BUDIDAYA PERTANAIAN ADALAH LANJUTAN DARI SELEKSI ALAM
BUDI DAYA PERTANIAN PERIKANAN DAN
PETERNAKAN ADALAH MELANJUTKAN SELEKSI ALAM TERHADAP ZASAD HIDUP YANG BERGUNA
BAGI KEHIDUPAN MANUSIA
PETUGAS BEA CUKAI SUMATRA UTARA
BELAWAN, MENANGKAP KAPAL MEYELHNDUPKAN BAWANG MERAH 43,5 TON, DARI MALAYSIA.
Bagi orang awam penangkapan ini prestasi
dari bea cukai kita,
Bagi kita orang Pertanian, mulai bertanya
tanya, hari gini masa panca roba ke musim hujan, menghasilkan panen bawang
merah memang sulit sekali. Bila di pasar ada, tentu simpanan dari panen raya
kemarau yang lalu.
Biasanya kaum pedagang KARTEL bawang merah
mulai melepas stocknya sedikit demi sedikit, supaya
harga tidak anjlog.
Petani bawang merah ada yang berspekulasi
menanam bawang merah justru pada cuaca macam ini selama periode vegetasi
bawang merah dua bulan saja, e. e. barangkali dia beruntung dapat panen 15 kali
berat bibit yang ditanam, biasanya ya tanamannya hancur.
Melihat asal usul bentuk
liar dari bawang merah ( Allium cepa L) yaitu tumbuhan 2 tahunan
pinggir gurun dengan curah hujan rendah dan kelembaban relatip yang rendah/
kering, musim dimana ada sedikit hujan di pinggiran gurun, bawang merah
liar membentuk umbi batang dalam tanah secepat mungkin, untuk menghadapi
keringnya gurun, sementara persediaan makanan sudah gukup di pelepah daun
daunnya belapis lapis menjadi serupa umbi dbawah tanah ( ya bentuk bawang merah
itu) dan daun diatas tanah layu dan kering. Umbi ini menunggu hujan tiba untuk
mengeluarkan bunga dan melanjutkan perkembang biakan speciesnya dari biji hiji
yang kecil kecil. Allium cepa L. dimasukkan Familia Liliaceae, sebagian Taxonomist
mamasukkannya kedalam familia Amarilidaceae.
Satu analisa yang sangat sepele. Yaitu
mencari tahu cara hidup bentuk liar, yang berkembang secara alami di tempat asal
usul dari tananan budidaya, untuk menentukan wilayah ekologi yang cocok bagi
tanaman budi daya masing masing. Ada kaitannya dengan teori evolusioner dari
Charles Darwin.
Rupanya belum menjadi standard kebiasaan
pemikiran akhli petanian kita, terbukti dari banyak tulisan mengenai budidaya
bawang merah, yang tidak menjelaskan ekologi bentuk liar mengenai
budidaya tanaman kita. Akan sulit sekali bagi disiplin ilmu lain
mendapatkan falsafah pemikiran orang pertanian.
Ini disebabkan
Ilmu Pertanian kita hanya dicangkok dari salah satu aliran pemikiran mengenai
hidup itu sendiri, di Europa pada abad pertengahan, mereka menolak teory
Darwin.
Sedang di kita para sarjana Islam, evolusi Darwinian terbatas pada evolusi ragawi, sedangkan bawang merah hidup dengan raga dan jiwa tanaman. Sebagai knsekuensi alam kita yang mendua tanpa bisa dipisahkan. Yang jiwa ini berevolusi tanpa pengaruh alam, belum pernah dipelajari.
Sedang di kita para sarjana Islam, evolusi Darwinian terbatas pada evolusi ragawi, sedangkan bawang merah hidup dengan raga dan jiwa tanaman. Sebagai knsekuensi alam kita yang mendua tanpa bisa dipisahkan. Yang jiwa ini berevolusi tanpa pengaruh alam, belum pernah dipelajari.
Sebenarnya Negeri Belanda bukan tempat
Ilmu Pertanian berkembang, seperti Andalus Islam, Perancis, Inggris,
Jerman, Russia Tsar dan Amerika Serikat. Jadi ya maklum para Profesor
yang menggembleng profesor profesor kita tidak bisa melihat keseluruhan
falsafah budidaya tanaman budidaya, ikan dan hewan ternak.
Persoalannya sebenarnya membawa bawang
merah dari tempat lain yang bisa murah saja sudah baik untuk memenuhi
permintaan pasar. Bahwa si pegimport dapat untung itu kreativitas dia,
misalnya BUMN, Ya syukur
Hanya Bea masuk dipasang tarif bea masuk
berapa ?
Soalnya ndak ada petani bawang merah yang
panen, semua takut berspekulasi, jadi stock menipis dan harga naik.
Tapi bila import saat panen raya,
meskipun bayar bea masuk ya tetap dicurigai menggoreng stock pekerjaan kartel
tengkulak bawang merah, merugikan petani dan tidak menguntungkan kosnsumen,
silahkan sita barang itu, jangan dibakar bagi saja ke rumah jompo atua
rumah yatim.
Kartel di Sumatra lebih kuat dan berani,
lihay lagi, mungkin bawang merah ini juga hasil tanaman di sumatra Utara
ditimbun di desa desa kecil pantai timur atau pulau pulau kosong supaya ndak
ketahuan bahwa itu timbunan penen kemarau yang lalu, diangkut pake perahu ke
pelabuhan Belawan, ulah para kartelist. Jangan khawatir, Polisi sekarang pintar,
wong pembunuh sadis di Pulo Mas bisa digulung dalam 24 jam kok, apalagi gudang
timbunan para pedagang kartel bawang merah ( baunya lho). ini kan "a piece
of cake" kalo diprintah pak Jokowi, pasti ketemu.
Yang membuat saya penasaran, saya
sebagai agronomist sdah berumur 78 tahun, malang melintang diwilayah pertanian
tanah air, tidak habis heran dimana di Malaysia yang mengalami cuaca selama
masa vegetasi bawang merah – 2 bulan, yang pada bulan Oktober Nopember kering,
sehingga panen bawang merah hari ini bisa diselundupkan ke Belawan dengan harga
yang mestinya sangat bersaing ( dibawah 60 ribu rupiah/ kg). bila tidak ada, gimana
agrotekhniknya, atau mereka sudah mempuyai hasil seleksi yang tahan udara basah
selama masa vegetasinya ?
Sebab bila ini basil panen kemarau yang
lalu disinipun demikian. termasuk kerja KARTEL bawang merah, yang
menggoreng stock untuk menaikkan harga jual. Kerjaan macam ini sudah
dipraktekkan semenjak kemerdekaan kita, saya namakan ini adalah kegiatan
ekonomi diluar sistim, sekarang sudah merambah kesemua bidang, berkat kerja
sama dengan para sudrun, yang telah menguasai stock pangan selana 27 tahun
secara mutlak dimasa Orde Baru. Sekarang mulai mrotholi, tapi counter parts/
kroninya yang di sector swasta tambah jaya karena diluar sistim, siapa ambil
pusing ? malah bikin Partai Kartel Presidennya ditangkap masih cengengesan ngakunya
habis untuk Miss V ngakunya, apa punya project buuesar, membutuhkan uang
buuanyak. ?*)
0 comments:
Posting Komentar