Sayang Sama Cucu

Sayang Sama Cucu
Saya sama Cucu-cucu: Ian dan Kaila

Jumat, 10 Juni 2016

V, UPAYA INTELIGENSIA JAWA MEMOMPA SEMANGAT HIDUP DIBAWAH TINDASAN PENJAJAHAN

V. UPAYA INTELIGENSIA JAWA MEMOMPA SEMANGAT. HIDUP  DIBAWAH TINDASAN PENJAJAHAN
Selama itu inteligensia Jawa memompa  semangat Kemandirian , kemerdekaan kepada orang Jawa, dengan gending dan ikatan tembang,  dengan cerita dan dongeng, terutama lakon pewayangan kulit yang jadi alat multimedia terhadap rakyat, dengan syair syair.  Bisa dilacak benang merah itu mulai dari  sastrawan zaman sultan Agung sampai  intelektual yang seorang raja,  Pakubuwono V,  pangeran dari ibu Madura, penghimpun serat Centini,  peneliti keris  dan lantaka Majapahit,  sampai ke  ki Roggowarsito,  keturuan sastrawan Yosodipura dari masa  Raja kerajaan  Surakarta sebelumnya ,  Mangkunegoro  IV,  dengan serat Wedhotomo,  Pakubuwono IV  dengan serat Wulangreh, sampai ke Ki Hajar Dewantoro seorang bangsawan Jokja moderen yang namanya  Raden Mas Suwardi Suryaningrat., dan Ki Mandor Klungsu yang nama aslinya  Raden Mas Panji Sosrokartono, kakanda dari Raden Ajeng Kartini, pendekar  pembebasan wanita  kita. Mereka adalah penulis kritik dalam bentuk syair tembang dan prosa  mengenai noblese oblique/ sifat ke ksatryaan yang diingkari oleh hampir semua anak bangsawan, anak Jawa dari kalangan bawah,  apalagi   menjamah  budaya hutan karet di pulau lain,, di kurun waktu yang lampau tidak terlalu lama, kepercayaan diri bangsa, kamandiran budaya demi perlawanan kepada penjajah yang bisa menarik hati rakyat, dengan  dukungannya secara total.. Terutama menkritik kebodahan kaum feodal  srakah doyan suap  baik dari skala Kerajaan maupun skala kampung dari   Penjajah belanda dan kini dari setiap businessmen  keblinger piaraan rezim terutam Orde Baru seperti yang ditingkringkan di PERTAL Mohamad Reza Kalid kekmatan hidup dibawah perlindungan kekuatan senjata.
Maka dari itu lahirlah para Pemimpin bangsa yang menjadi “founding father”bangsa ini:  yang gigih dan tulus, seperti  Hasyim Ashari,  Ahmad Dahlan, R.M.P Sosrokartono, Ir Soekarno,  Panglima Soedirman, Pak Hoegeng,  Ki Hajar Dewantoro,  dan masih jutaan banyaknya  orang Jawa di eselon bawahnya. Mereka adalah suri teladan Perang Kemerdekaan, tanpa mementingkan diri sendiri, yang kini masih hidup menjadi Administrator kita yang masih tulus dan jujur. Dibanding dengan rata rata  pimpinan masyarakat yang berasal dari budaya komoditas  karet yang bernilai tinggi sebelum  Perang Dunia ke II dan sesudahnya, sebelum plastic dikenal luas sebagai penggantinya.
 Karena budaya komoditas karet memaksa orang  orang yang menjadi kaya kaya ini hidup terpencil dan terpencar dirimba raya pinggir sungai besar sebagai pusat pengumpulan hasil  karetnya.  Tanpa mengenal budaya kebersamaan yang plural.  Pada generasinya yang sekarang mudah sekali terperangkap dalam hidup  pamer dan korupsi dimana saja, menjadi apa saja, dibidang apa saja  Eksekutip, Legislatip maupun Judikatip,  Kepolisian dan Kemiliteran  maupaun Keagamaan dalam masyarakat kita sekarang.  Berkat pembibitan Orde Baru yang sangat berhasil. Sampai Menteri Agama Suryadharama Ali kita, dihukum  karena menilep dana Haji bermilyar muyar, sambil berkata dia tidak terima dihukun barang seharipun.
Alangkah hebatnya bila dijelaskan secara ilmiah, oleh para inteligensia Islam, bahwa segala ritual dalam islam itu pasti ada manfaatnya bagi manusia baik ragawi maupun ukhrowi .  Jadi Ulama Islam juga mempelajari  Ilamu  Pengetahuan modern  yang juga adhi luhung sebab didukung oleh laboratorium  Labratorium dan pembahasan ilmiah lewat seminar seminar yang bebas, bukan  hanya semantic Bahasa Arab yang memang Adhi luhung dan unique  terlengkap di Dunia, hanya ini saja menjadi modal  satu satunya dari ulama islam  masa kini, sudah tidak cukup. Diperlukan keteladanan derajad rokhaniah yang unggul dan tahan uji. Tidak hanya berhaji berkali kali.

Nampaknya kebudayaan Arab masih kurang memadai untuk memperoleh peranan sebagai pelopor mengemban  petunjuk dari Agama Islam,  demi  kehidupan yang lebih baik bangsa bangsa di dunia masa kini. Terbukti bahwa Menteri Agama yang Islamnya tidak diragukan,  sampai hati  telah mencuri dana haji dan uang Negara hingga dijatuhi hukuman 8 tahun*)


0 comments:

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More