JIWA MANUSIA, MEROSOT SERENDAH RENDAHNYA
KARENA GODAAN
MATERIALISTIS.
Bagaimana tidak, kita saksikan dengan gamblang, di TV
ribuan manusia disesatkan oleh satu tuntunan yang menyesatkan jiwanya.
Dimulai dengan satu penyesatan idealismenya, yang diwujudkan
dengan pertunjukan ketercapaian materi dari pangkal sampai ujungnya.
Materi, melengkapi orang dengan pakaian yang suci,
penutup badan dan penutup kepala yang putih bersih, kemudian bangunan yang
megah, kekuatan finansial untuk menjamu jama’ah yang ribuan sampai puas,
sungguh mengesankan.
Jiwa jiwa sederhana,
yang selama hidupnya terhimpit kemiskinan dari generasi ke generasi, miskin
terus, bagaimana tidak terguncang mengalami euphoria, dihimpun oleh Pemuka yang
sehebat ini ? Contohnya Dimas Kanjeng. Kamas Syekh Belabelu. Boss sosok
sepenting ini tentunya sudah berabad abad royal memainkan materi, memikat
makhluq mqkhluq selemah si turun temurun miskin ini.
Disinilah dimulai masuknya dan merusaknya pemahaman
materialisme, dalam arti materi/harta bisa mengubah segalanya.
Mulailah massa yang telah mengalami
keguncangan jiwa ini digiring untuk mendapatkan lebih banyak menuruti kemauan
Pemukanya dengan menuntut dan memaksa.
Tentu saja merusak harmoni dan ketenteraman seluruh
masyarakat yang terhimpun dalam Bangsa dan Negara.
Sekarang, baru saya sadari, kena apa Wahyu pertama yang
diturunkan Allah lewat Malaikat Jibril, kepada Rasulullah Muhammad salallahu
allaihi wassalam, adalah al Alaq. “Iqrok”….. yang intinya sangat menganjurkan
orang untuk “membaca” karena Allah mengajari manusia dengan kalam/ tulisan.
Surah ini multi tafsir, bisa membaca situasi, bisa
membaca segala Ilmu, bisa membaca Al Qur’an dan Al Hadist. Karena ini adalah
perintah yang pertama, jadi mestinya sangat penting dan strategis, tentu saja
syaithan ya bercokol disana untuk menyesatkan manusia. Misalnya dengan royal
mengobral jannji mendapatkan rezeiki nomplok, pornografi, pembentukan pasukan
pemaksa dengan nekat berjihad, ujung ujungnya menguasai materi, dengan
kekuasaannya.
Semua membaca dianjurkan
karena perintah Allah, adalah baik.
Perintah pertama adalah "bacalah", ini hal materi, hal erat hubungannya dengan kehidupan nyata,
sebaliknya bila perintah pertama “ingatlah
Allah” nisalnya, karena Allah yang menciptakan manusia, bunyi perintahnya yang pertama
tentu “berzikirlah”, maka orang pada bermeditasi, bertapa dan berzikir. Ya tentu
ada perintah bertasbih kepada Allah, tapi pada surah berikutnya, bukan yang
pertama diwahyukan.
Al Fatihah, jadi ummul Qur’an, karena inti sari isinya, ditulis sebagai surah pertama, sejak
Rasulullah saw masih hidup.
Kenyataannya barabad abad yang lalu, pendahulu kita
seperti Al Bikuni – ahli beragam ilmu seorang Phylosof, Al Batani – alhi
Trigonometri/Goniometri , Ibu Sina – ahli Kedokteran, Al Zarkawi – alhli bedah, Ibu Haithim
– ahli optika ( prinsip kerja teodolit ?), Al Razi – ahli kimia,
penemu pembuatan sabun, Al Tutsi – ahli astronomi, Al Wafa – ahli matematika.
Semua tokoh tokoh ilmu pengetahuan demi mengamalkan ilmunya untuk kesejahteraan
manusia seluruhnya.
Jadi mereka kutu buku, membaca dan mengembangkan ilmu,
kerena dengan benar menafsirkan perintah Allah yang pertama diwahyukan, dunia Islam
berkembang pesat.
Lha kerena perintah Allah yang pertama adalah hal hidup, hal
materi adalah hal yang sangat penting.
Maka ka-zuhud-an orang
diukur menurut kemampuan mereka mengolah materi demi kegunaan orang banyak,
dijadikan amal jariah, amal sholeh, umat islam berlomba lomba mengembangkan
segala ilmu untuk beramal.
Sebaliknya entitas yang sudah diberi tangguh, menggunakan materi dengan keahlian seorang
pesulap, untuk memincuk pengikut demi cita citanya menguasai materi juga, yang
jauh lebih banyak, seolah olah itu rezieki dari Allah, kita jadi lebih tahu dari mana rezieki ini, bersama siapa nongkrong disana sejak Nabi Adam as?*).
0 comments:
Posting Komentar