ISLAM NUSANTARA – ISLAM
DUNIA
Kalau dipikir, di
Indonesia kita yang sejak 17 Agustus 1945 mem-proklamasmsi-kan kemerdekaannya. Sekarang sudah merdeka 72
tahun.
Salah satu pemacu utama dari
proklamasi itu, rakyat masih teguh percaya bahwa KEMERDEKAAN adalah hak semua
bangsa.
Sudah tiga setengah abad
rakyat negeri ini dijajah, dengan segala cara dibunuh kemauannya, direndahkan
martabatnya, ternyata rakyatnya yang banyak dan sangat beragam masih bersemangat
untuk merebut kembali hak segala bangsa
yaitu MERDEKA.
Berarti hak mengerjakan
guna mendapatkan nafkah dari tanah airnya sendiri, cukup pangan sandang dan papan.
Adapun untuk mencapai itu, para kakek nenek kita yang sekarang pasti sudah sangat
renta atau sudah wafat. telah bersepakat
dengan menggunakan landasan Politik demi ketahana fisik maupun mental, keteguhan jiwa dengan IDEOLOGI PANCA SILA.
Saya tidak membicarakan
founding father-nya, karena sudah dengan usaha sangat keras dihapus oleh Penguasa
Republik dan kroninya,yang sampai kini masih petantang petenteng selama 32 tahun demi menampilkan citranya sebagai founding father KW,
menonjol nonjolkan dirinya, yang gagal total, kedoknya ditelanjangi oleh akibat
KEPRIBADIANNYA YANG SANGAT KERDIL, BERKOMPLOT MENUMPUK HARTA, sambil beracting didepan panggung politik, mencerca Sukarno adalah komunis, kroninya dengan khidmat memutar kembali film bikinannya sendiri, antara mereka sendiri, sedang rakyat sudah muak dengan tipuannya mencari kominis untuk komoditas politik.
Tapi alhamdulillah, si
Penguasa Sipil dengan Genggaman tangan besi militer. mati alami karena usia
tua, dalam status tertuduh mengangkangi
kekuasaan untuk dirinya sendiri.
Tanpa mempersiapkan
penggantinya sebagai yang biasa dilakukan oleh Despot lain, saking egoisnya. Kok ya ndak disesali, malah dipuji, karena membiarkan mereka berebut membuta tuli. sedang rakyat sudah muak. Hampir semua kedernya, elite capture pusat dan lokal tertangkap tangan, trus cengengesan berlagak pilon minta maaf.
Karena kerangka Negara ini
meskipun dalam keadaan dibajak masih belum diubah, sepeninggal si Despot, kita tidak sulit mengembalikanna ke azas semula, dari Repblik
pura pura ke bentuk asalnya NKRI, UUD 1945 dengan dasar Nergara Panca Sila.
Masyarakat Islam, ajaran
para Waliullah tanah jawa pada abad ke 13, ke16 dan ke 17, yang berazaskan
ajaran alhul sunnah wal jamaah atau disingkat aswaja sangat mendukung Panca
Sila sebagai dasar di Negara yang baru merdeka ini dengan keyakinan situasi keaneka ragaman suku ras dan agama, kaum aswaja mampu menunjukkan
jalannya menuju hidup bersama dengan baik, mengembangkan rahmatan lil alamin salah satu penerusnya adalah Gus Dur, (
satu berkah untuk seluruh manusia) malah ke seluruh manusia di Dunia dengan
perilakunya dan intelektualitasnya.
Intelektualitas dalam
arti bisa membedakan antara egoisme sara dan menempa diri menjadi kalifah Allah di
Bhumi –
Demi meraih energy Allah dengan hidup bersama saling berbagi
dengan sesamanya. Dimulai dengan
menerima Panca Sila yang sudah nyata bisa di praktekkan di Indonesia –
berkembang keseluruh dunia Intelectualisme
yang bisa mengerti sembilan dari sepuluh
jalan mencari nafkah adalah berdagang, dengan batasan yang diajarkan oleh Islam,
tanpa tegoda menjadi monopolis dan kartel
dagang. Terbukti, aswaja yang berkembang di era para waliullah diantara
saudagar Nusantara, telah membina hubungan baik, kepercayaan satu sama lain,
setulusnya, tanpa memicu perseteruan monopolistik.
Konon menurut sejarawan Dr. Slamet Muljono alm., kebanyakan para
Wliullah ini adalah penyiar agama islam dari Yunnan China, berabad abad
sejak zaman Kerajaan Majapahit abad ke 13 sampai zaman KerajaanDemak Bintoro,
abad ke 16.
Aneh, di wilayah yang sangat hulu dari jalur jalan sutra dibelahan
Timur Dunia, Asia Tropik basah Nusantara, wilayar Sub Tropik sejuk tanpa salju
di anak benua China, dimana ulat sutera bisa dikasih makan sepanjang tahun, dan Nusantara, dimana rempah rempah tumbuh, hubungan
dagang antar bangsa bangsa baik baik saja.
Sedangkan di muaranya jalan sutera, dibelahan Dunia sebelah
Barat, pantai Timur Mediteranean, terjadi perang Salib berabad abad. perang berkedok agama (abad ke 11 - ke13 termasuk peperangan ke Utara jalan sutera, memerangi sesama agama, mungkin sekte ortodox, bukan memerangi daulah islamiayah. ) Sebenar perebutkan muara jalan sutera ini dari orang arab yang mendiami patai timur laut Mediteranean
eA Tata pergaulan dagang yang dikembangkan Islam, diantara bangbangsa bangsa Timur, berkembang dengan baik, pada kurun waktwaktu itu.
Sedangkan di Barat, telah menjulut perang berkepanjangan, sampai dibawa ke wilayah lain ke anak benua India.
Setelah gagal merebut
muara Jalan Sutra di Punisia ( sekarang Lebanon, Siria, Palestina),
bangsa Portugal, Vasco da Gama mengelilingi Tanjung Harapan di Afrika Selatan, telah
sampai di Kalicut pada abad ke 14, pelayaran yang luar biasa, merintis alur pelayaran laut yang belum dikenal berbulan bulan. Terpaksa
kembali dengan tangan hampa karena kartel
pedagang suku Arab yang sudah berabad abad dagang sampai kesana. Mempengaruhi
Penguasa setempat dan memboikot pedagang
baru dari Portugis ini, terpaksa pulang kembali dengan tangan hampa. Selang tiga
tahun kemudian Vasco da Gama kembali ke
Kalikut dengan armada lebih besar, kapal yang dipakai bisa lebih besar berkat layar kanvas dari benang flax/linen yang ringan dan tidak begitu menyerap air,
sehingga layar bisa lebih tinggi dan
luas tanpa mengganggu
stabilitasnya. Lengkap bengan meriam kaliber besarnya, Vasco da Gama membantai 800 pedagang Arab dari Kalikut,
membuat perjanjian dagang sendiri dengan Penguasa Setempat.(google kata kunci Vasco da Gama)
Dari sinilah meluas perdagangan kolonialisme di seluruh Asia Timur
berabad abad kemudian yang berdarah darah.
Cerita yang panjang ini bukan menyebal dari alurnya, tapi
malah menjelaskan bahwa pergaulan antar manusia, terutama dagang menurut ajaran Islam, pada
abad ke 13 – ke 16, berhasil mnciptakan rakhmatan
lil alamin di belahan Timur Bhumi kita, dan gagal total di belahan Bhumi
sebelah Barat, sekitar laut tengah dan
Mesir, karena watak dari suku bangsa yang membawa sifatnya sendiri sendiri. Disebelah Barat
egois disebelah Timur
kebersamaan.
Benar sekali sikap para
pengikut Aswaja, bahwa Panca Sila akan bisa menjadi dasar pergaulan dagang
yang mengutamakan kebersamaam seluruh umat manusia, bebas dari egoisme sempit yang telah membakar belahan Bhumi sebelah barat.
Ini bukan hujah kosong tapi bahkan di Amerika Serikat Negara
Kapitalis utama, ada “Anti Trust Act” yang melarang “KARTELISME”
Sedangkan kartelisme
adalah pandangan, landasan pokok dari mereka Warga
Negara Indonesia yan dari semula sudah ada diluar sistim kita, sistim dasar hidup ber Panca Sila. Satu tantangan bagi Partai Partai oposisi maupun yang abu abu, bisakah mereka mengembangkan ideologi yang bersih dari manipulasi perdagangan a'la kangker kartel dengan undang undang yang berdasarkan landasan kita ideologi Panca Sila, atau membungkusnya dengan retorika dengan gaya pidato mniru niru Bung Karno, dan membagi anggur dan roti - hanya pada saat kampanye- kayak para senator zaman Romawi dulu , saya yakin rakyat tidak sebodoh itu ?*)
Jangan dikira kangker kartel ini tidak ada panangkalnya, bahkan telah dilakukan oleh rezim yang terkorup di dunia Horde Baru sang Jendral, yaitu Negara Mendistribusikan sendiri BBM, mendisrtribusikan sendiri LPG dengan beayanya yang sangat besar, toh bisa dan dilanjutkan oleh Orde Reformasi yang lebih bersih.
Apa kalian kira, dengan landasan Panca Sila, paraktek KARTEL dalam perdagangan tidak bisa dihapuskan oleh Orde Reformasi yang bersih kayak yang sekarang ?, Pasti bisa terjadi Pemerintah mendistribusikan sembilan bahan pokok yang telah menjadi santapan empuk dari KARTEL anda, bila kertelisme oleh pedagang bahan pokok tetap kekeh pada posisinya dengan kartel gelap, karena Panca Sila telah didukung oleh ajaran pusaka mayoritas Negeri ini, karena ini adalah amanat dari Undang Undang Dasar kita. Sedangkan Ordebaru 25 tahun bermain kartel dengan padagang besar beras selama 25 tahun dari Bustanul Arifin sampai ke Dr Leni Sugihat dicopot oleh menteri reformasi , karena gudang beras nasional tidak di-isi, disabot oleh bekas kroninya selaman orde bau.
Zaman telah memberi jalan bahwa melawan kartel perdagangan dengan monopoli yang didapat secara politis, seperti persaudaraan Salim ( Liem Siu Liong), atau muslihat dagang menguasai seluruh pasar bebasis kebebasan - egaliter,
laissez faire. Kita tahu betapa rentannya pejabat kita elite cepture kita, Hakim dan Jaksa kita terhadap guangxi. Kapan Edi Tansil di extradisi dari Republik China, untuk mempertanggung jawabkan hutangnya di bank Nasional kita ?
Oleh karena itu demi pemerataan distribusi bahan pangan, diaksanakan oleh Pemerintah dengan dasar Panca Sila, untuk memerangi kartel gelap bahkan dengan dasar Kapitalis, yang melindungi kepentingan umum harusnya tidak dadakwa jadi negara Sosialis yang oleh propaganda habib cs di-cap PKI, apa ini sudah agendanya partai partai baru, untuk beraliansi dengan mereka, mencercanya dengan anti Tuhan, dan cikal bakal komnisme yang sudah bubar ? *)
Zaman telah memberi jalan bahwa melawan kartel perdagangan dengan monopoli yang didapat secara politis, seperti persaudaraan Salim ( Liem Siu Liong), atau muslihat dagang menguasai seluruh pasar bebasis kebebasan - egaliter,
laissez faire. Kita tahu betapa rentannya pejabat kita elite cepture kita, Hakim dan Jaksa kita terhadap guangxi. Kapan Edi Tansil di extradisi dari Republik China, untuk mempertanggung jawabkan hutangnya di bank Nasional kita ?
Oleh karena itu demi pemerataan distribusi bahan pangan, diaksanakan oleh Pemerintah dengan dasar Panca Sila, untuk memerangi kartel gelap bahkan dengan dasar Kapitalis, yang melindungi kepentingan umum harusnya tidak dadakwa jadi negara Sosialis yang oleh propaganda habib cs di-cap PKI, apa ini sudah agendanya partai partai baru, untuk beraliansi dengan mereka, mencercanya dengan anti Tuhan, dan cikal bakal komnisme yang sudah bubar ? *)
ULAMA JAWA DAN ILMU MAKRIFAT ISLAMI
Pamulange saking susah saha kasangsaraning sesami ganjarane hayu saha bingahing sasami. – Pelajarannya dari susah dan kesengsaraan hidup sesama manusia dan hadiahnya adalah kebaikan dan kebahagiaan sesama manusia. R.M.P.Sosrokartono. Beliau kaka kandung R,A.Kartini.
Kakek beliau adalah ulama dari desa Mayong Kudus. Ibundanya adalah putri seorang Kiai, didaerah bekas Kerajaan Demak Bintoro, yang didirikan oleh para Wali pengembang Agama .M.P Sosrokartono adalah intelektual modern Jawa, cucu seorang ulama islam dari desa Jawa pada abad ke 15 – dengan kasultanan Islam yang pertama Demak Bintoro. Diperistri secara polygamy oleh bupati Jepara. Beliau dikenal sebagai intelektual modern kerena sudah menyelesaikan kuliahnya di negeri Belanda . Telah menguasai 23 bahasa , sesudah studinya selesai, beliau menolak tawaran menjadi Pegawai Tinggi dalam Pemerintahan Hindia Belanda, lebih memilih menjadi koresponen Koran Amerika dan mendapat gaji dari sana, berkeliling Europa sebelum Perang Dunia I. Menetap sebagai wartawan di Serikat Bangsa Bangsa di Swiss, selama perang. Menjelang Perang Dunia II beliau pulang ke Hindia Belanda, mengabdikan dirinya sebagai “Penyembuh” penderita sakit., berkeliling sampai Sumatra Utara dan Aceh,mengobati orang sakit hanya dengan air putih rendaman secarik kertas bertuliskan huruf Alif – gratis, insya Allah pada waktu itu banyak penderita penyakit aneh aneh dari segala penjuru dan segala suku bangsa jadi sembuh. Beliau tidak kawin dan menetap di Bandung – Di lokasi perpustakaan dan Sekolah Taman Siswa, karena beliau mengajar disana– nama rumah beliau Darussalam. Dari riwayat beliau saya memberanikan diri menyebut beliau Ulama, meskipun beliau tidak mengajar ngaji dan tidak punya murid, disamping karena perilakunya yang zuhud, juga memang beliau juga ilmuwan. Hati beliau telah dibanjiri dicuci oleh air mata penderitaan rakyat jajahan, yang derajad kesejahteraannya kala itu masih sangat memrihatinkan – maka dari itu beliau memilih jadi penyembuh meskipun bukan dokter. Jadi kelembutan hati beliau oleh siraman air mata penderitaan rakyat jajahan Hindia Belanda. Kejadian bocah Arab yatim piatu di Makkah zaman jahiliah, cucu warga Makkah yang dihormati karena perilakunya, kakeknya yang mulia hatinya Abdul Mutholib. Bocah yatim piatu ini hatinya dikeluarkan dari dadanya dan dicuci oleh malaikat atas perintah Allah. Kemudian dewasanya beliau adalah Rasulullah Muhammad salallahu allaihi wassalam. Kepada beliau yang umi ( buta huruf) dan bukan sastrawan bahasa Arab, diwahyukan kalamullah dengan perantaraan malaikat Jibril. Semua orang yang tahu bahasa Arab, sangat hormat dan mengagumi susunan dan pilihan kosa kata bahasa wahyu Illahi ini sehingga kaum yahudi menganggapnya pasti dikarang oleh ahli bahasa Arab kelas wahid. Meskipun kejadian di Hindia Belanda pada zaman modern, hati RMP Sosrokartono dan hati lain para Perintis Kemedekaan hanya secara simbolis/ lambang saja dicuci disiram air mata rakyat yang terjajah, sedangkan tujuh belas abad yang lalu ada kejadian yang mirip, tapi pencucian hati ini adalah benar mu’jizat Allah. Prilaku jahilliah penguasa dan masyarakatnya sama, kedua manusia unggul ini yang hatinya dIcuci, pada zaman modern ini hanya simbolis/lambang, sedangkan pada zaman lain adalah karunia Allah, tapi hidup beliau beliau sangat zuhud. Saya yakin yang hatinya dicuci malaikat sebagai karunia Allah adalah Sang Pribadi, murid, manusia pilihan, rasulullah dari sang GURU, yang kedua, di zaman ini yang hatiya dibanjiri oleh air mata penderitaan rakyat yang terjajah selama ratusan tahun adalah si murid. sang Pribadi muridnya GURU. Dalam teka teki RMP Sosrokartono nulisnya dibalik, “Murid gurue Pribadi, guru muride peribadi”, sebenanya mengingatkan pada sumber ajaran islam yaitu Al Qur'an dan Al Hadist, sehingga banyak membingungkan orang. Dirancang demikian supaya rakyat kecil tidak gaduh, digunakan untuk propokasi oleh mereka yang menggandakan dalil dalil baru jauh sesudah sang Pribadi muride GURU wafat, dipakai sebagai smber salaf demi mempekuat khilafah/politik kekuasaan mereka saja.
Dari sini nyata bahwa hati yang bersih, sangat memudahkan orang menandai isyarat isyarat untuk mengenali ajaran Hakikat islami dan Makrifat islami diantara khazanah Syari’at islami dan Tarikat islami yang kasat mata. Juga mnggelarnya hingga memenuhi alam.
Maka tongkat estafetnya yang disampaikan ya sama --LEBIH SEDEHANA DARI HAKIKAT ISLAMI – IALAH MAKRIFAT ISLAMI, yaitu yang di-isyaratkan dalam sholat, sebagai bacaan wajib setiap akhir rekaat kedua. “Makrifat islami” ini lebih singkat dan sederhana dari ummul Qur'an surah Al Fatihah.. Sebab memang dirancang untuk seluruh umat manusia. Begitu khidmatnya sang ulama jawa ini meneladani Pribadi agung, guru beliau sehingga terinspirasi menuliskan syair dalam bahasa jawa: Nrimah mawi pasrah-Waktu Rasululluah SAW bejuang baru sendirian bersama istri beliau, diantara kaumnya yang kafir dan jahiliyah di Mekkah, dimana beliau dihina dan dicerca beliau menahan diri sambil berserah diri kepada Allah. Langgeng tan ana bungah tan ana susah- Rasulullah SAW menghadapi kekejaman kaum qurays yang kafir dan jahiliyah dengan sangat mengekang emosinya. Tanpa pamrih tebih ajrih- Rasulullah SAW berjuang menyiarkan wahyu Illahi tanpa pamrih apa apa, makanya tidak pernah takut. Anteng manteng sugeng jeneng- Rasulullah SAW waktu diam beliau berzikir mengingat Allah, sedangkan waktu bergiat bekeja sangat memegang prinsip ajaran islami yang beliau amalkan. Demikian kagumnya RMP Sosrokartono kepada sikap Rasulullah SAW terhadap tugasnya melakukan dakwah dan syi’ar Islam dalam kepungan warganya sendiri yang menentangnya dengan kebencian, digambarkan oleh syair RMP Sosrokartono sebagai : Sugih tanpo bondo- Rasulullah sangat terbuka menolong orang Makkah meskipun hartanya nyaris habis. Digdaya tanpa aji- Rasulullah SAW sakti tanpa bantuan dari alam ga’ib, menolak bantuan malaikat yang ingin membantu saking gemasnya. Penolakan ini ada alasannya, supaya umatnya nanti tidak mengandalkan barang ga'ib, sebab sangat rentan jadi permainan syaithan. Nglurug tanpa bala- Menyerbu kubu musuh nyaris tanpa memperhitungkan jumlah pasukan sendiri, yang tak seimbang dengan pasukan lawan. Menang tanpa ngasorake- Akhirnya Mekah sebagai benteng kaum musyrikin dan kaum kafir yang jahiliyah dimenangkan oleh kaum muslim tanpa kemegahan perampasan sebagai pemenang. RMP Sorokartono mengambil sebagai tauladan permulaan perjuangan Kanjeng Nabi. Syair ini adalah hasil penjabaran dari perjuangan Rasulullah SAW menurut azas ilmu hakikat islami yang digelar untuk diteladani. Jadi ilmu hakikat islami juga untuk menggelar suatu isyarat dari perjuangan Rasulullah untuk memenuhi semangat perjuangan si murid unggulan ini, RMP Sosrokartono
Benar to ? Wong sesuai dengan riwayatnya yang sudah tercatat rapi
Makrifat islami sederhana dan dapat dicerna seluruh umat manusia diseluruh dunia dengan mudah, yaitu bacaan waktu telunjuk tangan kanan yang harus diluruskan waktu atahiat akhir artinya menunjukkan bahwa :ASHADUALAILA HAILULLAH WA ASHADUANAMUHAMMADARASULULLAH. itulah makrifat islami. Sebab mencakup semua inti sari ajaran pokok Islam. Isyarat ini, menurut azas ilmu makrifat islam, masih bisa digelar hingga memenuhi alam, dengan merenungkan kedaan jari telunjuk yang harus diluruskan dan jari yang tiga lainnya sampai kelingking bila awas, melambangkan urutan empat ilmu islami. Pengamatan seperti ini akan mudah sekali dicap klenik oleh sang almkhaorm al habib. Tapi katimbang dengan apa yang ditemukan Al Bana dari Ilhwanul Musimn Mesir, sangat lain, yang disana keras lokal digunakan untuk pengerahan masa berani berjibaku, yang disini untuk seluruh umat manusia yang berjuang mulai dari dirinya pribadi, engentaskan dasri kebodohan dan kemiskinan, bukan terburu hafsu, malah menuntut keberanian yang sebenarnya.
Jangan salah, ini bulat sempurna ringkas sebesar mrica binubut, bila digelar memenuhi alam semesta, iya apa enggak.? Bila para ulama menyadari adanya isyarat ini pasti menjadi pribadi yang sangat sabar dan bisa memberi tuntunan kearah semua kebaikan dengan ilmunya, pemicu utamanya adalah kebersihan hatinya , bukan hadigang hadigung, apalagi santrinya yang masih hijau, wong yang sudah gondrong penuh uban saja malah petentang petenteng membawakan ilmu kebenaran preman pasar, tapi mencla mencle hujahnya seperti yang kita saksikan di TV – semoga sadar*) Wasana nyumanggakaken.
Jangan salah, ini bulat sempurna ringkas sebesar mrica binubut, bila digelar memenuhi alam semesta, iya apa enggak.? Bila para ulama menyadari adanya isyarat ini pasti menjadi pribadi yang sangat sabar dan bisa memberi tuntunan kearah semua kebaikan dengan ilmunya, pemicu utamanya adalah kebersihan hatinya , bukan hadigang hadigung, apalagi santrinya yang masih hijau, wong yang sudah gondrong penuh uban saja malah petentang petenteng membawakan ilmu kebenaran preman pasar, tapi mencla mencle hujahnya seperti yang kita saksikan di TV – semoga sadar*) Wasana nyumanggakaken.
0 comments:
Posting Komentar