Sayang Sama Cucu

Sayang Sama Cucu
Saya sama Cucu-cucu: Ian dan Kaila

Sabtu, 31 Desember 2016

ALANGKAH BERATNYA

ALANGKAH BERATNYA  MEWARISI NEGARA YANG TELAH DIKUASAI KAUM BEDEBAH.

Meminjam istilah Adi Massardi, Negara Bedebah, ialah Negara yang telah dikuasai  oleh kaum yang tidak peduli, Cuek terhadap aturan yang  maksud bakunya:  mementingkan kepentingan rakyat.  Kalau pencuri telah bergerombol dalam pimpinan Partainya, lantas pajak kita, tabungan kita, kita sendiri, mau dikemanain, tinggal tunggu saja kapan dia bisa menipu rakyat lagi , menambah kursinya di DPR RI. ?

Lebih berat dari mewarisi Negara bekas jajahnan 350 tahun. ( karena hampir tidak ada tinggalan infra structure apa apa.)

Bagi para bedebah aturan apa saja cocok asal tidak menentang cara kerjanya yang srampangan, sambil menggali tugas.. Tugas apa saja pasti jadi sumber uang untuk disetor pada Atasan.

Tiga puluh dua tahun, setiap jenis anggaran jadi sumber  balatentara Rahwana. Istilanya sekarang kroninya, sampai ke pekerjaan yang paling bawah, misalya menggali tanah. Bukan menggali sembarangan tapi menggali buat menanam pipa, apa air baku, apa gas, kabel kabel apa pondasi jembatan atau bangunan tingkat tinggi. Artinya bukan menggali sembarangan itu juga melihat yang mau didirikan itu apa, kalok tiang pancang gedung bertingkat banyak paku bhuminya harus notog dasar di lapisan yang cukup kokoh  dan luas dan relatip stabil, merupakan lapisan bhumi, kayak Ayers Rock, lapisan pasir  bawah kedalaman tanah dasar Selat Madura di Kenjeran, memper. Lha kalok bongkahan raksasa batu vulkanik yang tidak menyatu dengan lempeng lapisan keras, ya bener batu tapi numpang diatas lempeng yang kayak kulit telur yang hancur,  cara nangkringnya saja mana kita  tahu, wong dibawah bukit, ya kayak jambatan Cisomas itu gerak sendiri, dasar sudrun. Kelihatannya keren murah tapi mbuang. Drun- Sudrun.

Ini Pekerjaan Mandor, meskipun sudah pakai alat alat canggih, finishing galian ini pasti manual dengan mandor, dan koeli menggunakan cangkul dan pengki, bawahan dari bawahan satu project.

Sesudah pekerjaan selesai maka galian ditutup dengan tanah yang sudah ditanami tiang beton,  kaki pylon beton, sudah ditanami pipa PDAM, pipa Gas, pipa apa saja,  diatasnya tanah yang sudah rata bisa jadi interior bangunan, atau jalan raya apapunlah,  sudah tidak ditanyakan lagi perkara berapa dalam galian  yang “berisi” itu.

Tentu saja pekerja bawahan dari bawahan ini mendapat upah dari volume pekerjaan, lha kalok galian ya berapa panjang lebar dan dalam. Untuk memendam pondasi atau pipa pasti sangat diperhitungkan berapa dalam, bila tidak bangunan atasnya bisa miring, bergeser tergantung dari berapa meter kekurangan kedalaman  dari galian itu. Apabila yang  di pendam itu pipa PDAM berapapun besar dan kuatnya, akan tergantung dari  beban tanah diatas galian itu – apabila jalan raya yang dilewati truck dan muatannya 30 ton, ya tentu saja menjadi beban pipa yang ditanam. Cacat tentu saja bukan hasil curian bawahan dari bawahan saja  tapi keseluruhan apa yang dipendam dalam tanah yang sudah tidak nampak.  Cacat konstruksi karena dijadian sumber keuntungan untuk setoran, bisa muncul kapan saja, dan dimana saja. Alasan teknis banyak, bisa gerakan  lapisan bhumi/ ndak ada gempa, ngglinding sendiri ( coba Ayers sock, gerak apa tidak  drun ? ) bisa mendadak tanah kebanyakan air,  bisa  macam macam yang lazim berlaku.

Padahal diseluruh Indonesia ini berapa ribu juta m3 galian yang sudah ditimbun, bagaimana dulunya, sudah cocok dengan perhitungan, apa kekurangan suatu factor yang diabaikan demi keuntungan,  sekarang kita tidak tahu, itu warisan orde Bedebah. Apa bedebahnya masih bercokol disana*)


Faktanya PDAM  Surabaya sekarang  lagi membenahi pipa primair diameter 1000 mm. di Jl H. Ir. Sukarno , Karang Pilang  III –   berhenti produksi ( google). Jalan diatasnya yang dipenuhi truck berat saban hari,  untuk Pelabuhan  Tanjung Perak dan Pabrik Pabrik yang ratusan jumlahnya, O Allah drun sudrun, mau kaya saja kok bikin susah orang banyak**)

0 comments:

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More