Sayang Sama Cucu

Sayang Sama Cucu
Saya sama Cucu-cucu: Ian dan Kaila

Jumat, 06 April 2018

KEPADA MASYARAKAT PANCA SILA

KEPADA NASYRAKAT PANCA SILA YANG KAMI DAMBAKAN

Indonesia adalah satu satunya tempat di Dunia, dimana masyarakatnya mencoba dengan niat yang besar, nenjadikan seluruh kebudayaan ras ras pendatangnya dengan kemauan baik menyatu dalam azas bhineka tunggal ika, tanpa paksaan dan kekerasan dari semula berdirinya tg 17/8/1945.
Abad pertengahan, timbul tenggelamnya dinasti feodal, dan brandal, dengan kekajamannya yang tanpa kendali.  Kami maklum, para pendatang  berabad abad yang lalu hngga sekarang,  menuju ke Nusantara ini ingin memperbaiki nasibnya, hidup di lingkungan yang lebih baik. Dimana di negeri asalnya penuh dengan peperangan, timbul tengelamnya dinasti dinasti, banjir dan bencana alam terjadi berturut turut sampai bertahun tahun, timbulnya berandal berandal yang membentuk dinasti baru dengan kekerasan dan kekejaman yang tiada tara. Terikut  juga adat dan tata cara  membuat persekutuan exclusive Tong, kongsie triad dan Tujuh, swembilan, ratusan Naga  yang menguasai  secara terselubung di tiga tingkat masyarakat asli, yaitu Dunia bawah, Dunia menengah dan Dunia atas, komplit, yang sangat merintangi pertumbuhan masyarakat setempat yang terlalu lama ditindas Cultuur stelsel dan Etische Politiek Penjajah Belanda, mereka jadi komprador penjajahan Belanda dan penjajahan bangsa sendiri dibawah Orde Baru dengan  membungkus seluruh rakyat dalam Golkar  dengan feodalismenya sarat dengan KKN,  mengandalikan kekuatan  organisasi bersenjata. Bentuk ini yang  sudah dihindari  oleh pengungsi  dari anak benua cina timur sana, disini malah sebagian besar  menikmati  cara kekuasaan Orde Baru  yang sangat cocok dengan mereka, keterlanjuran terangkat  ke anak benua bhumi barat yang lebih makmur dan pusat kekuasaan dunia, mereka dapatkan sejak pelayaran Vasco da Gama, Magelhan dan Columbus– menjadi kelompok cina barat, kerja sama antara mereka dan kaum yahudi timur ( istilah cak Nun)  telah membuat kerusakan yang sangat besar, tanpa disadari oleh kebanyakan rakyat Nusantara,  yang masih rendah “tingkat pemikirannya”.
Tapi  jangan lupa “rasa” penghuni Nusantara yang di asuh Dewa  Dewi,.dikunjungi  diberkahi  KIhalifah Rasulullah salallahualaihi wassalam, Ali bin Abi Tholib, sang  Amirul Mukminin, berabad abad yang lalu. Bangsa ini  tajam  rasa  qolbunya untuk menciptakan masyarakat yang Bhineka Tunggal Ika dilandasi  Panca sila – Apa dikira mereka tidak mengerti  MacHarliem warga Amerika  Serikat itu siapa, apa mereka tidak mengerti hooping dia di DPR RI  Setia Novanto  itu siapa, apa kami tidak tahu Gde Oka Bukit Agung itu siapa, kok sampai hati, sudah terangkat oleh Partainya mencapai puncak pemimpin bangsa, Ketua Wakil Rakjat Indonesia berbuat yang begitu rendah? 
Apa rakyat Indonesia pemilih tidak perlu berfikir, kok kualitas sosok semacam ini bisa dilambungkan jadi pimpinan lambang Negara Panca Sila, PDR RI, berfikirlah  tandas sampai tidak bakal terulang lagi, malunya ini bah. Ini Partai cap apa ? Bukan sekali itu saja, yang dulu malah Pesakitan kasus Korupsi. Kok ya ada yang memilih ? Ini yang membuat orang tua semacam saya sangat prihatin. Dulu waktu masih muda saya takut  pada Pemuda Pengawalnya katanya Pendekar Panca sila yang sangar, kekuasaannya di Korpri ( bisa bisa istri saya alm.dipecat waktu itu, paling murah di non jobkan wong istri saya PNS jabatan kering ) dan kekuasaan senjata dibelakangnya.

Orang Jepang, yang  mengkonversi bangsa Ainu dengan kekerasan politik diktatorial militer saja, sudah merasa malu, sang Pimpinan  Yakusha  saja sudah bertobat menjadi  paling sedikit berbuat baik terhadap masyarakatnya kok kalian masih lekat pada Kongsie ihtikar exclusive kalian, memperalat aparat pemerintahan dan abdi Negara siapa saja ditanah air baru. meskipun  sudah keturunan 5- 6,tapi prinsip  ius sanguinis Negara asalnya mwemungkinkan mereka berwaga negara dobel, sudah diselesaikan zaman Bung Karno dengan PP10 zaman itu , supaya tidak membuat  repot kami semua. 
Sudaraku. aku kasihan pada kalian, hanya rasa takut, warisan dari kakek moyang -ketakutan terhadap kemiskinan, membuat perllakumu jadi begitu srakah, apalagi  kepada Adolf Frederick Von Bohnck itu, brani braninya  uncuk cecongornya didepan TV,  malunya  bah ! Lha urat  malunya sudah terlanjur putus  kayak sejenismu.
Ketahuilah, modal yang kalian  curi dan gelapkan beramai ramai mulai tinggalan Jepang th 1945, tinggalan Uni Indonesia-Belanda dibubarkan th.1953 , yang para planters mereka hengkang dari Negeri ini dengan tergesa gesa, kebun kopi, coklat, karet, teh kina kelapa sawit,  milik pabrik gula  dan HGU tanahnya Oei Tiong Ham kalian beli dengan murah, nyicil lagi, supaya tidak jatuh ketangan pemerintah Indonesia. Modal rakyat Indonesia ini kalian grogoti edan edanan, hutan jati kalian gunduli, glondong jati KU 10 (diameter 100 cm) bertahun tahun kalian timbun didepan rumahmu tiada seoranpun yang menanya, uangnya kalian simpan di Panama ketahuan sebagai Panama papers, sebagai Paradise papers, menghindari pajak, menghindari Peneropongan Internasional dicurigai buat dagang narkoba, senjata, terrorisme yang  kamu teriaki,  segala yang melaggar pergaulan internasional, sampai  rakyat Amerika saja sudah muak. A Hok, idola modernisasi  berkeadilan saja sudah kalian khianati, kalian rusak rumah tangganya, semoga  Allah memberi kekuatan pada hambanya yang berusaha benar. Ini baru ulah kutu kutu naga yang tujuh, atau seratus, belum TRIAD nya. Tahukah kamu bahwa Nusantara tidak pernah didiami oleh bangsa penakut, tapi bodoh, materialistis iya.  insya Allah bisa sadar.
JANGAN KUATIR, BU SRI MULYANI MASIH INGAT JANJINYA, Terlampir Copy paste dari  catatan  mengenai sikap Pemerintahan Pak jokowi yang di urus oleh beliau.*)

quote
Setahun Skandal Panama Papers, Apa Perkembangannya? Kompas.com - 31/03/2017, 17:24 WIB Seorang turis membuat selfie di depan sebuah gedung di Panama City tempat kantor biro hukum Mossack Fonseca berada.(Reuters/OANN) PANAMA CITY, KOMPAS.com - Setahun setelah skandal Panama Paper terbongkar, kejelasan atas kelanjutan nasib berbagai nama yang tercantum di dalam jutaan dokumen itu memang tak terlalu jelas. Namun satu hal yang pasti, Panama kini memiliki satu destinasi turis baru yaitu kantor biro hukum Mossack Fonseca, yang menjadi pusat pusaran skandal ini. Saking populernya tempat itu, para pekerja mencabut papan nama biro hukum yang berkantor di sebuah gedung di distrik perbankan yang modern di pusat kota Panama City. Para pekerja merasa jengah karena banyak wisatawan yang menjadikan papan nama kantor mereka sebagai spot untuk membuat selfie. Meski skandal ini terungkap dan dua rekanan utama biro hukum ini sekarang ditahan, Mossack Fonseca tetap melanjutkan bisnis yang sudah digeluti selama 40 tahun itu. Namun, staf biro hukum ini jauh berkurang. Sebelum skandal terungkap Mossack Fonseca memiliki 600 orang karyawan di seluruh dunia, kini dua pertiganya sudah "pensiun dini". Saat ini penyelidikan skandal Panama Papers masih terus berlanjut, meski kejaksaan negeri itu belum juga menetapkan tersangka. "Tak ada pencucian uang. Hanya mendirikan perusahaan di dalam batasan hukum," kata kuasa hukum Mossack Fonseca, Marlene Guerra. "Saat kita membicarakan apa yang telah terjadi, semua perusahaan di Panama dan seluruh dunia tetap bekerja. Kami menganggap ini sebagai sebuah keadilan selektif," tambah dia. Menurut Guerra sebanyak 70 persen klien kaya Mossack Fonseca di Panama sudah lari ke Amerika Serikat. Dengan keuntungan dari Terusan Panama, pertumbuhan ekonomi tertinggi di Amerika Latin, dan bisnis jasa yang menopang 83 persen perekonomian, Panama tentu berusaha meminimalkan kerusakan akibat skandal itu. ork," ujar Zubieta. Setelah skandal Panama Papers terungka"Panama Papers tak memberikan informasi apapun selain hal-hal yang sudah kami ketahui," kata Menteri Keuangan Panama, Ricardo Zubieta. "Tak satu dolar pun yang ditanamkan di perusahaan cangkang itu berada di Panama. Uang itu berada di berbagai bank di Inggris, Miami, New Yp, Perancis adalah negara pertama yang menempatkan Panama ke dalam daftar hitam negara "surga pajak". Uni Eropa kini juga berencana memasukkan Panama ke dalam daftar hitamnya, dan saat ini masih mengumpulkan berbagai bukti. Pemerintah Panama merespon dengan menunjukkan bahwa sektor keuangan mereka kini sudah jauh lebih transparan. Tahun lalu, pemerintah Panama meneken komitmen untuk menegakkan standar OECD tentang membagi informasi pajak secara otomatis pada 2018. "Panama kini sudah mencapai standar internasional tertinggi dalam hal transparansi fiskal," kata wakil presiden Panama Isabel de Saint Malo. "Kami harap hal ini juga dipahami oleh rekan-rekan kami dan negara-negara sahabat," tambah Isabel. 

Artikel ini telah tayang di 
Kompas.com dengan judul "Setahun Skandal Panama Papers, Apa Perkembangannya?", https://internasional.kompas.com/read/2017/03/31/17241071/setahun.skandal.panama.papers.apa.perkembangannya. 
unqoute
Dari Kompas .com. quote
Soal Paradise Papers, Sri Mulyani: Kalau Ada Hubungan Perpajakan Kita Gunakan Kerjasama Internasional
Yohana Artha Uly, Jurnalis · Senin 06 November 2017 20:47 WIB
·         Share on Facebook
·         Share on Twitter
·         Share on Google
·         Share on linkedin
·         Share on Path
·         Share on Pinterest
·         whatsapp
·         Share on mail
·         copy link
·         ToggleMenteri Keuangan Sri Mulyani. (Foto: Okezone)
·         Share on Facebook
·         Share on Twitter
·         Share on Google
·         Share on Path
·         whatsapp
·         Toggle
·         0TOTAL SHARE
·         Share on Pinterest
·         Share on linkedin
·         Share on mail
·         copy link
A A A

JAKARTA - Paradise Papers membocorkan 13,4 juta dokumen yang berisika nama-nama tokoh dunia yang terlibat dalam perusahaan offshore. Di dalamnya terdapat lebih dari 120.000 orang dan perusahaan termasuk di antaranya Ratu Elizabeth hingga orang terkenal Indonesia yakni Prabowo, Tommy Suharto dan Mamiek Suharto.
Menteri Keuangan Sri Mulyani menyatakan, akan menaruh perhatian pada kasus ini dengan melakukan kerjasama perpajakan internasional.
BERITA TERKAIT+
"Pada dasarnya kalau kita lihat dari semua data seperti yang disampaikan untuk kerjasama perpajakan internasional dalam rangka untuk memerangai flow of fund yang sifatnya ilusif, tidak sesuai aturan hukum. Itu akan menjadi suatu perhatian," ujarnya di Kemenko PMK, Senin (6/11/2017).
Dia mengingatkan, saat ini Indonesia serius dalam memerangi penggelapan pajak dengan tergabung dalam Financial Action Task Force/FATF (Satuan Tugas Aksi Keuangan). "Jangan lupa Indonesia dalam proses menjadi anggota FATF, dimana memerangi berbagai ilusi financing" jelas dia.
Menurutnya, bila ternyata kasus Paradise Papers merupakan suatu yang formal maka mereka akan melakukan kerjasama internasional. "Tapi Kalau itu sifatnya formal dan ada hubungan dengan perpajakan kita maka menggunakan kerja sama internasional," katanya.
Sri Mulyani melanjutkan, saat ini Indonesia tengah memperkuat basis pajaknya sehingga diharapkan tidak ada penyelewangan dana. Salah satu hal jadi pusat perhatian pemerintah adalah melakukan penguatan dari sisi tax based Indonesia.
"Tax based Indonesia terutama yang berasal dari hasil highwealth individual ini adalah salah satu yang terus diperbaiki. Dulu juga kan tax amesty dan kita pantau terus datanya," tutupnya.
(mrt)
·                     TAG :
·                Penerimaan Perpajakan
unqoute


quote : JAKARTA, KOMPAS.com -- Ketimpangan dan jurang antara warga yang kaya dan yang miskin di Indonesia tergambar jelas dalam data penguasaan aset produktif nasional. Sebanyak dua persen penduduk Indonesia, menguasai 56 persen aset produktif nasional. Dari 56 persen aset produktif nasional tersebut, 87 persen di antaranya berupa tanah. "Menurut Badan Pertanahan Nasional, ada sekitar 56 persen aset nasional yang dikuasai oleh dua persen saja penduduk Indonesia. Sebanyak 87 persen dari 56 persen aset nasional itu berupa tanah," kata anggota Komisi II DPR dari Fraksi PDI-P Budiman Sudjatmiko kepada Kompas, Rabu (25/4/2012) malam. Menurut Budiman, ada tiga persoalan mendasar yang dihadapi Indonesia dalam soal ketimpangan dan ketidakadilan penguasaan aset nasional, terutama di sektor agraria. Pertama adalah kebijakan ekonomi yang sejak masa kolonial hingga sekarang lebih cenderung berpihak pada pemodal besar. Kedua, tumpang tindihnya peraturan perundangan yang berlanjut dengan penyimpangan UUD 1945 dan UU Pokok Agraria tahun 1960. Ketiga, tingginya ego sektoral terutama pada kementerian-kementerian dan lembaga terkait agraria dan sumber daya alam. Ketiga hal tersebut, menurut Budiman, yang menjadi penyebab utama berlarut-larutnya konflik agraria di Indonesia. "Konflik agraria tak pernah terselesaikan dan bahkan cenderung massif karena pemerintah enggan mengatasi tiga problem besar tersebut," katanya. 

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Dua Persen Penduduk Indonesia Kuasai 56 Persen Aset Nasional", https://nasional.kompas.com/read/2012/04/26/0630461/Dua.Percent.Penduduk.Indonesia.Kuasai.56.Percent.Aset.Nasional
Penulis : Khaerudin   --- unquote

0 comments:

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More