Dongeng mengenai Kelapa (Cocos nucifera L) POSTING INI SAYA MUNCULKAN LAGI SETELAH 6,5 TAHUN. PENELITIAN SUDAH MENGHASILKAN TEKNIK PEMBIAKAN BIBIT TISSUE CULTURE YANG LEBIH CANGGIH, TAPI DI LAPANGAN RAKYAT TANI BELUM IKUT SERTA PENGENDALIAN HAMA KUMBANG, JUGA TIDAK KODYA YANG KAYA DAN LAHAN LUAS PETAMANAN, MALAH DI HOTEL HOTEL BINTANG BUNGANYA DI POTONG, MESTINYA YANG HARUS MEREKA KERJAKAN BERSAMA SAMA. BEMBERANTAS HAMA INI DENGAN MUSUH ALAMI TERTULIS DIBAWAH INI, JADI TIDAK RUGI MENANAM BIBIT YANG HARGANYA 500 OOO RUPIAH PER BIBIT. ( Karta kunci Kaskus bibit kelapa kopyor di google)
Tegakan pohon Kelapa (cocos nucifera L) secara cepat semakin menghilang dari hamparan dataran rendah bumi Pulau Jawa, dan mungkin segera semakin menipis di pulau-pulau lain, akhirnya menghilang juga. Siapa mengira bahwa irama lagu “Rayuan Pulau Kelapa” yang selalu menyertai saya dalam melakoni hidup yang paling unik, belajar dan menjadi pintar di negara Uni Sovyet -yang pernah ada-, pada kenyataannya sekarang tahun 2012, sudah sulit ditemukan pantai dengan nyiur melambai di Pulauku sayang Pulauku yang malang ini, Pulau Jawa.
Tegakan pohon Kelapa (cocos nucifera L) secara cepat semakin menghilang dari hamparan dataran rendah bumi Pulau Jawa, dan mungkin segera semakin menipis di pulau-pulau lain, akhirnya menghilang juga. Siapa mengira bahwa irama lagu “Rayuan Pulau Kelapa” yang selalu menyertai saya dalam melakoni hidup yang paling unik, belajar dan menjadi pintar di negara Uni Sovyet -yang pernah ada-, pada kenyataannya sekarang tahun 2012, sudah sulit ditemukan pantai dengan nyiur melambai di Pulauku sayang Pulauku yang malang ini, Pulau Jawa.
Mengapa ya ?
Cocos Nucifera L termasuk tumbuhan berkeping satu (Monocotyledone) biasanya tumbuhan golongan ini sangat canggih dan piawai dalam hal mendayagunakan biji - bijinya untuk mempertahankan speciesnya. Buah kelapa di-design sangat canggih dan teliti untuk pelayaran skala Samudra yang makan waktu berbulan-bulan, bayangkan.
Biji dengan lembaga yang terbungkus oleh tempurung, “bronenosyed”/ iroclad, yang super kuat, tempurung yang tak tembus air, hanya ada satu lubang kecil untuk mata tunas tunggal (jarang bermata tunas kembar/jamak) kemudian mata tunas ini dilengkapi dengan endosperm/ persediaan makanan yang unik, “daging buah” yang berupa lapisan spheric menempel pada tempurung berisi lemak, karbohydrate, protein dan segala yang diperlukan embryo, malah lapisan spheric berupa bola ini berisi cairan dengan mineral yang diperlukan lengkap dan glukosa senyawa alkaloid antara lain tannin dan lainnya (penting untuk pengobatan sebagai penurun panas) seluruh larutan ini bertekanan osmose persis sama dengan tekana osmose darah kita, setara dengan larutan 0,9 % Na Cl, steril lagi– konon bisa unuk cairan infuse !
Atau obat haus setelah memboncengkan si do’i dengan sepeda kebo 25 km. dari Jogja ke ke Parang Tritis begitulah. Seluruh buah yang bulat ini masih dibungkus dengan pelampung sabut serat dan gabus dan kulit luar yang licin tahan air dan memantulkan sinar Matahari (mungkin supaya tidak over heated selama berbulan-bulan terapung dilaut terpanggang sinar matahari).
Atau obat haus setelah memboncengkan si do’i dengan sepeda kebo 25 km. dari Jogja ke ke Parang Tritis begitulah. Seluruh buah yang bulat ini masih dibungkus dengan pelampung sabut serat dan gabus dan kulit luar yang licin tahan air dan memantulkan sinar Matahari (mungkin supaya tidak over heated selama berbulan-bulan terapung dilaut terpanggang sinar matahari).
Jadi tidak heran tegakan Nyiur merupakan landmark garis pantai yang berpasir wilayah tropis, sedangkan pantai berlumpur didominasi oleh mangrove/bakau, nama latin nya penulis belum mencari, cari aja di internet.
Sayangnya design alat perkembang-biakan generative: buah kelapa ini, buah berisi biji guna mempertahankan species yang super hebat ini, tidak diimbangi dengan adanya tunas vegetative yang malah tidak ada seumur-umur di seluruh “tubuh” pohon kelapa, hanya ada satu di ujung batang paling atas, yang menghasilkan organ daun, dan organ generative bunga dan buah. Ujung ujung akar juga punya jaringan titik timbuh akar, akan tetapi tidak bisa menghasilkan tunas batang dan daun. Lain dengan tanaman sukun/ bread fruit tidak berbiji (Artocarpus artilis Fosberg atau Soccus lanosus Rumphius.) atau buah Kledung/ Kesemek (Dryospiros khaki L) yang akarnya bisa menghasilkan tunas batang.
Pokok nyiur dalam situasi extreme yaitu tanah yang becek, kelebihan air terus menerus, bisa membentuk titik tumbuh akar di ketinggian beberapa meter dari tanah, itu saja, sayang sekali.
Bayangkan.
Bila ada kerusakan di titik tumbuh batang teratas satu satunya ini, maka pertumbuhan berhenti, titik.Yang berarti tidak ada daun dan tandan bunga baru, juga tidak ada tunas dari bawah seperti bamboo atau pisang. Lha bila tidak terbentuk daun baru bagaimana hidup pokok kelapa ini bisa berlanjut?
Semua menua dan tidak ada jaringan muda pengganti, berarti mati, ahli ilmu pengetahuan tumbuhan dan praktisi bidang petanian tidak berdaya sama sekali menolong Pohon Nyiur yang secara perlahan tapi pasti ini mati, dan kejadian menyedihkan didepan mata ini meluas dan massal, dongkol enggak ?
Kejadian ini terus menerus setiap hari di luasan Pulau Jawa sepanjang pantai, di ngarai dan perbukitan dataran rendah, sehingga mereka yang dalam perjalanan dari ujung timur pulau Jawa daerah Banyuwangi sampai ujung barat daerah Banten. Apalagi sepanjang pantai utara, akan melihat Nyiur melambai makin menghilang saja, di beberapa ruas perjalanan kadang masih ada lambaian selamat tinggal dari daun-daun Nyiur yang nampak tergunting rapi mebentuk huruf V terbalik, bekas lobang bor si hama pembunuh, karena beberapa bulan kemudian pokoknya pasti akan mati, sedih.
Ada hama, bangsa Kumbang (Coleoptera) yang khusus perusak pucuk pohon kelapa dan bangsa Palmae yang lain, yang menjadi penyebab matinya titik tumbuh pucuk yang membentuk bakal daun dan bakal tandan bunga ini, yaitu kumbang Oryctes Rhinoceros L dan satu jenis lagi yaitu Rhynchophorus Sp. Dua species Kumbang ini berkerja sama secara kompak seperti Gayus si Penarik pajak dan Cyrus si Jaksa, hanya yang pertama khusus merusak umbut kelapa (bagian batang kelapa paling atas yang rasanya manis lunak, enak dimasak sayur gudeg atau sayur lodeh), yang kedua memanfaatkan lubang gerekan untuk makan dan bersarang.
Si Oryctes Rhinoceros dengan tanduk tunggal seperti badak, membuat lubang lewat pelepah muda tembus hingga ke umbut kelapa, makan umbut dan minum nira manis. juga kemudian nira beralkohol ditenggak ramai-ramai secara berjama’ah sampai puluhan, sesudah luka di umbutnya mengering lubang gerekan ditinggal, cari pokok kelapa yang lain. Si Oryctes Rhinoceros ini, sudah dasarnya pemerkosa, juga pemabok lagi, mestinya lembaga pertanian resmi pemerintah membuat aturan agar Oryctes Rhinoceros untuk diburu ramai ramai, selamatlah tanaman kelapa.
Lubang menganga yang penuh sisa makanan menjadi sarang bakteri dan cendawan, membusuk, kehangatan dan kelembaban yang dihasilkan menarik kumbang hama kumbang kedua, partnernya Rhynchophorus sp. dengan tanduk sepasang seperti kerbau, untuk membangun love nest betulan, kawin dan bertelur puluhan akan menetas menjadi lundi/uret /larvae dan makan sisa sisa jaringan umbut yang meragi juga menggerogoti jaringan lunak di seputar lubang sarang, hingga akhirnya mematikan sel-sel di titik tumbuh apical yang satu satunya, maka kemungkinan pulihnya titik tumbuh satu satunya menjadi nol.
Maka beberapa lama setelah para generasi muda si Cyrus alias Rhynchophorus ini menyelesaikan metamorphosisnya dengan moulding/ berganti kulit beberapa kali, dan menjadi kumbang, lantas ya “do swidania” terbang dan kawin, mencari bekas gerekan si Gayus -pertnernya tukang ngebor untuk bertelur yang menetas menjadi puluhan lundi/uret/larvae lagi. Maka Republik muda yang penduduknya bergerombol di pulau Jawa ini semakin kehilangan tegakan kelapanya di pulau ini.
Kemungkinan besar juga akan terjadi di untaian Zamrud Katulistiwa yang lain segera, berkat kejorokan hunian penduduk yang membangun kota dan pasar, pabrik-pabrik pengolahan pangan sepanjang jalan trans Sumatra, trans Sulawesi, trans Kalimantan, menimbun sampah yang kaya karbohidrat tanpa rasa bersalah.
Kami Agronomist ini sebenarnya tidak terlalu bodoh, dari sana sini kami tahu bahwa musuh alami serangga adalah cendawan, dan memang ada jenis cendawan, bakteri dan virus yang jadi musuh bebuyutan kumbang laknat ini. Tiga puluh tahun yang lalu dimasa Orde Baru, sudah dicoba, dicanangkan, disuluhkan dengan percontohan mengenai metoda dan caranya mengendalikan hama kumbang ini menggunakan musuh alami. Cara biologis.
Akan tetapi segala tata laksana di lapangan tetap menurut pola bagaimana masyarakat ini di kelola, tigapuluh dua tahun Despotisme dan ABS (asal bapak senang) a’la Orde Baru, jadi semua kelihatan baik di kertas dan waktu kunjungan Petinggi Negara, ini mungkin sampai sekarang, karena yang paling berkepentingan, masyarakat tani tetap diam, cuek bebek.
Himpunan-nya dan Kerukunan Tani-nya, hanya bicara politik - yang artinya kekuasaan si Dalang yang punya uang, tanpa ada contoh perilaku bermasyarakat tani yang rukun.
Lha mosok, Oganisasi Himpunan Tani yang Cabang dan Rantingnya sudah terbentuk di setiap Kecamatan dan Desa yang penggeraknya adalah sosok-sosok Kontak Tani Andalan (kebanyakan Tengkulak dan oportunis desa ) yang telah diseleksi , sangat piawai menghafal P 4 a’la Orde Baru, kok dijual kepada sosok Politik yang membutuhkan dukungan formal yang luas untuk mendaftar jadi Capres- mirip Liga sepak bola – si Belang menjual pada si Loreng - ndak ada hubungannya dengan pemberdayaan masyarakat tani.
Bayangkan.
Di satu sisi satu cara pengendalian Gayus Oryctes ini sudah jelas, mudah dan terbukti effective dan terjangkau biayanya, pembiakan musuh alami cendawan Trichoderma atau , Breveria sangat mudah dengan media buatan (seperti membuat tempe) kultur murni ini kemudian disebar ditempat-tempat yang disenangi oleh Oryctes rhinoceros L saat mereka bertelur pada pergantian musim, mudah kan. Semua sudah ada petunjuknya tercetak rapi an tersebar diseluruh desa desa katanya, atas beaya APBN (Anggaran Pendapatan Belanja Negara). Hanya oleh karena terlalu sering spora cendawan ini dihasilkan dari biakan dengan media buatan maka tingkat virulensi (keganasan) untuk mematikan larvae /lundi/uret Oryctes ini mudah menurun hingga tingkat mortalitasnya tidak memuaskan. Itu saja cacatnya. Agar membuat virulensinya tetap tinggi harus menggunakan media larvae Oryctes juga, yang bangkainya penuh spora cendawan ini akan tetap ganas membuat larvae/lundi mati.
Di sisi yang lain yang sangat penting sekali: tidak ada motivator(s), organisasi penggerak di pedesaan yang mampu menggerakkan peran serta petani, sehingga membuat petani kurang semangat untuk mencari uret/larvae Oryctes, kenyataannya capek dan ndak ada jaminan pohon Nyiur miliknya sendiri yang hanya beberapa pohon, tidak diserang oleh Oryctes yang terbang bersama angin atau menumpang truck angkutan dari tempat yang jauh dimana usaha pengendalian belum dilakukan.
Mengapa hanya si tukang ngebor Oryctes ini yang harus dicari sarangnya secara ramai-ramai?
Karena tanpa kekuatan menggerek si pendosa si Gayus Oryctes ini yang mulai, tidak ada Cyrus Rhinchophorus akan bisa bersarang.
Ada lagi cara biologis yang murah tapi harus masal juga, untuk mengendalikan populasi algojo pohon kelapa ini, paling mudah
dengan cara biologis yang lain ini, yaitu dengan virus. Mengapa hanya si tukang ngebor Oryctes ini yang harus dicari sarangnya secara ramai-ramai?
Karena tanpa kekuatan menggerek si pendosa si Gayus Oryctes ini yang mulai, tidak ada Cyrus Rhinchophorus akan bisa bersarang.
Hanya dicari tempat lundi/uret/larvae-nya, dimana si Gayus Oryctes suka bertelur demi masa depat lundinya, ditempat timbunan sampah yang kaya dengan karbohidrat, sebangsa tepung dan gula (timbunan sampah dapur/rumah tangga, sampah pasar, tumpukan potongan batang tebu sisa pembuatan bibit stek, sampah pengolahan tapioca dan dan timbunan sampah proses pemutihan beras dll) semua timbunan sampah yang kaya karbohdrat ini harus cukup lembab seperti biasanya. Bisa dipastikan ini hasil kejorokan manusia, karena di timbunan kotoran ternak tidak disukai mami tukang bor ini.
Apabila petani sudah bisa memelihara larvae Oryctes
rhinoceros ini (tidak sulit) maka larvae ini juga bisa di tulari dengan
virus yang menyebabkan sterilitas kumbang jantan yang dari larvae jenis
Oryctes ini sudah tertular virus tanpa mematikannya, ada dua species yaitu
virus Rabdion dan Virus Baculo, karena virus hanya bisa berbiak di jasad hidup.
Tinggal melepaskan kumbang jantan yang terinfeksi
virus virus tersebut. Dengan menulari larvae nya, maka kumbang
jantan akan menjadi pejantan mandul sehingga melepaskan si
mandul ini di lapangan dimana banyak tegakan kelapa yang lingkungannya
tidak sehat agar mengawini calon mama Oeryctes rhinoceros,
kebetulan si play boy mandul ini malah lebih agresive dari yang normal, perawan
Oryctes rhinoceros yang kepincut play boy mandul ini sangat mendukung
polygamy dan free sex, semoga Don Juan kita ini success berpoly poly gami-ria,
seingga tegakan kelapa kita selamat.
Penularan virus Rabdion dan virus Baculo ini upaya untuk
mengendalikan populasi pendosa penyebab utama kerusakan secara jangka
panjang.
Mudah kan ?
Siapa bilang, kenyataannya di masyarakat yang
Pimpinan-nya Pejabat corrupt, akibat dari korupsi dan akibat dari akibat
korupsi, organisasi masyrakatnya hanya proforma, bersifat pura pura,
seolah olah, bahasanya euphemisme, tulang punggungnya uang, dana
organisasi apapun adalah untuk jadi sasaran penilepan berjama’ah, persis
seperti Panitia Panitia di PSSI (Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia)
di DPR dan DPRD bahkan Panitia Penyelenggara Haji, semua terinfeksi
tukang tilep, organisasi kemasyarakatan apapun tidak bisa menggerakkan
masyarakat ke arah yang menguntungkan masyarakat sendiri. Rakyat terlanjur
apatis.Yang dari bidang agama saja pinter memisah saku kiri dan saku kanan. saku kiri ini haram, dari KKN - yang dihitung kan amal dari saku kanan si Abu Nawas moderen ini ?
Bagaimanapun, pengendalian hama ini
harus secara masal dan serentak secara consistent agar bisa berhasil, apabila
menghimpun peran serta masyarakat sulit bisa jalan, meskipun
dengan metoda dan cara semudah dan semurah apapun, maka pupuslah harapan
untuk melihat Nyiur melambai di pantai -pantai pulau Jawa, pasti
juga di pulau-pulau lain, dimana sampah organik yang kaya karbohidrat tetap
seperti sekarang, dan masyarakat tani belum kompak dan solid berperan
serta mengimbangi dengan upaya pengendilan hama yang diakibatkannya, artinya si
bodoh dipimpin oleh si pandir. Gurita dan kerbau
Sementara pohon Nyiur mati satu demi satu tanpa pandang
bulu, dengan lambaian selamat tinggal daun Nyiur yang nampak lidinya seperti
digunting mirip seperti stripnya sersan, tanda telah tergerek umbutnya,
tinggal tunggu si Cyrus yang mematikan , amat sedih.
Ya maklum pulau ini penduduknya terlalu
padat, delapan puluh persen petani, anak cucu petani sudah
tinggal di hunian kota, perilakunya ya sama – hidup seperti di desa,
jorok, lagipula problem sosialnya yang banyak tidak
terselesaikan secara jujur dan adil, kok diharapkan berperan serta,
meskipun ini belum pembangkangan social, ---- wis embuh, ada kawan-kawan yang
bilang ke saya; daripada jadi Agronomist enak jadi Leveransir
Project Pemerintah apa saja – muda kaya - tua diangkat jadi
Pemimpin Ketua apa saja – mati puas, masuk surga, Naudzubillah min
dzalik...(*)
(Ir.Subagyo, M.Sc- Alumni S1 dan S2 Ilmu Pertanian dan
Agroteknologi Universitas Patricia Lumumba, Moskwa Russia)
Posted in:
SHARE
·
POPULAR
·
TAGS
PENGUNJUNG
SMS GRATIS
TRAFFIC RECORD
LAMAN
·
Beranda
ENTRI POPULER
mata cabang untuk
perisai (shield) OKULASI: Okulasi adalah memindahkan mata tunas satu tananam
(menjadi batang atas) ke tanaman lain (m...
Mungkin tulisan
terdahulu yang banyak dibaca oleh pengunjung blog ini masih belum jelas benar
terutama cara membuat irisan taji entrys y...
Budidaya
tumbuh-tumbuhan adalah upaya manusia agar tumbuhan menjadi tanaman budidaya
yang semestinya, artinya dalam seluruh proses produk...
Bila pembaca mencari
nama temulawak dalam bahasa Madura adalah temulabak, dalam bahasa Belanda
mungkin tidak ada, apabila sudah dicari di b...
Sebenarnya sudah
banyak tulisan di Google mengenai daun obat ini yang sangat ilmiah, sehingga
dapat saya pergunakan sebagai sumber informa...
MENGENAI SAYA
PENGIKUT
ARSIP BLOG
LINK
BLOGGER
TRICKS
BLOGGER
THEMES
DOWNLOAD
SITE
ALEXA RANK
FOOTER WIDGET 3
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | cheap
international voip calls
0 comments:
Posting Komentar