANG MENGENDALIKAN NAFSU AMARAH DAN NAFSU LAWAMAH.

Nasfu amarah yang sampai membakar rumah ibadah yang dianggap bid’ah dan musyrik, melempar batu dan membunuhi orang.  Penawarnya adalah ilmu syari’ah sendiri yang istiqomah dan benar untuk meluruskan kesalahan maslim lain dengan ajaran dan tindakan yang komplit penuh “reasonning” dan sabar.

Nafsu lawamah yang memincuk orang untuk beguru pada ulama palsu yang mengajarkan dzikir sampai mabok, trans,  yang mengajari  penggunaan atribut tetentu, gerakan sandi tertentu, ucapan rahasia tertentu tentu saja dengan mahar yang besar. Wong mencari jalan mendekatkan diri ke Allah, karena  permohonannya  banyak agar cepat kesampaian, nafsu ini akan tawar dengan ilmu tarikat yang sesungguhnya, yang artinya “jalan” pendekatan kpada ALLAH, orang Jawa bilang selalu ingat kepada kehehadiranNya. ( ELING ). Ulama palsu ini  biasanya menggunakan  ilmu laduni dari bakat, atau ilmu sulapan dari akal, atau dari iblis, mempromosikan kedekatan dirinya dengan Allah.  Biasanya mengumpulkan uang secara tidak bertanggung yawab.

Bahasa moderenya berdzikir, adalah mengingat Allah  saja, kapan saja, dimana saja tanpa diketahui orang sekitarnya kecuali tingkah laku dan bathin yang baik.

Adapun nafsu mutmainah, nafsu menuju ke kebaikan, bisa ditawarkan dan dikendalikan dengan ilmu hakikat – ini ilmu kebenaran yang sejati hasil dari  perenungan yang  dalam, dalam wakktu yang lama.  Hanya Allah yang member hidayah. Mengapa mesti dikendalikan wong ini nafsu menuju ke kebaikan ?  Ya karena setiap manusia itu harkatnya belajar sepanjang hidupnya,  hanya Allah memberi dia hidayah, sedang nafsu kita mungkin bisa menimbulkan kesalah terima’an, seperti Nabi Haidir meninggalkan Nabi Musa. Kebenaran sejati hanya kepunyaan Allah.

Nafsu supiyah, nafsu yang penuh daya dan semangat mengajak kejalan yang benar. Selama namanya masih nafsu, masih ada unsur demi   “hidup manusia” di alam ini.    Ilmu makrifat ini ditandai dengan jari telunjuk kanan kita luruskan diatas lutut waktu bersimpuh tawarukh, sambil berseru dalan hati "ashadualahilahailallah wa ashadu anamuhammandarasulullah" adalah ilmu alam perbatasan, diseberang sanapun  juga lingkup Allah, yang kita tidak tahu persis. Disana kita hanya mohon dituntun ke jalan yang benar. Benar yang bagaimana ? Kita serahkan kepada Allah – seperti jalannya mereka yang telah mendapat petunjuk, bukan jalannya mereka yang sesat dan dimurkai Allah.

Jadi mempelajarinya setiap individu harus mendapat hidayah dari Allah, Ajaran apapun bisa tidak cocok dengan keperluan individu lain jadi dalam tataran ini orang harus  menahan diri terhadap individu lain. Harus sangat sabar karena dalam tataran ini,  hidup  ini hanya bercanda.     Semoga berguna*)



0 comments:

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More