Sayang Sama Cucu

Sayang Sama Cucu
Saya sama Cucu-cucu: Ian dan Kaila

Selasa, 24 Oktober 2017

DONGENG TETANGGA YANG LICIK DAN KAYA RAYA

TETANGGAKU LICIK DAN KAYA RAYA

 Pak Sam juragan ikan. Desaku desa nelayan. Laut didepan desaku terkenal dengan ikan layurnya, musimnya terpanjang dari pantai lain.
Tidak seorangpun berani melawan harga penawaran pak Sam. terutama harga ikan layur. Bila ada tengkulak lain menawar dengan harga lebih bagus kepada nelayan langganan pak Sam, besoknya ada lebih banyak perahu nelayan yang memasok ikan layur di pendaratan ikan desa kami. Sampai pendatang baru kuwalahan. Beberapa kali pak Sam tidak membeli ikan layur. Mendadak saja tidak ada es pendingin karena pabrik es langganan nelayan sepanjang pantai dikanan kiri desaku kosong. Terpaksa pendatang baru tengkulak ikan layur mencari es dari tempat lain yang lebih mahal karena jauh. Di gudang exporter  kualitas layur pendatang baru di complain, karena kualitas esnya tidak baik. Pengiriman ketiga ditolak si exporter. Akhirnya para nelayan kembali ke pak Sam, dengan harga lebih rendah dari harga biasa pak Sam beli.  Kelicikan pak Sam: Melakukan dumping ikan layur terhadap pesaingnya pendatang baru, dan mengadakan sabotase di pabrik es yang modal pendiriannya milik pak Sam.
 Hari raya petik laut, desa mengadakan selamatan, tentu saja pak Sam diundang. Pak Sam membawa cucu kesayanannya yang atas balita, bongsor dan agak tebelakang mental. Temperamental dan suka tantrum (mengamuk tanpa sebab). saya kira hanya anak manja selalu dimenangkan atas pembantu pembatunya pak Sam. Di rumah, oleh para pembantu dijuluki pak Kodim.
Sesudah sambutan sambutan dan do’a, sang cucu sudah ngantuk, baru hidangan yang berupa tumpeng raksasa lengkap dengan lauk pauknya, paling menonjol adalah panggang ayam beberapa ekor, Pak Sam mengingatkan cucunya ndak boleh minta pangang ayam karena harus dipotong potong dengan suara yang dapat dididengar oleh sebagian besar hadirin beberapa kali. E,  dasar anak punya kebutuhan khusus, dia malah bangun dan merengek baru setengah tantrum, hadirin sudah ndak tahan. Ayam panggang wutuh diberikan kepada cucu kesayangan pak Sam, dengan dorongan yang secara aklamasi dilantunkan oleh hadiririn dengan dongkol dalam hati. Wong penduduk desa kami memang sangat sopan.
Pak Sam yang licik, rupanya memang sudah memperhitungkan, dia akan dapat suara aklamasi dari rakyat desa, memanjakan cucunya yang bandel , kan dia sudah melarang cucunya untuk minta , rakyat yang malah mendesakkan perolehan ( VAS)  dan perlakuan istimewa itu.  Memang pak Sam mau menggadang gadang si bongsor autis jadi kepala Desa.                           Ini kejadian sungguh, bukan sindiran, sumprit !! *)


0 comments:

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More