Sayang Sama Cucu

Sayang Sama Cucu
Saya sama Cucu-cucu: Ian dan Kaila

Rabu, 21 Februari 2018

MH AINUN NAJIB, MENCERMATI KEKUASAAN DI REPUBKLIK INI. TH 2015

M.H. AINUN NAJIB MENCERMATI KEKUASAAN DI REPUBLIK INI.

Di you tube, Cak Nun menandai bahwa yang “berkuasa” di Republik ini bukan Jokowi dan bukan Megawati. th 2015
Ya jelas, Republik Indonesia, mulai founding fathernya, Bung Karno, sudah dalam pusaran percaturan politik dan ekonomi dunia.
Lebih jelasnya, politik diplomasi, bahkan peperangan, memang sejak dulu ya alat dari percaturan ekonomi masyarakat manusia, Bung Karno dan rakyat pendukung setianya, PKI, sudah disapu bersih th1965,  karena merintangi penguasaan sumber daya alam. l  Negara ini oleh Amerika. akhirnya sibawqah prwsiden HM jandrasl Suharto sudah itu memang gunung emas di Papua dibongkar, juga logam logam langka ada di sana ( sangat perlu ntuk bahan baku chips electronic canggih)                                                                          Jadi cak Nun benar sekali.
Cak Nun juga bilang, Pak Jokowi ini sebagai Presiden yang melakukan  seluruh tugasnya, bukan  dari kemauan hatinya sendiri semuanya. Bila pendahulunya penuh ragu, Pak Jokowi ini tidak mengerti apa yang harus membuat dia ragu dan apa yang harus membuat dia tegas. Jama'ah ma’iyah pada gaduh, tertawa.

Saya tidak, hanya prihatin, memikir ini motifnya apa budayawan islam yang menampilkan dirinya kental dengan kesufian “sepi hing pamrih” ini kok ngomong begitu.  

Cak nun menyambung supaya seluruh jamaah ma’iyah mendo’akan pak Jokowi mendapat pertolongan Allah bisa terbebas dari kuatnya belitan  percaturan politik global, supaya bisa mengemudikan Negara ini dengan baik dan selamat senegara, sejahtera sekeluarga, saya menjawab dalam bathin amiin, kepada tayangan face book ini, yang sudah terlambat 3 tahun.  
 Sedangkan secara ekonomi kebutuhan pokok rakyat sudah sangat tinggi nilainya dibandingkan dengan kemampuan produktivitasnya, akibat policy devaluasi rupiah terhadap US dollar, turun terus secara sistimatis. Sulit dibendung karena digerogoti dari dua sisi, dollarnya sudah turun nilainya karena diinflasikan, diikuti rupiah, karena penerimaan harga comoditas export kita tidak naik, sedang nilai US dollarnya turun. tanpa devaluasi  rupiahnya, malah harga perdagangan kertas dollar US ini tambah tinggi,  karena dibutuhkan oleh Negeri yang harus membangun infra structurnya. 
Dari pendapat saya :
“Meskipun sudah dipilih sasaran pembangunan yang komponen bahan dalam negerinya banyak, seperti  pasir, slagsteen, semen dan lonjoran baja beton.   E, yang ini ya melur kayak gulali, akibat ngirit, (atau sabotase) mburu margin keuntungan, karena tenaga kerja makin mahal, nilai take home pay nya tergerus sampai ke UMR tidak cukup buat beaya pemenuhan kebutuhan sembako. Kualitas pekerja makin turun karena tergoda bersikap masa bodoh dan pragmatis, apapun dicuri, dikurangi, kuli bangunan sampai pengawas lapangan dan managers sampai inspektur konsultan menomerduakan prinsip teknologi dan etos kerja.
Selanjutnya dari  gambaran diatas merambat keseluruh kegiatan ekonomi,  barang konsumsi dalam kemasan, dikurangi jumlahnya ( isi sachet repellant nyamuk jadi sedikit, susu kental manis jadi encer dan kurang manis, Travel Buro berlomba menipu jemaah umroh tabungannya diembat, nanti keluar penjara harta jarahan masih banyak masih bisa bayar mahar untuk jadi pejabat partai lagi. ” hanya bondho mukenah dan baju koko", begitulah dari saya.                                                                          
Selanjutnya cak Nun  bercanda, meskipun dia sisipkan canda dari khazanah bahasa Arab perkara bicara “uslub” yang sangat multi tafsir, tapi cak Nun memberi isyarat uslub ini bicara diplomasi tingkat tertingi. Nggepuk lor keno kidul, saya mulai berpikir  lagi.
Selanjutnya lagi Cak Nun bicara Indonesia, ekonomi didalam negeri kita, kintir di pusaran ekonomi dunia, menghadapi “jahudi timur” dan “china barat”- yang sudah berkomplot, tandanya dollar yang selalu naik kursnya terhadap rupiah, berapapun export diupayakan sebagai imbangan, tapi disisi lain sedotan beaya ditambah ihtikar internasional yang konspiratip antara naga dan gurita, ditambah Tyranosaurus rex. 
Selanjutnya lagi, tinjauan  Cak Nun menandai bahwa mereka jadi tamu kita sejak abad 13 yang lalu, dan sekarang 6 abad kemudian sudah menjadi kaya raya, bukan saja ukuran local tapi ukuran global. Tapi dia merkata: mengingatkan eling dieling, jangan pethakilan macam macam – pesan dalam bahasa  jawa “ojo wani wani, mbawah mrintah Indonesia, mbahu dendho hanyokrowati, lenggah jegang ngedangkrang”, dumeh sudah berkonspirasi dengan bala Rahwana, Indonasia tidak seperti yang engkau tahu, semua jenis manusia ada disini, ada petapa yang waskita, ada ksatrya yang ndak doyan  harta benda dunia, bertekat baja menghilangkan nestapa kaum du'afa, tidak terima mereka di rampas rezekinya oleh China dari Barat dan Jahudi Timur.  Semua orang jawa, sebagai indikator perasaan penghuni seluruh Nusantara, sudah ngerti bahwa sekian abad ini mereka turun temurun lahir mati disini ini, hidup mukti bandha bandu disini, tanpa membuat jalan umum semeterpun, tanpa membuat jembatan yang terpendekpun, meski rumah sakit iya, satu dua, dengan perhitngan ROI 25 % membuat hotel dan kondominium Maikarta di OTT oleh KPK nyuap Nyonya Bupati Bekasi , yang diucapkan oleh Raja kayu pulp Sukanto tanoto, untuk nyedot balik uang gratifikasi yang secara royal ditebar, pebangunannya seret sengaja melanggar perizinan sudah dibangun, alasan buat dihentikan, menilep uang muka yang asalnya juga dari dia gratifikasi,istilah yang sangat menggiurkan balik lagi, bonusnya si Ummi dikandang di gedung gratis.
Sampai sekarang mereka yang terpelajar ; isi hati, keseharian hidupnya   dan perasaannya masih sebagai tamu, jauh di lubuk hatinya sendiri juga begitu. ” Buktinya minta dikubur di Singapura, harta bendanya dipindah ke Panama, anak cucunya punya rumah dan green card Amerika, ternyata tak seberapa beayanya. centeng si Nipar, jongos si Kromo, mayor domo Safaqudin, anak selir si Miah yang dipanggil akarab makco sudah setia tiga keturunan merawat the House of Samcacat -nya.. 
Harta beranak harta. ing,ing, yukde pigi Amelika..
Menurut saya: Prilakunya “ngambang di awang awang, dengan mental bandoro, berangkulan dengan  penguasa, dalam bahasa jawa dilukiskan  “prabowo saloko rukmi, kabeh kabeh mung marono tingalira”- (Serat Kalatidha oleh R Ng Rongowarsito, pujangga Kraton Surakarta 1895)  tergiur perak emas  semua penguasa pandangannya mengincar kesitu.
Hemat saya,  belum pernah secara total mereka menyatu diantara  anak bangsa lainnya, bisa ikut “ngrungkrebi” bhumi pertiwi, syukur alhamdulillah satu  dua sudah membhumi.  Keadaan ini tersindir oleh ucapan  dalam pertemuan dengan teman teman ma’iyah cak Nun. Sudah di release oleh you tube dan face book, saya matur nuwun sekali sudah  lega, baru sekarang hilang rasa  sesak dada saya, sebab ini gawat, ewuh aya ing pambudhi. Sentimen  global anti diskriminasi “sara” marak di Amerika, bisa dibuat tudung mereka  dengan tertawa tawa. perkara ras. Sebab warga sembilan Naga dan Rahwana Global sudah berkonspirasi, mengharu biru menanamkan kepentingan dominasi ekonominya di Republik ini. ” Sambil masih mengerutu secara public di TV, Hartati Murdaya Poo bilang dengan cynical  “Apa apa semua tidak boleh”, maunya dibolehkan  bebas menggunduli pulau luar, bukan dengan Amran Batalipu thok tapi juga dengan yang lain masih ngantri. Yang macam dia ini mestinya jama'ah ma’iyah aktip mengadakan picket gerak geriknya.
Menurut saya: Jahudi Timur dan China Barat ( ungkapan Cak Nun ini kiasan lho, bukan letak geografis). kondisi ini bukan terhadap pak Jokowi saja, tapi berlanjut sampai para penggantinya nanti siapa saja, sampai kapan saja. Barang siapa  pemegang kemudi kapal Republik ini ini harus tidak dengan maunya sendiri, penuh konsentrasi hati hati, seperti menarik rambut dalam tepung. Maunya kepentingan para tamu ini tidak tergerus, karena ditambahi infrastructure baru, rakyat tetap makan ( repotnya kebutuhan rakyat sekarang bukan sekedar makan thok kayak zaman VOC, tapi lingkungan hidup sehat tanpa polusi dan pendidikan. Yang ini biayanya semakin terkatrol naik, nyaris tak terjangkau). Wong rakyat  masih tetap berlindung kepada Allah, untungnya masih ada ma’iyah. Cak Nun sendiri bilang seperti meniti sirotol mustakim. wong maunya ya hanya massa yang mengambang, sampai mateng untuk dikomando oleh siap lagi ?   “Ingat, betapa sulitnya pak Jokowi berusaha mencegah pembakaran lahan gambut, yang asapnya mencekik negara kota Singapore, beberapa propinsi Malaysia, mereka menyumpah nyumpah, padahal mayoriritas pembakarnya investor dari sana yang bandel bandel",  
Preanisme, sekarang sudah sangat reda, memperalat orang setempat yang masih bangsa kita yang masih mengandalkan kepalan dan parang.

Saya percaya manusia model Pak Jokowi, jangankan hanya diangkat jadi aggauta kehormatan tentara satu korps elite ( Uslub ?) diterima dengan ikhlas sambil tersenyum, bahkan andaikata diangkat jadi penunjuk jalan kehormatan peleton penjaga perbatasanpun, pasti akan diterima dengan ikhlas, ndak usah digegerkan, karena tidak melanggar etika   ketentaraan itu sendiri.  Jadi bila ketika pak Jokowi blusukan di ranah perbatasan negeri ini, bila bertemu dengan danton  pengawal perbatasan yang lagi patroli, beliau diangkat jadi penunjuk jalan kehormatan, Pak jokowi pasti berfikir ini  menyangkut semangat keteguhan mental, tuntunan kearah jalan yang benar,   pasti dilayani, sebagai penunjuk jalan satu peleton pasukan, beliau masih berkonsultasi dengan Allah, saya yakin bukan maunya sendiri meskipun beliau  Panglima Tertinggi Angkatan Darat Angkatan Laut dan Angkatan Udara Republik ini, rakyat yang milih. Dia anak rakyat sangat peduli kepada  keselamatan prajurit, yang juga anak rakyat, tidak memandang satu prajurit atau satu peleton.  Seorang Panglima Tetinggi Presiden RI, yang dipilih langsung oleh rakyat, harus ikut cawe cawe, kapan dia bisa menggunakan  chains of command, apa tidak. Menembus segala protocol dan taboo, seperti lakonnya film Amerika  “Saving  private Ryan”  Panglima mandala Amerika,yang manarik pulang prajurit Ryan dari kancah pertempuran ratusan ribu tentara pembebasan Europa dari cengkeraman Nazi Jerman, karena dia sendiri yang masih hidup dari tiga bersaudara  dua yang sudah gugur di medan laga, demi menjaga ibunya yan sudah tua, ini Pangima Tetinggi Amerika serikat, mandala Europa. Lha Panglima Tertinggi Indonesia, Pak Jokowi,  apalagi hanya menerima satu posisi kehormatan, sebagai penunjuk jalan satu peleton pasukan penjaga perbatasan umpamanya..  Sebab kita belum punya drone mata mata yang bisa nguping kersaning Allah, kayak cak Nun (uslub). Masa mengambang pun punya hati nurani, hati hati cak.
Saya memberikan saluut setinggi tingginya kepada Panglima Tertinggi kita yang satu ini, bagaimanapun dia diremehkan oleh jendral professional siapapun, secara terang maupun ungkapan uslub yang rumit.  Yang ini, Jokowi bertindak pasti sudah diawali dengan bismillahirakhmanirakhim, malati, karena beliau bertindak sebagai symbol, sebagai jimat, Presiden panglima Tertinggi pilihan langsung dari rakyat. Saya harap cak Nun ngerti artinya kuwalat,
Prilaku seorang pemimpin, bukan karena bebal berkulit tebal.
Cak Nun bilang sebelum tahun 2024, ya belum habis tugas tukang sapu sampah pesta demokrasi ini. Berbahagialah warga ma’iyah,  KPK masih diberlakukan. Sebab ingat betapa keras upaya wakil wakil rakyat di DPR RI, menggerakkan hak anket mereka, untuk melemahkan KPK, lagi pula anda belum bisa picket di depan istananya oknum Eksekutip Pusat apalagi Daerah, Istana oknum Judikatip Pusat maupaun Daerah , dan istana oknum Legislatip Pusat dan Daerah, apalagi Benteng markas ABRI.  Mosok mereka di dalam negeri tidak tinggal di istana super mewah dan hidup disorga dunia, kok anda ndak tahu ?. Mbok iya, namu namu kayak cak Nun namu bercanda ria dengan pak Harto apa namu Tomi di Penjara Cipinang dibasani pisan sama mas Tomi, waktu dipenjara.  Saya maklum anda ndak tahu  istananya mereka yang diluar negeri kayak istananya Harliemvanto, yang mati katanya bunuh diri. Halah, wong sudah jadi warga Amrik, tinggal opererasi plastic, celekkan  matanya yang sipit,  ganti nama Donald Cuck Kirick,  nanti sambil nyambi kerja untuk Indonesia lagi, nolong Setia si hooping. Dia bukan yang pertama, Andi Nurdin Halid pernah dipenjara karena korupsi di Bulog, pikirnya partai golkar ga apa apa, melanjutkan sebagai ghanimah menang memerangi kaun kafir, tetap jadi pimpinan Partai Golkar, Jendral Park Chung Hee bekas Presiden Korea Selatan, memperoleh dukungan hibah dollar dari Pemernatah Amerika Serikar, berkat para Congressmen dan Senator AS, karena dibawakan oleh oleh suap buaanyak, bebas OTT dan penyadapan ( kok nasih ketahuan ya ?). ini kan klop dengan scenario konspirasi china barat dan jahudi timur. Jadi andaikata dia risih bingung dan malu karena sesudah anda picket ? 
Siapa tahu ma’iyah sudah bang bang rahina, 
Hyang aruna kadi netrane ogha rapuh
sabdaning kokila,ring kanigoro
SAKETER WUWUSING WINIPANCA
BINARUNG PUDYANIRA KIAI KANJENG.
menciptakan gaibnya suasana,
si durjana tahu rasa,
anda anda sudah picket disana,
dengung Kiai Kanjeng do’a rakyat yang sengsara,
tetep nempel ditelinganya  
Mau lari kemana ?
 Ini petunjuk juga terhadap pelajar ma’iyah, masih ada Jahudi Barat (misalnya seperti Michael Moore dengan Occupation Wall Street nya –OWS ) dan China Timur ( yang ngerti sekali sengsaranya di injak injak Bholo Rahwana, pasti ada ratusan juta mereka merindukan ma’iyah, mau sama sama merampas kembali sajadahnya yang sudah jadi ke`se`t , kan sudah diinjak injak syaithan?).
Harus segera membuat tambak meruntuhkan Alengkapura. Tahukah anda satu hukum alam yang bisa kita baca atas anjuran wahyu Illahi surah Al Alaq – Iqrok……., bahwa  bila ada seratus jahudi timur bisa nangkring di puncak sistim materialistik penduduk dunia, di Davos, atas pengorbanan  enam tujuh puluh juta  Jahudi timur dan barat yang kalah bersaing tersingkir dari sumber rezekinya karena lebih ngrumangsani dan jujur diantara mereka ? Ada China Barat  sembilan disini sebagai personifikasi  Naga yang sangat berkuasa disini, itu pasti sudah merebut kesempatan rezeki merampas hajad hidup wajar dari ratusan juta China Timur dan Barat dengan tipu daya ditunggangi posisinya dengan sangat lihai ?
Seperti anda anda sendiri disini, kan juga jadi korban kartel gelap sembako, kerja sama ordebaru dan sisa sisanya dengan menerima ghanimah kemenangan aliansi  dwifungsi dengan Kammi Kappi berupa Badan Usaha Logistik Rapublik ordebaru, mulai berdiri sampai tumbangnya, dengan siapa mereka membangun kartel gelap - ihtikar. bahkan sampai orde reformasi. Hanya pada masa Presiden Gus Dur baru dibersihkan olah Menteri Rizal Ramli?

Hidup dengan robot cerdas,  yang tidak tidur dan istirahat, segalanya bisa dicukupi.  

Ini bisa jadi scenario jalan sesat atau scenario jalan rakhmatan lil alamin, sudah dekat sekali.


Dengan lahirnya masyarakat ma’iyah, merupakan pertanda zaman, kita mohon kehadirat Allah subhanahuwata’ala dengan sesungguhnya supaya terhindar dari jalan sesat dan jalan yang dimurkai Allah. Wahai  ratusan juta rakyat Indonesia milyaran rakyat dunia - korban atau calon korban konspirasi jahudi timur dengan china barat dan para materialis pragmatis Indonesia, alias koruptor alias nyai Blorong, alias oportunis ular kadut penilep anggaran, belut listrik yang pasang muka cengengesan, pemakan suap birokrasi pemerintahan, alias petugas partai, alias gurita istana - rumah keramat, kalian akan lebur oleh  ratusan juta manusia ma’iyah yang telah mesu budhi dengan laku  puasa lahir bathin kesadaran picket,  “anteng mantheng sugeng jeneng” bukan massa yang mengambang tungu komando saja, tapi elite pembelajaran disetaip desa (kalimat pesan peninggalan RMP Sosrokartono alm) dan sodhakoh tanpa pitung alias "sugih tanpa bondho" ( bentuknya nurut arahan ulama alim yang orientasi hidupnya melulu jadi rakhmatan lil alamin, apa saja yang berguna bagi masyarakat, niat ajeg tanpa pitung ikhlas sampain jerohan ). Ini tuntutan zaman.   yang akan mendatangkan  ma’unahe para santri karomahe para Wali, mu’jijate para Nabi, berwujud rakhmat Allah, harapan makhluk manusia sedunia, semoga kali ini, Allah mengijabahi*)

0 comments:

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More