Apokat, pokat.
Saya susah sekaligus gembira, karena sesudah setua ini sebagai pensiunan duda PNS golongan IV A tidak mampu membeli buah pokat kualitas bagus dan tua ( artinya sudah koplak).
tetapi sebagai orang pertanian kawakan ( sbentar lagi saya berhak claim usia saya sudah 80 tahun !),saya gembira, artinya bisa jadi tanaman andalan income mereka, para pelengkap penderita-Petani.
Syukur,bila advocat kita yang kualitas baik sudah di export, karena sudah beberapa tahun sangat mudah lenyap dari pasar buah, kecuali di toko toko yang wah, skilo bisa RP.30 000. Sepeti buah manggis, hilang saja dari pasaran umum.
sudah waktunya tanaman buah ini disambung/ metoda grafting- sambung kopi/sambung celah. kebetulan menurut pengalaman saya yang pernah bekerja di kebun kopi selama tujuh tahun, dengan batang bawah batang bibit apokat apa saja, dengan syarat disemai dengan bagian rata dari bijinya diletakkan seperti duduk dibawah di tutup tanah sedikit, bila ditanam di kantong plastik malah diletakkan saja, sehingga selang beberapa hari sampai dua minggu tumbuh batang semaiannya tanpa membawa keping dicotyle keatas, seperti jarum dengan daun kecil. Bila bijinya yang kita semai besar, batang yang baru tumbuh ini bisa berdiameter kira kira 6 mm di 10 cm diatas hipocotyl yang duduk di tanah. Ndak usah ditunggu lama lama, segera dibagian dekat dengan hipocotyl (batang yang dekat dengan tanah), sudah berdiameter 10 mm - cukup untuk dibuat celah ditengahnya sebab belum berempulur, terus disambungkan dengan celah, taji dari apokat pohon yang terbaik, selang lima hari akan ternyata batang atas yang dari pucuk cabang yang pernah berbunga, nampak masih segar, tandanya hidup - bakalnya nanti sebagai pohon apokat yang cepat berbuah dan kualitasnya baik. Bila belum bisa grafting/sambung celah/sambung kopi - baca di blog ini metoda langkah langkah meyambung/grafting - dengan alat alatnya, termasuk artikel terfavorit bagi pembaca blog ini, karena memang blog ini ya itulah maksudnya, karena sekolah saya gratis lho, langsung dari I.V. Michurin !! ( buku karangannya dalam bahasa Rusia) Di kebun kopi. tempat saya kerja, saya ajari anak SD klas 5 -6 nyambung kopi, okulasi lamtoro, rata rata 95 % hidup dengan kapasitas diatas seratus pohon bibit sehari ! menggunakan alat buatan sendiri.
Sebaiknya ditananh yang tidak sangat berlempung, tanah yang subur dan porositasnya baik. Akan segera berbunga, cocok untuk investasi kebun kecil, atau halaman karena pohon apokatnya bakal pendek cepat berbuah sehingga kami masih kebagian. Harus dari kecil cukup matahari. AVOCADO (Persea americana L) dalam bahasa Indonesia pokat, familia Lauraceae. Buah ini berasal dari Amerika Selatan tropic paling banyak di Mexico, Columbia, kepulauan Caribia dan lain Amerika Latin yang beriklim tropis. Karena asal buah ini dari sana, maka buah ini dijadikan makanan, sebagai salad dengan sayuran dan buah-buahan yang lain, teman makan ikan, udang maupun daging, tidak asing dengan bumbu asin, asam manis, maupun campuran minunan yang umumnya manis. disini, Daya gunanya hampir sama dengan penggunaan kelapa dalam memberikan sumbangan gizi terutama lemak nabati, hanya Avogado atau alpukat atau pokat ini disajikan masak alami, atau dipanaskan sedikit, atau tidak pernah dipanaskan, langsung dimakan dalam kedaan masak, mentahnya rasanya pahit, bila dipanasi artinya direbus atau digoreng rasanya berubah menjadi pahit juga. Buah ini dianjurkan untuk penderita diabetic karena gulanya hanya 0.66 persen, dianjurkan untuk mengurangi cholesterol jahat (HDL) karena lemaknya adalah mono-unsaturated fat (LDL). Mengikat radikal bebas, mengandung serat yang cukup (silahkan baca di Wikipedia). Di Amerika Serikat, Avocado jadi buah yang digemari sebagai salad, paste, juice dengan berbagai rasa dan ditanam di California, Florida, sampai ke Texas karena harganya sangat menjanjikan.
Menurut Wikipedia yang saya baca, import dari Mexico th 2005/2006 sampai mencapai 130 000 ton, setelah NAFTA diratifikasi tahun 1994, yang pada prakteknya ditaati dengan alot. Dari sumber yang sama, dengan NAFTA (North American Free Trade Agreement), Mexico menginginkan lebih bebas mengeksport avocado nya ke US disambut dengan keengganan yang dicari-cari oleh fihak AS dengan alasan import ini bisa membawa bibit hama lalat buah (fruit fly -Dacus spp ?) Pemerintah Mexico sampai mau membeayai petugas dari USDA untuk mengadakan inspeksi di Mexico untuk tujuan ini. USA masih alot, lantas janji hanya mengexport ke Negara Bagian di Timur Laut saja dan pada musim dingin sehingga sisa sisa fruit fly/lalat buah mati kalaupun ada, e..e masih masih enggan juga, setelah diancam dihambat export jagungnya ke Mexico, Chile dan Amerika Latin yang berkepentingan, baru si Paman Sam dengan berat membeli avocado dari Amerika Selatan, exporter terbesar adalah Mexico dan Chile.
E..e.. lha di sini malah dengan gampangnya import jeruk dari Pakistan yang insektisida Chlorinated hydrocarbon (bangsanya DDT) pun masih dipakai, pokoknya importirnya dapat harga murah. Dari daftar produksi buah avocado tahun terakhir (kok ada ya data macam ini ) juga dari sumber yang sama sebagai berikut:
-Mexico 1.040.390 Tm ( ton metric ?)
-Indonesia 263.572 ton
-USA 214.500 ton
-Columbia 205.811 ton
-Brazil 175 000 ton
-Chile 163 000 ton
-Dominica Rep. 140.000 ton
-Peru 102 000 ton
-China 85 000 ton
-Ethiopia 81 000 ton
Saya tersanjung sekaligus curiga, Indonesia kok nomer dua terbesar sebagai produsen Avocado?, biasanya untuk negeri kita, nomer-nomer urutan teratas ini buat urutan kategori Korupsi, Pemberi suap, birokrasi yang buruk, kematian ibu dan bayi pokoknya yang jelek-jelek.
Anehnya dalam daftar yang saya kutip dari Wikipedia ini Philipine kok ndak ada, juga Negara yang sangat maju dalam produksi buah buahan di Asia Tenggara yaitu Thailand juga tidak ada.
Padahal Phillipine dan Indonesia itu iklim dan tanahnya ya sama dan telah ratusan tahun setelah lepas dari penjajahan Spanyol jadi anak buahnya Paman Sam sudah ada dua abad, kok Del Monte tidak membuat perkebunan Avacado disana ya ?
Padahal menurut Wikipedia perkebunan Avocado di California dekat San Diego cuma 24. 000 Ha, yang di Florida sampai Texas ya lebih kecil. Setelah Phillipine merdeka masa sih tidak tertarik mengexport avocado ? Paling kurang ya melayani export ke Jepang yang lebih dekat, dan budaya makannya sudah sebagian ”Americanized” dan dari dulu akrab dengan rasa hambar.
Mungkin ditakut-takuti tidak ada kapal yang mau mengangkut, peraturan USDA ketat lha nanti sampai ditempat busuk dll, emang nggak sedang kaya, enggak lagi bokek, si Paman ini ya raja tega pelit dan egois, saya ingin pembaca mencari tahu tentang ini. Bila mengenai angkutan kapal, wong dari kepulauan Antillen, dari Bahama saja, pisang “Gross Michel” pisang “Cavendish” dari perkebunan mereka (Mama Yunai- maksudnya United Fruit Company) bisa diangkut dengan kapal khusus berpendingin sampai ke pelabuhan pelabuhan di Europa, lha sekarang malah ada super jumbo jet ? Apa mungkin kerkebunan apokat Amerika (PMA) merasa tidak perlu bayar pajak export ke Negara Phillipina sehigga tidak tercatat volumenya, kayak export bijih emas dan uraniun keta dari Papua oleh Freeport ?
Malah buah Kiwi dari New Zealand yang di sodor-sodorkan sebagai buah yang mengimbangi kemewahan salad di dalam Intercontinental flight Super Air Liner.
Ah, kok ngurusi orang lain, lha kita ini lho, wong produsen Avocado, Alpukat, Pokat, nomer dua (nurut daftar di Wikipedia) kok cuma begini saja. Menggunakan Alpukat dalam diet sehari hari ya tidak, memasukkan dalan komponen rujak ya tidak, menjual es Alpukat ya kalah dengan es Degan yang dimana-mana sepanjang tahun, apalagi memasukkan dalam ingredient sayur lodeh kayaknya kok enggak.
Seingat saya, selama ini mulai tahun 1945 puncak kemiskinan setelah dijajah Jepang, Alpukat tidak dikenal di pasar-pasar kota besar seperti Jakarta, Semarang, Surabaya, Medan, akan tetapi pasar-pasar kota kecil dekat perkebunan perkebunan kopi Kakao dan Karet mungkin ada, penangkaran dari biji tanaman milik Belanda tuan-tuan Kebun, orang sana cenderung tidak suka Alpukat karena mungkin mereka biasa dengan buah yang rasanya manis atau asam atau buah yang dijadikan sayur, sedang Alpukat hambar atau gurih saja, tidak bisa disayur.
Perkembang-biakaannya sebatas ditanam dari biji, jadi berbuahnya luaama..., lagi pula jaman itu transportasi sulit sekali, jarak 50 km atau 60 km saja tidak terjangkau oleh petani untuk menjual buah-buahan, apalagi buah yang diragukan penggemarnya seperti Alpukat.
Lain dari jeruk Mangga, Rambutan, Pisang, Salak, Durian yang makin hari makin banyak kultivar yang trendy, diperbanyak dengan fotocopy, artinya ya dicangkok, ya di okulasi atau disambung, nurut aturan budidaya tanaman yang seharusnya, sejak zaman Belanda.
Sebenarnya perkembang biakan tidak dari biji ini disamping individu generasi berikutnya adalah “clone” dari induknya ( photocopy) juga memperpendek penantian waktu pembuahan.
Sel-sel meristematik dipucuk batang dan cabang membelah dan membelah diri menurut azas sel yang membelah memberikan separo belahan dari setiap chromosome yang ada, maksudnya dari 2n menjadi 2n juga, merupakan pembelahan sel secara vegetatip.
Tumbuhan meninggi membesar berkat pembelahan sel seperti ini, artinya tumbuh secara vegetatip.
Untuk tanaman Alpukat dari biji, mulai biji disemai sampai berbunga memerlukan pertumbuhan vegetatip selama empat lima tahun atau lebih, bila dihitung berapa kali sel-sel pucuk ini membelah diri secara vegetatip, bisa juta-juta kali.
Hukum alam ini merupakan penambahan kuantita, seperti kita menumpuk batu. Pada suatu saat batu-batu itu begitu banyak, begitu tinggi sehingga kita menamakan bukit, berubah dari kuantita menjadi kualita yang baru. Ini hukum alam yang universal.
Seperti halnya kita memanasi air sepuluh, limapuluh, sampai sembilan puluh derajad Celsius, masih berupa air, akan tetapi sampai 100 derajad berubah kualitasnya samasekali berubah menjadi uap air. Artinya kauntita panas sampai 100 derajad Celcius secara mendadak kualitas air berubah mendadak -menjadi uap air. Kuantita panas tertentu merubah air menjadi uap air , suatu kualita air yang baru.
Begitu pula pembelahan sel-sel meristematik pucuk batang maupun cabang, setela sekian juta-juta kali membelah kuantitatip, sel-sel akan mampu berubah secara kualitatip, jadi pembelahan reduksi – membentuk bakal biji – membelah secara reduksi dari '2n' chromosome menjadi 'n' chromosome, artinya dikala membelah jumlah chromosomnya dibagi dua, dari '2n' jadi 'n' chromosome. Untuk mengadakan persarian dengan bunganya.
Setelah pucuk batang atau cabang ini mampu berubah cara membelah dirinya dari '2n' menjadi sel generatip dengan 'n' chromosom, selamanya pucuk batang atau cabang itu mampu membuat sel generatip alias membentuk biji, buah dan bunga yang artinys organ generatip, tanpa bisa mundur lagi, melainkan mengulang cyclus lewat biji.
Hukum alam yang berlaku universal ini sayangnya tidak pernah ditegaskan di buku buku Pertanian.
Dengan memilih cabang atau batang di pucuk-pucuk yang pernah berbuah untuk diambil sebagai mata tunas atau entrys untuk di okulasi atau untuk disambungkan, pasti lebih cepat berbuah atau segera berbuah setelah pohon sambungan itu cukup kuat mencari hara tanah. Sayangnya watak yang universal ini tidak pernah ditegaskan oleh ahli petainan kita yang belajar dari Prof Ochse papi dan Ochse sinyo-nya atau dari Alm.Slamet Suseno yang suka nulis perkara buah buahan. Sebaliknya bila mata tunas yang kita pilih untuk diokulasikan atau cabang untuk disambungkan dari cabang air yang tumbuh dari bawah ya harus menanti lebih lama untuk berbuah, tergantung kapan tunas ini atau cabang air ini dibentuk oleh pohon induknya, bila dibentuk pada waktu umur setahun ya harus menunggu sampai empat tahun sambungan atau okulasi itu berbuah, begitu juga bila mata tunas terbentuk pada saat berumur tiga tahun, tinggal menanti dua tiga tahun lagi, bagitu teorinya, Makanya bila kita sambungkan cabang dengan beberapa mata tunas yang di pucuk tanaman yang pernah berbuah akan jadi tanaman pot yang bisa segera berbuah, itulah pentingnya upaya nyambung tanaman (grafting) dan (occulasi menempel mata tunas). Menanam tanaman bisa diremajakan dengan menumbuhkan tunas yang dibawah, alias dipotong/ ditebang, ditumbuhkan tunasnya, tidak perlu ditanam lagi dari biji. (Jangan pernah mencoba meremajakan pohon Jati –Tectona grandis L- sebab pepatah Jawa mengatakan tunggak jarak mrajak tungggak jati mati, memang benar).
Perubahan dari kemampuan sel membelah vegetatip ke kemampuan pembelahan generatip bisa tergantung dari factor factor yang harus ada, mulai dari saat pertama tumbuh dari biji.
Ini merupakan pengetahuan yang dicatat untuk setiap tanaman berlainan. Mungkin temperatur yang sangat rendah untuk beberapa saat, mungkin panjang siang hari yamg lebih dari 12 jam, tidak heran bila sementara tanaman sub tropic tidak berbuah bila ditanam di wilayah tropic. Tapi hal ini tidak menyangkut avocado di wilayah kita yang sesama wilayah tropic dengan wilayah asal Avocado.
Tinggal apakah tanaman budidaya Avocado masih bisa diperluas pasarnya, tanpa menjadi terlalu murah, mestinya bila akan dibudidayakan ya harus cepat berbuah, jadi ya carilah bahan mata tunas atau ranting dari pohon yang unggul dan pilih cabang atau mata tunas dicabang yang pernah berbuah. Sambungan celah cara menyambung kopi bisa dikerjakan dengan batang bawah tunas biji apokat yang baru tumbuh asal diameter pangkalnya berhimpit pada lembaga biji yang ukurannya sebesar kepalan telapak bayi, tunasnya tidak lebih kecil dari kelingking.
Betapa inginnya saya agar lebih banyak dan makin lebih banyak mereka yang langsung berurusan dengan Desa dan tanaman, bisa mengokulasi tanaman dan menyambung tanaman, sesungguhnya menggunakan semua kebaikan hibridisasi vegetative,tidak bisa perkirakan kecuali sesudah dicoba. (*)
0 comments:
Posting Komentar