ILMU PENGETAHUAN ALAM
BERDASARKAN POSITIVISME, KEPASTIAN DALAM HUKUM BENDA, DAN HUKUM ROBOTIC
( YANG BENDA JUGA), OLEH ISAAC AZIMOV –
PADA CERITA FIKSI FUTURISTIK.
Positivisme, adalah hasil pemikiran filosof abad ke 19
Comte.(GOOGLE) Menyatakan bahwa hukum alam, yang dipelajari ilmu pengetahuan mengenai
ilmu benda, materiliasme {( bukam matrialistis a’la “bakul” (bahasa jawa)}, diuraikan dengan cara kepastian ilmu
alam - Positivesme, dapat sesuai dengan ilmu mengenai perkembangan masyarakat – sosiologi ,
baik secara kuantitative atau secara kualitative.
Dr. Kuntowijoyo memberi solusi Sosiologi profetik (
bukan profit bahasa inggris yang artinya untung, tapi Prophet – yang artinya Nabi,
Rasulullah) . Maksudnya tingkat “kesadadaran” manusianya yang berkembang mulai
dari mitos lama (TBC nya orang Junani kuno-Tahayul-Bid’ah-Churafat / bluluknya cak Nun, terus bekembang ke mitos
baru ( membersihkan TBC menjadi ilmu Filosofi)/ cengkirnya cak Nun, trus ke Ideologi
dengan logika ilmu / degan-nya Cak Nun, ( sebaiknya baca sendiri di You tube
dengan judul Dr. Kuntowijoyo, ilmu Sosial Profetik-diuraikan oleh Dr. Fahrudin
Faiz karena Dr. Kuntowijoyo sudah alm. )/ kelapa tuanya Cak Nun, supaya lebih jelas, narasi sang Doktor:
Adapun berkembangnya lebih lanjut ke Ideology yang dasarnya argumen, logika, Percaya fakta tapi ditafsirkan untuk kepentingan golongan sendiri,jadi subjective.
Ini erat dihubungkan dengan
Positivisme, toh juga akhirnya penuh penindasan dan dominasi kelompok masyarakat
terhadap kebebasan berfikir individu – merupakan ”otoritas”,artinya kalau bukan dia……ya
salah.
Yang semacam ini marak selama Diktator Militer orde baru,
seorang kakak yang beda umur 8 tahun diatas saja, kerena dia Pejabat tingkat
Propinsi Pemerintah ordebaru, sesudah umur saya 60 tahun, dan beliau 68 tahun,
mencobakan otoritasnya meskipun secara
makruf kepada saya, saya ogah.
Paksaan berpamrih dan kasar, sangat dipamerkan oleh FPI yang baru di taraf pemikiran cengkir, atau malah bluluk, dijalankan
hanya dengan taklid.
Dari
ideology yang merambah ke pemikiran positivesme, maka demi persatuan dan kesatuan Bangsa
ini, terus sebaiknya di Indonesia berkembang kesadaran manusianya menyusuli dengan
Sosiologi Pofetik dalam masyarakatnya, tanpa kembali ke ideology yang hanya melayani
subyetivitas golongan, dicanangkan
oleh sang Doktor Kuntowijojo alm. Modalnya hanya kejujuran dalam bidang ilmu
dan kehidupan apapun, gampang to, wong cuma manut relnya kanjeng Nabi Muhammad
salallahu allaihi wasallam saja kok repot.
Bagi saya sendiri yang alergi terhadap semua otoritas apalagi otoritasnya satpam, otoritasnya gang sweepingya FPI, atau petugas loket apa
saja, petugas penjaga buku tamu di pintu dikantor mana saja ; menurut anak saya
lho…………kalok ditanya kanapa kok dilarang ? .Yang mesti hanya dijawah “ini sudah
platuran Paaak.” Dengan logat Madura. Tapi penjaja Koran lewat saja.
Ini bukan penyakit ringan, untungnya
masih ada seutas tali untuk dipegang, yaitu Authority Sang Rabb, yang menciptakan saya dan
segalanya diseluruh alam raya, mejauhkan saya dari satpam yang berlogat Madura ini,
kalok saya ngotot dia lebih ngotot, pasti saya yang kalah.( Menteri saja
dilarang masuk pulau reklamasi di teluk Jakarta oleh satpam brengos ini, tanpa
izin Direksi ta'iya ? kan,…………sudah platuran………(cuk dalam bathin saja)
Ini melegakan,
sebab Sosiologi profetik ini ditambahi “wahyu” Illahiyah, menurut apa yang dibacakan
oleh Doktor Fahrudin Faiz - DR
Kuntowijoyo sudah alm.,di you tube, Masih trus berkembang jadi Ilmu/sudah kelapa-nya cak Nun.
Ilmu ini obyektive, islamnya biar diambil sisi universalnya – makanya ada istilah mengilmukan islam. Jadi falsafah sosiologi profetis ditambah
wahyu, dalam kesadaran masyarakat. Ndak
gampang terprovokasi meronda dengan sweeping.
Induknya segala wahyu dalam Al Qur’an, adalah Al Fatihah,
yang masih boleh ditafsir untuk diri
sendiri paling sedikit, sebab wahyu ini sudah dipagari, dihadiahkan Allah kepada seluruh manusia di dunia, bukan milik para ulama, sempitnya lagi, anggauta MUI thok. mukadimahnya sudah melarutkan si ego kepada yang Menciptakan dia, di ayat pembukaannya: Basmallah. Dalam Al Qur’an semua pakai mukadimah basmallah hanya satu yang tidak, At Taubah. Kasih juga jadi lambang Kristiani dan Budhisme
Dengan nama Allah yang maha pemurah dan Maha Pengasih.
Lewat humanisasi, liberalisai, dan transendensi.
OK. Ini dari sisi manusia yang dijadikan subject, sedang
positivism ilmu pengetahuan memasukkan manusia sebagai object =dengan panji
panji menentang exploitacion de l'home par l'home penghisapan mengambil keuntungan
pribagi atau golongan. Negara kapitalis atau sosialis yang sudah bubar karena
liberalisasi atau lembaga Keuangan Internasional lewat Globalisasi. dengan riba
atau ROI yang sangat singkat, maximum 5 tahun. modal harus balik. Saya kurang yakin sudah masukkah dalam humanisasinya sosiologi profetik, apa
tidak. Kenyataannya Indonesia sungsang sumbel buruhnya untuk membayar ROI( return on investment - pengembalian modal usaha)- 5 tahun secepat itu, kulakan bahan baku dan pabrik industri sudah sangat mahal, yang bisa ditawar upah minimum regional, kalok merambat ke infra strrukture yang mahal dan lama pengembaliannya trus gimana ??
Artinya Manusia sebagi subject idealnya dibimbing oleh “wahyu”. Bukan oleh orang atau golongan,atau pangeran Arab Saudi.
Artinya Manusia sebagi subject idealnya dibimbing oleh “wahyu”. Bukan oleh orang atau golongan,atau pangeran Arab Saudi.
Futurologist, Fisikawan Amerika Serikat: Isaac Azimov, pengarang
novel fiksi “I robot” menyertakan “the law of robotic” ----benda yang berprogram
untuk satu atau lebih pekerjaan dan berfikir.
( google Indonesia kata kunci hukum robotic Isaac Azimov)
1. Satu robot tidak
boleh mencelakai manusia, atau dengan berdiam diri membiarkan manusia
cedera/celaka.
2. Robot harus
brmematuhi perintah yang diberikan oleh
manusia, kecuali bila perintah
tersebut betentangan dengan huku Robotik yang pertama
3. Robot harus
melindungi keberadaan dirinya, bila perlindungan
tersebut tidak bertentangan dengan hukum robotic pertama dan hukum robotic yang kedua.
Hukum ini bila dibalik urutan pentingnya - adalah attitude/sikap perilaku manusia biasa, yang sudah dipandang wajar. dan baik sekali. Sedangkan hukum robotic ini hanya bisa dilakukan oleh manuisa pilihan, hanya suhada satu dua orang saja.
Ini baru cerita fiksi mengenai “benda” terhadap manusia, sebab zaman yang sudah dekat mendatangi, mesin cerdas yang bisa berfikir pasti akan tercipta oleh kegiatan manusia yang akan datang, sang robot erat dihubungkan dengan mesin computer lain, dengan segala fungsinya, yang lebih inferior dari Robot, sudah dipakai oleh entitas yang disamakan dengan manusia :PT. Firma, dalam Konglomerasari, kartelisasi, mergerisasi ukuran dunia. Terprogram secara teliti dan luas, tapi tidak berfikir, apalagi taklid pada agama apapun. Kalau “benda” ini tidak erat dipateri dalam program pembuatannya dengan hukum robotiknya Isaac Azimov, sangat mungkin bisa memperbudak manusia lain. Karena si manusia lain ini mempunyai nafsu, terutama amarah dan lauamah, sedang robot secerdas apapu tidak punya, bila tidak diprogram, tapi malah terhubung dengan semua computer canggih. Karena berfikir jadi akhli meretas computer jang masih rendah dari robot, selanjutnya ROBOT DIKUASAI SI MANUISA NAFSU. Sangat mengerikan.
Ini baru cerita fiksi mengenai “benda” terhadap manusia, sebab zaman yang sudah dekat mendatangi, mesin cerdas yang bisa berfikir pasti akan tercipta oleh kegiatan manusia yang akan datang, sang robot erat dihubungkan dengan mesin computer lain, dengan segala fungsinya, yang lebih inferior dari Robot, sudah dipakai oleh entitas yang disamakan dengan manusia :PT. Firma, dalam Konglomerasari, kartelisasi, mergerisasi ukuran dunia. Terprogram secara teliti dan luas, tapi tidak berfikir, apalagi taklid pada agama apapun. Kalau “benda” ini tidak erat dipateri dalam program pembuatannya dengan hukum robotiknya Isaac Azimov, sangat mungkin bisa memperbudak manusia lain. Karena si manusia lain ini mempunyai nafsu, terutama amarah dan lauamah, sedang robot secerdas apapu tidak punya, bila tidak diprogram, tapi malah terhubung dengan semua computer canggih. Karena berfikir jadi akhli meretas computer jang masih rendah dari robot, selanjutnya ROBOT DIKUASAI SI MANUISA NAFSU. Sangat mengerikan.
Robot cerdas adalah wakil dari puncaknya existensi benda.
Diadakan harus tunduk dan “meninggikan”
manusia, bukan alat penindas dan
penghisap hidup manusia, yang harus mencari nafkah. Sudah dicerminkan oleh hukum
robotic ini.
Lha kenyataanya sekarang, manusia menjadi exploitator dan
penentu nafkah/ hidup manusia lain, mesin cerdas yang masih jauh lebih rendah
tingkat kecerdasannya masih jauh dibawah robot cerdas yang akan datang, yang
ini saja, sudah jadi alat manusia lain untuk menyaingi menusia bekerja untuk
mendapat nafkah hidup. Manusia tidak dilindungi oleh penemuan sosiologi secara bathin, moral, obyektivitas ilmiah atau
subyektivitas pendapat kemauan kelompok apapun, pada kenyataanya.
Alangkah mulianya pengembang sosiologi Profetik ini, apabila
menafsirkan wahyu yang sudah diturunkan Allah kepada manusia. Misalnya
oleh ayat membuka surrah di Al Qur’an, tentunya temuan ilmu
sosiologi profetik yang sedang berkembang, dengan tafsir dan makna wahyu satu
basmallah saja , masih belum meyentuh
entitas yang dianggap setara dengan manusia {misalnya PT, UD (atau firma)}
sampai Corporasi Mulitnasional yang menjajah ekonomi manusia bangsa lain dengan membongkar seluruh kekayaannya
untuk bangsanya sendiri, dan secara objective didukung oleh sebagian besar bangsa
itu.
(Simak dukungan terhadap Donald Trump malah naik, dengan agresivitasnya mnaikkan nilai tukar dollar dan tariff import terhadap aluminium dan baja) Sedangkan , humanisasi, pembebasan, apalagi transendensi; belum di explorasi sampai nyata dan bisa sampai digunakan demi kehidupan masyarakat ? Sungguh berat bagi Negara miskin, untuk memberi kartu sehat pada warganya yang tidak mampu, meskipun pemiskinannya tidak ngefek terhadap kebahagiaannya - kartu sehat ini baru salah satu dari upaya humanisasi - India masih membutuhkan ibu Theresa !!!
Semoga Sosiologi Profetik bisa menjadi suluh jalan yang benar bagi seluruh ummat manusia, bukan jalannya mereka yang sesat dan bukan jalannya yang Engkau murkai, kayak sekarang di indonesia.
Bisa sampai dengan berlandaskan satu kalimah Basmallah saja, sudah baik sekali apabila dipakai dalam kesadaran falsafah ilmu solial : Sisiologi Profetik*)
(Simak dukungan terhadap Donald Trump malah naik, dengan agresivitasnya mnaikkan nilai tukar dollar dan tariff import terhadap aluminium dan baja) Sedangkan , humanisasi, pembebasan, apalagi transendensi; belum di explorasi sampai nyata dan bisa sampai digunakan demi kehidupan masyarakat ? Sungguh berat bagi Negara miskin, untuk memberi kartu sehat pada warganya yang tidak mampu, meskipun pemiskinannya tidak ngefek terhadap kebahagiaannya - kartu sehat ini baru salah satu dari upaya humanisasi - India masih membutuhkan ibu Theresa !!!
Semoga Sosiologi Profetik bisa menjadi suluh jalan yang benar bagi seluruh ummat manusia, bukan jalannya mereka yang sesat dan bukan jalannya yang Engkau murkai, kayak sekarang di indonesia.
Bisa sampai dengan berlandaskan satu kalimah Basmallah saja, sudah baik sekali apabila dipakai dalam kesadaran falsafah ilmu solial : Sisiologi Profetik*)
0 comments:
Posting Komentar