Sayang Sama Cucu

Sayang Sama Cucu
Saya sama Cucu-cucu: Ian dan Kaila

Senin, 07 Agustus 2017

BACA YANG INI PLEASE ? BANGSAKU....... WASPADALAH

 : BANGSAKU WASPDALAH                                                      

Zaman ini, memang zamannya neo kolonalisme, Kapitalis Dunia yang  bepusat da Amerika Serikat, mengadakan operasi  meliter diseluruh wilayah dunia. Memburu teroris  ISIS. Ongkos yang keluar sudah ratusan milliar dollar.  Berita pagi kompas TV  07/08/2017. Afganistan dijuluki the grave yard of the Imperiums.  Ya mesti saja  Amerika Serikat, dan Inggris mencetak uang lebih banyak dari barang dan jasa yang mampu mengimbanginya. Sudah ditambah dengan adanya minyak mentah ya masih kurang.  Amarika Serikat berhasil mengikat kita untuk mencantelkan kurs rupiah kita derhadap dollar, apapun yang kita kerjakan uang kita rupiah ya tetep nilainya merosot, wong mereka sengaja  membuat inflasi,  lah uang kita mengikuti dollar, alias  barang barang yang kita import dengan  harganya sudah naik,  sudah itu masih kita ngebet butuh dollar, rupiahnya jadi malah turun nilainya terhadap dollar. Hasilnya  siapapun yang  mengatur,  baik pemerintah koalisi maupun oposisi (bila menang) ya tetep nilai rupiah merosot terhadap barang konsumsi. Lha wong garam saja masih harus diimport. Enak jadi  oposisi tinggal duduk tingkrang sambil merteriak teriak, itu saja sudah terkesan sebagai pahlawan dikalangan rakyat kecil yang gampang ditipu. Kalau kaum yang beroposisi mereka memerintah malah hancur negeri ini,  wong mereka memang Orde Bau.  Orde yang sudah berpengalaman menindas rakyat selama 32 tahun. Artinya nindas dengan menjual masa depannya, menggadaikan kekayaan alami negaranya, yang ngerti diancam. dibunuh kayak Munir Alm. Ya akhirnya mundur lengser kaprabon, tapi negeri sudah kadung compang camping.                                                                                        Lha iya, Pak Jokowi menggalakkan pembangunan infra structure yang sudah diabaikan oleh  Orde Baru, Orde Gurita dan Orde Kebo, total 42 tahun ini ya membangun infra structure tapi ya untuk siapa ?  Devisa kurang mesti saja, kalok bisa menahan diri dari gerutu oposisi, ya milih infra structure yang bisa ngengurangi import dulu, meskipun nampak sepele. Misalnnya bikin tambak garam di bagian negeri ini yang  tersedikit hujannya, dan MEMBERANTAS  KARTEL-ISME , SEPERTI MEBERANTAS BANDAR NARKOBA. HUKUMANNYA MATI.  Karena memiskinkan seluruh bangsa.  Coba apa bisa DPR RI  membuat Undang Undang anti Kartel ( di Amerika Serikat namanya Anti Trust Act sudah ada lama) ndak  sampai hukuman mati , sebab ndak mengacaukan  harga kebutuhan pokok?  Malah mereka menghalangi aturan KPU yang jadi UU. Bekas terhukum koruptor dilarang nyalon.                                                                                                                                            Karena kita sudah hebat dengan kelapa sawit, sebaiknya  deversifikasikan  lahan gambut ke tanaman singkong melibatkan petani dan investor ( pabrik pengolahan dan alat berat pembuat tanggul dan saluran air di lahan gambut-katimbang dibakari elite capture lokal). Dari mereka, RRC yang sudah kapitalis, lebih baik menarik barang modal untuk menciptakan sulih import, kalok perlu barter saja sama poduce mereka yang kita harus import misalnya kedele,  ya mulainya dari rel KA dulu, yang belum urgent banget, OK tapi ini kan usulan mereka, mungkin mereka surplus rel KA sudah telanjur dibuat, waktu ekonomi mereka di-sentralisasi-kan zaman kominis dulu, mau dikemanain, modal mandeg.  

Lha melestarikan panen hasil laut itu super urgen karena jadi devisa seketika, populasi ikannya tambah, ikan masih dilaut kita, infra structure apa wong sekedar mengetati pencurian, membuat peraturan pelestarian populasi ikan dan udang, lain dari menteri perikanan zaman kebun binatang dulu, uang sama liarnya seperti dirimba raya.  Kalok politisi Orde Baru njerit karena mereka jadi agen kapal centrang sudah ratusan kapal rata rata berbobot mati 200 ton, yang kantong jaring centrangnya ribuan meter panjang keliling lingkarannya, nglembreh sampai kedasar laut pantai kita,  penutupan koloran dasar centrangnya ditarik pakai mesin, apa bedanya dengan trawler ? Ya lain sekali dengan "purse seine" bener keliling kantongnya yang diberi koloran dibawah untuk menutup lubang jaring yang juga panjang, tapi dilaut dalam, tiadak nglembreh sampai dasar dan kolorannya bukan sling baja, jadi tidak "ngeruk" dasar termasuk udang, kerang  kerangan ikan rucah dan karang hidup, ndak beda sama trawler. Sudah cengengesan membela centrang kok minta dipilih jadi wapres, kok nggak ngrumangsani nulari g.... sak negara.

Anehnya semua media TV yang hanya mencari "rating" dan media electronik lewat google, a'la saracen, menayangkan centrang primitip dengan pengungkit kayu/bambu panjangnya 14-15 meter, jaringya ya seluas 4x4 meter, itu kan kebohongan publik, menyesatkan dan mendiskriditkan pembuat aturan, ibu menteri ? Apa sudah mendapat angpau dari kartel ikan? Kalok redaksinya gak ngerti, ya tanya ke departemennya. mengapa menteri kok ngurusi jaring primitip yang umumnya dipinggir sungai sungai, lantas dilanjutkan tayangannya dengan nelayan centrang bedemonstrasi, persis seperti petani tembakau yang sudah ratusan tahun dipermainkan harga panennya oleh tengkulak tembakau dan kartelnya dan sekarang oleh pabrik rokok raksasa, kok berdemonstrasi membela pabrik rokok, ditayang TV dengan kementar memihak petani (masa bayaran) ini ?Anehnya lagi, pahlawan kesiangan dari  partai gurem yang nempel diketiak pamannya alm, ikut nimbrung berdemo bersama nelayan Cirebon, foto cengengesen, memprotes pelarangan centrang, Minus, belajaro dulu apa beda centrang yang dilarang dengan purse seine !!!! Gampang kok dari kantormu yang mewah bisa buka google ndak usah menghabisin dana dari anggauta gurem-mu, apa ambil dari kantong  kanan untuk beli bensin, iya lupa kamu kan bisa ditraktir sama anggauta DPR fraksimu yang sama sama mempunyai kebutuhan khusus. ?

Ya umumkan kepada rakyat lewat media  seluas luasnya – si tembem, si kumis tipis  bersama sepupu-satu-nya yang ribuan, si brewok pentolan front pemuda sangar (dulu) sekarang di lembut lembutkan, dasar, centeng orde bau, biar mereka malu- dan rakyat tidak milih mereka lagi, tahu. Awas, kalok ibu yang satu ini sampai diganti, kuwalat, karena dia MOANA INDONESIA.

Mempromosikan sabun dari minyak nabati, bukan alkylate yang kayak apapun, menjelaskan pada dunia, minyak sawit kita bukan bagian dari cholesterol yang jahat, untuk promosi itu perlu devisa ya bayar, daripada membuatkan jalan bebas hambatan dari Bekasi ke Gunung Putri ke Tangerang rengekan  raja uang yang kuminter ( pinternya untuk kepentingannya sendiri – ya ciri wanci) . Bangsaku, waspadalah. Oposisi bukan sekedar oposisi, tapi oposisi ini lebih jahat dari khilafah ISIS, sudah dua generasi, sebab mereka bagian dari khilafah neo kolonialisme, neo liberalisme yang sudah nyata bercokol dinegeri ini, Neokolonialisme, neoliberalisme yang  berkehendak kita mati sebagai bangsa*)


 

0 comments:

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More