Sayang Sama Cucu

Sayang Sama Cucu
Saya sama Cucu-cucu: Ian dan Kaila

Minggu, 02 Juli 2017

DAISPORA PUTRA PUTRI INDONESIA

          DIASPORA PUTRA PUTRI INDONESIA,
Dalam sejarah bangsa bangsa, istilah diaspora digunakan setelah ada Negara dengan batas  wilayah, ada suku suku bangsa didalamnya dan ada cara yang khas untuk hidup bersama dalam masasyarakat itu. Dalam skala yang lebih kecil kIta kenal dengan urbanisasi, hanya berpindah dari pedesaan ke kota kota, besar, Motifnya sama – mencari kehidupan baru, kemngkinan baru untuk mendapatkan nafkah hidup dan nafkah budaya.    Atau..........ditipu kayak nenek moyang mereka yang dibawa ke New Caledonia, dbawa ke Suriname,ratusan tahun yang lalu oleh Kolonialissme, sebwgai koeli konrtrak perkebunan tebu.

Kok sampai sekarang tidak mendominasi ekonomi dam membuat kartel disegala langkah dagangnya ? Semoga seterusnya begitu. 
Apakah kita tidak harus berterima kasih kepada Kebudayaan Jawa. yang menghasilkan para Waliullah islam tanah Jawa, dan menggali ajarannya   untuk pedoman, kalau perlu melengkapinya  dengan rambu rambu "nas" islami yang lebih benar, guna kita bermasyarakat plural yang kita sama sama tahu, islam telah mengajarkan ?  Sementara para pemikir besar bangsa lain yang sudah didewakan disembah sembah dengan hio- swa, sesudah para murid/pengikut setianya  yang berdiaspora di Indonesia  gagal total - malah mendominasi, mengacau ekonomi kehidupan rakyat dengan kartel dagangnya ?.

Nampaknya diaspora bangsa bangsa ini selalu disebabkan oleh kesempitan ekonomi dan budaya di negerinya sendiri, Sedangkan kesempitan ekonomi dan budaya sangat disebabkan oleh kesepakatan atau kebodohan kolektip dari masyarakat yang ditinggalkan berdiaspora itu. Saya mengharapkan dan mendo’akan dengan setulusnya kepada mereka yang bediaspora sudah menyadari apa yang ditinggalkan di negerinya sendiri, dan apa yang dicari dinegeri orang,
Saya membaca  tulisan Dr, Susilo Toer, buku kecil : “REPUBLIK JALAN KE TIGA” Judul itu merupakan juduk disertasi Doktor-nya  di Moskow. yang masih USSR bergerak ke pembubarannya. 
Beliau pulang tahun 70-han  secara resmi lewat jalur screening Kedutaan Besar Indonesia di Rusia – Kemudian oleh sebab kecurigaan rezim orde baru dia ditahan sampai puluhan tahun tanpa proses pelanggaran apa yang di perbuat, bersana dengan atase militer zaman Bung Karno, Brigjen Suharyo Pedmodiwirjo, guru ilmu bumi saya di SMP I Surabaya, Maklum, itu merupakan bagian dari cara orde dictator militer. Biasa, terror untuk mempertahankan kekuasaannya. Sebagai pakar dia menulis disalah satu bukunya ( Republik Jalan Ketiga) “Apapun metoda yang dipakai  mengatur satu Negara, hasilnya sangat tergantung dari tokoh Pempinannya (sccara Perorangan maupun secara Kolektip dengan kroninya). Umumnya sifat perorangan sangat menentukan warna dari kekuasaan itu. Aneh tapi benar.

Lah kena apa judul disertasi ini dihubungkan dengan diaspora warga Indonesia putra maupun putri ?

Ya karena watak repressive yang dangkal dari orde jendral Suharto ini sangat mempengaruhi bagaimana rizki dalam masyarakat di bagi, dan repressi  membabi buta, menggunakan tukang pukul tangan besi kepala kacang. Anda anda yang bukan karena politik berseberangan dengan Orde Jendral Suharto,  karena terampas hak rizki anda, anda yang karena politik tidak dikehendaki oleh horde sang Jendral, misalnya pejuang kebangsaan a’la Sukarno pasti dipenjara kayak Brigjen Suharyo, atau Dr. Susilo Toer dan masih banyak lagi, pilih berdiaspora. Saya do’akan mereka dapat  menyesuaikan  diri dengan tanah air baru. Lewat jalan kemanusiaan yang cukup lebar bagi semua bangsa dan  melingkupi seluruh bangsa.  Kami disini tetap bejuang sebagai debu dan menjadi debu,  tapi semoga  tetap membekas dikedalaman lapisan bhumi, menjadi landasan tiang pancang bangunan tinggi, cita cita generasi muda kita.

Memang benar akhirnya, toh keberhasilan satu sistim ekonomi tergantung dari Pemimpinnya – (dan kewaspadaannya, pengendaliannya terhadap niat golongan yang sudah puluhan tahun diluar sistim - menguasai ekonomi bangsa ini) - pasang naik tertingginya karena dimanja  oleh rezim orde baru.  Tiang utamanya sudah keropos, oleh sebab yang sama, harta. Semoga bisa ambruk bersama si penumpuk harta haram. 

 Jadi memang kami  pusatkan perhatian kami di watak pemimpin Politik yang berjubel menjadi elite capture masyarakat kami disemua tingkatan. Mendominasi blantika politik Negeri ini, sementara. Para wakil pasti akan terseleksi.

Kami gali kembali dasar dasar pembentukan manusia unggul yang teguh janjinya kepada Pertiwi, dari sejarah kami yang sampai sekarang masih perlu dihidupkan kembali, misalnya ajaran para Ksatrya  pengabdi dharma, pendahulu dari para Wali dan santrinya,  para Wali Islam di Pulau Jawa – terbentuk satu lapisan masyarakat yang bisa menjadi modal semua perjuangan – dari kemampuan meleburkan kepentingan pribadinya  - dengan perjuangan bangsa – menghapus takutnya pada kematian selama perjuangan fisik melawan penjajah, takutya pada kemiskinan  setelah merdeka, seperti para pemuda tanggung teman temannja di SMP/SMA Brigjen Suharyo, yang tidak bernama, dalam TRIP Jawa Timur. keteguhan /resiliensi dari Dr Susilo Toer,  menebar ilmunya. Membentuk manusia tangguh memang tidak gampang dan sepi beaya, sepi donasi dari saku kiri, tapi harus. harus harus, sebagai panggilan dari para pendahulu kita, sangat diharapkan oleh rakyat  kita *)

                                                                                                                                                                                                        


0 comments:

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More