Sayang Sama Cucu

Sayang Sama Cucu
Saya sama Cucu-cucu: Ian dan Kaila

Kamis, 08 Februari 2018

PARA PEMERHATI  KEMANDIRIAN BANGSA, WASPADALAH

Teknologi moderen telah menghasilkan komoditas komersial masal yang memabokkan, bukan memabokkan  dalam arti mabok khamar/minuman keras atau madat/narkotik, yang sudah jelas pelanggaran hukumnya, baik Hukum Negara maupun Hukum Agama. Tapi mabok produksi masal teknologi maju  Tekhonomicoholic, mabok produk technology barang produksi masal, yang menggerakkan ekonomi Negara maju. Misalnya HP, sudah mencapai generasi ke IV,  jenis android, merupakan perbaikan dari HP generasi ke III yang dijuluki smartphone.( google Wikipedia kata kunci Hand Phone)
Tapi yang ini memabokkan gaya hidup, mabok yang ini bukan   pelanggaran, hukumnya tidak ada,  baik dari sisi ajaran agama maupun dari sisi Hukum formal. Ujung ujungnya mengacaukan prioritas belanja anggauta masyarakat yang lagi mabok, yang income-nya sebatas tetap ditera secara konvensional  UMR – padahal pengeluarannya meroket, apalagi di metropolitan Jakarta. Masih banyak produk tekhnologi canggih, yang dijadikan kebutuhan yang memabokkan, sejenis itu. Misalnya pengusir bau mulut, bau badan, pemutih kulit dsb, mobil dan sepeda motor yang harganya ndak murah karena segenap asessory canggih dipasang disana, pembuatnya robot, konsumen yang membeayai. Memadati jalan jalan, barang barang ini bingkil local tidak bisa menangani tanpa alat alat, suku cadang harus  asli – dram, sensor dan IC, harganya selangit bahannya dari dram ( dynamic random access memory) dan plastic murah dan mudah, hanya presisinya cuma robot yang bisa menangani di pabriknya sana,  semua ini sudah menjadi kelengkapan hidup modern,  harus ada pada si pemabok. Transporasi masal cepat masih dibangun. Suami istri harus kerja sehari, lha anaknya  dikemanain? Main game, membuka situs situs yang meragukan pengaruhnya terhadap jiwa anak.
Jadi jalan keluarnya yang paling logis ya korupksi dengan pelanggaran hukum yang sudah jelas, sementara relatip aman dianggap kelalaian yang tidak disadari, ya memang lagi mabok, dengan hukuman ringan.  Tidak bicara perkara pelanggaran moral, dan akibatnya pada kehidupan di masyarakat, karena si koruptor masih bisa jadi Petinggi Partai, businessnya tambah canggih. Malah dia yang masih sanggup menjerit dia difitnah, dia di-kriminal-isasi,………… apa nggak tragis ?
Makanya, mari bangsa ini mengerahkan semua potensi warganya, pemerintahannya,  untuk mendidik generasi muda melatih dengan sungguh sungguh, merangkai sendiri alat apa saja terutama electronic, untuk dipakai di pasar dalam negeri. Misalnya dynamo kecil dan pompa air wiper mobil dan aquarium, kipas angin bilah bamboo, speaker dan semua barang yang terdiri dari kumparan kawat dengan isolator dan magnet jenis baru, mungkin dynamo untuk pembangkit listrik ukuran kecil sungai deras di pedesaan, mebel karton, karena DRAM, SRAM, EDORAM dll,  dan IC dijual dalam jumlah besar sendiri sendiri. Rangkai sendiri detector kerapatan populasi ikan dilaut, wong dari monitornya, sampai IC dan DRAM dan keluarganya, oscilator gelombang sonar gelombang electromagnetis , laser lemah dijual lepasan, malah untuk mainan anak anak, pointer, semua import. contohlah Taiwan. Masak detector dini tsumani saja beli dan malah hilang. http://notebase.blogspot.co.id/2014/#. Juga membuat alat alat pertanian seperi pisau occulasi yang bermutu tinggi,  autoclaves ukuran industry comersial, blender, ukuran ukuran idustri banyak alat alat pengolah panen yang bisa dibuat di dalam negeri atas bimbingan Departemen Perindustrian. Sampai sekarang Departemen ini berurusan dengan pemilik toko supaya tahu jualan yang ambilnya murah jual mahal, sedikit sekali dengan pelatihan yang terarah. kepada pramuka, murid SMU, mahasiswa. Semua mereka sehari delajar disekolah, nambahi income lembur guru gurunya, mutu dan daya gunanya embuh. Sama sama bayar mahal, belajar di kursus lebih baik. Apalagi diawasi dan disubsidi(kalok bisa) sebenarnya les bahasa Inggris diluar lebih intensip dan ada hasil nyata dari full day school sekolahan. Membayar les akan lebih beguna daripada mainan smartpone.
Kalau ada smartphone ya browsing ilmu yang berguna, blog yang baik, bukan untuk nge-game berjam jam. Gunakan sebaik baiknya, mumpung pulsanya masih terjangkau. Hanya beberapa tahn lagi, yang bisa menggunakan teknologi IT hanya orang yang berduit, yang nggak berduit jadi zombie, ganti jadi robot, selalu diperalat sebab tidak bisa mikir lagi.

Akibat dari situasi yang baru ini, korupsi dengan cepat merambah golongan menengah dan golongan bawah, mereka jadi zombie, secara otomatis menuntut tambahan ongkos jasa ( atas paksaan kekuasaannya menghambat business) dari siapa saja kapan saja dan dimana saja. Jadi petugas partai maupun jadi petugas jasa yang sangat vital, mereka ini digaris  depan, seperti sopir truck container barang export/import, sipir penjara, hamba hukum, petugas segala loket peraturan pemerintah dan semua yang langsung berhadapan dengan public.  Digaris belakangnya adalah mereka yang langsung melayani masyarakat yang dalam kedaan lemah fisik dan mental misalnya orang sakit dan pemilik tanah yang belum di sertifikatkan, pasangan yang mau nikah, orang mau ziarah dan menunaikan umroh – tidak saya sebut tukang perasnya, koruptornya sebab pembaca sudah hafal, bila disebut disini, bisa viral (kok GR), didakwa fitnah. Digaris ketiga, duduk di posisi yang lebih tinggi dan beaya yang lebih besar, naik keatas semakin jauh hubungan langsungnya dengan public – pembuat keputusan dan pembuat peraturan, yang semakin besar ongkosnya dan semakin banyak akal untuk melancarkan sumber korupsinya, langsung  dari anggaran Negara atau  dari business yang menyangkut anggaran Negara, 5,6 triliun, yang separo di embat rame rame, pemasukan Negara dibajak pegawai pajak, A'la Gayus atau harga bahan pokok  objek ihtikar kartel gelap, a'la PT Ibu. a'la Lutfi Hasan Ishaq.  Arab Saudi, contoh khas korupsi pada sistim feodal masyarakat zaman lampau, yang ditaulad sampai kini. Padahal ajaran agamanya Islam Wahabiah yang sangat ketat, kok malah pangeran pengeran itu tidak dipotong kukunya ya ?
Apa pelayan masyarakat kita,  dari sisi Agama atau Pendidikan generasi muda, Pendidikan masyarakat, Pembina Partai, Pemerhati Hukum,  sudah siap  dengan situasi ini ?   Kok malah pamer conformisme, bukan membuka kursus ketrampilan perangkat IT gratis pada kader mudanya ? malah diloloh Nazi isme. Apa bakal efektip cara repressive dan dengan pengawasan berlapis dan ketat atau  persuasive untuk menangkal kebocoran, kebohongan, mal praktek dalam pekerjaan (bukan dokter lho) yang ini  di kehendaki oleh sementara mayoritas anggauta DPR RI, mengekor mentornya yang di Saudi Arabia, menahan di hotel bintang lima kouptornya  iya ?

Tanpa dikendalikan sumber penyebabnya, saya kira, para koruptor besar dan kecil (tapi jumlahnya menyemut) akan patah tumbuh hilang berganti. Wong mereka mabok. consumerisme.

Manusia mengexpresikan dirinya dengan berkomunikasi, ini juga jadi kebutuhan pokok.
Kenyataan wujud sebagai satu  species, ini  kebutuhan pokok hidup dalam arti aktivitas asimilasi dan disimilasi juga berkembang biak tentu saja dengan berkomunikasi dulu – meskipun pada tumbuhan juga berkomunikasi degan sesama tumbuhan, ini bisa lewat akar, ranting dan daun, sedang komunikasi khusus antar satu species, dengan tepung sari yang disebar trilyunan secara acak, hanya berusaha berkomunikasi dengan bunga lain dari species yang sama atau dekat tata susunan diagram bunganya, satu famila, OK.
Contoh:
Saya mempunyai HP, waktu harga pulsa masih murah, saya obral berkomunikasi dengan teman dan kerabat yang tinggal jauh yang secara fisik sulit terjangkau. Lalu kebiasaan berkomunikasi dengan HP menggunakan SMS jadi  kebutuhan pokok yang bisa dipenuhi dengan murah. Sekarang harga SMS naik drastis, pulsa cepet habis, senar pancing sudah ditarik, bisa bisa tidak terjangkau untuk SMS yang kurang perlu. Seperti mengirim telegram zaman dulu, kebanyakan berita kematian saja.
Jadi seperti yang dicontohkan Mahatma Gandhi, dengan janteranya  menenun dari benang pintalannya sendiri, karena India sangat tergantung dari textile buatan Inggris dengan alat tenun mesin yang bisa memenun untuk seluruh India, kapasya dari Amerika tanamnya dan penennya dengan tenaga budak, jadi komoditas kapas dari Amerika sangat bersaing murahnya. Akhirnya harga dagangnya menjadi seperti harga pulsa HP mengandalkan pengeluaran rakyat rakyat kecil  pemabok, karena itu tenun India mati, tidak bisa bersaing  “range” mutu dari harga sesuai dengan “range” kualitasnya.
Sekarang saya mengerti dan bungkam, tidak berkomunikasi dengan SMS lagi. Kabutuhan pokok berkomunikasi, saya salurkan meniru tumbuhan, berkomunikasi secara tumbuhan,  menyebar tepung sari, senyampang saya, si pohon tua yang masih bisa berbunga, meskipun ranting dan cabang saya sudah tidak selebat dulu, meskipun bunga saya tidak indah lagi, yang penting beguna bagi manusia sesama hidup.
Maka hidup saya kembali wutuh berasimilasi, berdisimilasi dan berkomunikasi – dengan menyebar tepung sari tulisan ini ( masih ada 560 posting sejak tahun 2011). Sangat irit sesuai dengan kemampuan pengeluaran saya, meniru Gandhi. Hanya bedanya, bila SMS selalu dengan saudara dan teman karib jauh secara fisik, gembira bisa tahu keadaannya. Maka sekarang dengan tepung sari ini, saya tidak bakal tahu bunga mana dari species saya, penerima tepung sari saya dimana dan bagaimana, pokoknya content dan originalitas dipertahankan sehingga berguna bagi pembacanya, sering mengambil informasi dari sumber dengan teknologi yang sama, tepung sari gratis dari kemajuan teknologi alat ini. Saya harus sudah ikhlas. 
Saya yakin kebutuhan hidup berkomunikasi cara ini lebih bisa menyebar luas tanpa batas kuno, puak dan filial, sahabat dan kenalan, yang menjadi murah dalam jangka technology IT berkembang dengan harga promo sampai beberapa tahun mendatang. Malah bisa menembus semua batas existensi manusia lebih cepat, sementara beayanya masih terjangkau di umur saya yang sudah tidak produktip ini sudah 80 tahun ini. 
Teman seunur saya malah bangga jadi gaptek, masih mengisi waktu dengan arisan arisan.                     
Pasti kebutuhan ini dimasa yang akan datang harus ditebus dengan produktivitas kerja, demi menghasilkan komoditas yang seimbang nilainya, supaya imbang harganya dengan pendapatan bangsa kita, yang berkembang di wilayah tropis basah ini. Ayo  expor beras, mencetak sawah dari tanah rawa. Ndak aga back hoe ya pake sekop, pakai sarap.
Lha begitu juga kebutuhan hidup yang dijejalkan oleh teknologi modern, diciptakan untuk merubah menjadi gaya hidup beaya tinggi, dengan membuat mabok masyarakat pada techonomiholic. Saya juluki dengan mabok techonomiholic yang kapitalistik. Sedang manusia akhirnya harus bersaing dengan robot menurut azas egoisme neo liberalisme. Yang tidak kuat mental ya jadi koruptor, trus, siapa yang kuat ?
Buah yang paling pahit bagi masyarakat, bila segala kebutuhan pokok hidup kualitasnya ditawar murah – juga menyangkut keselamatan umum. Makanan berformalin, makanan dengan pewarna textile, bumbu masak berlebihan, pengawet dan pemanis buatan,  Polusi udara, polusi lingkungan, kualitas air penghidupan, kualitas ruang hidup umum –dari sampah dapur– sampai sampah rumah sakit, sampah nuklir seperti Fukusima, dari crane ambruk untuk manipulasi ongkos, (ternyata pemborongnya kroni dari pangeran Arab sampai puluah biliun dollar) demi nombokin harga tanah lahan kota disekitar Ka’bah, sesudah dimark up, seperti lahan sekitar pulau pulau buatan di Jakarta, bangunan umum- dari ruang kelas SD dipelosok, atau hunian kota di pojok - sampai beton bertulang, girder dan trowongan dimana mana ambrol – saking  korupsi juga, kalok bukan pelaksanaan, ya konstruksinya ditawar, ya bahannya –misalnya air untuk pencuci pasir beton pratekan, logikanya air pencuci ini harus bebas dari  endapan, tidak terlalu asam terlalu basa atau air kali keruh ? Kayu jinjing untuk kuda kuda, kan harganya lebih murah ? pengawas ya ndak tahu, beda harga beton ijser, kan baja tertentu,  untuk tulang beton perlu olahan bijih besi dengan panas peleburan khusus , lain dari beton ijser  yang besi biasa sebab bila sudah di cor ya ndak ada yang tahu, sampai ambrol, disemua toko bangunan ya beton ijser ini, melur kayak gulali. Semua toko bangunan ini bisa jadi agen dengan jaminan pabrikan, bangsat petualang kayak Artalita , Hartanonhati Murkaya, bisa dapat keagenan, lantas bikin sendiri beton ijser dipablik asal asalan, dicampur sama bikinan Princpal yang sudah punya nama stadard mutu Indones (SNI), lantas dioplos, siapa mau ngecheck ? Pekerjaan pengurukan bila dipadatkan menurut aturan kan “rugi” jadi ya dipadatkan sedikit saja, tumpukan tanah urukan ditegakkan beberapa derajad masih berpori menyerap air, ambles, menekan  kesamping, beton pratekan-pasirnya kotor, meskipun semen tidak dikurangi (pakai truck cement mixer langsung dari pabrik semen) tapi kualitas kebersihan pasir, proses pengadukan, beton ijser kualitas rendah karena cari murah, apa tidak membuat ambrol ? Ini kan beton iser "oplosan" ?Wong pemasoknya sebagsa Artowati, Hartanpahati Murkaya, Anggodo, Lady Karsakuwatwati Harliemvanto, Ditambah orang kecil digaris depan ini ya korupsi, bukan yang diatas saja. Karena gaya hidupnya yang sudah dicetak oleh azas kapitalisme, pokoknya untung untuk membeayai gaya hidup pemabokan techonomicoholisme.
Apa penjaga perilaku kehidupan rokhani,  guardian kecerdasan otak dan keteguhan bathin bersih, seperti guru, ulama, pendeta, bhiksu, idepadanda, pastur, pendiri partai, seniman,  RT/RW, Lurah sudah siap menangkal desakan yang menggebu gebu dari tukang bangunan, pabrikan kapitalis yang mencari untung sebanyak banyaknya dengan mencetak pola hidup yang memabokkan yang ujung ujungnya harus dibeli – atau dengan ikut mabok sekalian, RT/RW pekas koruptor, kan masih bisa dapat imbalan atas timbunan material bangunan di pinggir jalan diwilayahya? Kan  gampang bikin KTP aspal ? Bikin untuk urusan bank mencuci uang haram OK ? Dia bisa lebih kuasa dari walikota, lebih kaya dari dokter bedah. pokoknya mabok saja. Tahukah anda bahwa semua SNI itu pernah secara periodik di check di lapangan ?. Ataupun samples products nya  diambil acak di tempat tapi disodorkan oleh pabrikan ? Ya plus kantong uang tentunya. Di semua super market besar kecil  sudah ndak nampak timbangan untuk check berat dagangan yang sudah dalam kemasan !!! 

Inilah makna larangan mabok dari ajaran agama islam, bersinggungan dengan cairan ber alkohol saja haram. Mabok yang ini biangnya korupsi. Karena sejatinya larangan mabok apa saja bakal diberlakukan kepada manusia seluruh dunia, percayalah, seperti larangan sex bebas, menularkan HIV, menetaskan AID yang sangat mematikan. *) 

0 comments:

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More