Khusus didaur ulang
BISIKAN LEMBUT, PETUNJUK
DARI SEORANG FILOSOF JAWA: DRS.
RMP SOSROKARTONO: ”MURID GURUNE PIBADI. GURU MURIDE PRIBADI”
Artikel ini bisa dibaca di google dengan kata kunci " Bisikan lembut dari filosof jawa islam jawa" RMP Sosrokartono, urutan paling atas, atau "ulama islam jawa". Zaman penjajahan sesudah Perang Diponegoro, ada banyak fakta tulisan lebih rinci dari laporan bloggers, yang mereka gali mengenai hubungan erat antara RA Kertini, kakandanya RMP Sororkartono dan Kiai Sholeh Darat, ayah mbah Sholeh Darat juga berasal dari Mayong Kudus (biodata mbah Sholeh Darat - google), dan banyak Kiai lain sejamannya, antara lain Kiai Hasyim Asjhari dan kiai Ahmad Dahlan, juga murid Kiai Sholah Darat ini, di Semarang.
http://www.aktual.com/kiai-sholeh-darat-profil-ulama-tasawuf-nusantara-berjiwa-nasionalis/
RMP Sosrokartono. sarjana bahasa dan indoloog ( ahli budaya Nederlands
Indie) lulusan Univ. Leiden negeri Belanda. Hidup sezamam dengan jaya jayanya
penjajahah Belanda, dengan siasatnya yang paling ampuh “ devide et impera” di
Nusantara.
Beliau pasti tahu tentang bangkitnya ummat islam mengalami
kakalahan dan babak belur dengan Serikat Islam yang berakhir dengan pembuangan
masal anggautanya ke Boven Digul. Pertentangan yang di api apikan oleh intelijen penjajahan dengan di sulutnya
pertentangan antara gerakan Ahlul sunah
wal jamaah dengan sosok Hasyim Ashari dan Muhammadiyah dari sosok Ahmad Dahlan yang disusupi oleh
agen Dr, Snouck Horgronje dan Van Der Plas, agen Muhammad Basya Dahlan(
utarabersatu.blogspot.co.ic/2013/van-der-plas-syeikh-akhmad-syaurkati.htmi )
Di Jazeerah Arab sendiri sedang marak berkobar gerakan Islam
dengan gerakan pemurnian a’la Abdul Wahab, yang disambut para syaikh Arab dengan
sangat semangat kebagai lambang perlawanan terhadap penjajahan Turki, bisa
menyatukan kabilah kabilah melawan Turki yang sudah dianggap decadent. Begitu
juga gema yang disuarakan oleh Muhammad Basya Dahlan dengan anti TBC (
Takhayul, Bid’ah dan Churafat), yang oleh penjajah diarahkan ke pertentangan
dengan masyarakat jawa yang masih memikul budaya sebelumnya yaitu kebudayaan
Hindu. Umpama penghormatan kepada orang tua, yang masih hidup atau walau sudah mati, dengan melantunkan do’a.
Musykilnya membicarakan Allah, yang bagi orang Jawa tidak terlalu musykil.
“Lamun adoh tanpa wangenan, lamum cedhak tanpa senggolan.” Biasa saja. Ada
disuatu tempat bila jauh tak terhingga bila dekat tanpa bersenggolan. Konsep
ini tidak terlalu membebani pemikiran Jawa.
Dasar agen pemecah belah, agen Van Der Plas, Mokhammad Basya
Dahlan.
Dahlan yang ini memurnikan ajaran Islam memperoleh pengikut
yang banyak di Muhammadiyah, melancarkarkan pemberantasan TBCnya dengan fatwa
fatwa penyimpangan syari’ah dengan ancaman neraka jahanam. Menyulut kebencian kepada ajaran ahlul sunnah
wal jamaah dengan toleransinya terhadap sisa budaya Hindu, misalnya acara
“nyadran” yaitu rame reme membersihkan kuburan desa kakek moyang nya sebelum puasa bulan Ramadhan, ditutup dengan slamatan
makan besar bersama dan do'a yang masih ditandai dengan nama upacara Hindu, upacara “sradda” mirip dengan kata "nyadran"
Begitu juga Muhammad Basyar Dahlan, dengan azas
pemurniannya, menabrak kanan kiri ajaran islam yang masih dalam proses
penyerapan lewat jalan falsafah atau tasawuf , sebab dari asalnya di timur
tengah sampai India, islam disebarkan mulai dengan ajaran syari’ah yang sangat ditekankan pada para pemeluk
Islam yang baru, ajaran syari’ah yang komplit dan benar, disegala bidang
kehidupan. Harus dilakukan secara taklid/membuta tuli saja. Sedangkan penyimpangan terhadap fatwa fatwanya, dihujat sebagai
kafir dan diancam dengan neraka jahanam.
Penduduk Nusantara tumbuh ditengah iklim yang sangat nyaman, mereka ada
waktu buat berfikir dan merenung, di Jawa ajaran filosofi yang abstrak sudah menjadi sumber inspirasi untuk menata kehidupan
masyarakat berdasarkan karmapala dan dharma. Oleh pendahulu ahlul sunnah wal
jamaah, tidak dihadapkan dengan fatwa, tapi dengan ama makruf nahi mungkar,
segala amal baik/jahat akan di hisab di akhirat karena sudah tercatat sempurna
oleh malaikat, yang tidak bisa disuap dengan apapun. Basya Dahlan menuntut perubahan radikal
dari budaya masa lalu diganti dengan
budaya islami.....yang artinya budaya Arab semenanjung Hijaz sebab, perpecahan
dan kebencian antara umat islam adalah tujuannya, dan disana ada Ka'bah.
Dalam hiruk pikuk antara umat islam di Nusantara, tuan
Gubernur Jendral dan penasihatnya Tuan Van Der Plas tidak campur tangan, tapi
menghadiahi honor besar untuk pengarang penghujat ulama yang masih memberi
toleransi kepada budaya setempat, memberikan dukungan materi diam diam bagi
maraknya pertentangan itu, dengan penerbitan hujatan hujatan kasar dan hinaan
terhadap keterbelakangan mereka yang UZLAH (membelakangi) budaya barat yang moderen,
sangat mempengaruhi kaum inteligensia Nusantara selanjutnya, membentuk budaya
Priyayi dan freiedenkers terpisah dari rakyat.
Tentu saja Drs RMP Sosrokartono sebagai inteligensia Jawa,
cucu Kiai dari sisi ibu, dari desa Mayong Kudus, sangat prihatin dengan keadaan ummat Islam,
yang semestinya membimbing kemajuan berfikir islami yang rasional dan universal
supaya bisa menjadi panji panji budaya merdeka di Nusantara yang sangat luas
dan beraneka ragam budayanya.
Kok bertengkar oleh perkara yang kecil kecil dengan ancaman
siksa neraka dan hujatan kasar dan dibuat buat. Maka beliau meninggalkan teka
teki diatas, supaya hanya dipahami oleh mereka yang cukup berfikir dengan
analisa moderen, tanpa menggugah akar rumput yang emosional. Beliau sekolah di
sekolah Belanda dari kecil sudah dipisahkan dari rakyatnya dari desa desa.
Tentu saja beliau tidak leluasa, malah dicurigai ulama, bila mencampuri urusan
agen provokator Belanda, apalagi perkara Islam yang menurut tradisi harus
dipelajari dari tanah Arab, dari orang Arab.
Sebagai sarjana ilmu bahasa tidak mungkin beliau salah dalam
menyusun kelimat, apalagi kalimat bahasa bahasa rumpun Melayu yang
tatabahasanya sederhana : pokok kalimat – sebutan – pelengkap
penderita/pelengkap penyerta urut. Tidak bisa dibolak balik seperti kalimat
bahasa yang sudah canggih dengan perubahan kata menurut fungsinya dalam
kalimat. Sehingga bisa dibolak balik tanpa merubah fungsi kata juga artinya.
asal perubahan kata itu sudah menurut kaidah gramatikanya.( Google: idesubagyo
blogspot.com)
“Murid gurune
pribadi, guru muride pribadi” . begitulah peninggalan Drs. RMP
Sosrokartono. Kalimat ini teka teki,
enigma, yang menyesatkan banyak orang, terutama mereka yang menggeluti ilmu
kebathinan jawa. Tebakan mereka boleh juga hasilnya, banyak yang sampai di
kesimpulan murid dan guru adalah sama dimata Allah, murid mrencari guru,
sebaliknya guru mencari murid. Tidak merubah harkatnya guru mengusir kegelapan
dan murid menerima penerangan. Tapi untuk mengatakan ini sang linuwih yang
hidupnya zuhud, penuh welas asih ini tidak perlu memberikan teka teki yang
merupakan kekeliruan gramatika dong, kan orang curiga ?
Tidak mungkin kekeliruan gramatika ini dibuat oleh seorang
ahli bahasa seperti beliau, tanpa disengaja. Perlunya hanya supaya akan di
bahas dikalangan orang yang sudah mau belajar berargumen dengan otak, bukan
orang yang emosional, egosentris cynical terhadap pendapa orang lain,deperti para Guru
spiritual. Hajar, Ketua Aliran Kebathinan yang serem, bagi yang tidak sama derajad canggihnya
dengan dia, terlebih menyulutnya dikalangan akar rumput sambil menberi bumbu
bumbu bibit perpecahan, tanpa mau berfikir, atau benarnya sendiri,
mengedepankan ego, berargumen dengan kekuatan fisik, kebiasaan di akar rumput.
Dalam kalimat sederhana dari bahasa rumpun Melayu bahkan
bahasa China, dalam tatabahasanya tidak ada perubahan kata, baik kata benda,
kata sifat, kata keadaan, awalan atau akhiran, yang berubah ucapan maupun
bentuknya dalam kalimat menurut fungsinya, Sehigga setiap fungsi dari satu kata dalam kalimat,
bisa diletakkan dimana saja dalam kalimat itu. Sebaliknya dalam kalimat bahasa
rumpun Melayu maupun rumpun China, fungsi POKOK KALIMAT harus didepan sendiri,
baru berikutnya SEBUTAN KALIMAT, disusul dengan PELENGKAP PENDERITA atau
PELENGKAP PENYERTA. Jadilah kalimat yang benar. Arti kalimat akan berubah
dengan merubah tempat kata katanya, misalnya: "Sarung ini ditanggung tidak
luntur", arti dan maknanya akan lain sekali bila disusun "Luntur
tidak ditanggung ini sarung" arti dan maknanya jadi lain sekali dengan
susunan kata dalam kalimat pertama.
Kalimat majemuk, dua kalimat dijadikan satu, dengan koma,
hanya bisa disusun bila POKOK KALIMAT nya sama, dalam bahasa rumpun ini.
Jadi kalimat teka teki beliau bila membacanya dibalik, (
seperti kebiasaan tulisan Arab) yang paling belakang dibaca dudu menjadi “
PRIBADI muride GURU, PRIBADI gurune murid. (tambahan saya: atau santri) .
Susunan sebagai kalimat majemuk wutuh :
"PRIBADI muride GURU, gurune murid /santri."
Yang tersirat dalam kalimat ini PRIBADI muride GURU di induk
kalimat guru saya tulis dengan huruf besar menurut bahasa sansekerta dan manurut
bahasa Arab adalah ALLAH
Jadi maksudnya PRIBADI di
induk kalimat ini adalah RASULULLAH MUHAMMAD SAW. Sedangakan guru adalah
ALLAH.
Di anak kalimatnya disebut lagi sebagai “ PRIBADI gurune murid” atau sahabatnya - pribadi disini
alalah MUHAMMAD RASULULLAH. Sedangkan murid
dianak kalimat ini adalah sahabatnya empat orang yang selalu bersama
sama (kemudian disebut khalifaurasyiddin sesudah Rasulullah wafat) dan ummatnya
yang pertama mengikuti beliau, saya ingatkan :
Abu Dzar seorang baduin dari Gifar satu oasis kecil dilewati kabilah dagang dari Mekah ke Syam atau sebaliknya. Si beduin ini jalan kaki sendiri siang malam, sampai di Mekah. Dia duduk di pinggir jalan ke Ka'bah sambil melihat kanan kiri barangkali ada orang yang bisa ditanya rumah Muhammad rasulullah. Hanya seorang dengan curiga balik tanya ada keperluan apa - Abu Dzar al Gifari mengenalkan diri, menerangkan keperluannya minta penjelasan dari sang Rasulullah. Setelah bertemu dengan beliau segera Abu Dzar minta di baiat masuk Islam dan berjanji semua warga Gifar bakal ke Mekah bersamanya. Hari kedua di Mekah dia dipukuli orang Mekah, karean dia secara lugas berpidato mendukung sang Rasuullah. kanjeng Nabi tidak sampai hati, segera Abu Dzar diasuruh pulang ...............Dia merasa belum cukup mendapat pencerahan. Rasulullah menjawab singkat.... disanggah cara beduin....... kanjeng Nabi bersabda..............
Lha jawaban terakhir ini yang ndak pernah diungkapkan selama berabad abad. Sebab Abu Dzar al Gifari muslim pertama yang di hindari, tidak disengangi oleh komunitas prajurit kavalerist-2 kaya dari kaum Qurais, yang sangat dibutuhkan oleh pasukan Islam yang sedikit dan miskin, baju zirah, senjata, tunggangan kuda, bekal dimuat onta, prajurit pengiring ---sama sekali tidak punya. Periode perjuangan Nabi saat itu mengharuskan menyingirkan dulu Abu Dzar, dari Mekah meskipun Nabi pada prinsipnya sangat condong pada pendapatnya. Jawab Rasulullah salallahu alaihi wassallam tidak pernah di dibicarakan hingga sekarang, kecuali orang yang beruntung mendapat pecerahan dari guru yang beruntung. Memang, di google saya cari malah dapat jawaban yang panjang lebar, tidak cocok dengan situasi konspirasional......... malah Abu Dzar pusing tujuh keliling.
Sebab, sumber pertama dari ajaran Islam salaf adalah ALLAH lewat Al QUR'AN, yang
disampaikan kepada Rasulullah Muhammad SAW, oleh malaikat Jibril, dia adalah
PRIBADI gurunya para murid/santri yang keterangan pembahasannya oleh Rasulullah
diabadikan dengan AL HADIST, ini yang sahih, dijadikan patokan islam disamping
Al Qur'an. Karena berisi ajaran yang universal dan pokok kewajiban dan larangan bagi umat
manusia. Sampai sekarang disebut Hadist Kudzi. Santrinya Rasulullah adalah hanya orang orang dekat tertentu yang
sudah menyampaikan sunnah teladan rasulullah di AL HADIST, dalam perilaku hidup para sahabat dicatat
juga oleh pengikut Khalifaurasyiddin kemudian, yang sayangnya sang pengikut
dari khalifaurasyiddin ini sudah terpecah belah oleh kepentingan kesukuan,
persaingan kekuasaan, iri hati dari puak Arab, sehingga tidak bisa jadi patokan
yang universal.
Jadi itulah sumber dari salaf yang ada, hanya mencakup
pelajaran yang universal, Al hadist yang soheh.
bisa ditrapkan kepada seluruh umat manusia. Itu saja masih
harus dibedakan mana yang ajaran Islam dan mana yang budaya Arab. google kata
kunci: Sumanto al Qurtubi, yang budaya Arab bukan ajaran dan bukan sunnah
nabi.(gelorafirman.org/prof-sumanto-al-qurtubi-antara-islam-dan-budaya-arab/ )
DRS. RMP SOSROKARTONO alm. di era beliau hidup, segan
membicarakan itu, menghadapi masa yang fanatik mengacaukan antara sunnah nabi
dan budaya Arab. Karena itu beliau prihatin, kok para ulama pada saling
menghujat oleh sebab perkara yang kecil, melupakan yang pokok, hasil politik
devide et impera penjajah, sedang rakyat masih sangat sengsara miskin dan
kelaparan dibawah penjajahan.
Maka beliau menciptakan kalimat teka teki itu. supaya akar
rumput fanatik tidak teragitasi.
Mungkin juga beliau tidak merasa mempunyai otoritas untuk
ikut berbicara secara terbuka, pasti akan digugat para ulama, sebab beliau
memang inteligensia dari priyayi, yang sekolah di Negeri Belanda, diragukan
pernah mengaji dibawah asuhan al mukharom yang mana. Tapi membaca risalah dan
buku buku islam pasti iya.
Baru ummat islam bisa bersatu bila melaksanakan ajaran dari sumber yang
universal dan pokok, menurut beliau.
Mengabaikan distorsi adu domba yang disulut oleh agen Dr
Snouck Horgronje – Van Der Plas, Muhammad Basya Dahlan dan sejenisnya, yang
semakin canggih hingga sekarang masih mengungkit ungkit hal yang masih bisa
diatasi dengan contoh berperilaku ma'ruf dKm keseharian OLEH ULAMANYA, tidak membesar
besarkan permusuhan menggerakkan akar umput, dan tanpa maksud baik sama sekali.
gampang sekali meberi fatwa hukum mati.
Sebab kebutuhan mengenai ketegasan aturan islam semakin
disesuaikan dengan luasnya wilayah muslim dikala itu, waktu generasi generasi
ulama zaman lain, bagian bhumi yang lain. misalnya masjid dtimabah dengan menara untuk mnenyerukan adzan, menara ini oleh orang Mesopotamia majusi tempat api yang mereka sembah (ustadz
Sampai sekarang dari wilayah geografi
sampai wilayah budaya diseluruh dunia. Ingat islam tidak akan mempersulit
ummatnya.
Adapun hiruk pikuk kala itu yang beliau ikut prihatin adalah bersumber pada fatwa generasi generasi
ulama tahap ketiga dan selanjutnya hingga sekarang, yang sebenarnya bukan
alasan untuk saling hujat dan saling benci, saling mendorong ke neraka, sambil
mengangkat kroninya sebagai ahli surga *)
COPY PASTE DARI DUA
LAUTAN BERTEMU
https//wordpress.com./2007/10/24/rm-panji-sosrokartono/
Judul artikel ini ada juga di box google denqan kata kunci
RMP Sosorokartono filosof jawa./
Beranda
Filosofi
· Artikel
· Kontak
· Ratu Adil
· Sholat,
Jihad & Shodaqoh
quote:·
Submit
Beranda > Leluhur yg Hilang > R.M Panji Sosrokartono
R.M Panji Sosrokartono
24 Oktober, 2007xendroTinggalkan komentarGo to comments
Kaum bangsawan di Belanda menjulukinya Pangeran dari Tanah
Jawa. Raden MasPanji Sosrokartono, kakak R.A. Kartini, selama 29 tahun,
sejak 1897,mengembara ke Eropa. Ia bergaul dengan kalangan intelektual
dan bangsawandi sana. Mahasiswa Universitas Leiden itu kemudian menjadi
wartawan perang bengsa Indonesia pertama pada Perang Dunia I.
Di Indonesia, Sosrokartono mendirikan sekolah dan
perpustakaan. Ia juga membuka rumah pengobatan Darussalam di Bandung. Tempo
menelusuri jejak sang intelektual dan spiritualis ini dari orang-orang yang
pernah
bersinggungan dengan Sosrokartono, juga dari berbagai
bukunya, termasuk surat- surat Kartini dan adik-adiknya, dan dari naskah
pidatonya yang masih tersimpan di Leiden.
Selama 29 tahun ia hidup melanglang Eropa. Di Bandung ia
mendirikan perpustakaan, rumah pengobatan, dan dicap komunis.
FOTO hitam putih seukuran kartu pos itu masih ia simpan
rapi. Saat itu Kartini Pudjiarto masih delapan tahun. Ia bersama ibunya RA
Siti Hadiwati dan kakeknya PAA Sosro Boesono berfoto bersama RM Panji Sosrokartono
di rumah pengobatan Darussalam di Jalan Pungkur 7, Bandung,
milik Sosrokartono.
Sosrokartono (1877-1952) adalah adik kandung Boesono.
Keduanya adalah kakak RA Kartini, pahlawan emansipasi wanita yang setiap
tanggal 21 April selalu dirayakan di seluruh pelosok Indonesia. Mereka adalah
anak Bupati Jepara Raden Mas Adipati Ario Samingoen Sosroningrat untuk
periode
1880-1905 dari perkawinannya dengan Ngasirah. Pasangan ini
memiliki delapan anak.
Foto yang menjadi koleksi tak ternilai Kartini Pudjiarto itu
dipotret pada 1950, dua tahun menjelang Sosrokartono wafat. Eyang Sosro,
begitu Kartini memanggil, duduk di sebuah kursi. “Eyang Sosro lebih sering
duduk di kursi, karena separuh tubuhnya sudah lumpuh,” ucapnya kepada
Tempo pekan lalu.
Ia masih ingat, setiap kali berkunjung ke rumah panggung
yang dindingnya terbuat dari bambu itu, ia selalu dicium dan diusap
kepalanya. Eyang Sosro sering berpuasa. Jika tak berpuasa, ia jarang makan. “Eyang
sering hanya minum air kelapa,” tutur Kartini.
Meski separuh lumpuh, Kartono–begitu RA Kartini dan
adik-adiknya memanggil–masih menerima ratusan tamu yang datang dengan
berbagai kepentingan, mulai dari sekadar meminta nasihat, belajar
bahasa asing, hingga mengobati berbagai macam penyakit.
Pada setiap pengobatan, Kartono biasanya memberikan air
putih dan secarik kertas bertulisan huruf Alif (singkatan dari Allah) kepada
pasien. Kartini Pudjiarto masih menyimpan lukisan sederhana berbingkai kayu
yang berisi goresan Alif di kertas putih pemberian Eyang Sosro. “Katanya
buat jaga-jaga,” ujar Kartini.
Ada pula secarik kertas putih yang berisi nasihat Eyang
Sosro bertulisan “Sugih tanpa banda / Digdaya tanpa aji / Nglurug tanpa bala
/ Menang tanpa
ngasorake” (Kaya tanpa harta/ Sakti tanpa azimat/ Menyerbu
tanpa pasukan/
Menang tanpa merendahkan yang dikalahkan) yang ditempel
dengan selotip di
dinding. Ia juga menyimpan tongkat Kartono, yang merupakan
jatah warisan
keluarga yang dibagi-bagi setelah sang eyang meninggal.
Air putih, huruf Alif, nasihat-nasihat hidup yang ia tulis
dalam bahasa
Jawa, dan laku berpuasa berhari-hari, adalah bagian dari
“wajah mistik”
Sosrokartono, orang Indonesia pertama yang terjun ke medan
peperangan di
Perang Dunia I di Eropa sebagai wartawan. Selama 29 tahun,
Sosrokartono
lebih dikenal sebagai seorang intelektual yang disegani di
Eropa. Ia kerap
dipanggil dengan sebutan De Javanese Prins (Pangeran dari
Tanah Jawa) atau
De Mooie Sos (Sos yang Tampan).
Ia mengembara ke beberapa negara. Mula-mula ia belajar di
Delft, Belanda,
lalu pindah ke Universitas Leiden, bergaul dengan kalangan
bangsawan
Eropa, kemudian menjadi wartawan perang. Ia juga pernah
menjadi staf
Kedutaan Besar Prancis di Den Haag, bahkan sempat menjadi
penerjemah untuk
Liga Bangsa-Bangsa. Kartono pada akhirnya memutuskan
pulang ke Indonesia mendirikan perpustakaan dan sekolah.
Seperempat abad
sisa umurnya kemudian ditambatkan sebagai seorang
spiritualis.
Pramoedya Ananta Toer dalam Panggil Aku Kartini Saja (Hasta
Mitra,
Jakarta, 1997) menggambarkan kelebihan Kartono sebagai
spritualis itu.
Pram mengutip kesaksian seorang dokter Belanda di CBZ (kini
RS Dr Cipto
Mangunkusumo, Jakarta) pada 1930-an. Ia menyaksikan Kartono
menyembuhkan
wanita melahirkan yang menurut para dokter tak tertolong
lagi, tapi sembuh
setelah minum air putih yang diberikan Kartono.
Suryatini Ganie, cucu RA Sulastri Tjokrohadi Sosro, kakak
seayah
Sosrokartono, menggambarkan kelebihan Kartono yang juga
kakeknya itu
sebagai orang yang mudah sekali menebak pikiran orang.
Menurut pengarang
buku Resep-resep Kartini ini, Eyang Sosro cenderung
menyendiri, jauh di
Bandung, dibanding berkumpul dengan keluarga yang tersebar
di Jawa Tengah.
Rumah pengobatan Pondok Darussalam milik Sosrokartono
merupakan rumah
panggung yang terbuat dari kayu dengan dinding bambu. Rumah
itu dibangun
memanjang membentuk huruf L sepanjang Jalan Pungkur.
Bangunan itu tepat
berada di depan terminal angkutan kota Kebun Kelapa
sekarang.
Kini bangunan itu sudah tidak ada lagi. Penghuninya sudah
berganti, begitu
juga nomor rumahnya, yang sudah memakai nomor baru yang
dipakai sejak
1960-an. Pemilik ruko yang menempati Jalan Pungkur 3, 5, 7,
9 ketika
ditanya tidak tahu bahwa di jalan itu pernah ada pondok pengobatan
milik
Sosrokartono. Mendengar cerita Kayanto, pondok
pengobatan milik Kartono diperkirakan menempati deretan
bangunan yang kini
sudah berubah menjadi toko listrik, swalayan di Gedung
Mansion, serta
sebuah apotek yang terletak di sudut Jalan Pungkur dan Jalan
Dewi Sartika.
Kayanto Soepardi, 63 tahun, putra seorang asisten
Sosrokartono, masih
ingat: Darussalam tak pernah sepi. Tamunya mulai dari orang
Belanda,
pribumi, hingga Cina peranakan. Ia pernah melihat Bung Karno
datang
menemui Kartono. Saat itu Kartono menggoreskan huruf Alif di
atas kertas
putih seukuran prangko dan menyelipkannya ke dalam peci Bung
Karno,
entah untuk apa. Bung Karno pula, menurut penuturan
ayahandanya, kerap
datang untuk belajar bahasa kepada Sosrokartono.
Kartono, menurut Kayanto, tidak pernah lepas dari sebuah
tongkat, beskap
berwarna putih lengan panjang, sebuah topi (mirip mahkota)
warna hitam,
dan mengalungkan tasbih yang menggantung hingga dadanya.
Janggutnya
sebagian sudah memutih, sorot matanya tajam, dan lebih banyak
diam.
Darussalam, selain menjadi rumah pengobatan, juga sebuah
perpustakaan.
Kartono dalam suratnya kepada Abendanon pada 19 Juli 1926
(Surat- surat
Adik R.A. Kartini terbitan PT Djambatan 2005) menceritakan
selain
mendirikan perpustakaan Panti Sastra di Tegal bersama
adiknya, RA
Kardinah, ia juga mendirikan perpustakaan di Bandung.
“Perpustakaan ini
tidak disebut dengan nama yang lazim melainkan merupakan
lambang dari
suatu pengertian baru, suatu cita-cita baru. Namanya
Darussalam, yang
berarti rumah kedamaian,” tulis Kartono.
Buku-buku perpustakaan itu disumbang oleh dua orang insinyur
perusahaan
kereta api Staats Spoorwegen, tiga orang partikelir bangsa
Belanda, dua
orang wanita Belanda, tiga orang Jawa, dan seorang Tionghoa.
“Semboyannya
tanpo rupo tanpo sworo, yang berarti tidak berwarna, tiada
perbedaan,
tiada perselisihan,” ucap Kartono.
Budya Pradipta, Ketua Paguyuban Sosrokartanan Jakarta dan
dosen tetap
bahasa, sastra, dan budaya Jawa Fakultas Sastra Universitas
Indonesia,
mengatakan Darussalam adalah bekas gedung Taman Siswa
Bandung. Kartono
diminta menempati gedung itu oleh RM Soerjodipoetro, adik Ki
Hajar
Dewantara. “Eyang Sosro di sana karena diminta menjadi
pimpinan Nationale
Middelbare School (Sekolah Menengah Nasional) milik Taman
Siswa,” ujar
Budya.
Di perpustakaan inilah tokoh pergerakan Indonesia sering
berkumpul,
termasuk Ir Soekarno. Bung Karno juga diminta mengajar di
sekolah itu
bersama Dr Samsi dan Soenarjo SH. Gedung ini juga dipakai
oleh Partai
Nasional Indonesia dan Indonesisch Nationale Padvinders
Organisastie
pimpinan Abdoel Rachim, mertua Bung Hatta.
Kepeloporan Kartono sebagai tokoh pendidikan inilah yang
hendak dikenang
Sukadiah Pringgohardjoso, mantan Duta Besar RI untuk Denmark
(1981-1984).
Sukadiah kini aktif sebagai pembina Yayasan Pendidikan Anak
Sehat
Sosrokartono di Cengkareng Barat, Jakarta. Yayasan ini
didirikan oleh
Sosrohadikusumo, anak dari Soematri Sosrohadikusumo–adik
Kartono. “Kami
lebih mementingkan hal-hal konkret: mendidik anak sesuai
dengan
keinginan beliau dan mengentaskan kemiskinan,” ujar
Sukadiah.
Kartono tak pernah beku. Di Belanda, selain kuliah, ia
menjadi koresponden
liputan Perang Dunia I untuk koran The New York Herald,
cikal bakal The
New York Herald Tribune. Agar bisa lebih masuk ke kancah
perang, ia
menerima pangkat mayor dari tentara Sekutu, tapi menolak
dipersenjatai.
Salah satu keberhasilan Kartono sebagai wartawan adalah
ketika berhasil memuat hasil perjanjian rahasia antara
tentara Jerman yang
menyerah dan tentara Prancis yang menang perang (Baca:
Wartawan Mooie dari
Hindia Belanda).
Sebagai koresponden perang, tulis Mohammad Hatta dalam
Memoir, Kartono
bergaji US$ 1.250 sebulan. “Dengan gaji sebanyak itu, ia
dapat hidup
sebagai seorang miliuner di Wina. Menurut cerita ia bergaul
dalam
lingkungan bangsawan,” tulis Hatta.
Kartono, intelektual yang menguasai 17 bahasa asing itu,
mudah diterima
kalangan elite di Belanda, Belgia, Austria, dan bahkan
Prancis. Ia
berbicara dalam bahasa Inggris, Belanda, India, Cina,
Jepang, Arab,
Sanskerta, Rusia, Yunani, Latin. Bahkan, “Ia juga pandai
berbahasa
Basken (Basque), suatu suku bangsa Spanyol,” kata Hatta.
Dengan pengetahuan dan kecakapan berbahasa itu, Kartono
memberanikan diri
menemui Gubernur Jenderal W. Rooseboom pada 14 Agustus 1899,
sebelum
berangkat ke Batavia untuk memangku jabatannya yang baru.
Solichin Salam
dalam Drs. RMP Sosrokartono, Sebuah Biografi (terbitan
Yayasan Pendidikan
Sosrokartono, 1979) menyebutkan, dalam pertemuan
tersebut Kartono meminta kepada Rooseboom untuk benar-benar
memperhatikan
pendidikan dan pengajaran kaum pribumi di Hindia Belanda.
Profesor Dr J.H.C. Kern, dosen pembimbingnya di Universitas
Leiden,
kemudian mengundang Kartono untuk menjadi pembicara dalam
Kongres Bahasa
dan Sastra Belanda ke-25 di Gent, Belgia, pada September
1899. Dalam
kongres yang membicarakan masalah bahasa dan sastra Belanda
di pelbagai
negara itu, Sosrokartono mempersoalkan hak-hak kaum pribumi
di Hindia
Belanda yang tak dipenuhi pemerintah jajahan.
Dalam pidato berjudul Het Nederlandsch in Indie (Bahasa
Belanda di
Indonesia), Kartono antara lain mengungkapkan: “Dengan tegas
saya
menyatakan diri saya sebagai musuh dari siapa pun yang akan
membikin kita
(Hindia Belanda) menjadi bangsa Eropa atau setengah Eropa
dan akan
menginjak-injak tradisi serta adat kebiasaan kita yang luhur
lagi suci.
Selama matahari dan rembulan bersinar, mereka akan saya
tantang!”
Keluhuran tradisi itulah yang menurut Kartono mesti dipertahankan
orang-orang pribumi di mana saja berada. Dengan cakrawala
pengetahuan yang
terbuka–Kartono meminta pemerintah jajahan agar bahasa
Belanda dan bahasa
internasional lain diajarkan di Hindia Belanda–kaum pribumi
bisa
mempertahankan kemuliaan tradisi dan harga diri mereka.
Setelah 29 tahun melanglang Eropa sejak 1897, pangeran
tampan dari tanah
Jawa itu pun pulang. Ia ingin mendirikan sekolah sebagaimana
dicita-
citakan mendiang adiknya, Kartini. Ia juga ingin mendirikan
perpustakaan.
Untuk
menghimpun modal, pada mulanya ia melamar menjadi
koresponden The New York
Herald untuk Hindia Belanda, tapi koran itu sudah berganti
pemilik dan
merger dengan koran lain.
Namun, dalam suratnya kepada Nyonya Abendanon, Kartono
menyatakan
kekecewaannya. Sesampai di Jawa, ia telah dicap sebagai
komunis oleh
pemerintah jajahan. “Itu merupakan bentuk fitnah yang sangat
keji yang
saya rasakan, namun tidak berdaya terhadapnya,” tulis
Kartono.
“Tapi kepada Anda, Nyonya yang mulia, saya bersumpah atas
kubur ayah saya
dan Kartini, bahwa saya sama sekali tak pernah menganut
paham komunis,
dulu tidak, sekarang pun tidak. Tidak ada yang lebih saya
inginkan
daripada bekerja untuk pendidikan mental sesama bangsa saya,
dalam artian
yang telah dimaksudkan oleh Kartini,” ucap Kartono.
Kartono kemudian menggalang dukungan dari kelompok
pergerakan di
Indonesia. Ia menemui Ki Hajar Dewantara. Bapak pendidikan
itu lalu
mempersilakan Kartono membangun perpustakaan di gedung Taman
Siswa
Bandung. Ia pun diangkat menjadi kepala Sekolah Menengah
Nasional di kota
ini.
Pada saat yang bersamaan, ia menyaksikan orang-orang
kelaparan dan
diserang berbagai macam penyakit. Kartono pun kemudian
menjalankan laku
puasa bertahun-tahun untuk merasakan apa yang juga diderita
saudara-saudaranya. Ia juga menjadikan Darussalam sebagai
rumah
pengobatan.
Cerita air putih, Alif, dan wejangan-wejangan hidup dalam
bahasa Jawa,
kemudian mengalir dari sini dan menjelmakan Kartono sebagai
seorang
penyembuh. Walaupun tak memiliki murid, di kemudian hari
Kartono memiliki
“pengikut”. Paguyuban Sosrokartanan, komunitas pencinta
Sosrokartono, kini telah ada di empat kota: Jakarta,
Yogyakarta, Semarang,
dan Surabaya. Di Yogyakarta, paguyuban ini juga membuka
rumah pengobatan.
Separuh badan Kartono lumpuh sejak 1942. Kartono mangkat
pada 1952, tanpa
meninggalkan istri dan anak. Ia dimakamkan di Sedo Mukti,
Desa Kaliputu,
Kudus, Jawa Tengah. Di sebelah kiri makam Kartono terdapat
makam ibunya
Nyai Ngasirah dan bapaknya RMA Sosroningrat.
Di dinding pagar besi di makam Kartono, terpasang tulisan
huruf Alif dalam
bingkai kaca seukuran 10R. Di bawahnya terdapat foto Kartono
mengenakan
setelan jas ala orang Barat. Di nisan sebelah kiri,
tercantum kata- kata
terpilih Kartono: Sugih tanpa banda, digdaya tanpa aji. Di
nisan sebelah
kanan tercantum kalimat: Trimah mawi pasrah (rela menyerah
terhadap
keadaan yang telah terjadi), suwung pamrih tebih ajrih (jika
tak berniat
jahat, tidak perlu takut), langgeng tan ana susah tan ana
bungah (tetap
tenang, tidak kenal duka maupun suka), anteng manteng sugeng
jeneng (diam
sungguh-sungguh, maka akan selamat sentosa).
disarikan dari lilis ploso
Terkait
Ki Ageng Suryomentaramdalam "Leluhur yg Hilang"
Nyatakanlah Nikmat Tuhanmudalam "Perjalanan"
K.H Mas Mansyurdalam "Leluhur yg Hilang"
Kategori:Leluhur yg Hilang
Komentar (35)Trackbacks (3)Tinggalkan komentarLacak balik
1.https://2.gravatar.com/avatar/b85cd447ca8dfdcef02c225c77505c5c?s=53&d=identicon&r=G
YuGIE
3 Januari, 2008 pukul 7:54 pm
Balas
Data ini cocok and bagus banget coz aq sedang menjalani
tarekat kejawen
o
https://2.gravatar.com/avatar/e9944fc3d1d17892e505ccfe8f00a5b5?s=53&d=identicon&r=G
Tengku Parameswara
8 Juli, 2012 pukul 10:07 am
Balas
Kakek saya Prof. Mr. Tengku Zulkarnaen adalah teman kuliah
dari RMP Sosrokartono di Leiden, ibu saya suka cerita tentang sosok mulia ini.
2.https://1.gravatar.com/avatar/127b37e61d3ff968b4e50dbbb94fb0ea?s=53&d=identicon&r=G
keluargaalhikmah
19 November, 2008 pukul 4:58 pm
Balas
Saya sangat kagum sama beliau… terima kasih liputanya broo
3.https://0.gravatar.com/avatar/3c76cdb85b2ee6205918df5d46bf5e48?s=53&d=identicon&r=G
Yudi
27 November, 2008 pukul 1:01 pm
Balas
Pribadi yang unique; bangsawan Jawa, intelektual modern,
profesional, paranormal, dan spiritualis….
Bandingnya mungkin ada tapi scopenya yang sebenarnya adalah
international tidak akan mungkin mudah dicapai siapapun meskipun itu
dicitacitakan. Bersinggungan sangat dekat dengan bangsawan (elite) eropa waktu
itu jelas tidak semua orang bisa melakukan – kalo sekarang mestinya ada seorang
Indonesia yang bisa keluarmasuk seenaknya dikalangan celebriti TOP Holywood but
finally gebyar dunia yang begitu hebat ditinggalkan memilih memasuki dunia
pengabdian “sujud bekti marang sesami dalam balutan spriritual religius yang
kental.
Salam hormat buat Eyang Sosro – pesan beliau pada kita saat
ini mestinya kita bisa lebih berkiprah kontektual menjalankan fungis
kekhalifahan kita untuk ngrekso alam semesta – dan tetap lah mempunyai jati
diri yen Jowo yo Jowo yen sundo yo sundo nanging elingi pring podo pring eling
podo eling.
Wassalam
4.https://0.gravatar.com/avatar/c9490089a5d682601d0aedae7ed91187?s=53&d=identicon&r=G
wgm
28 November, 2008 pukul 3:33 am
Balas
http://kaskus.us/showthread.php?t=876035
5.https://2.gravatar.com/avatar/e0ce9902bf39386c0561f1651f3adc50?s=53&d=identicon&r=G
siponang
23 Januari, 2009 pukul 4:38 pm
Balas
Seorang tokoh spiritual besar dari tanah Jawa….
6.https://2.gravatar.com/avatar/ea317ba5bee6455958295d83def90418?s=53&d=identicon&r=G
anto
28 Januari, 2009 pukul 9:20 pm
Balas
pring podo pring, eling tanpo nyanding…
7.https://1.gravatar.com/avatar/a7d2f8345d7d89ee54688c78de81dfa7?s=53&d=identicon&r=G
ferry
24 Maret, 2009 pukul 9:42 am
Balas
punya cerita perjalanan sosrokartono ke aceh gak? menurut
bbrp buku sblm ke bandung beliau ke aceh terlebih dahulu…..
8.https://1.gravatar.com/avatar/742537b2ddc158481d0be6ff888de609?s=53&d=identicon&r=G
Shangkala
24 September, 2009 pukul 12:16 am
Balas
Salah satu tokoh besar bangsa ini yang sayangnya banyak anak
bangsa yang tak mengenal beliau. Padahal pengajaran beliau sangat dalam dan
perjuangan beliau untuk bangsa cukup besar.
9.https://0.gravatar.com/avatar/cf1bb6d5a12411830bd5e674e3918d08?s=53&d=identicon&r=G
bagus
2 Desember, 2009 pukul 1:16 pm
Balas
muride guruning pribadi
guru muride pribadi
ajaraning sengsaraning sesami
ganjarane hayu lan haruming sesami
by sosrokartono
saya sungguh mengagumi beliau dari dulu, kita semua merasa
sangat kehilangan
10.
https://2.gravatar.com/avatar/2f9581fb44c8360e777e377abaafb55e?s=53&d=identicon&r=G
sugeng prayitno
9 Desember, 2009 pukul 10:04 pm
Balas
yang dilakukan eyang sosro memang bisa menjadi suri tauladan
bagi kita semua, saya pribadi sangat mengagumi kepribadian beliu, tapi
sayangnya generasi saat ini jarang yang mengenal beliu.
11.
https://0.gravatar.com/avatar/644e2627fc0f6298f1182c06ca4e6c4c?s=53&d=identicon&r=G
d-wintolo
20 April, 2010 pukul 1:13 pm
Balas
Kalau India memiliki Mahatma Gandhi, China memiliki Sun Yat
Sen atau mungkin Konfusius, Jepang memiliki The Last Samurai, sebenarnya
Indonesia memiliki RM Sosrokartono. Sayang sangat terbatas (sedikt) buku yang
menuliskan ajaran atau petuah beliu, sesuatu yang secara spiritual sangat
tinggi. Konon rama Sosrokartono juga menulis semacam jangka Jayabaya (prediksi
Indonesia ke depan), barangkali kalau ada yang memiliki dapat menampilkannya.
Atau mungkin ada peneliti yang sudah menggali kembali histori perjuangan dan
perjalanan beliau. Trims
12.
https://0.gravatar.com/avatar/6da10735abb1ddf1ff92d832898acb75?s=53&d=identicon&r=G
mazadjie
17 Mei, 2010 pukul 2:23 am
Balas
Subhaanallah alhamdulillah astaghfirullah………
Mas xendro kalo benar alamat rumah pengobatan eyang
Sosrokartono dibandung terletak dipengkolan jl pungkur dan jl dewi sartika
bandung, insya Allah rumah orgtua saya berada disitu. tanah berbentuk L tsb
benar sejak saya kecil hingga kini telah berdiri ruko ruko.(sebayak – 15 ruko).
dan 2 dari 15 ruko tsb adalah rumah tinggal sekaligus tempat nyari nafkah mendiang
orgtua saya yg kini alhamdulillah masih ditinggali adik saya.
terimakasih telah memberikan info yg amat berharga.
konon lahan berbentuk L ini berusaha digusur pemkot bandung
untuk dikuasakan kepada investor ITC bandung namun gagal dan hingga kini masih bisa
kami pertahankan.
sekalilagi trim atas tulisan ini.
jazakallah.
13.
https://0.gravatar.com/avatar/ce1dc4e505b02ccb240186548f81a86d?s=53&d=identicon&r=G
Iwan
23 Mei, 2010 pukul 6:25 pm
Balas
sayang sebagian besar bangsa ini kurang begitu mengetahui
pribadi2 seperti ini, semangat perjuangan para founding fathers yang tanpa
pamrih, hilang bagaikan debu di lantai keramik yang tertiup angin, sehingga tak
meninggalkan bekas sedikitpun…penipuan sejarah yang dilakukan Soeharto
meninggalkam luka menganga yg begitu dalam…skrng semua orang menjadi
matrealistis, bagaikan bangsa yg tidak punya budaya dan panutan, semua melihat
ke barat…
14.
https://0.gravatar.com/avatar/3c2a2fbd7fafc6b710f4e0248b6e25f9?s=53&d=identicon&r=G
choi
19 Agustus, 2010 pukul 11:34 am
Balas
bro, Xen…
kmaren napak tilas niat menuntut ilmu dengan berziarah ke
tempat-tempat bersejarah yg pernah didatangi sang guru. Ketika di lapangan ada
yang mudah tapi ada jg yang agak susah cari informasi dan lokasinya. Nah ketika
menulis laporan dan dokumentasi foto perjalanan… sempat beberapa ada yang
blank………….. Ealah Njeketek ternyata ketemu di blog ini bro… hehehehehe… trims
brother informasimu berguna bwt laporan-laporan perjalanan bersejarah…
thanks bro
choi
Xendro:
Sami sami…
15.
https://2.gravatar.com/avatar/efcc7c7ded66ad3d65c4af357fb1a28e?s=53&d=identicon&r=G
EnoEnaEni
23 Agustus, 2010 pukul 4:18 pm
Balas
ass… beliau merupakan karunia Ilahi. pribadi sederhana yg
tlah berhasil merangakai ‘sang Alif”. contoh pribadi wong ‘jowo’ yg paham
tirakat, tirakat tanpa batas. Sungguh menawan riwayat hidupnya. Terimakaih
Eyang
16.
https://2.gravatar.com/avatar/8edbf31855f34ee3f480348c440a3585?s=53&d=identicon&r=G
ANTON FAIZ
14 Mei, 2011 pukul 4:38 am
Balas
MAHA GURU..
PUTRA BANGSA YANG DUNIA PERNAH MENGENAL(SEBELUM DAN SETELAH
MERDEKA)..
TETAPI..
TIDAK BANYAK ORANG INDONESIA YANG MENGENAL BELIAU..
“HARIMAU MATI MENINGGALKAN BELANG”
JASAMU..
NAMAMU..
NASEHATMU..
AKAN SELALU DIKENANG..
DENGAN SEGALA HORMAT DAN KERENDAHAN HATI..
KAMI BERHARAP AKAN ADA GENERASI PENERUS YANG MENYERUPAI
WALAU TIDAK AKAN PERNAH ADA YANG MENYAMAI..
17.
https://2.gravatar.com/avatar/80503120158f2aac22ff80ca5a21800e?s=53&d=identicon&r=G
ibnu mas'ud
3 Agustus, 2011 pukul 4:42 pm
Balas
tokoh dibelakang layar yang tiada tertandingi
18.
mahesa 'akang' (@mahesa)
11 Agustus, 2011 pukul 11:22 am
Balas
Artikel yang bagus tentang RMP Sosrokartono, kakak kandung
dari RA Kartini. Indonesia sejati!
19.
https://i0.wp.com/graph.facebook.com/100000330030596/picture?q=type%3Dlarge%26_md5%3D35f9e383cbafd93862ab2ef19fdcb6d3&resize=32%2C32
Saniman Al-Prambataniy
16 Agustus, 2011 pukul 8:57 pm
Balas
Perlu dibaca sebagai ilmu
20.
https://0.gravatar.com/avatar/0b2819175c6281e4ce32d3192df6f754?s=53&d=identicon&r=G
ines
19 Oktober, 2011 pukul 8:49 pm
Balas
Seorang waliyulloh
21.
https://2.gravatar.com/avatar/5fb07e58bd6a2c7411e79e7fa2a23a1c?s=53&d=identicon&r=G
rsisakinah
11 Februari, 2012 pukul 10:09 am
Balas
RUMAH SAKIT ISLAM SAKINAH MOJOKERTO
Jalan RA Basuni 12 Sooko
Kabupaten Mojokerto
Jawa Timur indonesia
Phone: (0321) 321922, 326991, 329669. Sms:085648280307
Fax: (0321) 329670
Email: rsisakinah@telkom.net
22.
https://2.gravatar.com/avatar/509099f1e0523035dc743f9f593e53a7?s=53&d=identicon&r=G
M. Junaedi Juanda
27 Februari, 2012 pukul 12:15 pm
Balas
tak disangka ternyata ada seorang yang begitu bijak di kala
itu, meskipun beliau tidak setenar Ibu Kartini, tetapi wejangannya merupakan
warisan yang terbaik bagi anak cucu bangsa
23.
https://0.gravatar.com/avatar/0299c18eb8f36fd0c1f5bc978150b023?s=53&d=identicon&r=G
ien98
21 April, 2012 pukul 1:22 am
Balas
Seorang pemain dibelakang layar,seorang pahlawan bangsa
sejati tanpa tanda jasa..
Sesorang jenius,intelektual,berilmu,rendah hati dan
penyayang.. yg sngatt sulit dicari pada masa sekarang…
Smoga Allah membalas semua kebaikan beliau dan menempatkan
beliau ditempat yg sangat layak disisi-Nya…Aminn..yaa..rabballalamin…
24.
https://1.gravatar.com/avatar/dbb0ad4a5249746749318fac7508a8c4?s=53&d=identicon&r=G
dyah
6 Desember, 2012 pukul 10:57 am
Balas
susah nyari bukunya….minta bantuan tentang perjalanan
perjuangan beliau untuk makalah donx……
T_T
25.
https://2.gravatar.com/avatar/8a54f9c83bd7b4f61d893fd1e4adb0ef?s=53&d=identicon&r=G
if (node == null)
20 Desember, 2012 pukul 11:20 am
Balas
It’s great that you are getting thoughts from this post as
well as from our discussion made at this place.
26.
https://1.gravatar.com/avatar/7e1a65344b16fb918312f945f4be9769?s=53&d=identicon&r=G
Banyu
27 Desember, 2012 pukul 12:27 pm
Balas
Ass…. Alhamdulillah ternyata Eyang masih banyak yang
mengenang atas jasa-jasa dimasa dahulu. Terima kasih sebelumnya atas
partisipasi yg saudara-saudara berikan, semoga amal dan budi baik serta
ketauladanannya dapat sama-sama kita mengikutinya.
Amin
27. https://i1.wp.com/graph.facebook.com/100001385080997/picture?q=type%3Dlarge%26_md5%3D8d7a3e8143d5b01a95aa1a2f491d90d2&resize=32%2C32
Syeh Gunawan
6 Januari, 2013 pukul 1:37 pm
Balas
mungkin Alloh takdirkan diriku mengikuti jejak beliau di
Abad ini … beberapa org sembuh dari kelumpuhan yang di vonis dokter tidak
mungkin sembuh . Berbekal keykinan dan kesaksianku atas segala hal ikhwal
takdir danketentuan-NYA yang pasti aku suruh semua org yang datang meminta
tolong padaku untuk menyebut nama-NYA . hitungan menit di RS itu org lumpuh
tiba2 diberi kekutan berdiri ..dan itu menjadi jalan taubat bagi org2
disekitarku ..Eyaangg……satu tahun silam kutemukan kumpulan tulisanmu di sebuah
toko buku loak … aku merinding dan bergumam dalam bathin .. mungkin inilah
jalanku yg di takdirkan atasku sebagaimana beberapa tahun silam pembimbing
spiritualku pernah mengatakan perihal anugerah ini atasku … Eyang ….aku ikhlas
jika ini takdir atas hidupku meski kini aku masih bertekun dgn dunia kerja ..
labbaiik…Allohumma labbaiik…
28.
https://0.gravatar.com/avatar/cd94ae13feb774cc23fe7d7e293e694b?s=53&d=identicon&r=G
BlackHeart11
18 Januari, 2013 pukul 7:10 am
Balas
Terima kasih
29.
https://0.gravatar.com/avatar/cd94ae13feb774cc23fe7d7e293e694b?s=53&d=identicon&r=G
BlackHeart11
21 Januari, 2013 pukul 8:29 pm
Balas
: )
30.
https://i0.wp.com/graph.facebook.com/1521231683/picture?q=type%3Dlarge%26_md5%3D52ed269032b159589dfed0bc2db1816b&resize=32%2C32
Achmad Amin Sidiq
25 Juni, 2013 pukul 1:18 pm
Balas
walaupun banyak masyarakat yang tidak mengetahui kiprah RMP
Sosrokartono, tapi jasa dan perjuangan beliau sangat mulia untuk bangsa ini.
saya sebagai orang “Kaliputu” merasa bangga dan saya secara
pribadi baru menyadari bahwa ditempat saya menjadi tempat dikebumikannya tokoh
yang paling jenius di Indonesia,,, 🙂
luar biasa tulisannya,,,,terimakasih
31.
https://0.gravatar.com/avatar/cd12a0e1a764ee3ebb7e4cd0c6562ff5?s=53&d=identicon&r=G
Budi_Golik
26 Juli, 2013 pukul 2:45 pm
Balas
Tokoh yang Luar Biasa, Kagum dan jadi Panutan
32.
https://i0.wp.com/graph.facebook.com/100006476920825/picture?q=type%3Dlarge%26_md5%3D7301c9bda6f244606eaf4c2724748aa2&resize=32%2C32
Mikail Maryanto
22 Agustus, 2013 pukul 7:32 pm
Balas
terima kasih dari wewarah dan ajarannya bisa membuat kita
ayem lan tentrem.
33.
https://i1.wp.com/graph.facebook.com/100003986047320/picture?q=type%3Dlarge%26_md5%3Da210f8af8746a634b2e6b6b67bc1b88c&resize=32%2C32
Bambang Winiharto
4 Desember, 2013 pukul 9:10 pm
Balas
Subhanllah,seorang intelektual yang religius,yang senantiasa
memikirkan akhirat dengan cara melaksanakan amalan yang bermanfaat untuk umat (
bangsa ), sepi ing pamrih,Trimah mawi pasrah (rela menyerah terhadap
keadaan yang telah terjadi), suwung pamrih tebih ajrih (jika
tak berniat
jahat, tidak perlu takut), langgeng tan ana susah tan ana
bungah (tetap
tenang, tidak kenal duka maupun suka), anteng manteng sugeng
jeneng (diam
sungguh-sungguh, maka akan selamat sentosa).semoga Allah SWT
berkenen menempatkan beliau di Roudlatul min riyyadin Jinnan, amiin ya Robbal
alamin.
34.
https://0.gravatar.com/avatar/99489bc7fe9fe1b0437487ec696c26ff?s=53&d=identicon&r=G
Nuning Widopranoto
24 Februari, 2014 pukul 12:29 pm
Balas
Subhanallah ….
Semoga dilahirkan generasi penerus yang berjiwa besar,
bermartabat, berilmu pengetahuan dan yang mampu serta mau mengamalkan ajaran,
wejangan Eyang Sosrokartono yang luhur ini ….
Alhamdulilah semboyan Eyang Sosrokartono menjadi ‘kata kata
mutiara’ dalam kehidupan kami semua….
Insyaallah kami mampu mengamalkannya. Aamiin Ya Robal
Alamiin
Mampang, Jakarta Selatan, 24.02.2014 – 12.25 wib
Tinggalkan pesan
Sumpah PalapaNgelmu Kanthong Bolong
RSS feed
unqoute.·
·
·
·
·