ZAMAN MEMBERI PELUANG BESAR
MENUNAIKAN SYARI’AT ISALAM DALAM HUBUNAN DAGANG.
Belum sampai satu abad, kaum nomad Beduin dengan bebas
‘menelususi lembah sungai Nil di Mesir, dengan berdagang secara ajaran Islam, bangsa Mesir sudah hampir semua memeluk agama
islam. Kecuali kaum yang sudah memeluk Kristen Koptik, karena sesama berasal dari Nabi Ibrahim, dan islam
menghormati agama nabi Isa Bangsa lain ( kaum
fellahin Mesir) yang secara massif masuk islam semenjak khalifaursyiddin. Bangsa
Romawi yang mendominasi lembah sungai Nil sejak Julus
Caear mengganti Pharaohnya. Pasukan
islam mengalahkan penjajah Romawi lewat padang pasir, langsung ke pedalaman.
sejak itu kemajuan pasukan islam dibantu oleh kaum fellahin orang hamied penggarap tanah, sampai penguasa
Romawi keluar dari Mesir. Perilaku islami pada perang itu , menarik simpati penduduk setempat, karena pasukan
arab islam mengantarkan putri penguasa Romawi
yang tertawan dengan terhormat, padahal adat beduin sebelumnya,
ghanimah sangat diincar
diperebutkan pasukan Beduin padang pasir ini. Telah memberi kesan baik kepada
kaum fellahin, bangsa hamied setempat, mayoritas petani penggarap dan nelayan.
Tapi
akibat kehilangan lumbung gandum ini orang Romawi, yang sebelumnya mendapat
gandum hanya “gratis” dari Mesir,
setelah dibawah islam harus “beli” karena ganti penakluk, juga tidak pernah
diceritakan. Saya yakin bagaimanapun, harga produces pertanian dari Mesir, mestinya
tidak bergeser banyak. Toh gandum ini asalnya sama yaitu bagian si penguasa
tanah, baik itu Konsul Romawi maupun Sultan dari bangsa Semiet, yang islam.
Tapi saya yakin kemakmuran para fellahin ini lebih baik dengan perlakuan islami
dari penakluk baru, setelah islam pasti tidak dianggap budak. Sedang selama
jadi taklukan Romawi semua sejarawan tahu,
elite capture setempatpun ditawan
juga dianggap budak. Tidak tercatat dalam sejarah kemudian, setelah wilayah
lembah sungai Nil yang subur ini jadi perebutan antara dinasti dinasti penguasa
islam, bagamaina bagi hasil tanah ex milik Firaun ini. Rupanya kaum fellahin tidak dilibatkan dalam perebutan kekuasaan, meskipun sudah jadi warga islam, dari tahun hijriyah
puluhan sampai lebih dari dua belas abad kesultan Mesir . Saya bayangkan ketentuaan perdagangan, jual
beli menurut hukum islami masih dipertahankan selama itu. Apabila terjadi penindasan
seperti ditempat lain di dunia, seperti di Perancis ( revolusi Perancis),
Tiongkok ( pergatian dinasti dinasti melibatkan petani), Inggris ( lahirnya
Magna Carta) pasti ada diaspora atau
pemberontakan petani, petani pindah kelain daerah atau Negara. Tapi saya sangat
curiga, selam berabad abad tanah Mesir mengajari, bahwa gurun yang hujannya
sedikit ini, waktu setelah banjir air menggenangi lahan pertanian, setelah air
surut waktu tanam nyaris bersamaan diseluruh
wilayah yang sangat luas, jadi waktu panen mestinya dengan selisih waktu
sedikit saja. Lha bagaimana keadaan pasar ? Menurut hukum ekonomi elementer
supply & demand, ya pedagang gandum akan beli dengan harga murah dan
menjual saat stock gandum sudah menyusut, harga naik – dinamakan oleh islam “ihtikah” atau menimbun pangan, ini diharamkan oleh islam. Akal manusia
setelah sekian abad berdagang apa tidak tergoda ? Misalnya dengan akal dumping waktu panen raya, dan lebih lama menahan
stock. Tentu saja situasi perdagangan berbagai produces penting Mesir, seperti
gandum, dan kapas juga lain, apalagi abad abad itu Benua Amerika dan Canada
sebagai penghasil gandum dan kapas juga belum ada. Ada baru adad ke 18 M.
Jadi kerena gandun Europa yang letaknya lebih
ke utara, pasti tanamnya lebih lambat
jadi makin disimpan panen gandum Mesir makin
banyak dipasar gandum di Europa.
Hanya pembelian waktu panen raya saja,bisa langsung dijual ke Europa
yang belum panen, bisa mendatangkan
keuntungan bila didagangkan di Europa segera, tanpa
keuntungan yang berlebihan. Lain
halnya sesudah benua Amerika sudah banyak penghasil gandum dan kapas sesudah
abad ke17-18. Kemungkinan bermain stock
kedua komoditas ini makin nyata. Pertanyaannya apakah pedagang bangsa semiet di
Mesir terjangkit juga penyakit dagang bermain stock gandum dan kapas,
bersama juragan kapal layar sloop inggris
dan kapal layar clipper Amerika ? Sebab
dengan adanya stock yang didatangkan
pada waktu panen ini, yang bisa dibuat dumping waktu panen di Mesir, sesudah
itu waktu panen di Europa, memang perkerjaan dagang cara ini, keuntungannya sangat menggiurkan, saya juga ragu, apakah juridis formil pedagang
semiet yang islam melanggar iftikah ? Wong hanya ikut menjual dagangan
dari kapal Inggris dan Amerika, menjual gandum murah selagi para fellahin Mesir
panen. Kan tidak menimbun ? ( ini lantas
ditiru Pak Bus dari Indonesia dengan Bulognya -32 tahun Pak harto berkuasa, dia
jadi Ka Bulog 15 tahun) Jadi seketika
harga penen gandum kaum fellahin Mesir suku hamied ya anjlog. Bahwa ketaatan
pada aturan dagang islam inilah maka pedagang bangsa semiet dihormati di seluruh Kolam laut Mediterenean.
Meskipun penguasaan dari tangan pertama barang dagangan
dari Mesir, penguasaan dari tangan pertama barang dagangan dari muara jalan sutera di pantai timur Mediteranean
( Punisia, Lebanon,) ditangan bangsa Semiet / Arab islam. Ya pasti pedagang
semiet ini bisa mendiktekan harga barang yang dari jalan sutera, sebab tidak
ada saingannya. Lain dari gandum yang dijual sendiri oleh pedagang inggris dan
Amerika ke Europa abad 18 M. Jadi konsumen di Europa sudah dari dulu mulai
zaman romawi teruntungkan dari hubungan dagang
terutama dengan arab islam ini, sebaliknya petani dan pemilik tanah kaum feodal tidak bisa leluasa menentukan harga baik
gandum maupun rempah rempah di muara jalan sutra, sebab sudah tangan kedua,
sesudah pedagang arab. Bila Paus
kemudian mengajak seluruh feodal Europa menyerbu pantai timur Mediteranean,
tanah Punisia Lebanon dengan dalih
membebaskan tanah kelahiran nabi Isa, Jesus
Kristus, tidak lain alias muara jalan sutra dan gandum awal panen dari Mesir,
ya masuk akal mendapat sambutan hangat dari kaum feodal Europa, yang harga
gandum bagiannya selalu rendah karena adanya gandum dari Mesir di pasarnya
sebelum dia panen. Maka terjadilah perang salib sampai dua abad, abad ke 14 dan
ke15 M, sembilan kali serbuan, guna merebut
posisi tangan pertama dagangan gandum dari Mesir yang sangat mengganggu
kaum feodal pemilik tanah Europa dan rempah rempah dari timur benua Asia, namun
gagal. Setelah Vasco da Gama menemukan
jalan laut mengitari Afrika (1498 M) ,
sampai di Kalikut India setelah berbulan bulan, nyatanya di sana sudah ada
pedagang arab yang islam. Terjadi perebutan tangan pertama dari produsen atau
tangan pertama dari pasar lokal, Vasco da
Gama menbantai 800 kaun saudagar arab yang nensabotnya (google kata kunci Pelayaran ke timur oleh Vasco da Gama sampai Calicut India) Selanjutnya berabad abad
sampai sekarang, dunia diwarnai dengan dagang monopoli, dagang berkartel, perampasan dan penjajahan yang keji, selama
berabad abad lagi, serta menciptakan kemiskinan dan kesengsaraan yang
sebenarnya dilarang agama, Dibungkus
dengan segala macam akal ataupun terror
dan genocide telanjang, dibalik punggung agama agama mereka yang membimbing manusia terutama penjajah, agama
rakyat yang dijajah, terikut propagandanya. Kekejian umat manusia didukung oleh kemajuan taknologi
disemua bidang. Teknologi
memberi rente sangat mencukupi, depergunakan didayagunakan Zaman ini
sudah ada tanda tanda, orang sudah mengerti bahwa hajad hidup manusia bukan
jalan mencari rente. Teknologilah yang akan mencukupi kebutuhan energy yang
sangat banyak untuk kegiatan hidup
manusia, teknologi untuk kesejahteraan
bersama, jangan kuatir, kecerdasan manusia menjadikan manuisa tidak malas beramal
soleh. Perlu infra structure yang memadai.
Sudah diselesaikan Perang Dunia ke II, dipertengahan abad ke 20 perang
ini menelanjangi kekejian pengangkatan suatu bangsa jadi ras para tuan.
Mereka sudah lenyap selamanya dengan puluhan juta nyawa sebagai korban. Ide
yang diperjuangkan dengan baja dan darah
sampai tercapai bahwa ras para tuanlah yang berwenang mengatur hajad
hidup manusia begitu saja. Menghapus perdagangan yang sudah dicemari oleh akal
akalan, barabad abad. Diganti dengan perampasan oleh para Tuan, dan pemberian kesempatan hidup atau tidak pada ras lain sebagai penukaran.
Itu maunya. Dilain sisi malah merangsang sasaran dari ras yang tejajah, bisa tumbuh
membesar dengan korban ratusan juta nyawa dua tiga generasi warganya hilang, juga selama 80 tahun berjuang dengan apa
adanya, berbarengan, kebodohan egoisme
dan kecerdasan kebersamaan . kekejian ketamakan
dan empaty kemanusiaan kanyataan
kekuatan dengan penyesatan omong gede, dari semilyar penduduknya. Dari sana menawarkan
win-win solution dalam “perdagangan” hajat hidup infra structure demulai dengan satu dua diluar batas Negara.
Satu dua pemimpin bicara, semilyar rakyat melaksanakanya, membuat menuang baja jadi rel kereta. Loh terlalu banyak untuk apa ? Menuang
baja sama onkosnya dengan meleburnya kembali jadi kebutuhan lainnya, mending dijual, tetangga
yang membutuhkan ndak punya uang. Ya
sudah win-win solution saja, tukar sama produces anda, untungnya, mereka tidak kuwatir kita
malas bekerja, menanam ubi ketela, ubi pohung dilahan gambut sana, kopi dan kelapa sudah biasa, asal para petaninya dicukupi kebutuhan hidup
sewajarnya, win anda jangan takar di pasar bursa, takar saja seharga keperluan
hidup penanam-nya, pemeliharanya, yang
wajar saja, Tentu saja sangat ditentang oleh nabinya para pencari rente, yang
perlu harga di arena bursa, bisa nol, karena duniaku tidak membeli, kilahnya.
Ndak laku kopi ketela, di dumping dari Brazilia !. Karena propaganda si
nabi palsu ini upaya direstui Tuhannya.
Allah merestui orang yang mau bekerja keras, didunia bebasnya, kilahnya. Sudah
ketahuan berkali kali menipu di pasar modal. Untung tanpa kerja. Duitnya sudah
di-inflasikan berkali kali dan duitmu duit anda terikut. Berarti tabungan rakyatmu
larut. Sorry. Toh nabi kalangan maha jutawan dagang ini, masih mewakili rakyatnya.
Saya hanya mohon saja kepada rakyat dan pemimpin bangsa ini, bangsaku Indonesia agar awas dan waspada, apakah win-win solution dari perdagangan, yang nyaris seperti apa yang dianjurkan agama islam bisa demengerti dan ditaati dengan benar. Win (menang) bagi kita adalah bebas aktip dalam keutuhan NKRI, Panca Sila diamalkan dengan benar, dan kemakmuran yang berkeadilan – adapun Win bagimu, mitra “dagang” secara islami ini, pasti kita bisa mewujudkan – karena bahannya sudah ada, yaitu rakyat yang cerdas, bersatu untuk Negara, bangsa ber Panca Sila nengutamakan kebersamaan kan sudah diwahyukan dalan Al Qur’an. disunahkan Rasulullah SAW, berdaganglan dengan saling member kemudahan, barang kebutuhan. E,e, omong omong, kapan Edy Tansil di deportasi ?*)