Sayang Sama Cucu

Sayang Sama Cucu
Saya sama Cucu-cucu: Ian dan Kaila

Kamis, 01 Maret 2012

LALAT BUAH ( Fruit fly – Dacus spp )


Menurut Dr. L.G.E. Kalshoven, sarjana Belanda yang mengarang buku “The Pests of Crops in Indonesia” salah satu buku wajib bagi mahasiswa Fakultas Pertanian, bahwa Dinas Karantina sejak Hindia Belanda th 1914 dulu sampai sekarang (mungkin sampai 1951 pada saat naskah asli buku itu ditulis), telah berhasil mencegah masuknya lalat buah  dari Mediteranean (Ceratitis capitata Wied.) ke  Indonesia. Wong sesudah th 1952 dan seterusnya  terlalu banyak gonjang-ganjing di negeri ini, sulit untuk ngurusi secara teliti semua pintu masuk ke tanah air kita ini.
Yang dimaksud dengan lalat buah disini adalah dari Ordo Diptera (bangsa lalat dan nyamuk), familia Tephritidae, speciesnya Dacus spp.
Sebab ada lalat buah lain dari species Drosophilla melanogaster, yang bukan hama penting, malah makan sampah buah-buahan.

Kerusakan yang ditimbulkan oleh Dacus /lalat buah yang dimaksud ini mengerikan, karena kulit buah jambu, blimbing, mangga yang ranum tidak nampak cacat apa-apa, cuma sedikit tempat yang kulitnya melemah, tapi si hama ini set /ulat/larva yang sebesar beras berwarna putih agak kuning makan daging buah dari dalam, dan bercampur baur di situ, dan bisa menjentik atau meloncat, ibu-ibu langsung urung makan buah itu bila dikupas, seluruh buah ranum yang terserang langsung dibuang.
Satu pohon jambu air habis, tidak tersisa sedompolanpun, semua buah terserang.
Rupanya si larvae tinggal dan makan dalam buah sudah sejak lama,  keluar bila merasa sudah masanya  untuk menjadi kepompong lewat lubang kecil, sementara telur lain diletakkan dengan bantuan lalat buah/ Dacus jantan dengan membuat lubang kecil di kulit buah di tempat lain.

Yang jelas saya selalu berurusan dengan lalat buah jambu air – Eugenia acuea Burm. L  (Jambu Klampok, Jambu Kaget, karena sejak menanam jambu ini selama 30 tahun  tidak pernah memetik hasilnya kecuali menyapu berkeranjang-  keranjang rontokan buah yang rusak karena hama ini, setiap musim jambu.

Menurut Kalshoven juga, hama ini bisa diberantas dengan sex pheromone yang dijadikan daya tarik untuk perangkap beracun.
Dari teman saya Ir.Widagdo, dari Balai Pengendalian hama dan penyakit Tanaman Pangan Jawa Timur, saya diajari untuk membuat perangkap sederhana dengan sex pheromone - methyl eugenol  (methylenisasi dari eugenol atau minyak cengkeh – sudah dibuat untuk dipasarkan oleh Petrokimia )
Meskipun ada penelitian lain, yang menandai bahwa minyak sereh wangi  (Andropagon nardus) merupakan atractant juga malah dicampur dengan lem yang menarik si jantan dan si betina rupanya sudah dipasarkan juga –( Small Crab. Com. Wikipedia) – barangnya waktu itu tidak didapat.

Botol plastic air keamasan 1 liter yang kosong dibuka tutupnya, dibuat beberapa lubang berbentuk “V” dari botol plastic yang digantung  melintang dengan kawat kecil, untuk tidak melorot dibuat simpul penahan, dengan disisakan sepanjang tiga empat jari untuk mengait kapas yang dilumuri methyl eugenol. Ujung kawat yang panjang hampir tiga jengkal dibiarkan tetep lurus, demasukkan lewat mulut botol terus ke lubang kecil tepat di tengah tengah botol agar seimbang, yang telah disiapkan, kawat ditarik  dari luar lubang kecil sampai simpul penahan,  dibawahnya tergantung kapas yang dilumuri methyl eugenol tadi, lalu ujung yang panjang dikaitkan seputar ranting dan cabang pohon yang dilindungi.
Larutan air gula lebih manis dari teh yang kita minum, cuma yang ini diberi racun insectisida,  umpamakan satu liter larutan gula yang lebih menis dari teh kita, itu diberi 2 – 3 cc insektisida persis seperti larutan kerja untuk menyemprot, agar bau insectisida tidak mengacau.
Untuk satu botol penarik lalat buah ini dimasukkan umpan 5 sendok makan, bisa diserapkan pada selapis kapas atau kertas tissue, yang dimasukkan lewat mulut botol melekat didasar, trus ditutup rapat. Beberapa botol plastic penarik Dacus jantan ini untuk satu pohon diperlukan.
Artinya sesudah bau methyl eugenol ini menarik lalat yang jantan saja, si jantan ini mencari kapas yang dilumuri methyl eugenol lalu masuk lewat beberapa lubang “V” yang disisi samping  botol seperti lubang bubu, sulit mencari jalan keluar, minum air gula yang mengandung racun dan diharapkan seketika mati.

Lalat buah jantan yang tertarik makin banyak makin baik, disamping bisa mengurangi perkawinan antar lalat buah, juga menghalangi peneluran si betina, sebab si jantanlah yang juga membuat lubang pada buah di mana si betina akan memasukkan telur-telurnya.
Methyl eugenol ini harganya mahal, sedangkan setiap sudah tipis baunya 3-4 hari hari, mesti dilumuri lagi pakai sedotan atau pipet dari mulut botol.

Memang efektif, tapi melihat arah angin dari mana, kadang jambunya orang lain yang selamat, di buah jambu air kita masih sebagian diserang lalat buah, padahal kita yang susah payah, kejadiannya seperti meracun hama tikus sawah.

Konon hama Dacus yang menyerang hamparan Lombok (Capsicum spp) telah berhasil baik dikendalikan dengan sisitim umpan-racun dengan umpan –racun  ready for use, entah buatan dari negara mana, bentuknya seperti pentil sepeda.

Bisa dibayangkan betapa repotnya, wong mempunyai hanya sebatang jambu air dan kepingin panen, bukankah illmunya sama dengan memelihara kebun besar ?

Kena apa perusahaan besar Multi National Companies tidak memuat “umpan” sex pheromone ini, karena membuat menthyl eugenol tidak bisa di patent-kan, sehingga nantinya akan  selalu terjadi persaingan harga.

Pengalaman yang unik, bahwa bila kebetulan ada dua pohon yang satu belimbing, yang satu jambu air terletak berdekatan dan berbuah bersamaan, maka hama Dacus/ lalat buah akan menyerang jambu air, belimbingnya selamat. Semoga berguna(*)


































































0 comments:

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More