Sayang Sama Cucu

Sayang Sama Cucu
Saya sama Cucu-cucu: Ian dan Kaila

Selasa, 25 Juli 2017

CIRI WANCI GINAWA MATI

CIRI WANCI GINAWA MATI

 Seorang tokoh angkatan 66 menyatakan dia takut sekali, menghadapi situasi 2019.

News.liputan 6.com/read/3032942/elit-golkar-dukung-setya-novanto-begini-reaksi-kader-partai

Doli dan sejumlah anggauta GMPG mengadu kepada Ketua Dewan Kehormatan Partai Golkar Akbar Tanjung

Kemarin mereka rapat pleno memutuskan pak Setya  sebagai Ketua umum, ujar Doli kepada Akbar Tanjung dikediamannya Kebayoran Baru Jakarta Selatan tg 25 Juli 2017.
Insya Allah ketakutan Ketua Dewan Kehormatan ini akan terwujud. 
Tapi masih ada kemugkinan hasilnya menyenangkan sang Ketua Dewan Kehormatan, apalagi dibantu para orator terlatih dari majelis majelis yang lagi nganggur, direkrut untuk kampanye hitam dikawasan kumuh, yang betul betul bakal kehilangan segalanya, kayak lalat diruang tamu,  diusir dari Tempat Pembuangan Akhir Sampah. Terutama pikiran sehatnya, kan orang pinter ndak tahu betapa cupetnya otak mereka ini ??
Contoh sudah ada, penduduk ibu kota, tinggal disatu dapil dengan si pintar yang bibirnya tipis, terlalu siap untuk senyumnya yang meremehkan,  berkaca mata gagang tebal, dan simboknya SMA yang sama pintarnya , tinggal sama sama dengan, mereka 60% penduduk urbanisasi ber KTP DKI, situasi itu bisa dimenerti akibatnya dalam peilihan  leislatip dan eksekutip DKI apa tidak .
Putusan rapat pleno kader puncak Partai Golkar ini bukan tanpa alasan. Kekayaannya yang sampai 140 miliar rupiah yang sudah ditandai milik sang ketua umum, ini masih ketambahan dari e KTP 590 miliar, mudah mudahan cukup buat beli suara dari rakyat Kota Kota Besar yang teraniaya oleh efisiensi modernisasi kota besar dan kota metropolitan dengan kebijakan sedrastis itu . Kan gampang, ada orator terlatih, dari provokator teroris dengan fitnah, lagi kepepet, butuh beaya gaya hidup wah.  Senjata bom ampuhnya bukan bom panci, tapi isi panci rakyat tergusur, sudah tidak mengenyangkan, kondisi ini rakyat kecil, pasti  pada Puncak menyalahkan Kekuasaan kini, sedang sementara itu mass media hanya cari rating. Saran saya moratorium menggusah lalat, demi medernisasi, sabar dulu.
 TAK IYA ? Begitu kata orang Madura. Kata saya focus focus focus pada adat zaman Romawi, pertunjukan gladiator dan roti.
Sedang para Kader  Senior Partai memang track recordnya menuntun mereka untuk  tidak perlu keluar uang kekayaannya yang didapat dari masa Horde Diktator dan Dinamisator dan Dwifungsi    yang berbau anyir, sudah nyaris harum baunya  diperam lama, karena aman tidak ada yang mengungkit ungkit,  sudah 65 % kekayaan nasional jadi kepunyaan mereka - disimpan di Panama direkam di Penama papers, Paradise papers, merekalah yang pantas membayar dosanya sekarang - buka boroknya -biar dimangsa lalat lalat akibat marginalisasi kaum penerima upah, kaum menengah bawah pada korban masa lalu yang sudah nyata nyata terlalu parah - mereka dengan mudah dipincuk oleh money politik, lha si licin kayak belut ini mengobral uang untuk menyelamatkan diri, karena sudah terlalu busuk bau koruptornya dan kurang ajarnya: Yang pertama dengan licin membuat plaket pembutaan taman dan renovasi taman gedung DPR RI, persetujuan pengeluarannya belum ada, Presiden jokowi sudah disodori unutk tanda tangan di paket yang akam nakan beaya rartusan miliar. Pristiwa ini tersepip diantara puluah kasus korupsi bekomplot





0 comments:

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More