M.H. AINUN NAJIB MENCERMATI KEKUASAAN DI REPUBLIK INI.
Di you tube, Cak Nun menandai bahwa yang “berkuasa” di Republik ini bukan
Jokowi dan bukan Megawati. th 2015
Ya jelas, Republik Indonesia, mulai founding fathernya,
Bung Karno, sudah dalam pusaran percaturan politik dan ekonomi dunia.
Lebih jelasnya, politik diplomasi, bahkan peperangan, memang
sejak dulu ya alat dari percaturan ekonomi masyarakat manusia, Bung Karno dan rakyat
pendukung setianya, PKI, sudah disapu bersih th1965, karena merintangi penguasaan sumber daya alam. l Negara ini oleh Amerika. akhirnya sibawqah prwsiden HM jandrasl Suharto sudah itu memang gunung emas di Papua dibongkar, juga
logam logam langka ada di sana ( sangat perlu ntuk bahan baku chips electronic canggih) Jadi cak Nun benar sekali.
Cak Nun juga bilang, Pak Jokowi ini sebagai Presiden yang
melakukan seluruh tugasnya, bukan dari kemauan hatinya sendiri semuanya. Bila
pendahulunya penuh ragu, Pak Jokowi ini tidak mengerti apa yang harus membuat dia
ragu dan apa yang harus membuat dia tegas. Jama'ah ma’iyah pada gaduh, tertawa.
Saya tidak, hanya prihatin, memikir ini motifnya apa
budayawan islam yang menampilkan dirinya kental dengan kesufian “sepi hing pamrih” ini kok ngomong begitu.
Cak nun menyambung supaya seluruh jamaah ma’iyah
mendo’akan pak Jokowi mendapat pertolongan Allah bisa terbebas dari kuatnya
belitan percaturan politik global, supaya
bisa mengemudikan Negara ini dengan baik dan selamat senegara, sejahtera
sekeluarga, saya menjawab dalam bathin amiin, kepada tayangan face book ini,
yang sudah terlambat 3 tahun.
Sedangkan secara
ekonomi kebutuhan pokok rakyat sudah sangat tinggi nilainya dibandingkan dengan
kemampuan produktivitasnya, akibat policy devaluasi rupiah terhadap US dollar, turun
terus secara sistimatis. Sulit dibendung karena digerogoti dari dua sisi, dollarnya sudah turun nilainya karena diinflasikan, diikuti rupiah, karena
penerimaan harga comoditas export kita tidak naik, sedang nilai US dollarnya
turun. tanpa devaluasi rupiahnya, malah harga perdagangan kertas dollar US ini tambah
tinggi, karena dibutuhkan oleh Negeri
yang harus membangun infra structurnya.
Dari pendapat saya :
“Meskipun sudah dipilih sasaran pembangunan yang komponen
bahan dalam negerinya banyak, seperti pasir, slagsteen, semen dan lonjoran baja
beton. E, yang ini ya melur kayak
gulali, akibat ngirit, (atau sabotase) mburu margin keuntungan, karena tenaga
kerja makin mahal, nilai take home pay nya tergerus sampai ke UMR tidak cukup
buat beaya pemenuhan kebutuhan sembako. Kualitas pekerja makin turun karena
tergoda bersikap masa bodoh dan pragmatis, apapun dicuri, dikurangi, kuli
bangunan sampai pengawas lapangan dan managers sampai inspektur konsultan menomerduakan
prinsip teknologi dan etos kerja.
Selanjutnya dari gambaran diatas merambat keseluruh
kegiatan ekonomi, barang konsumsi dalam
kemasan, dikurangi jumlahnya ( isi sachet repellant nyamuk jadi sedikit, susu
kental manis jadi encer dan kurang manis, Travel Buro berlomba menipu jemaah
umroh tabungannya diembat, nanti keluar penjara harta jarahan masih banyak
masih bisa bayar mahar untuk jadi pejabat partai lagi. ” hanya bondho mukenah dan baju koko", begitulah dari saya.
Selanjutnya cak Nun
bercanda, meskipun dia sisipkan canda dari khazanah bahasa Arab perkara
bicara “uslub” yang sangat multi tafsir, tapi cak Nun memberi isyarat uslub ini
bicara diplomasi tingkat tertingi. Nggepuk lor keno kidul, saya mulai berpikir lagi.
Selanjutnya lagi Cak Nun bicara Indonesia, ekonomi didalam
negeri kita, kintir di pusaran ekonomi dunia, menghadapi “jahudi timur” dan
“china barat”- yang sudah berkomplot, tandanya dollar yang selalu naik kursnya
terhadap rupiah, berapapun export diupayakan sebagai imbangan, tapi disisi lain
sedotan beaya ditambah ihtikar internasional yang konspiratip antara naga dan
gurita, ditambah Tyranosaurus rex.
Selanjutnya lagi, tinjauan Cak Nun menandai bahwa mereka jadi tamu kita
sejak abad 13 yang lalu, dan sekarang 6 abad kemudian sudah menjadi kaya raya, bukan saja
ukuran local tapi ukuran global. Tapi dia merkata: mengingatkan eling dieling, jangan pethakilan macam macam – pesan dalam bahasa jawa
“ojo wani wani, mbawah mrintah Indonesia, mbahu dendho hanyokrowati, lenggah
jegang ngedangkrang”, dumeh sudah berkonspirasi dengan bala Rahwana, Indonasia tidak seperti yang engkau tahu, semua jenis manusia ada disini, ada petapa yang waskita, ada ksatrya yang ndak doyan harta benda dunia, bertekat baja menghilangkan nestapa kaum du'afa, tidak terima mereka di rampas rezekinya oleh China dari Barat dan Jahudi Timur. Semua orang jawa, sebagai indikator perasaan
penghuni seluruh Nusantara, sudah ngerti bahwa sekian abad ini mereka turun
temurun lahir mati disini ini, hidup mukti bandha bandu disini, tanpa membuat
jalan umum semeterpun, tanpa membuat jembatan yang terpendekpun, meski rumah
sakit iya, satu dua, dengan perhitngan ROI 25 % membuat hotel dan kondominium Maikarta di OTT oleh KPK nyuap Nyonya Bupati Bekasi , yang diucapkan oleh Raja kayu pulp Sukanto tanoto, untuk nyedot balik uang gratifikasi yang secara royal ditebar, pebangunannya seret sengaja melanggar perizinan sudah dibangun, alasan buat dihentikan, menilep uang muka yang asalnya juga dari dia gratifikasi,istilah yang sangat menggiurkan balik lagi, bonusnya si Ummi dikandang di gedung gratis.
Sampai sekarang mereka yang terpelajar ; isi hati, keseharian hidupnya dan perasaannya masih sebagai tamu, jauh di lubuk hatinya sendiri juga begitu. ” Buktinya minta dikubur di Singapura, harta bendanya dipindah ke Panama, anak cucunya punya rumah dan green card Amerika, ternyata tak seberapa beayanya. centeng si Nipar, jongos si Kromo, mayor domo Safaqudin, anak selir si Miah yang dipanggil akarab makco sudah setia tiga keturunan merawat the House of Samcacat -nya..
Harta beranak harta. ing,ing, yukde pigi Amelika..
Menurut saya: Prilakunya “ngambang di awang awang, dengan mental bandoro, berangkulan dengan penguasa, dalam bahasa jawa dilukiskan “prabowo saloko rukmi, kabeh kabeh mung marono tingalira”- (Serat Kalatidha oleh R Ng Rongowarsito, pujangga Kraton Surakarta 1895) tergiur perak emas semua penguasa pandangannya mengincar kesitu.
Sampai sekarang mereka yang terpelajar ; isi hati, keseharian hidupnya dan perasaannya masih sebagai tamu, jauh di lubuk hatinya sendiri juga begitu. ” Buktinya minta dikubur di Singapura, harta bendanya dipindah ke Panama, anak cucunya punya rumah dan green card Amerika, ternyata tak seberapa beayanya. centeng si Nipar, jongos si Kromo, mayor domo Safaqudin, anak selir si Miah yang dipanggil akarab makco sudah setia tiga keturunan merawat the House of Samcacat -nya..
Harta beranak harta. ing,ing, yukde pigi Amelika..
Menurut saya: Prilakunya “ngambang di awang awang, dengan mental bandoro, berangkulan dengan penguasa, dalam bahasa jawa dilukiskan “prabowo saloko rukmi, kabeh kabeh mung marono tingalira”- (Serat Kalatidha oleh R Ng Rongowarsito, pujangga Kraton Surakarta 1895) tergiur perak emas semua penguasa pandangannya mengincar kesitu.
Hemat saya, belum pernah
secara total mereka menyatu diantara anak bangsa lainnya, bisa ikut “ngrungkrebi”
bhumi pertiwi, syukur alhamdulillah satu
dua sudah membhumi. Keadaan ini
tersindir oleh ucapan dalam pertemuan
dengan teman teman ma’iyah cak Nun. Sudah di release oleh you tube dan face
book, saya matur nuwun sekali sudah lega, baru sekarang hilang rasa sesak dada saya, sebab ini gawat, ewuh aya ing
pambudhi. Sentimen global anti
diskriminasi “sara” marak di Amerika, bisa dibuat tudung mereka dengan tertawa tawa. perkara ras. Sebab warga sembilan Naga
dan Rahwana Global sudah berkonspirasi, mengharu biru menanamkan kepentingan
dominasi ekonominya di Republik ini. ” Sambil masih mengerutu secara public di
TV, Hartati Murdaya Poo bilang dengan cynical “Apa apa semua tidak boleh”, maunya
dibolehkan bebas menggunduli pulau luar,
bukan dengan Amran Batalipu thok tapi juga dengan yang lain masih ngantri. Yang
macam dia ini mestinya jama'ah ma’iyah aktip mengadakan picket gerak geriknya.
Menurut saya: Jahudi Timur dan China Barat ( ungkapan Cak
Nun ini kiasan lho, bukan letak geografis). kondisi ini bukan terhadap pak Jokowi
saja, tapi berlanjut sampai para penggantinya nanti siapa saja, sampai kapan
saja. Barang siapa pemegang kemudi kapal
Republik ini ini harus tidak dengan maunya sendiri, penuh konsentrasi hati
hati, seperti menarik rambut dalam tepung. Maunya kepentingan para tamu ini
tidak tergerus, karena ditambahi infrastructure baru, rakyat tetap makan ( repotnya kebutuhan rakyat sekarang bukan
sekedar makan thok kayak zaman VOC, tapi lingkungan hidup sehat tanpa polusi dan
pendidikan. Yang ini biayanya semakin terkatrol naik, nyaris tak terjangkau). Wong
rakyat masih tetap berlindung kepada
Allah, untungnya masih ada ma’iyah. Cak Nun sendiri bilang seperti meniti
sirotol mustakim. wong maunya ya hanya massa yang mengambang, sampai mateng untuk dikomando oleh siap lagi ? “Ingat, betapa sulitnya pak Jokowi berusaha mencegah pembakaran lahan gambut, yang asapnya mencekik negara kota Singapore, beberapa propinsi Malaysia, mereka menyumpah nyumpah, padahal mayoriritas pembakarnya investor dari sana yang bandel bandel",
Preanisme, sekarang sudah sangat reda, memperalat orang setempat yang masih bangsa kita yang masih mengandalkan kepalan dan parang.
Preanisme, sekarang sudah sangat reda, memperalat orang setempat yang masih bangsa kita yang masih mengandalkan kepalan dan parang.
Saya percaya manusia model Pak Jokowi, jangankan hanya
diangkat jadi aggauta kehormatan tentara satu korps elite ( Uslub ?) diterima
dengan ikhlas sambil tersenyum, bahkan andaikata diangkat jadi penunjuk jalan
kehormatan peleton penjaga perbatasanpun, pasti akan diterima dengan ikhlas, ndak
usah digegerkan, karena tidak melanggar etika
ketentaraan itu sendiri. Jadi bila
ketika pak Jokowi blusukan di ranah perbatasan negeri ini, bila bertemu dengan
danton pengawal perbatasan yang lagi patroli,
beliau diangkat jadi penunjuk jalan kehormatan, Pak jokowi pasti berfikir ini menyangkut semangat keteguhan mental, tuntunan
kearah jalan yang benar, pasti dilayani, sebagai penunjuk jalan satu
peleton pasukan, beliau masih berkonsultasi dengan Allah, saya yakin bukan
maunya sendiri meskipun beliau Panglima
Tertinggi Angkatan Darat Angkatan Laut dan Angkatan Udara Republik ini, rakyat
yang milih. Dia anak rakyat sangat peduli kepada
keselamatan prajurit, yang juga anak rakyat, tidak memandang satu
prajurit atau satu peleton. Seorang
Panglima Tetinggi Presiden RI, yang dipilih langsung oleh rakyat, harus ikut cawe
cawe, kapan dia bisa menggunakan chains
of command, apa tidak. Menembus segala protocol dan taboo, seperti lakonnya
film Amerika “Saving private Ryan” Panglima mandala Amerika,yang manarik pulang
prajurit Ryan dari kancah pertempuran ratusan ribu tentara pembebasan Europa
dari cengkeraman Nazi Jerman, karena dia sendiri yang masih hidup dari tiga
bersaudara dua yang sudah gugur di
medan laga, demi menjaga ibunya yan sudah tua, ini Pangima Tetinggi Amerika serikat, mandala Europa. Lha
Panglima Tertinggi Indonesia, Pak Jokowi, apalagi hanya menerima satu posisi kehormatan,
sebagai penunjuk jalan satu peleton pasukan penjaga perbatasan umpamanya.. Sebab kita belum punya drone mata mata yang
bisa nguping kersaning Allah, kayak cak Nun (uslub). Masa mengambang pun punya hati nurani, hati hati cak.
Saya memberikan saluut setinggi tingginya kepada Panglima
Tertinggi kita yang satu ini, bagaimanapun dia diremehkan oleh jendral
professional siapapun, secara terang maupun ungkapan uslub yang rumit. Yang ini, Jokowi bertindak pasti sudah
diawali dengan bismillahirakhmanirakhim, malati,
karena beliau bertindak sebagai symbol, sebagai jimat, Presiden panglima
Tertinggi pilihan langsung dari rakyat. Saya harap cak Nun ngerti artinya kuwalat,
Prilaku seorang pemimpin, bukan karena bebal berkulit tebal.
Cak Nun bilang sebelum tahun 2024, ya belum habis tugas
tukang sapu sampah pesta demokrasi ini. Berbahagialah warga ma’iyah, KPK masih diberlakukan. Sebab ingat betapa keras upaya wakil wakil rakyat di DPR RI, menggerakkan hak anket mereka, untuk melemahkan KPK, lagi pula anda belum bisa picket
di depan istananya oknum Eksekutip Pusat apalagi Daerah, Istana oknum Judikatip
Pusat maupaun Daerah , dan istana oknum Legislatip Pusat dan Daerah, apalagi
Benteng markas ABRI. Mosok mereka di
dalam negeri tidak tinggal di istana super mewah dan hidup disorga dunia, kok
anda ndak tahu ?. Mbok iya, namu namu kayak cak Nun namu bercanda ria
dengan pak Harto apa namu Tomi di Penjara Cipinang dibasani pisan sama mas Tomi,
waktu dipenjara. Saya maklum anda ndak
tahu istananya mereka yang diluar negeri
kayak istananya Harliemvanto, yang mati katanya bunuh diri. Halah, wong sudah
jadi warga Amrik, tinggal opererasi plastic, celekkan matanya yang sipit, ganti nama Donald Cuck Kirick, nanti sambil nyambi kerja untuk Indonesia lagi, nolong
Setia si hooping. Dia bukan yang pertama, Andi Nurdin Halid pernah dipenjara karena
korupsi di Bulog, pikirnya partai golkar ga apa apa, melanjutkan sebagai ghanimah menang memerangi kaun kafir, tetap jadi pimpinan Partai Golkar, Jendral Park Chung Hee bekas
Presiden Korea Selatan, memperoleh dukungan hibah dollar dari Pemernatah
Amerika Serikar, berkat para Congressmen dan Senator AS, karena dibawakan oleh
oleh suap buaanyak, bebas OTT dan penyadapan ( kok nasih ketahuan ya ?). ini
kan klop dengan scenario konspirasi china barat dan jahudi timur. Jadi andaikata
dia risih bingung dan malu karena sesudah anda picket ?
Siapa tahu ma’iyah sudah bang bang rahina,
Hyang aruna kadi netrane ogha rapuh
sabdaning kokila,ring kanigoro
SAKETER WUWUSING WINIPANCA
BINARUNG PUDYANIRA KIAI KANJENG.
menciptakan gaibnya suasana,
sabdaning kokila,ring kanigoro
SAKETER WUWUSING WINIPANCA
BINARUNG PUDYANIRA KIAI KANJENG.
menciptakan gaibnya suasana,
si
durjana tahu rasa,
anda
anda sudah picket disana,
dengung
Kiai Kanjeng do’a rakyat yang sengsara,
tetep
nempel ditelinganya
Mau
lari kemana ?
Ini petunjuk juga
terhadap pelajar ma’iyah, masih ada Jahudi Barat (misalnya seperti Michael Moore dengan Occupation
Wall Street nya –OWS ) dan China
Timur ( yang ngerti sekali sengsaranya di injak injak Bholo Rahwana, pasti ada ratusan juta mereka merindukan ma’iyah,
mau sama sama merampas kembali sajadahnya yang sudah jadi ke`se`t , kan sudah diinjak injak syaithan?).
Harus segera membuat tambak meruntuhkan Alengkapura. Tahukah
anda satu hukum alam yang bisa kita baca atas anjuran wahyu Illahi surah Al Alaq
– Iqrok……., bahwa bila ada seratus jahudi
timur bisa nangkring di puncak sistim materialistik penduduk dunia, di Davos,
atas pengorbanan enam tujuh puluh juta Jahudi timur dan barat yang kalah bersaing tersingkir
dari sumber rezekinya karena lebih ngrumangsani dan jujur diantara mereka ? Ada
China Barat sembilan disini sebagai personifikasi Naga yang sangat berkuasa disini, itu pasti
sudah merebut kesempatan rezeki merampas hajad hidup wajar dari ratusan juta
China Timur dan Barat dengan tipu daya ditunggangi posisinya dengan sangat
lihai ?
Seperti anda anda sendiri disini, kan juga jadi korban kartel
gelap sembako, kerja sama ordebaru dan sisa sisanya dengan menerima ghanimah kemenangan
aliansi dwifungsi dengan Kammi Kappi
berupa Badan Usaha Logistik Rapublik ordebaru, mulai berdiri sampai tumbangnya,
dengan siapa mereka membangun kartel gelap - ihtikar. bahkan sampai orde
reformasi. Hanya pada masa Presiden Gus Dur baru dibersihkan olah Menteri Rizal
Ramli?
Hidup dengan robot cerdas, yang tidak tidur dan istirahat, segalanya bisa
dicukupi.
Ini bisa
jadi scenario jalan sesat atau scenario jalan rakhmatan lil alamin, sudah dekat
sekali.
Dengan lahirnya masyarakat ma’iyah, merupakan pertanda
zaman, kita mohon kehadirat Allah subhanahuwata’ala dengan sesungguhnya supaya terhindar
dari jalan sesat dan jalan yang dimurkai Allah. Wahai ratusan juta rakyat Indonesia milyaran rakyat dunia
- korban atau calon korban konspirasi jahudi timur dengan china barat dan para
materialis pragmatis Indonesia, alias koruptor alias nyai Blorong, alias oportunis ular kadut penilep
anggaran, belut listrik yang pasang muka cengengesan, pemakan suap birokrasi
pemerintahan, alias petugas partai, alias gurita istana
- rumah keramat, kalian akan lebur oleh ratusan
juta manusia ma’iyah yang telah mesu budhi dengan laku puasa lahir bathin kesadaran picket, “anteng
mantheng sugeng jeneng” bukan massa yang mengambang tungu komando saja, tapi elite pembelajaran disetaip desa (kalimat pesan peninggalan RMP Sosrokartono alm)
dan sodhakoh tanpa pitung alias "sugih tanpa bondho" ( bentuknya nurut arahan ulama alim yang
orientasi hidupnya melulu jadi rakhmatan lil alamin, apa saja yang
berguna bagi masyarakat, niat
ajeg tanpa pitung ikhlas sampain jerohan ). Ini tuntutan zaman. yang
akan mendatangkan ma’unahe para santri
karomahe para Wali, mu’jijate para Nabi, berwujud rakhmat Allah, harapan
makhluk manusia sedunia, semoga kali ini, Allah mengijabahi*)
0 comments:
Posting Komentar