PAK JOKOWI HERAN
DANA DESA TAK JADI NAIK, SEPERTI YANG
DIRENCANAKAN PEMERINTAAN PAK PRESIDEN JOKOWI.
Th 2015
- 20,76 tril
Th 2016
- 46,7 tril
Th 2017 -
60 tril
Th 2018 – Tidak jadi 120 triliun, karena kurangnya perbaikan tatalaksana di tingkat realisasinya. (Anggun Situmorang, merdeka.com. selasa 12 desember 2017)
SAYANG.
KEBERADAAN LURAH DI PULAU JAWA(daur ulang
dari posting lama)
Lurah
adalah kata dalam bahasa Jawa, kata ini sudah sangat tua yang arti sempitnya
Kepala Desa. Suku suku lain di pulau pulau diluar Jawa punya nama sendiri
terhadap sosok ini, Wali Nagari di Sumatra Barat, Pembekat di Kalimantan
Selatan, Hukm Tua di Sulawasi Utara, Pebekel di Bali, Kuwu di Cirebon ,
Indramayu pada umumnya pantai Utara Jawa, Lurah di Jawa Tengah dan Jawa Timur,
Petinggi di Jawa Timur, Talibun di Madura. Pada umumnya sebutan kepala
Desa semua orang di Indonesia tahu artinya.
Institusi Lurah ini sebenarnya
menurut sejarahnya sudah sangat tua, setua perpindahan suku
suku dari benua Asia tenggara, dan bukan hanya meliputi
pemerintahan Desa dalan arti administrasi, yaitu meneruskan kewajiban
penduduk desa kepada penguasanya, tapi juga secara sosiolagis adalah tetua
desa, adalah tetua kekerabatan desa, adalah tempat mencari perlidungan dikala
kesusahan, dan tempat mencari keadilan dan bantuan, tempat mengadu dari
seluruh penduduk desa. Bahkan tokoh ini diselipkan dalam legenda
pewayangan Jawa yang dicangkok dari legenda Hindu Mahabharata dan Ramayana
sebagai tokoh yang sangat dihormati oleh para Ksatrya, ditokohkan dalam padalangan jawa seagai bathara Ismoyo, kakak dar bhatara Guru - raja dari pantheon para Dewa. Juga dikenal
sebagai pelindng rakyat. Ditokohkan sebagai Ki Lurah Semar dari desa Karang
Tumaritis atau Karang Kadempel, dengan tiga anaknya .mewakili nasehat
kepada rakyatnya supaya rakyat bercita cita tinggi (Petruk) karena wujud
posturnya dalam wayang kulit berbadan tinggi, mewakili ajaran amal makruf nahi
mungkar ( Gareng) tubuhnya bagian kiri cacat semua, tokoh ini menghindari semua
keburukan, dan bersifat apa adanya ( Mbilung/ Bagong) tokoh ini
dalam citranya di wayang kulit berbicara dengan nada aneh dan sangat sederhana omong apa adanya( infant terrible)
Mereka dijadikan tokoh punakawan – yaitu
pelayan sekaligus pengasuh Ksatria ksatria yang bermoral baik “trahing
kusuma rembesing madhu, tedhake handana warih, turuning wong
atapa “brahmana”. artinya- keturunan para dewa yang mengucurkan
kebajikan ke desa desa ( membangun sistim pengairan) dan brahmana
penguasa /ilmu.
Itu stereotype Lurah di Tanan Jawa, yang
di idealisasikan, selalu berpihak kepada rakyat dan menjadi perantara
mengasuh para ksatrya dan mendidik para ksatria supaya dekat dengan rakyat.
Seperti yang sudah diketahui, mitologi
Bharatayudha dan Ramayana telah dijadikan alat menyiarkan Agama Islam oleh para
Waliullah Islam, di Kerajaan Demak Bintoro. Kekuasaan de facto dan
de jure jatuh ketangan penjajah pada akhir Perang Jawa (perang Diponegro)
pada tahun 1830, Fungsi Lurah masih tetap. Tapi ditekankan kepada penjamin keselamatan rakyat desa menghindari murka kekuasaan Kanjeng Tuan Belanda. (cultuur
stelsel ), asal nurut perintah Kanjeng Gupermen, yang dibantu Patih Danurejo-Sekda pemerintahan Sultan Mataram zaman cultuur stelsel, yang dpakai oleh penjajah sebagai pengawas pelaksanaan tanam paksa, memicu Perang Jawa,/perang Diponegoro.
Semuanya masih sama dengan jaman
sebelum penjajahan, umpama Lurah dipilih oleh penduduk desa, untuk selama
hidup, semula oleh para pemilik atau penggarap tanah penguasa, yang laki laki atau perempun dewasa, begitu juga kemudian sejak zaman Jepang sampai zaman merdeka Lurah dipilih oleh
penduduk dewasa, penggarap atau pemilik tanah desa, dipilih untuk
selamanya, sedikit demi sedikit berganti dengan jangka waktu tertentu.
Dalam hal ini, penulis mengalami jadi
penduduk desa Cembor Kacamatan Pacet kabupaten Mojokekerto, karena tidak
nggarap sawah tidak diikutkan pemilihan lurah.
Tugas Lurah yang penting dari zaman
dulu sampai sekarang adalah menjadi saksi soal batas pemilikan tanah, dan
penentuan pembayaran pajak oleh petani, jangan sampai keliru menagih
pajak pada orang duafa.
Wibawa Lurah dari segi sosiologis, Lurah
selalu menyantuni petani tua dan miskin, disaat habis persediaan pangan,
biasanya sampai dua bulan sesudah tanam padi, itu saja. Ditandai dengan rumah
yang memakai pendapa ( ruang terbuka persegi dan besar tanpa dinding, tanpa
pagar, tanpa pintu halaman. Sedang di bagian belakang adalah tampat
tinggal lurah juga tanpa pagar dan pintu halaman, bisa dicapai dari mana
saja, terutama dapur lurah merupakan rumah tersendiri, yang bisa dicapai
dari mana saja. Perlunya orang yang kekurangan persediaan makanan selama
dua bulan sesudah tanam padi bisa membawa rumput untuk pakan ternak, kayu untuk
dapur, ditukar dengan makanan yang sudah dimasak dan sekedar minuman panas, teh
atau kopi, di rumah dapur ini.
Sejak jaman penjajahan Belana -
Jepang - Republik, fungsi Lurah sangat sentral dalam persoalan
Agraria. Sekarang Lurah jadi satu satunya pemegang catatan mengenai hak milik tanah
mayoritas orang Desa. Dia otoritas paling bawah yang mempunyai kontak langsung
dengan bidang tanah wilayah desanya. Saksi final, dari persoalan tanah di desanya. Termasuk perbatasan dengan tanah
Negara, atau tanah yang digunakan untuk pengairan – saluran primer,
sekunder dan tertier, lahan untuk instalasi pengukur debiet saluran
pembagi , batas denga hutan, jalan lori tebu yang relnya biasanya dibongkar
selama tidak dipakai. Lurah adala orang satu satunya yang bisa memilih
batas tanah mana yang bisa diubah ditukangi tanpa ada yang protes. Maka
kewenagan inilah yang sangat bernilai mahal kedudukan Lurah. Maka money politik
untuk pemilihannya adalah rahasia umum, setengah terbuka dan sudah tidak
dipandang kejahatan oleh rakyat, malah satu berkah. Karena melibatkan
"botoh" ( boss perjudian). Mereka juga spekulan tanah.
Ja Jangan heran untuk pemilihan apa saja sekarang baik eksekutip maupn legislatip,
money politik di desa desa di pulau Jawa yang saya ketahui, money
politik adalah umum, jadi sangat sulit diberantas menyangkut jumlah yang
besar sekali. Untuk posisi Bupati dan anggauta DPRD, menygkut uang
miliaran rupiah. Makanya setiap jabatan di Kabupaten ( Klaten) ada tarifnya.
Juga setiap peraturan Tingkat Kabupaten dan Tingkat Nasional (Patrialis
Akbar - Mahkamah Konstitusi yang makan mlyaran uang suap). Di Desa, Desa, money politik sudah dipersiapkan dengan teliti jauh jauh
hari sebelum pemilihan hari H untuk jabatan apa saja. malah melibatkan para
dukun dan adanya pulung ( tanda gaib berupa kayak lampu yang temaram, terbang
rendah diatas pepohonan, berwarna kuning kebiruan, hinggap dipepohonan halaman
atau atap rumah calon yang jadi)*
Itu legenda, kenyatannya memang banyak sekali pihak yang berkepentingan di desa
desa, untuk menjadikan resources alami terutama tanah desa sebagai sasaran mencari keuntungan.(sedang tanah gersang, bukit gundul, pantai sedimentasi lumpur saja masih ada harganya untuk tanah urug atau dasar pulau buatan, qurray batuan cor beton atau tempat menimbun ). Apa
lagi di era orde Jendral Suharto, dwifungsi sampai tingkat Kebupaten, bahkan
yang lebih tinggi, dibantu pejabat militer territorial sampai ke tingkat
bintara bina desa (BABINSA) ikut menjadi factor utama penentu apapun yang berbau biaya project Pemerintah atau swasta dan politik, dengan reputasi sentralnya zaman pembersihan PKI th 1965. Merupakan sumber trauma
dari warga desa desa, penderita lumpuh katatonik mental, terutama di wilayah padat penduduk dan dekat dengan
perkebunan bekas milik belanda dimanapun, yang pada masa orde baru jauh bertambah luas dengan HGU kepada investor kroni sang Jendral (yang sangat kolokan kepada peguasa lokal karena kedekatannya dengan_Pak Harto alm.) tebu kelapa sawit dan pertambangan. Sampai
sekarang, para profiteers itu masih sangat dominan peranannya di Desa Desa, tapi masih ragu, tidak yakin apa the silent majority di desa desa masih lumpuh katatonik menghadapi elite captures bentukan orde baru dengan penguasa pendukungnya, sehingga setiap saat bisa lapor dibantu aktifis anti korupsi dan kaum cendekiawan yang kian berani dan kritis. Bila mereka yakin aman seperti zaman orde baru, pasti diatur seperti yang dilakukan oleh Setia Novanto, Formalitas administrasi beres, bahkan tidak ada kerugian Negara. PNS-nya ya masih tetap inggih sendika dawuh, dan mencari kesempatan, pokoknya upacara dan pakaian seragam masih jalan. Apa tidak terfikir oleh Mendagri, mencalonkan sebagai lurah seorang sarjana pertanian, yang menjelang masa pensiun (tidak sempat korupsi karena idealismenya masih tinggi )atau baru lulus, untuk pilihan lurah mana saja ? Apakah uang pembangunan desa jaman pak Jokowi bisa luput dari situasi tabir kabut
hitam ini ?
Mari
kita lihat, dari atas kebawah organ organ executive, leegislative dan judicative
dan organ territorial militer di negeri kita ini, juga Patai Partainya (65 % dengan kasus TIPIKOR), apakah semua
sudah jelas keberpihakannya kepada rakyat, seperti Presidennya ? *)
1 comments:
Silakan Kunjungi Artikel Tajen Online
Kehebatan Buah Pisang Untuk Ayam Bangkok Aduan
Manfaat Tomat Untuk Ayam Bangkok
Dan dapat Hubungi Kontak Whatsapp Kami +62-8122-222-995
Posting Komentar