IBU PERTIWI MENANGIS.
Bagaimana tidak ?
Putra putrinya yang terbaik, bukan saja terbaik tapi
telah menjadi public figure:
Telah diketahui seluruh Negeri. Masuk dalam jajaran wakil
rakyat yang menjabat Jadi Pemimpin jenjang Eksekutip, jenjang Legislatip,
jenjang Judikatip jenjang Keamanan Negara dan jenjang polisi, telah ditengarai
KPK, tersangkut perkara sangat memalukan
yaitu SUAP DAN KORUPSI.
Perilaku sangat rendah, menghianati kepercayaan Rakyat.
Bukan hanya itu, mereka dengan sinisme nya membantah
pernyataan KPK secara public, layaknya tukang copet biasa.
Ya paling sedikit, menunjukkan sisa sisa hasil
perkembangan separo dari pribadinya yang sudah terbiasa dihormati rakyat
banyak, yaitu “keanggunan” manusia terhormat, ,mengakui perbuatannya dan
mengembalikan dengan ikhlas curiannya. Yang saya sesalkan ada media cetak yang
sangat begengsi, majalah SWA seharusnya, karena majalah bergengsi ini telah
membantu mengangkat nama harum “beliau beliau”, juga ikut membantu rakyat membeberkan segala
proses pembuktian dakwaan hingga vonis peradilannya, mempublikasikan kepada
pembacanya, supaya adil.
Ya.setelah vonis, ( jaman yang sangat masih segar di
ingatan kita, menunjukkan apapun salahnya, berapapun hasil curiannya, berapa
lama dilakukannya, vonisnya toh hanya 4 tahun )
Jadi 4 tahun ini tidak boleh berleha leha di penjara yang
bisa di jenguk keluarga sembarang waktu, atau menjenguk keluarganya dan pelesir sembarang waktu waktu, tapi juga
sembarang waktu mengabdi kepada masyarakat dengan bekerja membersihkan
fasilitas umum di stasiun, terminal, pasar, sumah sakit, membersihkan jamban
tempat ibadah, jadi imbang ( tanpa bisa diwakilkan) ini bukan siksaan mental,
tapi menyeimbangan keadilan didepan public,
saya akan lihat fatwa MUI mengenai ini gimana.
Lha nosok, sepertiga Bupati/Walikutil terpilih dari elite capture/ feodal puak dan semua ganteng dan cantik ternyata ulat bulu, makan uang rakyat kayak ulat bulu menghabiskan daun tanaman misalnya:
Bupati Fuad dai Bangkalan, keturunan langsung dari Hadratush syekh NU, sampai bisa memiliki sumur gas bhumi, mengerahkan jajaran semua Dinas dan Polisi di Kabupaten Bangkalan jadi pendukungnya berKKN ria, bukan diukur dengan milliar rupiah saja, tapi pestanya yang menindas rakyat Bangkalan sampai rakyat Bangkalan sudah menganggap semua perbuatan Bupati tyran ini hanya menggunakan haknya, sangat melukai hati ibu Pertiwi.
Bupati Amran Batalipu, menjual HGU 75 ribu hektare lahan ngarai dan gunung di Kabupatennya Buol toli toli, kepada Hartati murdaya Poo, melenggang dengan santainya ke masjid dekat kantor Pengadilan sambil bergandengan tangan dengan kroninya dia kira Allah melindunginya.
Untung masih dianulir Mahkamah Agung. Tumben, lha wong Hakimnya Pak Artijo Kautsar.
Ini berita di strip Metro TV sore 21/101/2017. Di google ada di Kabar Selebes.com 19/01/2017. Amran diganjar 8 tahun penjara oleh Hakim MA akibat kasasi jaksa Pengadilan Tipikor Palu, mengembalikan suap yang terbukti diterima dari Hatati Murdaya Poo, bila tidak total hukumannya jadi 15,5 tahun. Matur Nuwun Pak Hakim MA, pak Jaksa Tipikor Palu, Ibu Pertiwi sudah mau minun air putih sedikit. Dari kami rakyat yang sabar, meskipun sangat miskin.
Bupati Buton, silahkan check di google, dosanya kepada rakyatnya apa.
Walikota Madiun makan pasar, terikut sampah, trus muntah muntah..dimuntahannya keluar dari waduk yang ndak kenal kenyang 10 kg batangan emas 24 karat, maunya ditelan kembali, keburu disita KPK ?
Bupati Temanggung, makan gunung dan jalan dengan segenap bawahannya berpesta pora.
Bupatiwati Klaten bersama semua pejabat puncak Kabupaten Klaten yang bisa membayar ratusan juta kepada dinasti Bupati ini, untuk jabatannya, lebih mengerikan lagi, suaminya ya bekas Bupati Klaten, belum puas, istrinya disuruh nyalon lagi dari PDIP ! , langsung dipecat oleh Gupernur Ganjar Pranowo, ra papa suaminya tidak, masih mau nyalon lagi.
Semua ini akibat dari Orde Baru yang telah membuat rakyat mati rasa, kejang katatonik, karena menggunakan terror dan tyrani untuk menegakkan kekuasaanya.35 tahun, lebih lama dari era tanam paksa Penjajahan Belanda.
Lha nosok, sepertiga Bupati/Walikutil terpilih dari elite capture/ feodal puak dan semua ganteng dan cantik ternyata ulat bulu, makan uang rakyat kayak ulat bulu menghabiskan daun tanaman misalnya:
Bupati Fuad dai Bangkalan, keturunan langsung dari Hadratush syekh NU, sampai bisa memiliki sumur gas bhumi, mengerahkan jajaran semua Dinas dan Polisi di Kabupaten Bangkalan jadi pendukungnya berKKN ria, bukan diukur dengan milliar rupiah saja, tapi pestanya yang menindas rakyat Bangkalan sampai rakyat Bangkalan sudah menganggap semua perbuatan Bupati tyran ini hanya menggunakan haknya, sangat melukai hati ibu Pertiwi.
Bupati Amran Batalipu, menjual HGU 75 ribu hektare lahan ngarai dan gunung di Kabupatennya Buol toli toli, kepada Hartati murdaya Poo, melenggang dengan santainya ke masjid dekat kantor Pengadilan sambil bergandengan tangan dengan kroninya dia kira Allah melindunginya.
Untung masih dianulir Mahkamah Agung. Tumben, lha wong Hakimnya Pak Artijo Kautsar.
Ini berita di strip Metro TV sore 21/101/2017. Di google ada di Kabar Selebes.com 19/01/2017. Amran diganjar 8 tahun penjara oleh Hakim MA akibat kasasi jaksa Pengadilan Tipikor Palu, mengembalikan suap yang terbukti diterima dari Hatati Murdaya Poo, bila tidak total hukumannya jadi 15,5 tahun. Matur Nuwun Pak Hakim MA, pak Jaksa Tipikor Palu, Ibu Pertiwi sudah mau minun air putih sedikit. Dari kami rakyat yang sabar, meskipun sangat miskin.
Bupati Buton, silahkan check di google, dosanya kepada rakyatnya apa.
Walikota Madiun makan pasar, terikut sampah, trus muntah muntah..dimuntahannya keluar dari waduk yang ndak kenal kenyang 10 kg batangan emas 24 karat, maunya ditelan kembali, keburu disita KPK ?
Bupati Temanggung, makan gunung dan jalan dengan segenap bawahannya berpesta pora.
Bupatiwati Klaten bersama semua pejabat puncak Kabupaten Klaten yang bisa membayar ratusan juta kepada dinasti Bupati ini, untuk jabatannya, lebih mengerikan lagi, suaminya ya bekas Bupati Klaten, belum puas, istrinya disuruh nyalon lagi dari PDIP ! , langsung dipecat oleh Gupernur Ganjar Pranowo, ra papa suaminya tidak, masih mau nyalon lagi.
Semua ini akibat dari Orde Baru yang telah membuat rakyat mati rasa, kejang katatonik, karena menggunakan terror dan tyrani untuk menegakkan kekuasaanya.35 tahun, lebih lama dari era tanam paksa Penjajahan Belanda.
Lha mosok, seorang Aqil Mochtar, telah menerima suap berton
ton emas (bila di kurs) dari singgasananya di Pengadilan Tinggi MK.
Mencapai kedudukan sampai Pemngadilan Tinggi MK bukan
suatu yang mudah.
Lha mosok, seorang Suryadharma Ali Menteri Agama, figure pengendali
Partai berazas Agama Islam, kok memperlakukan uang Haji, uang Negara, uang apa
saja di Kementeriannya kayak miliknya sendiri.
Apa gampang mencapai kedudukan Menteri Agama di Negara yang peduduknya lebih
dari 250 juta ?
Lha mosok, seorang muda usia ex Ketua HMI, Anas Orbaningrum, menjadi ketua Umum
Partai Demokrat berkat headtrick yang spektakuler di konggres partainya, mendapat
suara empat besar di DPR RI, dengan alot diadili dan sudah divonis korupsi entah
berapa lama, apa kerjanya sekarang ? ,sudah menggantung diri di Monas ? Sudah kehendak zaman, jeruk besar, jeruk kerbau dimakan jeruk orba, si jeruk orba dimakan jeruk yang disuruh menggelinding lari..
Lha mosok, seorang Richard Joos Lino, akhli tiada duanya untuk managemen Pelabuhan kontainer di dunia, ketahuan jadi pemalak pelabuhan dengan segala aturan yang dia karang. gotot protes kena apa ruang pribadi kantornya digeledah oleh KPK, dengan terbuka menyatakan bahwa jasanya amat besar untuk meperkaya Negara dan terutama dirinya atasannya, kroninya, kok ruang kerjanya digeledah seperti sarang maling (emangnya bukan ?)
Lha sebelumnya
Menteri Jero Wacik, pada siapa wakil perusahaan asing raja minyak membongkok
bongkok dihadapannya mark up harga beli jutaan
barel minyak mentah dengan PETRALnya. Dia nangis dan ngaku, yang sok flamboyant keturunan ningrat Bali kurang beberapa strip jadi cokorda, rapi dan sopan, ketahuan terima suap dari usaha maling kencingan, dan bikin mark up impor minyak mentah bersama Petral tapi kekeh
pada keberpihakkannya pada atasan, dari pada kepada rakyat. Ibu Pertiwi sudah memperingatkan, atasannya bukan Ida Bagus, tapi Ida Citra, ndak usah dibela belain.
Lha mosok seorang dilahirkan gilang gemilang dari Sumatra Barat, sulit Sulit Air, sampai puncak carriernya jadi Dirut Garuda Indonesia, hanya dengan tangan
sendiri menerima suap dari Rolls Roys
perusahaan pembuat mesin jet pesawat jumbo Boing airbus, juataan poundsterling, dinilai
dengan rupiah mencapai 20 miliard rupiah, dari orang asing, dengan bank asing,
dinegara asing, syaithan pun ndak tahu, senyum saja,
mestinya 1000 % KPK tidak akan tahu. Ibu Pertiwi sudah sedikit terhibur, putranya yang dipuja dipuji oleh Majalah yang penjilat ini kualat.
Lha kok ndelalah Pemerintah UK meneliti uang ini keluar
pembukuan Perusahaan Rolls Royce untuk keperluan apa, karena masih ada juga ke Penjabat yang berwenang
di Negara lain juga menerima suap ini, jadi jumlah pengaluarannya cukup
menyolok, dibayarkan kepada Perusahaannya Sutikno orang Indonesia, untuk beli apa, si Tikno bilang untuk beli meriam pusaka Majapahit dari Leiden, ketahuan dari sana. Karena Ingris adalah Negara perdagangan bebas,
menghormati norma persaingan dalam dagang, sampai disetiap super market di UK ada timbangan, untuk checking berat barang yang sudah masuk kemasan dan mencantumkan beratnya di labelnya, jadi menjual dengan iming iming suap
atau kick back rahasia, masih merupakan kejahatan dagang. Lha kalok ndak begitu,
siapapun tidak akan tahu, si CEO
pujaan SWA ini Emirsyah Satar. maka SWA akan
membingkai potret maling dari Sulit Air ini dengan kertas keemasan di
majalahnya, silahkan, saya muak.
Lha sekarang majalah yang sangat mahal ini harus memuat
proses penyelidikan dan bukti yang diperoleh KPK supaya imbang dengan pujiannya
yang selangit dulunya.
Fatwa potong tangan diganti dengan kerja paksa
membersihak khusus WC di fasilitas umum saban hari bertahun tahun mendatang, dengan seragam khusus, supaya orang tahu.
Emirsyah Satar takut, ibu Pertiwi malu, sekarang memakai burkah, dan Emirsyah menyangkal perbuatannya. Bila di Sulit Air dia
masih bangsawan, pasti dia mengaku dan
mengembalikan uang suap ini kepada Negara.
Jadi anda tahu, mengapa Ibu
Pertiwi bersimbah air mata. Karena masih banyak yang lain malang melintang,
semacam yang disebut diatas bebas merdeka, dengan aman melanjutkan pencuriannya.
Saya jadi heran, apa di
tingkat pergaulan social elite atau elite capture di sana, masih ada mak jomblang dan talent scout mungkin nongkrongnya di mass media apa panggung Partai, yang menjodohkan calon calon maling dengan posisi posisi kunci dimana mereka bisa
berkembang ditingkat Nasional mapun Internasional? Tangannya tetap bersih, kan hanya mak comblang ?*)
0 comments:
Posting Komentar