INDONESIA PUSAKA TANAH AIR KITA
Indonesia Tanah Air Beta, Pusaka Abadi nan Jaya, Indonesia tempatku mengabdikan ilmuku, tempat berlindung di hari Tua, Sampai akhir menutup mata
This is default featured post 5 title
Tanah Air Kita Bangsa Indonesia yang hidup di khatulistiwa ini adalah karunia Tuhan Yang Maha Esa yang harus senantiasa kita lestarikan
This is default featured post 3 title
Jenis tanaman apa saja bisa membuat mata, hati dan pikiran kita sejuk
Sabtu, 31 Desember 2016
Jumat, 30 Desember 2016
KEPADA ANAKKU, SURAT KE ii.
KEPADA ANAKKU, surat ke II.
PADA DASARNYA ISLAM MENJAUHI FEODALISME DAN MENUJU KE DEMOKRASI.
Terdahulu saya pernah menulis bahwa Islam dari semula secara tersirat terasa menjauhi feodalime, yang memberi corak susunan masyarakat zama pertengahan, dalam segala hal.
Watak egaliter islam tersirat dalam cara memimpin sholat berjama’ah, Panggilan titel yang paling disukai oleh Rasulullan Salallahu Allaihi Wassallam adalah Amirul Mukminin, Pemimpin Negara yang dipilih dari para sahabat Nabi ( Khulafa ur rashiddin), bukan disebut Sultan tapi Amirul Mukminin, atau Khalifah (wakil alm. Rasulullah) yang diwaktu itu menimbulkan keguncangan besar dalam kebiasaan masyarakat feodal.
Toh akhirnya bani Umayah telah mengembalikan posisi Pimpinan Negara menjadi sistim feodal , yaitu Sultan masih juga Khalifah dengan kerugian politis yan sangat minim, karena Pasukan Islam lebih mementingkan keamanan wilayah yang telah diduduki, sudah mencapai barat Mesir, Syam dan Siria. Keamanan waktu itu adalah jarak dari kubu musuh.
Terbukti dengan tidak adanya perpecahan yang melemahkan berkembanganya daulah Islamiyah dari Andalus ke Lembah Mesopotamia. Beberapa abad kemudian daulah Abbasiah melebarkan lagi dari Afganistan hingga pantai utara Afrika. Meskipun ada bibit faksi besar yaitu kaum Sunni dan Sji’ah yang malah bersatu dibawah Salahuddin Al Ayyubi untuk menaklukkan Jerusalem yang spektakuler Islami, dhormati oleh lawan dan kawan.
Yang sampai sekarang belum pernah dirunut adalah kedekatan Islam ke demokrasi mederen. Semua upaya yang dilakukan oleh masyarakat bangsa bangsa di Timur Tengah dan pantai Afrika Utara kini, sampai ke Bangladesh sekarang, selau kembali ke despotism dari elite capture-nya ( istilah bu Sri Mulyani Indrawati), yang bahkan tyran yang memalukan, product dari feodalisme yang sangat lama.
Ajaran Islam yang terpateri dalam surah yang pertama diwahyukan oleh malaikat Jibril kepada Rasulullah Salallahu Alaihi Wasalallam, adalah Al Alaq, dengan perintah Allah “Bacalah”, karena Allah mengajari manusia dengan kalam/ pena/ tulisan. Lha membaca itu sendiri, apalagi wahyu wahyu illahi oleh setiap insan adalah hak azasi demokrasi yang nyata.
Ndak lewat Pendeta, Brahmana atau siapa saja. Sesudah membaca tentu segala pikirannya terbuka, entah berapa banyak penerangan yang diterima, pasti lantas dicocokkan dengan kawannya dan minta pendapat dari yang akhli, ini kan wajar. ? Kewajaran itu juga tersurat dalam surah Wal Asri, yang intinya orang ( yang sudah membaca) akan rugi bila tidak membicarakan, hal hal mengenai kebenaran dan hal hal mengenai kesabaran. Ini bisa mengaggu elite capture masa itu.
Dalam masyarakat feodal sesuatunya tergantung pada kemauan despot dan tyran yang berkuasa. Tentu nyaman dan gampang sekali untuk memperoleh jawaban “enggih kanjeng” kepada sang Dimas Kanjeng, dari anak buahnya Panembahan Ular Sanca, atau Sultan Surakoplak anak buahnya yang diberi titel feodal itu, misalnya untuk mensukabhumikan (istilahnya inetelijen suharto.) si murid - penagih murtat yang mendesak mana ganda uang saya, mana ganda uang saya, risih bah !
Bisa dimengerti seorang muslimin dibawah pengaruh Dimas Kanjeng lebih suka mengeluarkan diktum mengengai kebenaran yang tidak bisa dibahas, titipan dari Dimas Kenjeng .
Menghadapi situasi yang demikian, sejak Khalafah ur rasyiddin, yang diwarnai dengan pembunuhan pembunuhan Amirul Mukminin . Gonjan ganjing Pemerintahan, hingga keempat Khulafaur rosyiddim wafat semua, diteruskan oleh bani Mu’awiyah dengan cara yang lazim di jaman itu: feodalisme, dengan diangkatnya anak Abu Sofyan menjadi Sultan. Kerugian terkecil di medan peperangan, karena kekuatan masih tetap bersatu.
Mungkin dari saat itu ada sebagian dari kaum ulama yang mengumpulkan argument dari ahli ahlinya, bahwa orang yang zuhud menunaikan ke-zuhud-an-nya dengan diam.
Sikap zuhud yang diam itu dipertegas oleh ulama ulama selanjutnya berabad abad, melewati dinasti dinasti yang timbul tenggelam seperti dinasti Mu’awiyah, Abbasiah, Fathimiyah, Mamluk di Mesir, Seljuk di Turki, yang penuh dengan komplotan dan balas dendam yang berdarah darah, dipicu oleh perbedaan persepsi akibat dari “membaca”(satu perwujudan penting dari ajaran islam), dilain sisi reaksi keras kepada si penanya, sangat merugikan perwujudan kedekatan Islam dengan demokrasi yang tersirat pada ajaran Islam.
Maka makin banyak ulama yang menganjurkan melakukan kezuhudan disertai diam hingga sekarang, termasuk yang dituruti Ulil, bukan Gus Dur alm. , yang lain banyak yang bersikap mendua.
Sedangkan di zaman ini adalah terlalu mahal untuk mengorbankan demokrasi, yang bisa mengurangi ketergantungan, mengakomodasi segala pebedaan, sebab tipu tipu mudah sekali dideteksi, misalya oleh penerus Yusuf Aditjondro alm, Rizal Ramli, Ahok, dan teman temannya yang makin pintar makin banyak, hidup zuhud, dalam arti sccukupnya, tidak berlebihan.
Jangan lupa juga Pemerintahan lain Negara yang masih menjunjung norma azas pedagangan bebas ( Pemerintah inggris memberi denda berjuta juta poundsterling kepada Roll Royce, gara gara memberi suap Emirsyah Satar lebih 20 miliard kalok dirupiahkan - sebab semua dikerjakan sendiri diluar sana, dengan bank asing , orang asing dinegara asing, lah si Emir sendirian, mungkin dengan satu pramugari khusus, 'hadiah" juga diberikan ke oknum kakap dilain negara untuk pembelian mesin pesawat penumpang Jumbo ini. Kalau bukan geger dari sana, gimana kita bisa tahu. Yang kita heran gimana orang semacam itu kok bisa menaiki jenjang setinggi itu, sampai jadi Dirut Garuda Indonesia ? Siapa mak comblangnya ? Apa elite capture yang sudah menggurita diatas sana, sejak dulu, sampai kapan ?
Kesederhanaan dan kejujuran telah menjadi ideology zaman. Alam mamaksakan itu, demi percepatan teknologi sebelum bahan bakar fosil habis.
Satu masyakat plural seperti masyarakat Indonesia yang terdiri banyak suku, banyak ras dan banyak agama, tersebar di pulau pulau, yang telah betekad untuk bersatu memperjuangkan hak azazinya membangun negaranya secara adil, bersama sama. Kendaraan utamanya adalah demokrasi yang sudah menyatu dengan pandangan Panca sila. Ditambah lagi sebenarnya tidak ada diantara suku suku bangsa ini yang mendendam satu sama lain sampai berabad abad, yang berbeda cara hidup dan berfikir hingga perlu membunuh satu sama lain, karena ditiup tiupkan api perpecahan, misalnya karena dilecehkan keyakinannya, Alhamdulillah, seemua ketahuan.
Insya Allah, kecamuk berdarah darah di Timur Tengah lewat, bangsa ini selamat, amiin *)
Sabtu, 24 Desember 2016
BUDIDAYA PERTANIAN ADALAN LANJUTAN DARI SELEKSI ALAM
BUDIDAYA PERTANAIAN ADALAH LANJUTAN DARI SELEKSI ALAM
BUDI DAYA PERTANIAN PERIKANAN DAN PETERNAKAN ADALAH MELANJUTKAN SELEKSI ALAM TERHADAP ZASAD HIDUP YANG BERGUNA BAGI KEHIDUPAN MANUSIA
PETUGAS BEA CUKAI SUMATRA UTARA BELAWAN, MENANGKAP KAPAL MEYELHNDUPKAN BAWANG MERAH 43,5 TON, DARI MALAYSIA.
Bagi orang awam
penangkapan ini prestasi dari bea cukai kita,
Bagi kita orang Pertanian, mulai bertanya tanya, hari gini masa panca roba ke musim hujan, menghasilkan panen bawang merah memang sulit sekali. Bila di pasar ada, tentu simpanan dari panen raya kemarau yang lalu.
Biasanya
kaum pedagang KARTEL bawang merah mulai melepas stocknya sedikit demi sedikit, supaya harga tidak
anjlog.
Petani
bawang merah ada yang berspekulasi menanam bawang merah justru pada cuaca macam ini selama periode vegetasi bawang
merah dua bulan saja, e. e. barangkali dia beruntung dapat panen 15 kali berat
bibit yang ditanam, biasanya ya tanamannya hancur.
Melihat asal usul bentuk liar dari bawang merah ( Allium cepa L) yaitu tumbuhan 2 tahunan pinggir gurun dengan curah hujan rendah dan kelembaban relatip yang rendah/ kering, musim dimana ada sedikit hujan di pinggiran gurun, bawang merah liar membentuk umbi batang dalam tanah secepat mungkin, untuk menghadapi keringnya gurun, sementara persediaan makanan sudah gukup di pelepah daun daunnya belapis lapis menjadi serupa umbi dbawah tanah ( ya bentuk bawang merah itu) dan daun diatas tanah layu dan kering. Umbi ini menunggu hujan tiba untuk mengeluarkan bunga dan melanjutkan perkembang biakan speciesnya dari biji hiji yang kecil kecil. Allium cepa L. dimasukkan Familia Liliaceae, sebagian Taxonomist mamasukkannya kedalam familia Amarilidaceae.
Satu analisa yang sangat sepele. Yaitu mencari tahu cara hidup bentuk
liar, yang berkembang secara alami asal
usul dari tananan budidaya, untuk memnentukan wilayah ekologi yang cocok bagi
tanaman budi daya masing masing. Ada kaitannya dengan teori evolusioner dari
Charles Darwin.
Rupanya belum menjadi standard
kebiasaan pemikiran akhli petanian kita, terbukti dari banyak tulisan mengenai
budidaya bawang merah, yang tidak menjelaskan ekologi bentuk liar mengenai
budidaya tanaman kita. Akan sulit sekali
bagi disiplin ilmu lain mendapatkan
falsafah pemikiran orang pertanian.
Ini disebabkan Ilmu Pertanian kita hanya dicangkok dari salah satu aliran pemikiran mengenai hidup itu sendiri, di Europa pada abad pertengahan, mereka menolak teory Darwin.
Sebenarnya Negeri Belanda bukan tempat Ilmu Pertanian berkembang, seperti Andalus Islam, Perancis, Inggris, Jerman, Russia Tsar dan Amerika Serikat. Jadi ya maklum para Profesor yang menggembleng profesor profesor kita tidak bisa melihat keseluruhan falsafah budidaya tanaman budidaya, ikan dan hewan ternak.
Persoalannya sebenarnya membawa bawang merah dari tempat lain yang bisa murah saja sudah baik untuk memenuhi permintaan pasar. Bahwa si pegimport dapat untung itu kreativitas dia, misalnya BUMN, Ya syukur
Hanya Bea masuk dipasang tarif bea masuk berapa ?
Soalnya ndak ada petani bawang merah yang panen, semua takut berspekulasi, jadi stock menipis dan harga naik.
Tapi bila import saat panen raya, meskipun bayar bea masuk ya tetap dicurigai menggoreng stock pekerjaan kartel tengkulak bawang merah, merugikan petani dan tidak menguntungkan kosnsumen, silahkan sita barang itu, jangan dibakar bagi saja ke rumah jompo atua rumah yatim.
Kartel di Sumatra lebih kuat dan berani, lihay lagi, mungkin bawang merah ini juga hasil tanaman di sumatra Utara ditimbun di desa desa kecil pantai timur atau pulau pulau kosong supaya ndak ketahuan bahwa itu timbunan penen kemarau yang lalu, diangkut pake perahu ke pelauhan Belawan, ulah para kartelist. Jangan khawatir, Polisi sekarang pintar, wong pembunuh sadis di Pulo Mas bisa digulung dalam 24 jam kok, apalagi gudang timbunan para pedagang kartel bawang merah ( baunya lho). ini kan "a piece of cake" kalo diprintah pak Jokowi, pasti ketemu.
Yang membuat saya penasaran, saya sebagai agronomist sdah berumur 78 tahun, malang melintang diwilayah pertanian tanah air, tidak habis heran dimana di Malaysia yang mengalami cuaca selama masa vegetasi bawang merah – 2 bulan, yang pada bulan Oktober Nopember kering, shingga panen bawang merah hari ini bisa diselundupkan ke Belawan dengan harga yang mestinya sangat bersaing ( dibawah 60 ribu rupiah/ kg). bila tidak ada, gimana agrotekhniknya, atau mereka sudah mempuyai hasil seleksi yang tahan udara basah selama masa vegetasinya ?
Sebab bila ini basil panen kemarau yang lalu disinipun demikian. termasuk kerja KARTEL bawang merah, yang menggoreng stock untuk menaikkan harga jual. Kerjaan macam ini sudah dipraktekkan semenjak kemerdekaan kita, saya namakan ini adalah kegiatan ekonomi diluar sistim, sekarang sudah merambah kesemua bidang, berkat kerja sama dengan para sudrun, yang telah menguasai stock pangan selana 27 tahun secara mutlak dimasa Orde Baru. Sekarang mulai mrotholi, tapi counter parts/ kroninya yang di sector swasta tambah jaya karena diluar sistim, siapa ambil pusing ? malah bikin Partai Kartel Prsidennya ditangkap masih cengengesan ngakunya habis untuk Miss V, apa punya project buuesar, membutuhkan uang buunyak. ?*)
Kamis, 22 Desember 2016
APA DI JAWA TIMUR TIDAK PERLU EMBUNG ?
Siapa bilang, sangat perlu, tapi embung untuk kantong pasir
yang turun dri lereng atas gunung api, seperti gunung Kelud, sepanjang kali
Lesti Malang, sepanjang kali Pekalen Pasuruan,
untuk menangkap air yang membawa pasir ke dataran muara sungai itu jang menyebabkan
banjir dan mengenangi wilayah dimana jalan raya Jawa- Bali meliwati Kabupaten
Pwasuruan dan Kab.Probolinggo. yang saban musim hujan bisa berminggu minggu
lalulinas arteri ini terputus. Juga di caldera laut pasir G Bromo, untuk
dijadikan uap super panas guna memutar turbin PLTU.
Kantong kantong pasir pada sungai yang mengalir ke utara Kab.
Pasuruan dan Kab Probolinggo harus dibuat agar sistim pengairan di dataran
bawah utara kabupaten Kabupaten tersebut tidak rusak. Munjaga agar
sistim saluan primer secundair dan tertiair tetap pada level ketinggiannya
sehingga pengairan ke sawah sawah lancar karena di lahan sawah permukaannya
tidak cepat meninggi oleh endapan pasir halus dan lumpur yang belum pernah
diperhitungkan, sehingga pemasukan air ke lapik sawah tidak normal, malah
mungkin diperlukan pompa.
Embung di padang pasir G Bromo, mengambil sebagian dari areal padang
pasir caldera itu ditutup dengan watertight plastic sheet, sehingga dapat
menyimpan air tidak diteruskan kadalam kepundan gunung. Seberapa pun air yang
bisa dikumpulkan cukup banyak unduk dipompakan kedalam dapur magma yang sudal
lemah, untuk dipanaskan menjadi uap super panas guna memutar turbine unap dymano
dynamo llistrik.disbelah selatan disebelah timur komplex puncak G Bathok dan Bormo,
sehingga tidak mengganggu vista pemandangan khas kawah Bromo. Semoga jadi bahan
pertimbangan oleh para perencana dalam waktu yang dekat akibat langkanya energy dan
lahan sawah sehingga perlu moratorium pengalihan guna lahan sawah, dan conservasi yang memadai apa yang masih ada*)
E
Jumat, 16 Desember 2016
CIRI CIRI ORANG DEWASA YANG POTENSIAL JADI KORUPTOR
CIRI CIRI ORANG DEWASA YANG POTENSIAL BAKAL JADI KORUPTOR.
In bukan memaparkan stereotype, apalagi mengajarkan sara, hanya untuk menandai calon koruptor sehingga tidak bisa mencederai demokrasi, sebab dia akan terpilih jadi pemimpin. Sebab dia mempunyai kharisma lain, yang umum disukai masyarakat. Entah dia ganteng / cantik entah di bisa acting yang lucu atau melawak, entah pinter mengutip pasal pasal , pokoknya bukan kecakapan yang dibutuhkan untuk melayani masyarakat. Kan akan mengecewakan ? Sementara golongan selain yang ini dikesampingkan sejenak, sebab koruptor dengan motif menggunakan kesempatan kayak pegawai pajak. bangsaya Gayus pegawai pajak, pegawai bea cukai juga bisa memproses dokumen import abal abal tanpa ada barang apapun yang di-import, gunannya banyak, salah satunya mencuci uang. pegawai BPN, Polisi di Polsek, Pengamanan Kelautan, mereka ini kayak keong, begitu dikasih kesempatan ya makan habis, tapi masih penakut, takut dipecat dari pelayanan publik.
Tapi type yang nyalon Bupati ? Nyalon anggauta DPR, yang ini disapu paling sulit sebab yang ditentengnya sekaligus power dari Partai dari rakyat. Perkaranya pasti suap, menerima dan memberi, bernilai milyaran bahkan trilunan. Sebab mereka yang membuat aturan, nantinya. Ada yang sangat peka untuk mencium adanya perlindung orang kuat diatas hukum, kayak Andi Merpati, yang selamat selamat saja karena dilindungi kartu As.
Pada tulisan di blog ini sebelumnya, saya kemukakan pada anda bahwa perilaku korupt, bukan perilaku yng didasari watak ragawi, akan tetapi lebih diawali dengan watak Jiwa. Watak korupt didasari oleh tepupukya watak egois, yang dilegalisir dalam waktu yang sangat lama pada epoche feodalisme, watak dari seorang feodal. Dia tidak merasa salah apapun menggunakan kepentingan umum menjadi kepentingan pribadi, bahkan merasa bahwa pribadinya wajar jadi lebih penting dari sekedar umum rakyat biasa oleh asal usulnya, meskipun hanya bermuka tembem dan berperut besar, meskipun mudanya mungkin cantik dan ganteng, sebagai ciri derajadnya kayak Datuk Datuk kita, kayak cendekiawan kitab kitab kita, yang malah kharismatik tersembunyikan dibalik bajunya, yang luas leluasa a'la Dimas Kanjeng.
1. Biasanya berwajah dan pemampilan ganteng atau cantik, mempuyai ginealogi yang dibanggakan, orang orang yang terpandang dari berbagai bidang, juga bidang keagamaan seperti ex Bupati Garut Aceng yang anaknya Ajengan Kaya, mngawini gadis hanya uutuk semalam, tanpa merasa risih, Ratu Atut Khosiah putri Ajengan Ternama dikelilingi para jawara Banten, yang bisa menelan Pabrik Baja Cilegon, Putra Putri General Suharto, beliau membantah masih keturunan Sultan Jogja, tapi tidak pernah menunjukkan dengan jelas orang tuanya sendiri, hanya menunjukkan bahwa dia bisa mengangkat dirinya jadi Sultan Indonesia dengan kekuatan sendiri, seperti Ken Arok. Bupati Bengkalan Fuad Amin Imron, darah biru a'la NU cicit Hadratush Syekh Kiai Cholil bangkalan.
2. Suka sekali atribut atribut dan pakaian yang aneh, menandakan dirinya lain dari rakyat biasa, bahkan sepatu kets, yang dikenakan di acara acara resmi menjadikan si feodal bangga. Bahkan banyak penipu juga mengunakan atribut atribut ini seperti Dimas Kanjeng, Syeh Puji dsb
4 Membawakan diri selalu tinggi, siapapun yang bersalaman dengan dia selau membongkokkna diri, sperti Pak Harto, yang tidak pernah mengijinkan orang bersalaman dengan jarak dekat, telapaknya dipasang dibawah pusar. Sehingga seorang Kanwil bisa dengan bangganya berfoto dengan dia membungkuk bungkuk, dipamerkan keseluruh puaknya, dulu, bukan sekarang, anaknya malu.
5. Suka sekali gelar gelar apa saja dan menuntut orang dekatnya menyapa dia selalu memakai gelarya, apa itu Gusti, atau Bandoro, atau Cok ( dari Cokorde), Jero, atau Umbu, Daeng Puang dsb.
6. Royal menggunakan uang untuk keperluan yang tidak penting. Hanya untuk pamer. Apalagi barang pusaka.
7. Gemar nmenerima persembahan.
Semakin di pelosok atau udik tempat anda bertemu dengan para feodal puak dan kampong, semakin tengik mereka. Saya banyak menemukan exemplar macam ini di Bali pelosok, waktu penyuluhan pertanian.
Generasi mudanya, mereka mengobral uang, mebuat geng, masuk jadi angauta partai, dan sering memenangkan pemilihan Bupati dan kemudian mereka pesta sabu, kan anda ketipu ? Jangan lihat anaknya, lihat bapaknya, pasti ada ciri ciri diatas.*)
Rabu, 14 Desember 2016
BAGAIMANA MESIR /ii
BAGAIMANA
MESIR II ?,
SEBAGAI
NEGARA YANG SEJAK ZAMAN KALIFAUR RASYIDIN INI MEGANTISIPASI PROBLIM
PFRDAGANGAN PANGAN, YANG TERANG TERANGAN SUDAH MENJADI SENJATA AMPUH NEO LIBELISME
DAN IMPERIALISME DUNIA MASA KINI.
Mengapa
MESIR ?
Karena
Mesir, telah masuk ke kancah pergaulan perdagagan pangan antar bangsa jauh
lebih awal dari kita. Dan Islam mempunya konsep perdagangan, apalagi perdagangan
pangan, jauh mendahului tata pergaulan dagang umat manusia. Pantas kita simak
dengan kepala dingin dan BERSEMANGAT.
Belajar dari MESIR.
Mari belajar dari sejarah Mesir,
karena Mesir mendapat berkah dari Allah dekat dengan wilayah tanah asal usul
Nabi Nabi agama samawi yang dua puluh lima itu, dimulai dari Nabi Adam yang
terakhir Rasulullah Muhammad Sallalahu Allaihi Wassalam dengan tuntunan dari wahyu Illahi lewat Malaikan
Jibril, Al Qur’an dari agama Islam, petunjukan Allah lewat Malaikat, kemudian dihimpun
dalam Al Qur’an, disaksikan oleh Rasulullah sediri, disebarkan keseluruh Dunia untuk menjadi petunjuk manusia,
siapapun dia.
Karena Mesir adalah padang pasir, yang diberkahi denga banjir sungai Nil, yang merupakan salah satu dari sepuluh deretan sungai sungai tepanjang di Dunia, maka banjirnya bisa membasahi dataran lembah sugai sampai sangat jauh, bila surut menyisakan kesuburan lahan yang luar biasa oleh air yang diserap tanah, lumpur yang terikut dan terik matahari padang pasir tropic pinggiran gurun, merupakan gurun yang jarang hujan. Fotosintesa sangat terdukung, sementara air tanah cukup untuk satu atau dua masa vegetasi, maka tanaman budidaya menjadi tumbuh sangat subur. Lagi pula kelembaban relatip yang rendah sangat menhambat perkembangan cendawan patogen apapun, tumbuhan atau hewan. Hama insekta diimbangi dengan banyak predator yang datang dari padang pasir pinggiran banjir. Sekaligus mencuci garam garam dari zona akar, yang menjadi racun tanaman dan bahaya ikutan dari pengairan gurun. (type tanah solancak)
Jadi Mesir, sejak dulu jadi tujuan dagang kafilah kafilah yang datang dari seberang laut gurun gurun pasir dan batu luas untuk mencari dagangan bahan pangan, serealia, kurma, minjak zaitun, anngur, buah buahan kering.
Sampai pada suatu saat saat diluar Mesir, tinggal puak Nabi Jakub as, yang menghadapi kekurangan pangan utamanya gandum.
Peristiwa ini diabadikan oleh petunjuk Allah di Al Qur’an, surah Yusuf. Sebagai contoh bagi manusia bagaimana petunjuk Allah sudah diberikan.
Petunjuk Allah ini sangat perlu disimak dan dimengerti esensinya, sebab perdagangan di zaman kapitalisme mencapai puncaknya, merupakan medan tempur yang tega memusnahkan siapapun yang dianggap perintang jalan imperialis Dunia. Bukan saja sekedar tengkulak. Apalagi pangan, merupakan amunisi yang menentukan sesudah energy apapun.
Sejak khalifaur rasyiddin, kemudian Mesir sudah jadi bagian dari Negara diatur menurut islam, baik oleh bani Mu’awiyah maupu oleh keturunan Fatimah/wangsa Fatimiah, Mamluq dan Ayubiah, bagian dari Turki Utsmani, kmudian Republik Mesir.
Sumula hanya setingkat Gupernur, kemudian Raja Muda dan Setingkat Sultan.
Yang jadi Gupernur saja sudah diabadikan dalam Al Hadist, menjadi kisah suri teladan Penguasa Islam, yang adil di Mesir.
Kisahnya seorang Gupernur yang lagi membangun istana dimana dia akan tinggal, tetanga dekat dengan halaman istananya ada rumah seorang Yahudi tua dan miskin, rumah reotnya itu sangat mengganggu pandangan istananya yang megah. Sang Gupernur mau mengusir orang Yahudi itu. Sang Yahudi miskin lapor kepada Amirul Mukminin di Makkah. Tanpa omong apa apa sang Amirul mukminin mengambil sepotong tulang belikat onta yang ada sedikit potongan daging membusuk, terus digarisnya tulang selngka itu dengan ujung pedangnya, lantas diberikan kepada si Yahudi tua untuk disampaikan kepada sang Gupernur. Apa yang terjadi, sang Gupernur batal mengusir Si yahudi tua. Entah mengapa dia lantas punya kesibukan lain, mungkin merencanakan expansi wilayah Mesir yang belum ditaklukkan, sangat perlu perhatiannya. Karena bagi beduin, pertahanan paling handal adalah menyerang sejauh mungkin dari perbatasan.
Ini hanya intemezo, sebenarnya sanga menarik setelah Mesir jadi Kesultanan, dengan tanah pertanian yang terbaik ratusan ribu feddan ( 1 feddan= 0,42 Ha), sepanjang sungai Nil rampasan dari milik sang Pharaoh dengan penggarapnya kaum fellahin, hampir seluruh Negara selama ribuan tahun.
Dengan sendirinya tanah luas milik Pharaoh berganti menjadi milik Sultan yang islam, Sang Sultan tidak kurang menaati hukum Islam, juga segenap pasukannya kaum Beduin kavalerinya, yang pengembara yang sangat taat pada hukum islam, yang selalu siaga berjihad melebarkan sayap untuk mempertahankan Kesultanan yang baru.
Dalam suasana perang dan damai, hukum islam dalam kehidupan sehari hari menggantikan hukum Pharaoh. Reaksi kaum fellahin sangat positip terhadap penguasa baru dan aturan baru yang taat pada peraturan islami, kaum fellahin masuk islam berbondong bondong, merasa nyaman dengan hukum islam.
Sultan melarang kaum kavaleri untuk tinggal bertani di Mesir, menjadi lunak, melainkan hidup sebagai kebiasaan nenek moyangnya, menggembala ternak dan berdagang. Selalu siaga sebagai kavalerist yang gagah berani dan memiliki kuda kuda dan baju zirah yang ampuh, memperoleh jarahan perang dengan adil, dan dibelanjakan dengan bijaksana. di Mesir. Mereka menjadi pujaan kaum fellahin, karena memperlakukannya sebagai saudara bukan sebagai kaum taklukan.
Sepertinya berdagang dengan para beduin kavalerist ini sangat menyenangkan. Sebab Islam mengajarkan perilaku dagang yang rinci dan adil. Seperti yang terjadi di Nusantara waktu zaman pergantian kekuasaan Majapahit Hindu dengan kekuasaan Giri Gresik dan Demak yang Islam, dengan para saudagar pelaut islam-nya.
Sudah ada aturan yang pasti, ihtikar/ menimbun bahan pangan, bukan cara satu satunya, cara mencari untung, tolong menolong dan memudahkan hubungan dagang menjadi tujuan mencari nafkah yang halal. Hampir semua ayat Al Qur’an mengenai dagang menuju ke sini.
Bukan lantas sembrono tanpa ukuran timbangan yang jujur, tanpa catatan invoice dan billing, tapi tertib dalam catatan dan tanggal.
Islam sangat mementingkan adanya dokumen jumlah dan nilai obyek jual beli, islam menganjurkan adanya invoice dan dokumen penerimaan barang. Islam telah mengharamkan pemalsuan ukuran dan timbangan. Ini bukan hanya terjadi di Mesir saat saat ratusan tahun setelah Islam diperkenalkan, tapi di Nusantara saat para Pelaut Islam dari Giri Gresik dan dari Demak ribuan tahun setelah Islam menguasai dari Andalusia ke Sungai Indus, Dari Iran ke Sinkiang.
Perilaku islami dalam dagang yang tersirat dalam perbuatan para Pedagang. Saudagar yang baru ini, menarik fellahin di Mesir sejak kalifaur rasyiddin, dan kaum waysia petani di Jawa sejak seribu limaratus tahun yang lalu, berbondong bondong masuk Islam, karena nyaman dan sejuk berhubungan dengan mereka. Tidak terpikir oleh mereka membuat sweeping apapun.
Akan tetapi sepeti biasanya interaksi dengan kaum pedagang setempat yang masih membawa kebiasaan lama sebelum islam, yaitu segala sifat buruk dari sosok “bakul” jawa dan pedagang Beduin dari Mesir, di Pulau jawa dan di semenanjung Hejaz dan di Mesir. Makin lama makin menyerupai mereka dan lupa pada ketentuan islami. Dagang dengan cara kuno jahilihah, Ulama sangat alot menyatakan perdagangan iktikah ini dilarang agama. Soalnya sebagai misal, pada kasus pembelian impor dari lain wilayah yang lagi penen raya, menimbunnya di Mesir yang tidak kekurangan gandum saat itu, tapi merupakan stock cadangan, kan menolong rakyat ?
Saya curiga, setelah Sultan Muhammad Ali Pasha pada abad ke 19 membuat suatu langkah modernisasi Mesir, trutama kemiliteran, sang Sultan memanggil semua Syaikh beduin tinggal di pedesaan Mesir, menjadi petani di tanah Sultan. Mulailah para Syaikh ini merasakan nikmatnya berdagang hasil bhumi, apalagi secara kartel. Sedangkan mayotitas fellahin menjadi penggarap kecil yang tetap terjepit mekanisme dagang pangan secara kartel. Cita citanya mendapatkan hak penggarap dari tanah ex Sultan yang menjelma jadi tanah Pemerintah Republik Mesir ? Jadi ada empat kekuatan yang berkepentingan : Konsumen - Peng Peng - Ikhwan - Fellahin Penggarap kecil.
1. Akhirnya Konsumen atau rakyat banyak menuntut pokoknya harga gandum stabil terjangkau.
2. Peng Peng (Pedagang Penguasa) selalu mengincar untuk menjadi pelaksana usaha ini, karena mereka tekhnokrat. Mengorbankan fellahin, dalam harga panen raya -nya ( dia import saat penen raya). Harga jatuh lantas mengadakan pembelian local. Kartel mengurus untuk pengadaan jumlah stock. Gandum yang ditimbun dijual dengan untung. yang ini para Peng Peng, cosmopolit, flexible dalam keuangan dari mana saja. Pengunjung tetap Night Clubs, Bars dan tari perut.
3. Ikhwan, mewakili kaum beduin tuan tanah yang memperoleh hak menyewa tanah negara berdasarkan tradisi, ingin mmemperkuat posisinya dalam berkartel ria. Operasinya sama dengan cara Peng Peng, tapi tidak mampu meng-memobilisir anggaran untuk import gandum seluruh negara tanpa kucuran dana dari Luar, yang dikuasai Amerika dan Yahudi. Mengendalikan massa yang dinamis tapi elitis, kaffah dalam ibadah, dagang secara tradisi, anti Yahudi. Selalu kalah lawan Peng Peng.
4.Fellahin kecil, Penggarap tradisional, masanya besar, selalu menuntut perlindungan harga saat panen, karena tekanan Peng Peng dan Ikhwan, tidak punya kekuatan politis yang bisa diharapkan. imannya mengandung sincretisme dengan tadisi zaman Pharaoh, jadi tidak kaffah. dicibir oleh Ikhwan, lebih kaffah sanak saudara mereka yang di Siria dan Libanon, ikatan emosional mereka sangat dekat.
Selama reformasi Republik Mesir, militer Muda Mesir mngorganisasi land refrom dipimpin oleh Gamal Abdel Nasir, sejanjutnya dapat bantuan Uni Svyet Alm, mebangun bendung Azwan. Toh belum cukup mengangkat kehidupan fellahin, yang masih miskin secara struktural.
Dengan segala dalih mereka mulai dalam membengkokkan cara dagang islami dengan, menyelipkan riba dalam harga barang, menggoreng stock pangan melalui organisasi kartel, jadi standard operasi neo kolonialisme. Dengan sangat susah payah islam mengembalikan pasar uang secara syari’ah, sampai sekarang belum sempurna.
Jadi
nyata, semua surah mengenai perdagangan dan nilai uang termasuk riba dan ihtikah/menimbun
pangan, harus dimengerti secara prinsip,
secara rokhnya yaitu tolong menolong dan
memudahkan perdagangan, antar manusia. Belum sampai kesana di Negara, anggaran keuangan sudah diobok obok, jadi untuk memberi harga adil pada saat panen raya saja tidak cukup, lah wong yang diborong barangnya sendiri, entah stock kapan dan dari mana.
Pada
akhirnya nanti, manusia sadar, hanya mengambil menurut kebutuhannya, rata rata hidup
zuhud menurut perintah syari’ah agama. Karena
alam juga terbatas dan perlu dilestarikan.
Memberikan semua karya dan dayanya kepada masyarakat kembali sebagai zakat,
wakaf, infak, mal. dan sodakoh. Semoga.
Bila seluruh negara tidak menyimpan atau memakainya secara boros, semua sudah hanya secukupnya saja. Sehingga masyarakat makin canggih dan kaya. Karena itu akan jadi standard operasional dagang masa depan umat manusia.
Sampai sekarang produsen minyak bumi Dunia, secara KARTEL masih mengatur stock minyak mentah untuk mengatur stock supaya naik, dan dengan senang hati dituruti oleh Negara Islam juga, demi keuntungan. Arab Saudi tidak memelopori adanya bank syari’ah, sebab mengerti sangat sulit dan kurang competitive di pasar modal.
Tanah situs sejarah yang penting di Makkah dinilai nurut penilaian non islami, lebih untung untuk dijadikan HOTEL. *)
Sabtu, 10 Desember 2016
PEMBANGUNAN EMBUNG DI ntt
PEMBAGUNAN EMBUNG EMBUNG DI NUSA TENGGARA TIMUR.
Semoga janji Pak Jokowi membangun embung embung di NTT tahun depan selesai walau hanya satu. Semoga terbukti niat baik beliau dengan niatnya membuat embung embunng disana, akan bermanfaat bagi pertanian rakyat.
Melihat topografi kepulauan di NTT pulau besar maupun yang kecil, pulau pulau ini berbukit bukit rendah dibawah 500 meter kadang mengelilingi gunung api yang besar dan tinggi lebih dari 1500 meter.
Topografi semacam ini tidak punya sungai yang panjang, dan daerah water catchment-area-nya sempit saja. Lagi pula daerah ini hujan rata rata sepanjang tahun sering kurang dari 2000 mm/ tahun. Jadi air yang terkumpul di embung yang letaknya tinggi lebih dari 300 sampai 1000 meter hanya sedikit saja, ketinggian itu akan memudahkan aliran air embung ke lahan pertanian dibawahnya. Tanah tumbuh dengan batu induk batu kapur dan batu vulkanik. Iklim yang kering, berdekatan dengan Benua Australia, temperature rata rata pada siang hari rendah saja hingga 20 derajad, apalagi di musim kemarau angin datang dari benua jang lagi musim dingin dan kelembaban relatip cukup rendah. Musim kemarau lebih kering dan dingin akibat angi datang dari benua Australia yang lagi musim dingin. Jadi pada umumnya disana lebih kering dan lebih dingin walau didataran rendah.
Keadaa iklim semacam ini lebih cocok untuk tanaman sub-tropis yang lagi trendy dan harganya mahal, misalnja strawberry yakni akan lebih baik dari di Lembang, anggur/ grape pasti lebih baik dari Bali Utara, sayur Kali yang lagi ngetren untuk pengobatan cancer, almont Afganistan ya obat buat cancer, cherry, jeruk mediteranean, lemon yang harganya rata rata mahal. Mungkin juga ada saat terentu dari satu tahun, yang cuacanya berkelembaban relatip rendah baik untuk familia Solanaceae, cabe, tomat, dan familia Liliaceae asli pggiran gurun, seperti bawang merah dan bawang putih. Karena minimum faktornya mungkin air pengairan, jadi effesiensi air embung yang sedikit perlu diberi jalan keluar dengan pengairan menetes (drip irrigation).
Hanya sayangnya air yang dihasilkan oleh satu embung sedikit saja karena water catchement yang sempit dan curah hujan yang sedikit.
Apa akal ?
Ya, tanam dengan cara hydroponic, paling kurang a drip irrigation, (pengairan netes, disetiap zona akar tanaman budidaya, air pengairan dialirkan lewat pipa dari hulu embung embung) ke lahan tanaman.
Saya yakin pembeli dari luar negeri akan berdatangan mencoba hasil tamanan sub- tropik di tanah tropika ini dengan harga internatonal. Mereka bisa mendapatkan disegala musim dinegaranya. dari sini
Hanya adakah pikiran kesana ? kalaupun ada adakah pilot project yang telah dikerjakan untuk mengintroduksi tanaman buah dan sayur sub tropic diatas ? Last but non least: sudah adakah Pimpro yang akan mengkorupsi anggarannya, sudah adakah calon supplier alat alat yang akan me-mark up nanti ? Sekaliber Pak Dahlan ?
Saya mengalami akibat tekad satu generasi untuk menanam kapas disana, dengan feasibility studies ribuan halaman, karena keliru menafsir arah seleksi alam kapas serat, mereka gagal total, padahal investasi sudah banyak, hidup satu generasi ahli pertanian tersesat mengerjakan sesuatu yang melawan alam. Kerena dalam pendidikannya tidak diajarkan menganalisa dengan dasar evolusi tumbuh tumbuhan, tanaman budi daya, hanya melanjutkan itu saja.
Ah, yang kini belum ada embung embung, hanya kita tahu barang itu mahal, dan air yang terkumpul sedikit. Jadi harga air per liter tinggi. Jadi dengan merencanakan tambahan investasi pipa pipa plastik dan pralon dari embung ke lahan dengan drip irrigation/ pengairan menetes yang terukur untuk hanya di zona akar , dengan hydrophonic, termasuk mengoperasikannya, mahal. Tapi kan nilai investasinya tentu lebih rendah dari membuat dan mengoperasikan green house di Siberia ?. Tanaman budidaya yang diupayakan akan irit air, sehat karena iklim yang mendukung ( kelembabab relatip rendah), dan penyakit cendawan, hama ulat bisa minnimal karena cuaca kering dak kelembaban r4elatip rendah, untuk mengatai hama dan penyakit bawaan cuaca in sampai 50 peersen beaya seluruhnya, beaya yang ini bisa untuk pipa pipa plastik, pipa pipa pralon dari sistim hudrophonic dan drip irrigation.
Bila ada yang mau menambah dengan pertanian organic sepenuhnya ya syukur, meninggikan nilai jual product.
Sebab peternakkan di NTT, sudah jadi usaha petani, hanya intensifikasinya harus disertai dengan supply konsentrate dan briket hijuan dai lain wilayah surplus, sebagai muatan balik dari kapal ternak yang keliling Nusantara, bila perlu menyertakan rumput laut dan tepung ikan.
Dengan begitu daerah yang sangat tertinggal dalam pertanian akan menghasilkan komoditas sayur dan buah untuk export yang nilainya sesuai, bahkan susu dan daging, menjadi daerah termaju, dalam menghasilkan produk sayur dan buah subtropik. Semoga. Baru dipikir transportasinya. Landasan tebang untuk cargo planes*)
Kamis, 08 Desember 2016
PENDIDIKAN TINGGI DI BEKAS NEGARA PARA BEDEBAH
VPENDIDIKAN TINGGI DI BEKAS NEGARA PARA
BEDEBAH
Sedangkan cara diluar sistim ternyata hanya merunut hilir industri Negara Maju
stry Negara Maju, hilir idustrinya adalah serat sintetis/filament dan
plastic yang sangat banyak macamnya, Pemodal lantas mendirikan ratusan pemintalan Pertenunan dan
pencetakan barang plastic, ( dengan exstruder dan casting) dan berbagai alas
kaki, sepatu. terdukung oleh instink “me
too” dari Pemodal.
Begitu harga bahan baku dari serat sintetis
dan plastic, minyak bumi meroket sampai 130 US dollar/barrel lebih. Dalam jangka beberapa
lama semua industri hilirnya sangat kesulitan menjual produk jadi.. Ekonomi tanpa perencanaan sangat tidak cocok dengan ekonomi
pemerataan dalam sistim.
Satu upaya pemerataan
pembangunan Orde Baru yang tanpa pola, tanpa keberpihak-an kepada kepentingan
umum, tanpa rencana penyerapan dan penempatan tenaga kerja yang tumbuh
dengan cepat, karena hanya menuruti
trend pemodal, yang juga sangat nengandalkan guangxi, hubungan kolusi dengan
bank Pemerintah, Penjabat politik dan duit dbawah bantal.
Itulah sebabnya products
pendidikan dan pengajaran generasi muda jadi berantakan. Mereka tidak
mendapatkan lapangan kerja yang semestinya, yang dapat menjamin kehidupan mandiri.
Konyolnya, sampaii sekarang
orang kepercayaan Orde Baru yang berguna untuk mengendalikan mahasiswa masih
becokol sebagai lecturers (jamak), bukan menjabarkan idealisme dan kejujuran
ilmiah., sebagai falsafah bertatatap muka dengan mahasiswanya, bila yang ditangani
ilmu social, tugas dari Orde Baru bekas Bossnya masih bisa disamarkan, tapi bila dia mengajar ilmu ilmu exacta, mereka kehilangan arah, kayak pedagang kaki lima,
lantas membuka semua jurusan yang aneh aneh.
Masakan konon, Institut Pendidikan
yang paling tua di Indonesia, didirikan semenjak zaman Penjajahan, alumninya
telah membuka Perkebunan perkebuna besar di Indonesia, mendukung pertanian
rakyat, jadi PNS shingga mampu panen yang menguntungkan dan jadi sumber pangan
seluruh Negara, seleksionisnya telah menciptakan cultivar cultivar unggul semua jenis tanaman budidaya kita. Sosiologistnya telah menciptakan sistim bimas/Inmas, selama lebih dari 20 tahun pemerintaha Jendral Suharto. Sayang untuk
jenis budidaya sayuran dan buah buahan yang sangat dinamis, cultivar cultivar ciptaan
mereka selalu kalah dengan benih atau
bibit dari Thailand !!. Profesornya langganan diundang ke Amerika, e. e
kok malah membuka jurusan Komunikasi, mungkin mendatang juga Sinematografi,
hanya untuk menanggok uang pemasukan dari mahasiswa baru. Kapan berakhirnya
kegaluan ini ? ( kegalauan atu kegilaan ?)
Honor hanya di
konsentrasikan kepada para Pofesor yang diangkat oleh Presiden Orde Baru !
Bukan oleh prestasi penilitian ilmiah saja, maka banyak Doktor tanpa idealisme
bermunculan entah dalam bidang apa dan karya ilmu nya apa ? Kecuali gelar Doctor Honoris Causa kepada
Menteri Perikanan Ibu Susi, sangat
sesuai, bravo Universitas Diponegoro*)
Pada akhir kakuasaan Orde Baru,
tahun ‘ 1990 yang lalu, ada ratusan Perguruan tinggi
Negeri dan Swasta bermunculan seperti jamur dimusim hujan.
Azas ekonomi merespon kesempatan mengisi
kebutuhan lanjutan dari pendidikan menengah atas, sebagai reaksi terhadap
sistim pembangunan pendidikan yang tidak sinchron dengan penyediaan kebutuhan
tenaga pemutar roda ekonomi. Baik jenis keahlian maupun jumlahnya..
Lha ekonominya sendiri pada era
Orde Baru dibangun acak acakan oleh para teknokratnya. Asal mencari keuntungan secepat cepatnya saja.
Karena itu tidak cukup lapangan
kerja buat lulusan Sekolah Menengah Atas, sedangkan sekolah kejuruan mahal dan
langka ( sekarang mulai disadari) atau
sudah punah sampai sekarang di-era Reformasi, seperti Sekolah Pertanian
Menengah Atas (SPMA)
Sistim pembangunan Negara ini
adalah memerataan pertumbuhan ekonomi diantara rimba raya business diluar
sistim yang sudah menciptakan kekuasaan bayangan dengan organisasi semacam
kartel diluar hukum disemua bidang, kekuasannya dibidang ekonomi terapan sangatlah
besar.
Sedangkan cara diluar sistim ternyata hanya merunut hilir industri Negara Maju
stry Negara Maju, hilir idustrinya adalah serat sintetis/filament dan
plastic yang sangat banyak macamnya, Pemodal lantas mendirikan ratusan pemintalan Pertenunan dan
pencetakan barang plastic, ( dengan exstruder dan casting) dan berbagai alas
kaki, sepatu. terdukung oleh instink “me
too” dari Pemodal.
Begitu harga bahan baku dari serat sintetis
dan plastic, minyak bumi meroket sampai 130 US dollar/barrel lebih. Dalam jangka beberapa
lama semua industri hilirnya sangat kesulitan menjual produk jadi.. Ekonomi tanpa perencanaan sangat tidak cocok dengan ekonomi
pemerataan dalam sistim.
Satu upaya pemerataan
pembangunan Orde Baru yang tanpa pola, tanpa keberpihak-an kepada kepentingan
umum, tanpa rencana penyerapan dan penempatan tenaga kerja yang tumbuh
dengan cepat, karena hanya menuruti
trend pemodal, yang juga sangat nengandalkan guangxi, hubungan kolusi dengan
bank Pemerintah, Penjabat politik dan duit dbawah bantal.
Itulah sebabnya products
pendidikan dan pengajaran generasi muda jadi berantakan. Mereka tidak
mendapatkan lapangan kerja yang semestinya, yang dapat menjamin kehidupan mandiri.
Maka untuk menampung lulusan SMU yang mbludak, dibukalah
kesempatan swasta mendirikan Perguruan Tinggi dengan segenap Fakultasnya dari
D2, D3, S1, S2, sampai S3. Jangan sampai pelajar lulusan SMU mbludak jadi
pengangguran yang explosive.
Penyimpangan upaya Orde Baru ini
menjadi nyata, melihat para Bangkir dengan dorongan bank Central dengan royal
memberikan kredit buat mendirikan Perguruan Tinggi, lanjutan dari SMU.
Gedung megah mahasiwa berjubel, meskipun ROI( returm on
investment) gedung dan peralatan kuliah harus dibayar standard 20 %.( atau lima
tahun uang kembali ke bank dengan bunganya). Berhenti sampai gedung saja bangku
dan papan tulis, malah OHP, alat alat audio- video ya tidak optimum
dipergunakan.
Laboratorium
laboratorium hanya ditingkat pengenalan ilmu dasar yang sering di foto promosi,
buat mahasiswa baru.
Digunakan juga untuk pembenaran
“mark up” beaya pembangunan seluruh Universitas dari bank, uangnya untuk tujuan
lain, dengan keuntungan yang instant dibidang perdagangan, kan otoritas Yayasan
?
Saya juga pernah jadi pengajar di
fakultas Pertanian satu Universitas Swasta, ternyata membangun Laboratorium
penunjang ilmu ilmu lanjutan, misalnya ilmu Geology, juga memerlukan asisten
dan Pimpinan Lab yang kreatip dan profesional, mengoleksi mineral dan bebatuan,
perlu beaya dan waktu.. Lab, Mekanisasi Pertanian, perlu contoh mesin penggerak
listrik, mesin internal combustion dengan BBM bensin dan diesel, yang khusus
buat mempertontonkan mekanismenya. Belum implement untuk pengolahan tanah,
pegendalian gulma, managemen kebasahan tanah dan panen. Kenyataannya ya tidak
ada, begitu pula alat peragaan motor listrik, macam macam pompa air dan
penggunaannya, seharusnya dikoleksi oleh kafedra Mekanisasi, meskipun barang
rusak dari pembuangan.
Kenyataannya, beaya dikeluarkan
untuk mendirikan satu Fakultas, sebagian besar ya yayasan yang memutar dilain
usaha keuangan..
Apa yang terjadi, beaya kuliah
berlomba tinggi, pembayaran para lecturers, dosen dan asisten sangat minim,
karena cicilan GEDUNG dan KEMAKMURAN YAYASAN MENJADI TUJUAN NOMER
SATU, karena sebenarnya ya itulah tujuannya.
Tidak ada idealisme sama sekali. Unversitas dimana saya mengajar ( saya M Sc yang diakui sebagai Insinyur Petanian oleh Departemen PTIP tahun 1965), Universitas dimana saya mengajar didirikan oleh seorang Kolonel purnawirawan, Ketua Golkar Propinsi, saban bulan ke Jakarta untuk jaga kontak dengan para boss, plane ticket dan hotel berbintang mengambil dana Unversitas, sedang honor saya hanya 80 ribu rupiah karena ngajar sekali seminggu, semester ganjil, hitung hitung pengabdian. Saya dapat gaji dari Perusahaan swasta, produsen pestisida, sebagai petugas promoter dan after sales service, produk insektisidanya di Bimas/Inmas tanaman pangan dan perkebunan.
Sekarang, jamannya reformasi ya
masih tetap begitu.
Masak satu lecturer lulusan S2
menjabat jadi Pembantu Dekan 3, rumahnya di Bogor, memberikan kuliah di
Universitas dengan gedung megah dan mahasiswanya banyak bermobil,
kok honornya hanya 1.juta 500 ribu rupiah saja per bulan (waktu mengajar thok)? Lebih rendah dari
gaji Pembantu rumah tangga. Alasannya dia toh tidak memberi kuliah setiap hari
di Universitas yang sama ?
Ini kan sangat konyol, karena
sekarang satu Dosen. Lecturer harus punya laptop/ computer dengan server yang
handal, yang harga langganannya Rp 400 000 rupiah per bulan, supaya mudah
mendapat akses di internet.
Apa saya di sini harus menerangkan
gunanya internet bagi seorang Dosen ?
Honorarium yang besar hanya
dikonsentrasikan untuk Profesor yang diangkat oleh Presiden Orde Baru, Jendral
Suharto, dan selanjutnya untuk meningkatkan gengsi Universitas. Juga
lambang kepercayaan Orde Baru, pada Universitas ini. Apa sekarang masih
diperlukan ?
Konyolnya, sampaii sekarang
orang kepercayaan Orde Baru yang berguna untuk mengendalikan mahasiswa masih
becokol sebagai lecturers (jamak), bukan menjabarkan idealisme dan kejujuran
ilmiah., sebagai falsafah bertatatap muka dengan mahasiswanya, bila yang ditangani
ilmu social, tugas dari Orde Baru bekas Bossnya masih bisa disamarkan, tapi bila dia mengajar ilmu ilmu exacta, mereka kehilangan arah, kayak pedagang kaki lima,
lantas membuka semua jurusan yang aneh aneh.
Masakan konon, Institut Pendidikan
yang paling tua di Indonesia, didirikan semenjak zaman Penjajahan, alumninya
telah membuka Perkebunan perkebuna besar di Indonesia, mendukung pertanian
rakyat, jadi PNS shingga mampu panen yang menguntungkan dan jadi sumber pangan
seluruh Negara, seleksionisnya telah menciptakan cultivar cultivar unggul semua jenis tanaman budidaya kita. Sosiologistnya telah menciptakan sistim bimas/Inmas, selama lebih dari 20 tahun pemerintaha Jendral Suharto. Sayang untuk
jenis budidaya sayuran dan buah buahan yang sangat dinamis, cultivar cultivar ciptaan
mereka selalu kalah dengan benih atau
bibit dari Thailand !!. Profesornya langganan diundang ke Amerika, e. e
kok malah membuka jurusan Komunikasi, mungkin mendatang juga Sinematografi,
hanya untuk menanggok uang pemasukan dari mahasiswa baru. Kapan berakhirnya
kegaluan ini ? ( kegalauan atu kegilaan ?)
Supaya tahu saja, banyak karya
ilmiah mahasiswanya yang hanya copy paste dari sumber sumber di internet
yang disembunyikan, disambung sambung begitu saja sampai setebal ratusan
halaman, alangkah fatalnya bila mahasiswa ini lulus dengan predikat plagiat ini
ketahuan ? Sedang computer Dosen pembimbingnya lagi ngadat tidak sempurna
koneksinya dengan internet karena hanya membayar Rp 100. 000 per bulan,
rumahnya di desa, tidak dilewatan signal ? dari gaji yang hanya sebesar gaji
pembantu rumah tangga. Bila dia rajin lebih baik ngeteng ke Universitas lain
sepanjang jalur KA dan bus Bogor Jakarta, lha kapan checking pekerjaan
mahasiswanya ? Pikir. Ternyata satu Universitas yang menyandang brand name Founding
Father dari Negeri ini, soal uang hanya diatur oleh geng Yayasan,
bersekongkol dengan Penjabat yang berwenang untuk menggencet Pengajar,
naudzubillah minzalik !!!
Jadi kualitas mahasiswa dan
kuliahnya ya sangat tergantung dari nurani Dosennya, seperti Perguruan Taman
Siswa jaman Penjajahan Belanda dulu, bisa dimengerti banyak Dosen dan Lecturer
yang tidak kuat.
Kalaupun ada lecturer yang kuat
pasti idealismenya sangat tinggi, atau sebaliknya. Dan ini merata diseluruh
dunia pendidikan tinggi, Akibatnya silahkan menduga sendiri. Bahwa idealismelah
yang sangat ditakuti oleh rezim Orde Baru, pingsan, maka kloplah dengan
keinginan Orde Baru., sampai sekarang Orde Reformasi ya begitu..
Ternyata yang mereformasi diri
hanya tingkat Menteri dan Dirjen, banyak memakai hem putih itu saja, bahkan
sampai tingkat Direktur saja masih diragukan, apalagi bawahannya sampai ke
tingkat Propinsi sampai lurah Desa, apa sistim yang mapan yang mereka pakai dari
zaman Orde Baru yang nikmat ini mereka dengan sukarela mau mengganti dengan
sistim pelayanan kepada umum ? Dengan semangat idealisme bernegara ? Mereka toh dididik dalam suasana
phragmatisme Orde baru, hanya cari uang ?
Pikir/
Dan apa gunanya gedung megah,
jadi tempat singgah alien dengan piring terbangnya ? Masyarakat nanti
kecuali membayar cicilan gedung megah, mengeluaran siluman itu saja. Apa
lagi para Profesornya bekas Pejabat tinggi Orde Baru yang dengan royal
dihadiahkan titel Profesor oleh Presiden Orde Baru, Jendral Suharto, sedangkan
dia hanya membayar untuk karya ilmiahnya tidak seberapa ?
Honor hanya di
konsentrasikan kepada para Pofesor yang diangkat oleh Presiden Orde Baru !
Bukan oleh prestasi penilitian ilmiah saja, maka banyak Doktor tanpa idealisme
bermunculan entah dalam bidang apa dan karya ilmu nya apa ? Kecuali gelar Doctor Honoris Causa kepada
Menteri Perikanan Ibu Susi, sangat
sesuai, bravo Universitas Diponegoro*)
Senin, 05 Desember 2016
KEPADA ANAKKAU