SARAN SAYA KEPADA KABUPATEN SIGI , PROPINSI SULAWESI TENGAH.
Pekerjaan
saya adalah berkeliling seluruh wilayah timur indsonesia termasuk Sulawesi
tengah. dari th 1978 -2005, sebagai Agronomist PMA supplier pestisida terutama
mengunjungi petani untuk member
penyuluhan di wilayah yang dikirimi oleh
PT Perrtani, produk pestisida perusahaan
yang membayar saya, agar jangan sampai
ada kedcelakaan akibat penyalah gunaan
pestisida dan dapat mengendalikan
hama, terutama hama padi, wereng, jalan
darat dari kecamatan ke kecamatan. Timur Indonesia.
Saya sekarang sudah umur 80 tahun, lima belas tahun yang lalu saya untuk terakhir kali, menyaksikan keadaan pulau Sulawesi, dari Takalar sampai ke Bitung, Manado. Dari
Kendari Punggaluku sampai Palu. Wilayah pulau yang seperti pita sempit namun panjang
sekali, yang agak tebal di wilayah
tengah, tapi yang dari Kuandang ke Gorontalo
setipis 40 km dari pantai utara ke
pantai selatan, sudah gundul bersih pula. Dari Toboli Ke Donggala lebih tipis lagi namun punggung buktinya tinggi, bis 500-600 meter, artinya kayu hutannya lebih gampang digunduli dan dipelorotkan ke bawah untuk dinaikan ke tongkang jadi dagangan. Toh
pada zamam rezim Orde Baru, perusahaan
penebangan hutan giat sekali di Sulawesi, karena mudahnya menggunduli
hutan dan mengangkutnya ke laut sebab dimana saja di pulau pita itu dekat pantai, kecuali di tengah antara
Toli toli dan Palu, antara Poso
dan Masamba.
. Jalan
menurun sepanjang tebing jurang sungai Sa’dang yang gundul sangat dalam, antara Makale - Enrekang.- Rappang Inilah bencana sekarang dan akan terjadi dikemudian hari. Karena nyairs dapat dihutankan kembali. Rupanya untuk bupati wilayah pulau Sulawesi, ada contoh yang amat bagus untuk dijadikan
pelajaran bagi para penguasa wilayah pulau ini, lihat sebangsa Amran batalipu kawasan semacam ini
akan segera bertambah menyebar ke seluruh pita daratan ini. Sulit sekali untuk
menghutankan kembali lereng terjal dari pulau tipis lereng pegunungan ini
karena hujan yang tidak merata sepanjang tahun, ada masa kering lebih dari tiga
bulan. Bali merupakan contoh bagaimana mengelola tahan lereng gunung dan bukit itu dengan terasering yang berhasil, belum memelihara bibit
tumbuhan hutan selama musim kering. Penggundulan Hutan, terutama di Sulawesi
adalah dosa kepada keturunan kita bangsa Indonesia yang tidak ada taranya.
Saya
menyaksikan acara Kompas TV hari Jum’at tg 6/10/2017 sekitar jam 9 pagi. Wawancara anatara
pengamat Lingkungan Hidup dan hutan senior yang saya hormati Wimar Witular dengan Bupati Sigi, Propinsi Sulawesi tengah, Irwan Lapata, mengenai instruksi Presiden Jokowi menyangkut penggunaan lahan hutan
produksi untuk kebutuhan pertanian /perkebunan rakyat. Satu langkah Bupati, yang pantas dicontoh
oleh bupati lain, tidak peduli dari partai
apa. Tapi sangat membela kepentingan
rakyatnya, dimana hutan masih merupakan lebih dari 74 % lahan. Dari sisi
pemerintahan local, melindungi hak rakyat petani, untuk mengukuhkan hak garap
tanah yang diberikan Negara pertama kali dalam
Pemerintahan Presiden Pak Jokowi, dari hangkara murka elite captures localnya dan mereka, yang merasa mendapat kewenangan dari Negara untuk mengukuhi haknya, malah
menarik punglinya, rasanya seperti hak feodal modern saja. Baru sekali ini
saya mendengar penguasa lokal yang menjadi
kebalikan dari Amran batalipu, kroninya menguasai Buol dan menjual HGU
di kabupatennya 75 000 ha kepada ratu penyuap hartati murdaya poo, dengan uang
2 milyar rupiah, kebalikan juga dari pahri ashari bupati musibanyuasin dan istrinya
yang anggauta DPRD sana.
Hanya sedikit saran, menggunakan tanah hutan Sulawesi harus sangat hati hati, sebab rata rata
kemiringan tanahnya besar,dan panjang, harus meupakan terasesing/sabuk gunung, upayakan
tanaman keras yang berakar dalam, bila tanam kopi berilah tanaman pelindung lamtoro,( Leuceana spp gunakan tanaman penutup tanah, saya kira
pekebun belanda sangat sadar akan hal ini dan dijadikan UU atau PGD (Perasturan Gupernun Jendral) zaman
belanda. Tinggal baca. Di lahan miring ini lebih baik dibuka berselang seling
dengan hutan alam beberapa kilometer, melingkari lereng. Hunian/desa jangan sampai di lahan yang mudah longsor, ingat Ponorogo, dagalakkan listrik dengan micro hidroturbine, sebab
Sulawesi Tengah curah hujannya ada yang tinggi sepanjang tahun, dilereng menurun panjang jangan sekali kali menanam singkong,
dengan alasan apapun. Jangan terpincuk
pada penjualan kayu hitam, itu cagar alam yang belum di budidayakan, artinya ahli kita belum pernah membibitkan, boro boro
mempelajari pembudi dayaanya. Di Pulau Jawa
saja di tambak tambak dan empang, sudah tidak dipiara ikan mujair (Tilapia sp) ini. Telah diganti dengan ikan
nila ( Oreochromis nilaticus asal dari Sungai Nil - google), yang tidak begitu ganas,
dagingnya banyak kepalanya kecil. durinya sedikit. Sebab
ikan mujair sangat mendomisasi kehidupan ikan piaraan, makan bibit bandeng ( Canos canos) yang disukai
orang Bugis, dan orang Makasar. Tanamlah kedele lokal, supaya bibitnya tidak punah, saya kira segera bibit kedele lokal di pulau jawa akan punah, sebab petani hanya menanam jenis americana yang panennya tinggi tapi rasa produk dari jenis ini, tempe, tahu dan kecap manisnya sangat tidak enak, sedang di kabupaten anda ada aren, ada siwalan/tal ada kelapa yang masih bisa disadap niranya untuk gula aren, gula kelapa, gula enau/ siwalan/tal. bahan baku kecap manis, petani anda bisa export hasil industri rumahan ini ke pulau jawa. Di Pulau jawa bahkan gula kelapa sudah ditukangi habis babisan, tidak baik dikonsumsi, mengandung Mg tanpa takaran normal sangat bisa merusak ginjal, untuk mencegah meleleh bila disimpan di udara terbuka, sebaliknya gula merah jenis "asli" harga ecerannya Rp 20 000/kg.Tanam kembali hutan sagu untuk anak cucu..
Belajarlah beternak sapi dari orang Madura, mau bibit perkawinan suntik ? Dinas Peternakan menyediakan semen beku varietas yang paling cocok, pemeliharanya ada, orang madura saya kira mereka sudah kapok, dari debacle di Kalimantan, petani meraka adalah peternak yang baik, hanya preman mereka sangat menyebalkan seperti Bupati Bangkalan, Fuad, iektur BUMD nya ya kena tangkap tangan, yang pasti di vonis. Rajanya premanisme. Selamat bekerja Pak Bupati Lapata dan wakilnya Ibu Paulina, semoga sehat selau jauh dari bahaya dan godaan syaitan *)
Belajarlah beternak sapi dari orang Madura, mau bibit perkawinan suntik ? Dinas Peternakan menyediakan semen beku varietas yang paling cocok, pemeliharanya ada, orang madura saya kira mereka sudah kapok, dari debacle di Kalimantan, petani meraka adalah peternak yang baik, hanya preman mereka sangat menyebalkan seperti Bupati Bangkalan, Fuad, iektur BUMD nya ya kena tangkap tangan, yang pasti di vonis. Rajanya premanisme. Selamat bekerja Pak Bupati Lapata dan wakilnya Ibu Paulina, semoga sehat selau jauh dari bahaya dan godaan syaitan *)
0 comments:
Posting Komentar