ULAMA JAWA DAN ILMU
MAKRIFAT ISLAMI
Pamulange saking susah saha
kasangsaraning sesami ganjarane hayu saha bingahing sasami. – Pelajarannya dari susah dan
kesengsaraan hidup sesama manusia dan hadiahnya adalah kebaikan dan kebahagiaan
sesama manusia. R.M.P.Sosrokartono. Beliau kaka kandung R,A.Kartini.
Kakek beliau
adalah ulama dari desa Mayong Kudus. Ibundanya adalah putri seorang Kiai,
didaerah bekas Kerajaan Demak Bintoro, yang didirikan oleh para Wali pengembang
Agama islam, dengan infra strukture persawahan rawa luas Demak, menggunakan teknologi Mesopotamia. ( idesubagyo.blogspot,com.) R M.P Sosrokartono adalah intelektual modern Jawa, cucu seorang ulama
islam dari desa Jawa pada abad ke 15 – dengan kasultanan Islam yang pertama Demak
Bintoro. Diperistri secara polygamy oleh bupati Jepara. Beliau dikenal sebagai
intelektual modern kerena sudah menyelesaikan kuliahnya di negeri Belanda . Telah menguasai 23 bahasa , sesudah studinya selesai, beliau menolak
tawaran menjadi Pegawai Tinggi dalam Pemerintahan Hindia Belanda, lebih memilih menjadi koresponden
Koran Amerika dan mendapat gaji dari sana, berkeliling Europa sebelum Perang
Dunia I. Menetap sebagai wartawan di Serikat Bangsa Bangsa di Swiss, selama perang. Menjelang Perang Dunia II beliau pulang ke
Hindia Belanda, mengabdikan dirinya
sebagai “Penyembuh” penderita sakit.,
berkeliling sampai Sumatra Utara dan Aceh,mengobati orang sakit hanya
dengan air putih rendaman secarik kertas
bertuliskan huruf Alif – gratis, insya Allah pada waktu itu banyak penderita
penyakit aneh aneh dari segala penjuru dan segala suku bangsa jadi sembuh.
Beliau tidak kawin dan menetap di Bandung – Di lokasi perpustakaan dan Sekolah Taman Siswa, karena beliau mengajar disana– nama rumah
beliau Darussalam. Dari riwayat beliau saya memberanikan
diri menyebut beliau Ulama, meskipun beliau tidak mengajar ngaji dan tidak punya murid, disamping karena perilakunya yang zuhud, juga
memang beliau juga ilmuwan. Hati
beliau telah dibanjiri dicuci oleh air
mata penderitaan rakyat jajahan, yang
derajad kesejahteraannya kala itu masih sangat memrihatinkan – maka dari
itu beliau memilih jadi penyembuh meskipun bukan dokter.
Jadi kelembutan hati beliau oleh siraman air mata penderitaan rakyat jajahan Hindia Belanda. Kejadian bocah Arab yatim piatu di Makkah zaman jahiliah, cucu warga Makkah yang dihormati karena perilakunya, kakeknya yang mulia hatinya Abdul Mutholib.
Bocah yatim piatu ini hatinya dikeluarkan dari dadanya dan dicuci oleh malaikat atas perintah Allah. Kemudian dewasanya beliau adalah Rasulullah Muhammad salallahu allaihi wassalam. Kepada beliau yang umi ( buta huruf) dan bukan sastrawan bahasa Arab, diwahyukan kalamullah dengan perantaraan malaikat Jibril. Semua orang yang tahu bahasa Arab, sangat hormat dan mengagumi susunan dan pilihan kosa kata bahasa wahyu Illahi ini sehingga kaum yahudi menganggapnya pasti dikarang oleh ahli bahasa Arab kelas wahid. Meskipun kejadian di Hindia Belanda pada zaman modern, hati RMP Sosrokartono dan hati lain para Perintis Kemedekaan hanya secara simbolis/ lambang saja dicuci disiram air mata rakyat yang terjajah, sedangkan tujuh belas abad yang lalu ada kejadian yang mirip, tapi pencucian hati ini adalah benar mu’jizat Allah. Prilaku jahilliah penguasa dan masyarakatnya sama, kedua manusia unggul ini yang hatinya dicuci, pada zaman modern ini hanya simbolis/lambang, sedangkan pada zaman lain adalah karunia Allah, tapi hidup beliau beliau sangat zuhud. Saya yakin yang hatinya dicuci malaikat sebagai karunia Allah adalah Sang Pribadi murid, manusia pilihan, rasulullah murid kinasih dari sang GURU, yang kedua, di zaman ini yang hatiya dibanjiri oleh air mata penderitaan rakyat yang terjajah selama ratusan tahun adalah si murid, sang Pribadi muridnya GURU. Dalam teka teki RMP Sosrokartono nulisnya dibalik, “Murid gurue Pribadi, guru muride peribadi”, sebenanya mengingatkan pada sumber ajaran islam yaitu Al Qur'an dan Al Hadist, sehingga banyak membingungkan orang. Dirancang demikian supaya rakyat kecil tidak gaduh, digunakan untuk propokasi oleh mereka yang menggandakan dalil dalil baru jauh sesudah sang Pribadi muride GURU wafat, dipakai sebagai sumber salaf demi mempekuat khilafah/politik kekuasaan mereka saja.
Jadi kelembutan hati beliau oleh siraman air mata penderitaan rakyat jajahan Hindia Belanda. Kejadian bocah Arab yatim piatu di Makkah zaman jahiliah, cucu warga Makkah yang dihormati karena perilakunya, kakeknya yang mulia hatinya Abdul Mutholib.
Bocah yatim piatu ini hatinya dikeluarkan dari dadanya dan dicuci oleh malaikat atas perintah Allah. Kemudian dewasanya beliau adalah Rasulullah Muhammad salallahu allaihi wassalam. Kepada beliau yang umi ( buta huruf) dan bukan sastrawan bahasa Arab, diwahyukan kalamullah dengan perantaraan malaikat Jibril. Semua orang yang tahu bahasa Arab, sangat hormat dan mengagumi susunan dan pilihan kosa kata bahasa wahyu Illahi ini sehingga kaum yahudi menganggapnya pasti dikarang oleh ahli bahasa Arab kelas wahid. Meskipun kejadian di Hindia Belanda pada zaman modern, hati RMP Sosrokartono dan hati lain para Perintis Kemedekaan hanya secara simbolis/ lambang saja dicuci disiram air mata rakyat yang terjajah, sedangkan tujuh belas abad yang lalu ada kejadian yang mirip, tapi pencucian hati ini adalah benar mu’jizat Allah. Prilaku jahilliah penguasa dan masyarakatnya sama, kedua manusia unggul ini yang hatinya dicuci, pada zaman modern ini hanya simbolis/lambang, sedangkan pada zaman lain adalah karunia Allah, tapi hidup beliau beliau sangat zuhud. Saya yakin yang hatinya dicuci malaikat sebagai karunia Allah adalah Sang Pribadi murid, manusia pilihan, rasulullah murid kinasih dari sang GURU, yang kedua, di zaman ini yang hatiya dibanjiri oleh air mata penderitaan rakyat yang terjajah selama ratusan tahun adalah si murid, sang Pribadi muridnya GURU. Dalam teka teki RMP Sosrokartono nulisnya dibalik, “Murid gurue Pribadi, guru muride peribadi”, sebenanya mengingatkan pada sumber ajaran islam yaitu Al Qur'an dan Al Hadist, sehingga banyak membingungkan orang. Dirancang demikian supaya rakyat kecil tidak gaduh, digunakan untuk propokasi oleh mereka yang menggandakan dalil dalil baru jauh sesudah sang Pribadi muride GURU wafat, dipakai sebagai sumber salaf demi mempekuat khilafah/politik kekuasaan mereka saja.
Dari sini
nyata bahwa hati yang bersih, sangat memudahkan orang menandai isyarat isyarat untuk mengenali ajaran Hakikat
islami dan Makrifat islami diantara khazanah Syari’at islami dan Tarikat islami yang kasat mata. Juga
menggelarnya hingga memenuhi alam.
Maka tongkat estafetnya yang disampaikan ya sama
--LEBIH
SEDERHANA DARI HAKIKAT ISLAMI – IALAH MAKRIFAT ISLAMI, yaitu yang di-isyaratkan dalam sholat, sebagai
bacaan wajib setiap akhir rekaat
kedua. “Makrifat islami” ini lebih singkat dan sederhana dari ummul Qur'an surah Al Fatihah.. Sebab memang dirancang untuk seluruh umat manusia. Begitu khidmatnya sang
ulama jawa ini meneladani Pribadi agung, guru beliau sehingga terinspirasi menuliskan syair dalam bahasa
jawa: Nrimah mawi pasrah-Waktu Rasululluah SAW bejuang baru sendirian bersama
istri tercinta beliau, diantara kaumnya yang
kafir dan jahiliyah di Mekkah, dimana beliau dihina dan dicerca beliau menahan
diri sambil berserah diri kepada Allah. Langgeng tan ana bungah tan
ana susah- Rasulullah SAW menghadapi
kekejaman kaum qurays yang kafir dan jahiliyah
dengan sangat mengekang emosinya.
Tanpa pamrih tebih ajrih- Rasulullah SAW berjuang menyiarkan wahyu
Illahi tanpa pamrih apa apa, makanya tidak pernah takut. Anteng manteng
sugeng jeneng- Rasulullah SAW waktu diam beliau berzikir mengingat Allah,
sedangkan waktu bergiat bekeja sangat memegang prinsip ajaran islami yang beliau amalkan. Demikian
kagumnya RMP Sosrokartono kepada sikap Rasulullah SAW terhadap tugasnya melakukan dakwah dan syi’ar Islam dalam
kepungan warganya sendiri yang menentangnya dengan kebencian, digambarkan oleh
syair RMP Sosrokartono sebagai : Sugih tanpo bondo- Dari usia sangat muda, sebelum mendapat wahyu Allah beliau memang sangat pemurah memberikan saran perbuatan baik, berbagi pengetahuan, suatu yang tak bisa bekurang walau dibagikan dengan murah kepada masyarakatnya. Rasulullah sangat
terbuka menolong orang Makkah meskipun hartanya nyaris habis. Digdaya tanpa
aji- Rasulullah SAW sakti tanpa
bantuan dari alam ga’ib, menolak bantuan
malaikat yang ingin membantu saking gemasnya. Penolakan ini ada alasannya, supaya umatnya nanti tidak mengandalkan barang ga'ib, sebab sangat rentan jadi permainan syaithan. Nglurug tanpa bala- Menyerbu kubu musuh nyaris tanpa memperhitungkan jumlah pasukan sendiri, yang tak seimbang dengan pasukan lawan. Menang
tanpa ngasorake- Akhirnya Mekah sebagai benteng kaum musyrikin dan kaum
kafir yang jahiliyah dikalahkan oleh kaum muslim tanpa kemegahan perampasan sebagai pemenang. RMP Sorokartono mengambil sebagai tauladan
permulaan perjuangan Kanjeng Nabi. Syair ini adalah hasil penjabaran dari perjuangan
Rasulullah SAW menurut azas ilmu hakikat islami yang digelar untuk diteladani. Jadi ilmu hakikat islami juga untuk menggelar suatu isyarat dari perjuangan Rasulullah demi memenuhi semangat perjuangan si murid unggulan ini, RMP Sosrokartono meskipun tulisan ini jauh dari khazanah buku buku pondok pesantren tingkat tinggi tempat berkumpulnya kiai khos tapi orang jawa terpelajar 80% tahu.
Benar to ? Wong sesuai dengan riwayatnya yang sudah tercatat rapi
Makrifat islami sederhana
dan dapat dicerna seluruh umat manusia diseluruh dunia dengan mudah, yaitu bacaan waktu
telunjuk tangan kanan yang harus diluruskan waktu atahiat akhir artinya menunjukkan
bahwa :ASHADUALA ILA HAILULLAH WA
ASHADUANAMUHAMMADARASULULLAH. itulah makrifat islami. Sebab mencakup semua
inti sari ajaran pokok Islam. Isyarat ini, menurut azas ilmu makrifat islam, masih bisa digelar hingga memenuhi alam, dengan merenungkan kedaan jari telunjuk yang harus diluruskan dan jari yang tiga lainnya ditekuk sampai kelingking, bila awas, melambangkan urutan empat ilmu islami. Pengamatan seperti ini akan mudah sekali dicap klenik oleh sang almkharom al habib. Tapi katimbang dengan apa yang ditemukan Al Bana dari Ilhwanul Mesir, sangat lain, yang disana keras lokal digunakan untuk pengerahan masa berani berjibaku, yang disini untuk seluruh umat manusia yang berjuang mulai dari dirinya pribadi, bukan terburu hafsu, malah menuntut keberanian yang sebenarnya.
Jangan salah, ini bulat sempurna ringkas sebesar mrica binubut, bila digelar memenuhi alam semesta, iya apa enggak.? Bila para ulama menyadari adanya isyarat ini pasti menjadi pribadi yang sangat sabar dan bisa memberi tuntunan kearah semua kebaikan dengan ilmunya, pemicu utamanya adalah kebersihan hatinya , bukan hadigang hadigung, apalagi santrinya yang masih hijau, wong yang sudah gondrong penuh uban saja malah petentang petenteng membawakan ilmu kebenaran preman pasar, tapi mencla mencle hujahnya seperti yang kita saksikan di TV – semoga sadar*) Wasana nyumanggakaken.
Jangan salah, ini bulat sempurna ringkas sebesar mrica binubut, bila digelar memenuhi alam semesta, iya apa enggak.? Bila para ulama menyadari adanya isyarat ini pasti menjadi pribadi yang sangat sabar dan bisa memberi tuntunan kearah semua kebaikan dengan ilmunya, pemicu utamanya adalah kebersihan hatinya , bukan hadigang hadigung, apalagi santrinya yang masih hijau, wong yang sudah gondrong penuh uban saja malah petentang petenteng membawakan ilmu kebenaran preman pasar, tapi mencla mencle hujahnya seperti yang kita saksikan di TV – semoga sadar*) Wasana nyumanggakaken.
0 comments:
Posting Komentar