Sayang Sama Cucu

Sayang Sama Cucu
Saya sama Cucu-cucu: Ian dan Kaila

Sabtu, 22 September 2018

CERITA FIKSI KE 6 : PEMUDA PEMUDI SELURUH DUNIA BERKUMPUL DI BALI., SETELAH BENCANA ZAMAN ES KETIGA.

CERITA FIKSI KE 6:
PEMUDA PEMUDI SELURUH DUNIA BERKUMPUL DI BALI. SATU DEKADE SETELAH BENCANA PENDINGINAN ZAMAN ES KETIGA.

Tidak banyak, yang bisa menyelamatkan diri, dan bisa sampai di wilayah yang tidak mematikan, wilayah tropic dunia.
Dengan susah payah mereka telah merasa mendapat mu’jizat Allah, bagaimanapun mereka sekeluarga bisa sampai ke daerah prngungsian, dengan atau tidak ada anggauta keluarga yang  gugur dijalan, ke wilayah negara tropik yang umumnya adalah Negara yang kurang berkembang  teknologi dan budayanya menurut ukuran manusia kebendaan moderen,  apalagi di luar kota kota metropolitannya.
Mereka pemuda pemudi yang berkumpul ini, adalah generasi pertama sesudah bencana berskala dunia itu menimpa bhumi, sebagi lambang dimualinya tumbuh kembang manusia baru.  
Pertemuan ini diadakan mereka  sesudah dewasa rata rata diatas tujuh belas tahun.
Rata rata mereka lebih cerdas dan dewasa cara berpikirnya dari kedua orang tuanya yang telah berhasil membawa anak anaknya menyelamatkan diri, dengan kesulitan  yang sangat besar.
Ini tidak mengherankan sebab di dunia pengungsian,  sudah disediakan Lembaga lembaga Pendidikan baru, dibantu oleh Perusahaan Multinasional “The DGS”, bimbingan belajar terbanyak dilakukan olah robot robot cerdas, pinjaman dari the DGS, jumlahnya sangat banyak, terutama diwilayah Amerika tropic, dibanding dengan wilahah tropic di Afrika dan Nusantara, maklum situasi psichis yang panas,mudah jadi takterkendali bisa terjadi di banyak negara Amerika tropis ini, akibat beda tingkat budaya benda yang sangat jauh, karena diukur dengan daya beli secara kapitalistik yang diatur begitu, oleh Amerika kapitalis yang jadi penguasa dunia, seperti orang Romawi di Roma, zaman kekaisaran Romawi, bahkan harga jiwa  seorang Jesus dari Nazaret dihargai hanya 40 keping perak, yang sedikit di Roma tapi sangat banyak di tanah Judea.
Aplikasi tahun pertama masih disertai oleh pengajar guru sukarelawan dari Cuba,  Venezuela dan Equador, yang membimbing kelompok belajar, dengan puluhan robot, setelah setahun pengajar guru bertugas ditempat lain, ditambah dengan murid miridnya yang cepat mengasimilasi hubungan dengan robot, persis seperti reaksi berantai ledakan nuklir. Kena apa diprioritaskan wilayah Amerika tropik ? Ya karena para poengungsi dari utara yang lebih maju dengan alat alat  electronika, dan sulit untuk mereka menyesuaikan diri dengan masyarakat darurat pengungsian, harus berdampingan bersama dengan kaum pribumi, teman pelajar seumur  yang rata rata masih terbelakang di banyak hal, tapi lebih matang dbidang moral dan etikan paradigma lama.  Anehnya  siswa dari wilayah yang terbelakangpun, bisa mengikuti dengan sempurna program program pelajaran dengan menggunakan robot ini, yang wujudnya seperti computer berjalan dan bisa bicara banyak bahasa dengan suara pria maupun wanita, mereka semua punya nama, dan diperlakukan dengan hormat. Terutama pokok pokok pelajaran humaniora, pada tahun ketiga program ini berjalan, umumnya sudah membekas di prilaku para siswa angkatan pertama, sehingga mereka mau mendampingi robot untuk memperluas jaringan belajar, terutama humaniora dan mereka sendiri belajar dari robot partnernya sciences yang mereka suka.
Untungnya, para orang tua pengungsi dan orang setempat sudah terlalu sibuk mengatasi keadaan darurat ini guna medapat pemenuhan kebutuhan hidup mereka, mobiliasi besar besaran manusia dalam keadaan darurat. Meskipun hanya mendistribusikan pangan dan pengetahuan serta penggunaan alat alat pertanian guna bercocok tanam, demi ketersediaan pangan.  Tidak ada yang nyinyir  protes  mendakwa pendidikan ini adalah pencucian otak. Sebenanya yang terjadi malah pemograman otak  untuk segera mengerti  dan bicara bahas inggris dan Spanjol dengan cepat. Ini semua sudah terbukti, sehingga semua orangtua mereka sangat bersyukur, bukan saja pencucian otak, tapi “pengisian program” terutama dalam berbagai bahasa dan budaya. Pnduduk setempat yang sudah biasa dengan peredaran barkoba, cocain karena sindikatya total berhenti, Mereka pada berkumpul bertani di wlayah Bazilia utara, bertani nesama pendatang dan The DGS, merasa aman dan masih mendapat hari depan bagi anak anaknya yang lebih baik dari pendidikan oleh senor dan senorita robot.  
Jujur saja, sebenarnya program ajaran humaniora ini yang membuat adalah robot cerdas, yang seluruh existensinya diabdikan pada kemanusiaan, polos seperti anak anak dan cerdas luar biasa.
Inti sarinya adalah anak manusia harus sangat mendalami “kasih” pada sesamanya, dengan sikap altruis – “tat wam asi” – kamu adalah saya sendiri. Sedang para robot sendiri adalah sangat mengutamakan manusia dari dirinya sendiri – watak yang terpatri mati dalam semua lintasan interaksi “neuron” otak electronikanya, yang dinamakan “lintasan positron” oleh Isaac Azimov. Jadi pada akhir tahun kesepuluh setelah bencana, pemuda pemudi seluruh dunia sudah bulat dalam satu tekad nntuk menyatukan diri dengan sesamanya sebagai saudara.
 Bukan hanya slogan tapi juga ada cara yang jauh lebih manusiawi untuk memenuhi kebutuhan esensial bagi manusia, dan  saking banyaknya macam tugas mulia yang dikawal dengan bantuan   para robot, yaitu mendapatkan sumber energy, demi kelangsungan keberadaan  Manusia rakhmatan lil alamin ini.

Bali adalah pulau yang diberkati  oleh para Dewa, begitulah  sejak berabad abad Hinduisme dipeluk oleh mayoritas penduduk Bali, meskipun islam sudah merambah ke hampir seluruh Nusantara – tidak ada paksaan atau perang agama di Nusantara.
Sampai sepuluh tahun sesudah bencana pembekuan sebagian besar bhumi.  Bali adalah pulau tropik yang dipilih  oleh para muda mudi dunia baru untuk berkumpul.  Mengadakan kesepakatan diantara mereka untuk membangun dunia yang baru, terutama manusianya berdasarkan jalan yang diberikah oleh sang Penciptaya.

Tepat sekali mereka memilih Bali, sebab Bali termasuk wilayah Nusantara, wilayah tropic yang terdampak oleh bencana global zaman es ketiga ini paling sedikit, malah mendapat berkah dari sifat iklim yang berubah, Sebelum bencana.
Bali seperti wilayah Nusantara yang lain, sangat patuh pada angin muson dari Asia tengah ke Australia selama matahari diselatan Khatulistiwa bulan Oktober- April. Periode ini  berupa musim  hujan.
Angin berbalik arah dari Australia ke Asia tengah pada bulan Oktober –April matahari di utara Khtulistiwa, mewakili musim kamarau. Sebab bila matahari di utara khatulistiwa, uap air laut seputar Nusantara kurang, jadi waktu ketemu dengan udara dingin dari Aurtralia – sangat langka menjadi hujan, melainkan kabut saja. Keadaan ini berubah drastic sesudah bencana zaman es ketiga. Menjadikan iklim di Bali berubah, wilayah yang lebih dekat dengan benua Australia ini, angin dingin dari sana berebut dengan angin dingin dari atas semudra Hindia, yang jenuh dengan uap air, menuju ke utara khatulistiwa, menjadikan gerimis pada musim kemarau. Jadi di atas pulau Bali  NTB, dan NTT, hujan merata sepanjang tahun dan tidak merupakan  hujan tropic yang besar, tidak merupakan banjir bandang. Perubahan ini malah sangat baik bagi semua jenis tumbuhan  iklim tropic asli seperti di Hawaii.
Sebenarnya sudah lama perusahaan multnasional “The DGS” mengadakan hubungan kerja sama dengan Pemda Bali. Kerja sama ini diwujudkan pendidikan robot robot cerdas menjadi warga Bali, dengan segenap watak dan kebiasaan hidupnya, sedih gembiranya, dalam nenjalani hidup, selera dan rasa keindahan, ketrampilan menari dan mengukir, penyatuan tenaga gotong royong menciptakan pengairan subak, agar sirobot bisa melakukan pekerjaan tenaga menial menyertai petani Bali. Istilahnya robot “dipondokkan” ke keluarga petani di Bali.  Setelah mondok hampir tiga tahun, semua robot cerdas yang dilatih di Bali sudah menjadi seperti anak sendiri, malah lebih disayangi oleh bapak ibu angkatnya karena kerajinan bekerja lebih dari orang Bali. Mereka bekerja menial sebagai pekerja kasar di subak di rumah tangga di tagalan dan sawah siang malam tanpa lelah sampai selesai cepat sekali, tanpa dibayar, bahkan malah masih sempat belajar menari dan menabuh gamelan Bali. Beberapa ratus robot yang dipondokkan di kelurga kelurga petani di Bali, dinamakan “Gede” didepan dan nama tokoh penting jajaran bagian kanan wayang Mahabharata dan para Dewa dibelakang nama Gede robot Sinta Gede robot Getotkaca, dst………, Sudah diaku anak dan sangat disayang oleh orang sedesa, malah orang seluruh pulau Bali.
Tiga tahun sebelum ribuan pemuda pemudi seluruh dunia datang di Pertemuan Agung di danau Bratang, ribuan robot dipinjamkan ke Pemda Bali untuk mempercantik pulau Dewata itu. Ribuan robot itu sudah berbahasa Bali dan Indonesia,  membuat embung dengan dasar embung dari novivlar yang kedap air dan sangat awet,  menyempurnakan sistim subak sawah dengan pemipaan, menyempurnakan jalan dan jembatan, semua alat diangkut dengan airships Helium berbagai ukuran untuk crane dan rangka bangunan dan jembatan, bahan dari Kontinen kedelapan, bahan yang kuat dan ringan. Semua tumbuhan di hunian manusia yang ada, adalah tanaman bukan tumbuhan liar. Juga menstabilkan tanah tanah yang rawan longsor. Tanah gersang menjadi subur ditanami rerumputan sebangsa alang alang yang sudah GMO teruji,  juga baik utuk makanan ternak, penghasil susu dan daging.  Persiapan Bali menjadi pulau Dewata benar benar merupakan  prototype dunia  yang akan datang. Koperasi peternakan dan Pertanian memang benar benar sangat membuat makmur pulau ini, juga atas bantuan yang sangat berharga dari ananda Gede Robot yang banyak saudara dan saudarinya, yang berumur sangat panjang.
Di  Bali, pemuda pemudi dari seluruh dunia, belajar ilmu yang sangat pelik sepanjang sejarah keturunan  Adam dan Hawa. Sudah tidak terhitung berapa abad. Yaitu menghormati alam, di Bali orang percaya ada alam nyata yaitu alam kita, alam “kale” dan alam  “niskale” alam  yang ga’ib.  yang manusia harus ikut memelihara.  Bukan berdasarkan mitos dan taklid, tapi dengan kesadaran pikir. Terutama mengenai mendapat mafkah, artinya bertani dan bertukang,  maupun perdagang, dan melakukan prilaku gender dewasa yang sangat menghormati Sang Penciptanya, sang Hyang Widiwase,  mereka tidak takut tapi sayang, untuk mengecawakannya.  Sikap ini tidak pernah dikenal di India, asal muasal agama Hindu.
Sebagai makhluk alami harus  berupaya makan ( asimilasi dan disimilasi) untuk mendapat energy, dan berkembang biak untuk melestarikan jenisnya. Kedua hal ini sudah dijalani dan merupakan suatu bentuk aktivitas hidup yang berkembang sepanjang sejarah kehidupan.
Mengenai asimilasi, mansia menggunakan hasil yang terbaik dari makhluk lain misalnya tumbuh tunbuhan,  manusia menggunakan persediaan makanan di dalam tubuh tumbuhan, rimpang akar rimpang batang maupun daunnya yang terbaik. buah dan bijinya yang tidak beracun,  Manusia  makan daging dan bagian terbaik dari fauna lain, misalnya daging dan telurnya maupun susu dari hewan piaraannya dan dari binatang liar diambil dagingnya saja untuk dimakan.
Akhirnya ada bagian bagian lain dari tumbuhan, misalnya racun dan narkotik, dan alcohol dari sari buahnya dan sari bijinya, demikian pula ada dari fauna yang tidak boleh dikonsumsi yaitu darahnya, bahkan sampai ke dagingnya. Ini petunjuk agama Islam
Demikian pula keturunan Adam Hawa tidak boleh sembarangan berkembang biak, tapi manurut suatu aturan, yang harus ditaati.  Alam menciptakan musim kawin kepada semua  tumbuhan, hewan dan masusia yaitu musim semi, jenis  penghasil telur hampir seperti gila, bukan maunya sendiri prilakunya pada musim ini, juga pejantannya saling berebut adu kuat, adu daya tarik terhadap betinanya.  Diantara flora  dan fauna ada yang sudah mencapai taraf bisa berkembang biak  setiap waktu dalam siklus alam satu tahun – tatap saja si penghasil telur mengalami kegilaan dorongan untuk dibuahai telurnya atas karya sang Pncipta sendiri. Orang islam meyebutnya sudah sunnatullah.                                             Binatang , hewan piaraan yang bisa masak telurnya  periodik  dua puluhan hari sampai satu bulan  kurang lebih, dorongan mencari pejantan untuk dibuahi ini, dengan cara badannya menchasilkan feromone  atau hormone merangsang pejantan, juga dengan bahasa badan yang diciptakan sendiri oleh Sang Maha Pencipta.
Untuk binatang piaraan tidak ada problem apa apa. Untuk manusia  kemudian merupakan satu dilemma,  menurut alam, atau menurut aturan ilmu dan wahyu kepada manusia ?
Sebab sejenak zaman sebelumnya para ilmuwan Islam telah bersepakat untuk meng-ilmu-kan islam, seperti zaman sebelum kemelut pergulatan antara dinasti dinasti di seputar dunia peradaban islam di wilayah Arab d abad 6-7 M. , yang telah berkembang sangat pesat.
Setelah para penguasa Politiknya dengan menggunakan ulama memperteguh kekuasaan dinastinya seperti wangsa Mu’awiyah. Wangsa Abbasiah, wangsa Fathimiyah, Seljuk dari Turki dan puluhan wangsa lain pada zaman berikutnya,  memperteguh kekuasaan wangsanya tanpa  memandang kualitas keturun penerus wangsa/dinasti ini, tanpa “noblesse oblique” kaum feodal, seperti sistim feodal yang awet.  Menjadikan khazanah argumen hujjah ulama pendukung dalam bahasa Arab yang adhiluhung, dan dengan kengototan para ulama zaman berikutnya, tidak kalah piawai dan memukau, menyebabkan ulama penerus di zaman lain berikutnya sangat terperangah terhadap karya karya itu dan saling memegang teguh keyakinannya seperti ulama sunni dan  syi’ah,  bahkan jadi alasan saling membenci dan membunuh.
Itulah yang jadi segunung naskah yang  dianggap ilmu oleh sebagian para ulama Nusantara, mereka geluti berabad abad. Sehigga pada zaman lain berikutnya ulama sarjana di Nusantara telah mencanangkan pendekatan islam dari sisi sosiology profetik, penambahan ilmu pengetahuan dengan wahyu ilahi, yang disampaikan oleh malaikat kepada Rasulullah – Yang sebenarnya bisa didalami dengan ilmu hakikat dan ilmu makrifat, yang disediakan. tersembunyi di taklid dan istiqomah islami. Tapi bagi yang mau berfikir. isyarat isyarat yang hampir tidak berarti ini, melulu diciptakan Allah untuk para ulama dan umarah berfikir, dan bermakna sebagai peneguhan kalanullah. Yang ini malah ditinggal, hanya puas dengan taklid pada salafynya saja, dari mereka sambil asyik bertengkar.
Bahkan memamah biak segunung hujjah para pembela wangsa/dinasti feodal pada zaman setelah islam menguasai wilayah  dan  bangsa bangsa dari Magribi hingga seberang timur Sungai Indus,  yang semua feodalistik. Wangsa wangsa silih beganti dengan segenap ulama pembelaanya – itulah yang digeluti ulama zaman akhir, sebagai ilmu.
Dr. Kuntowujoyo, Dr. Nurkholis Majid, Dr. Dawam  Raharjo. Pada akir abad 20 dan permulaan abad 21, selama abad abad berikutnya semakin popular, karena mengetangahkan memanusiakan manusia, sebagai para mentor robot, ber- ama makruf nahi mungkar- dalam penyampaian  ilmu islam, semua pengetahuannya, mengadakan perubahan pola pikir, mengadakan pembebasan dari kebekuan dalil yang bukan direnungkan secara hakikat dan makrifat – melakukan transendensi kehidupan manusia kearah menjadi manusia yang rakhmatan lil alamin.
Sedang di Bali yang Hindu, telah membuang semua embel embel dan argumentasi maupun hujjah para Brahmananya, sebab sudah berabad abad tidak ada brahmana yang datang dari India, apalagi yang bermodal kemampuan mempunya kekuatan adhikodrati asli,  cara yang ampuh untuk memukau penganutnya, jadi masyarakat setempat mengangkat brahmananya dengan sederet awig awig, misalnya pada upacara upacara Hindu yang sangat banyak. Pada pergaulan kasta/wangsa, bisa dipilih hanya yang perlu saja. adat perkawinan dan waris tidak seperti Hindu di India, sesederhana itu, sedang kecintaannya kepada alam sangat diwujudkan dalam kehidupannya sehari hari, tanpa hujjah dan argument para brahnana, yang di Bali adalah orang biasa, dengan keunggulan yang terpancar sebagai nobles oblique, yang sangat pantas dihormati secara kasih thok.
Yang brahmana dan ksatrya adalah perilakunya. Ini semua jadi bahan studi para remaja seluruh dunia yang berkumpul di Bali sekitar satu dua bulan di desa desa sekitar danau Bratang yang indah dan damai.
Urutan kejadian sejarah manusia, seluruh perubahan sejarah "kemajuan" seluruh kehidupan budaya manusia selalu dimulai dengan bertenun serat. Mulai serat kayu kayuan zaman purba, di tropika serat rami dan pisang serat kapas, bersamaan di sub  tropika seran wool serat flax/ linnen dan serat sutera di anak benua Chna, serat wool  Alpaca di Andes Amerika selatan.  Pada zaman teknologi manusia menenun semikonduktor dengan logam, dengan serat kaca, mencitakan cemputer, iphone  Yang terbaru zanam es ketiga telah mwngentaskan umat manusia dari bencana kebekuan zaman es ketiga, adalah serat semacam asbestos - serat novivlar yang berkembang jadi banyak sekali jenis dikhususan dalam pengguuaan-nya dan pemakaiannya disegala sektor kehidupan manusia dari pertanian, ke bahan bangunan dan infra strukture pabrik Kimia, kemudian ke sandang yang sangat praktis dan serbaguna, nyaris sebagai kulit manusia, kemudian ke jaringan tubuh mengganti jaringan jang sudah rapuh, menjadikan umur manusia tambah panjang.
Lha, ndelalah kerasing Allah, bangsa yang menghuni Nusantara kebagian apa ? Semua serat sudah ditemukan dan menyumbangkan kemajuan umat manusia.
Tarnyata bangsa yag tinggal di Nusantara kebagian menemukan serat alami yang merupakan jaringan seluruh alam raya, yang berifat benda dan yang bersifat non benda, energi yang dikenal manusia sampai tingkat kebendaan yang paling tiggi, adalah energi fisi dan fusi dari atom atom dasar benda. Energi Nuklir.
Yang ditemukan mausia Nusantara adalah serat yang non benda.
Dalam sejarah umat manusia, hanya ditemukan legeda dan bekas bekasnya menjadi mitos, bahwa pada suatu zaman, manusia sudah bisa menguasai energi non benda - gampangnya desebut energi ga'ib, yang saking takutnya mauisia lain yang masih menggunakan kekuatan fisik, sesudah bencana besar, tenggelamnya benua benua para sosok yang mewarisi sisa sisa pinggirannya, semua yang berhubungan dengan ini dilenyapkan dan diburu untuk dilenyapkan existensinya.. Terikut juga Socrates, Galileo Galailei, sampai akhir zaman pertengahan Joane d'Arc -gadis pahlawan pembela Perncis dari invasi Inggris, dibakar gereja katolik karena didakwa penyihir.^
Surutnya zaman ini disusul dengan perburuan para penyihir Europa, dan di anak benua India dinamakan mengusir para Yaksa dan mengamuknya Sun Go Kong, legenda si Ular Putih di anak benua China, kekuasaan hitam yang melegenda diseluruh peradaban bangsa bangsa tua. Pusat kebudayaan ini tenggelam kedasar laut seperti tercantum di legenda Benua Atlantis, benua Lemuria, Sisa akibat energi jenis ini yang tanpa kendali adalah di zaman Mataram Hindu, meletusnya gunung Merapi mengarah samping timur, dikenal dngan Mahapralaya, zamannya Empu Sindok. Kejadian ini rupanya desebabkan satu kelompok akhli olah bathin, beberapa ratus orang mendirikan asyram dilereng gunung api Merapi di pinggang lereng gunung sebelah timur. Karena latihan mengendalikan tenaga supra natural ini harus dsertai laku Dharma dan bertapa brate  yang sangat ketat, padahal kelompok ini tidak berpandangan demikian, mengulangi pandangan para adept, para empu dizaman jutaan tahun sebelunya, sehingga menenggelamkan pulau pulau dan Benua benua Atlantis dan Lemuira. Akibat dari olah bathin yang sesat ini maka dasar kerak bhumi dibawahnya jadi lemah, padahal diatas pinggang gunung api, sebelumnya malah benua Atlantis dan Lemuria, akibatnya kantung magma di bawah asyram itu terdorong pecah oleh  magma meletus kesamping timur - Menjadikan Mahapralaya diseluruh lereng Timur gunung Merapi, yang merupakan lumbung pangan  Kerajaan Mataram Hindu zaman Empu Sindok. Sehingga kerajaan itu harus dipindah ka Jawa Timur. Lahirnya kerajaan Singhasasi dengan salah satu Rajanya yang menonjol, paduka Airlangga. *)






0 comments:

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More