Sayang Sama Cucu

Sayang Sama Cucu
Saya sama Cucu-cucu: Ian dan Kaila

Sabtu, 05 Agustus 2017

PNACA SILA KITA SEMUA - NDAK JAMANNYA YANG WARAS NGALAH

PANCA SILA KITA SEMUA

Siapa yang tidak tahu diantara kita Warga Negara Republik ini,  bahwa Panca Sila sebagai dasar Negara ini ?  Dasar Negeri NKRI ini.

Yang namanya DASAR itu berarti semua kita warga Negara RI harus  menganggap  pondasi dari hidup kita semua. Jadi ndak ada bangunan  yang tidak berdiri diatas pondasi ini. DILUAR SISTIM ini, mestinya dari semula.

 Perbedan suku, ras dan  agama boleh, tapi ya harus berdiri lurus kokoh diatas pondasi   SISTIM ini. ( sementara ini 65% kekayaan nasional SUDAH DTANGAN  2 % dari warganya   dari.   https/www.google.co.id/search?/site=discourse=hp&q+berapa+persen+kekayaan-nasioslonal    Karena kesalahan dari semula. Tokoh tokoh Orde Baru, menyerahkan pengengerukan kekayaan Negara kepada warga yang dari semula memboceng tapi tetep diluar sistim – yang kita semua pura pura tidak tahu    dari www.VOA.islam.com/read/world-analisis/2015/02/05/35496/pengusaha.cina-menguasai--seluruh-ekonomi-indonesia.

Kenapa pura pura tidak tahu, karena mereka tahu  guangxi = bagi rezeki dengan penguasa, jadi KKN.  Jadi mereka sudah diluar pondasi Negera ini sejak semula negeri ini berdiri, enaknya, belakangan berpromosi  menutupi watak jeleknya dengan membonceng lagi dari tokoh tokohnya yang jadi bangunan bangunan figuratip tokoh mereka yang kuat diatas  pondasi, satu dua - yang nggandol buanyaak  setapi kalau  di tegur  kena apa masih diluar sistim  sebab ya begitulah naluri mengeruk kekayaannya,  malah ganti Partai, bikin Partai sendiri, bikin pulau, akhirnya bikin negara sendiri, semacam Eliysium, dimana anjing dan inlander dilarang masuk. (kata kunci film Elyisium di google pasti ada ) LANTAS TERIAK LANTANG INI UJARAN KEBENCIAN. Siapa yang benci siapa, tapi pemboncengan kejahatan dipunggung orang baik meskipun marganya sendiri ini amoral, tidak terhormat, minta dihormati atas jasa orang lain, sedang dia sendiri ya gitu, maling naik Ferari siapa yang ndak jijik , mukanya dirias tias dimiripkan wajah patung sang Budha.                                                                               Coba lihat yang rame rame pembala’an hutan sampai gundul di pulau pulau kita, seperti Bobol Hasanah siapa , mana  tahan ?   Kroninya sampai Orde Reformasi masih melanjutkan kejahatan ini menghabiskan kayu merbau di Papua, exporter mebel dari Probolinggo ini ya habib sahabat dari Menhut  waktu itu  Yamda yamadu, kini sudah keluar dari penjara, lha wong waktu itu Presidennya ya Gurita. Ironis to ? Sekarang meskipun Presidennya kenceng, tapi dikepung warga yang diluar sistim dengan kartel segala bahan pangan keperluan rakyatnya dan sudah menguasai  bagian terbesar dari kekayaan nasional, apa anda, the silent mayority  sampai hati ? kalok ngomong jadi "sara" kalok diem dikira memang harus begitu - salah lagi !  Jadi PANCA SILA  ya kembali ke pondasi hidup disini, atau gi sanaaa ke Pulau Kayman, ke Singapore, ke Swiss, jangan balik lagi disana bisa main guanxi lebih hebat lagi.

 catatan: ini problim nasional yang serius, mbok iya, partai partai baru yang didirikan dengan cabang ranting meluas diseluruh indonesia, setidak tidaknya membicarakan ini di level nasional, kan kau yang mulai, ya kau  mengkhinati, jadi kau yang harus mengakhri, perkara menanamkan attitude Panca Sila, sebagai dasar kegiatan mereka, ber guanxi dengan seluruh rakyat Indonesia, janga dengan elite captures yang feodal kampung dan ambil untung buanyaak dari situ. Ini bukan ujaran kebencian, tapi mengingatkan.

jangan  muluk muluk bicara mengenai ,Indonesia. Anda anda tidak mempunyai andil jadi  sasaran cultuur stelsel, selain para petani inlander, malah ikut nimbrung, memeras mereka dari dulu, apalagi berupaya membebaskannya. Sekarang bicaralah lantang dan bebaskan bangsamu dari "kartel"  dagang ciptaan sejenismu ? Bukan malah jual beli suara dan mengancan mau copot Kapolri. Ya to, meneer Van Danoening-rat ?*)


 

0 comments:

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More