SEHARUSNYA MEMPELAJARI FALSAFAH ITU DENGAN CARA YANG SAMA, SEPERTI CARA MEMPELAJARI AGAMA.
MH Ainun Najib menggambarkan dengan gamblang pada
ceramahnya yang publikasikan di You tube, bahwa pelajaran Agama dari Nabi utusan
Allah yang paling tua hingga pelajaran dari Allah lewat Nabi penutup, Rasulullah
Muhammad salallahu allaihi wassalam, adalah sebagai kedaan tahap tahap pertumbuhan
buah kelapa. Selama itu satu yang tak pernah berubah bahwa ALLAH , tunggal, menguasai segala alam tidak ada yang menyamai, tidak terbayangkan oleh manusia, tidak beranak dan di-peranakkan, tunggal dan baqa.
Sesudah bunga kelapa disarikan maka buah akan tumbuh
menjadi pentil kelapa dalam bahasa Jawa namanya “ bluluk” masih sangat kecil sebesar
kepalan telapak tangan bayi, artinya pelajaran bagi manusia purba masih sangat sederhana
mengenai pengaturan hidup manusia – Kemudian tumbuh entah berapa waktunya menjadi “cengkir” ( bhs Jawa) sudah agak besar, sebesar rongga dua telapak
tangan orang dewasa yang ditelangkupkan, dengan ujung jari jemari tangan kanan
kiri dipertemukan, pelajaran agama dari Nabi kuno ini juga masih sederhana, tapi sudah mencakup banyak hal mengenai
kehidupan bermasyarakat dengan sesama ciptaan Allah. Yang berikutnya setelah
entah berapa abad, pelajaran Nabi zaman tengah ini juga masih sederhana, hanya mu’jizatnya sangat demonstrative karena
itulah yang dimengeti oleh umat manusia zaman itu – Baru pada zaman yang
relatip muda pertumbuhan pelajaran Agama itu seperti keadaannya “degan” atau
kelapa muda, yang sudah besar, sudah lengkap dengan kulit ari yang mengkilat,
sabut yang masih lunak dan mengandung air, tempurung yang masih lunak, disitu
lapisan dalamnya ada daging buah yang masih lunak, dan air kelapa muda yang
rasanya sangat nikmat, dan steril lagi, tapi embryo kelapa belum sempurna. Nah
yang di bekalkan pada Nabi terakhir, Nabi Penutup – Rasulullah Muhammad salallahu
allaihi wassalam, diumpamakan sebagai buah kelapa yang sudah tua, lengkap
dengan kulit ari diluar sendiri yang merupakan pelindung dari sinar matahari dan
kekeringan, karena relatip tidak tembus air, mengkilat, dibawahnya sabut kelapa
lapisan serat dan gabus dirangkai dengan rongga rongga udara diantara gabus
yang merupakan lapisan sabut kelapa untuk mengapung diair laut berbulan bulan,
Bagian didalamnya ada tempurung sekeras batu mengelilingi daging buah kelapa
yang berisi bekal makanan buat embryo tumbuhan
kelapa, sudah siap tumbuh dipantai dengan iklim yang cocok. Masih ada
air kelapa yang diperlukan oleh mebryio untuk mendorong akar benih kelapa keluar dari tempurung lewat bakal lubang yang sudah tersedia, menembus tepurung
dan lapisan sabut, yang sudah lapuk kulit arinya, karena tidak berguna lagi, sudah mengisap air hujan dari sabut yang jadi basah, (orang teknik mesin tahu persis kekuatan hidrolis akar yang bisa menghacurkan tempurung ) guna menyerap hara tanah bersama mencari air lebih banyak untuk kehidupan embryo dan pertumbuhannya.
Bila dirunut, pekerjaan embryo kelapa ini sudah sangat
banyak menggunakan cadangan makanan demi kerja berat setahap demi setahap menggunakan persediaan
dalam buah kelapa tua, untuk keluar dari tempurung yang keras, nyaris tidak melapuk
dalam perjalanan yang panjang berbulan bulan, Sang embryo sudah tidak peduli
lagi dengan masa bluluk dan masa cengkir ditimang pohon induk dengan
anging sepoi, indahnya cengkir yang lagi sibuk membesarkan badannya dan nikmatnya air kelapa muda, wong sang embryo sudah diberi makan sendiri oleh
sang induk. Begitu buah jatuh ke pasir dipinggir pantai, karena bulat menggelinding
ke pantai yang miring ke laut, dasapu ombak dan dihanyutkan entah ke pantai
mana, berbulan bulan dengan perlindungan kulit ari, sabut dan tempurung sebagai bekal pelindung sunnatullah bekal dari pohon induk
kelapa. Embryo berusaha sendiri dari resources yang ada, ada kulit ari tapi segera lapuk dan tembus air hujan, Ada sabut
kelapa yang basah mengandung air hujan, ada tempurung, air kalapa, dan
daging buah kelapa layaknya empat malaikat yang diperintahkan Allah untuk
menyertai bayi manusia sampai dipanggil kembali ke hadiratNya,
Mestinya mempelajari falsafah ya mengerti pertumbuhan
ilmu falsafah ya seperti petumbuhan dari bluluk ke kelapa tua yang siap tumbuh
dimana mana pantai yang cocok.
Ilmuwan falsafah zaman pra Junani – zaman masyarakat
Tiongkok dan India, zaman Junani kuno, istilahnya masih bluluk. Falsafah Junani
dan Romawi adalah cengkir, dan zaman Renaissance adalah degan, yang dipelajari oleh Barat, terutama pada
zaman moderen ini, adalah falsafah dari bluluk ke cengkir dan ke degan, dizaman moderen
ini dibuat panjang lebar dan memabokkan, tidak seperti bluluk, cengkir dan degan. Tapi telah ditukangi ilmuwan kapitalis dan kolonialis mereka, sehingga ndak ada gunanya bagi embryo untuk menembus
keluar dari tempurung.
Sedankan sesudah Islam, Falsafah sudah ke tahap buah kelapa tua yang embryonya sudah siap tumbuh.
Menurut Doktor Doktor ilmu pengetehuan ilmu sosial Dr Dawam Raharjo, Dr Kuntowijoyo alm, Dr Adian Husaini dan MH Ainun Najib yang belajar dari ratusan Kiai Pondok yang ternama, dari Islam, otodidak dalam ilmu moderen, siap menggunakan ilmu Ontology dan Epistemology untuk mengislamkan ilmu. Bukan menimang timang ‘bluluk” kelapa, bukan mengelus elus “cengkir” yang adhiluhung, nampak segar dan indah, bukan berhenti menikmati air kelapa yang segar manis.
Menurut Doktor Doktor ilmu pengetehuan ilmu sosial Dr Dawam Raharjo, Dr Kuntowijoyo alm, Dr Adian Husaini dan MH Ainun Najib yang belajar dari ratusan Kiai Pondok yang ternama, dari Islam, otodidak dalam ilmu moderen, siap menggunakan ilmu Ontology dan Epistemology untuk mengislamkan ilmu. Bukan menimang timang ‘bluluk” kelapa, bukan mengelus elus “cengkir” yang adhiluhung, nampak segar dan indah, bukan berhenti menikmati air kelapa yang segar manis.
Seperti
yang sekarang dijajakan oleh kebudayaan Barat, untuk memabokkan beneran, supaya pelajar ilmu falsafah kacau, pelajaran ilmu benda-nya, yang sejatinya adalah sunnatullah kacau, atau malah benci pada
ilmu benda, jadi tetap blo’on. Dengan belajar illmu falsafah cara ini menjadi tidak
mengerti kenapa dia kalah terus, dan Neo libaralis, dan neo kapitalis menang
terus, seperti dunia Islam melawan Israel
Tapi embrio jiwa, tumbuh layaknya kelapa tua komplit, mempelajari embryo kelapa bagaimana
dia bisa menembus batok kelapa dengan perakaran-nya sendiri, mampir sebentar di
sabutnya sendiri untuk mengambil air hujan yang sudah deserap disana, karena sabut sudah jadi spon air hujan sebab kulit arinya sudah melapuk, keluar dari lapisan sabut, mengexplorasi dan mengexploitasi alam, membesarkah
embryo kelapa jadi bibit yang tumbuh
jadi pohon kelapa. Bukan bikin pusing scholar
dengan ilmu falsafah uraiannya orang Barat. Langsung saja belajar falsafah
ilmu benda / atausunnatullah .....Ilmu mnggunakan daging
kelapa tua – supaya pelajaran ilmu SUNNATULLAH di cabang cabang ilmunya jadi
sederhana dan mudah – tidak ada dokter di hukum, karena sulitnya menetapkan
prosede resmi pengobatan, tidak ada jembatan runtuh SESUDAH scaffoldingnya dilepas,
tidak ada ilmu pelayaran dan penerbangan jadi ilmu disiplin buta, untuk serdadu berperang,
tidak ada ilmu agama jadi ilmu menghafal atau ilmu ritual, tidak ada ilmu sejarah manusia yang mengambang
di awang awang, tapi menginjak bhumi, bertumpu pada cara produksi kebutuhan hidupnya.
Islam, menganjurkan secara terang dan jelas untuk mencari
dunia ( harta benda) seperti tidak akan mati, tapi mendanakannya kembali ke masyarakat
seperti besuk sudah akan ditinggalkan untuk selamanya. Begitu pentingnya
mempelajari ilmu dunia menurut islam – materialisme - ilmu mengenai benda, adalah
kelapa tua yang menumbuhkan ilmu kedokteran, ilmu teknik, ilmu matematika, ilmu biologi, pertanian
peternakan perikanan farmasi dan kedokteran hewan, ilmu sejarah, ilmu ekonomi,
semua ilmu ilmu itu menyangkut benda
benda sebagai dasar. Ontology dan Epistemology, Ilmu ilmu tersebut diatas adalah sunnatullah. Berarti
islam bukan anti benda, anti meterialisme (“mungkur ke-donyo-an” – jawa) mematikan
raga kayak ajaran agama lain – islam tidak
mengajarkan untuk ”mungkur kadonyan” tapi menghitung dengan catatan dan membayar
pajak dengan menghitung sendiri/ mal, sodakoh, dan zakat. untuk dikembalikan
kepada masyarakat.
Kaum Gereja di Barat menetapkan meterialisme sama dengan ateisme, karena alasan politis yang juga diamini di kalangan sarjana ulama Islam di Indonesia sekarang, membuat istilah ini jadi allergen bagi beliau beliau. Gereja di abad renaissance mulai sangat risih terhadap ilmu benda yang menyangkut makhluk hidup teori evolusi makhluk, dalam rangka ilmu biologi, karena bertentangan dengan doktrin Gereja. Jangankan sampai kesitu, wong bumi mengelilingi matahari saja, sangat bikin marah Gereja dan disensor keras pada era itu, karena bertentangan dengan kitab suci Injil.
Kaum Gereja di Barat menetapkan meterialisme sama dengan ateisme, karena alasan politis yang juga diamini di kalangan sarjana ulama Islam di Indonesia sekarang, membuat istilah ini jadi allergen bagi beliau beliau. Gereja di abad renaissance mulai sangat risih terhadap ilmu benda yang menyangkut makhluk hidup teori evolusi makhluk, dalam rangka ilmu biologi, karena bertentangan dengan doktrin Gereja. Jangankan sampai kesitu, wong bumi mengelilingi matahari saja, sangat bikin marah Gereja dan disensor keras pada era itu, karena bertentangan dengan kitab suci Injil.
Sedang islam masih terbuka, mengartikan Adam sebagai manusia pertama yang menurunkan kita semua. "Adam" satu kata, nama yang belum menentukan Adam itu manusia kayak kita secara semantik bahasa Arab, seperti kata "Ali" yang kita bisa menentukan dia manusia kayak kita, bahkan gendernya lelaki. Begitulah Kiai Qudratullah dari Banten, anggauta MPR th 1969, Adam masih dalam wadag yang halus dari tanah liat Jannah, atau the garden of Eden nurut orang Ingris, kepadanya Allah meniupkan rokh, Lha turun ke Bumi sudah ada wadag Pithecantropus erectus, yant jutaan tahunbewragsptasi dngan situasi "the survival of the fittist" tapimahluq aborigin inibelum punya rokh hanya jiwa seperti makhluk hidup yang lain. yang lebih kasar, cocok dengan situasi dan kondisi di bumi. Code DNA/kalam Adam merubah code DNA Pitecanthrupus erectus sehingga berubah jadi Homo sapient. Kan code itu bukan benda bukan energi, di alam benda ada, dijannah ada, itu juga bisa dikata kalamullah. jadi bukan bikinan pabrik, bukan dikarang, ditafsir tafsir oleh ilmuwan Biologi. Jadi Islam betul betul kelapa yang sudah tua, tidak pantas mempertentangkan doktrinnya dengan ilmu benda, sangat hati hati dalam menetapkan doktrin, tapi sangat melarang riba, melarang perbudakan sesama ummat. melarang berzina. Kafir terhadap Tuhan yang sama dengan manusia.
Kalok materialism ke-bondo-an / jawa (mengincar incar benda harta/ indonesia), kayak sedagar di Pasar Klewer, materialistisnya/petungnya /perhitungan bakul di pasar pulau jawa. Inilah istilah yang disalah kaprahkan mengenai arti materialisme – ilmu mengenai hal ikhwal benda, yang membuat para santri alergi, termasuk saya, dan para dokter yang menarik fee lewat petugas registrasi diluar ruang periksa, jadi kayak angauta DPR RI penerima suap lewat sopirnya. Pokoknya dia tidak pernah menerima, karena jijik, tapi mengharapkan. Istilahnya Sultan Batugana waktu masih hidup jadi koruptor kakap, "ngeri ngeri sedaaap."
Kalok materialism ke-bondo-an / jawa (mengincar incar benda harta/ indonesia), kayak sedagar di Pasar Klewer, materialistisnya/petungnya /perhitungan bakul di pasar pulau jawa. Inilah istilah yang disalah kaprahkan mengenai arti materialisme – ilmu mengenai hal ikhwal benda, yang membuat para santri alergi, termasuk saya, dan para dokter yang menarik fee lewat petugas registrasi diluar ruang periksa, jadi kayak angauta DPR RI penerima suap lewat sopirnya. Pokoknya dia tidak pernah menerima, karena jijik, tapi mengharapkan. Istilahnya Sultan Batugana waktu masih hidup jadi koruptor kakap, "ngeri ngeri sedaaap."
Sedang beliau waktu dikubur di Tonjong Bogor diobrak
abrik oleh angin prahara setempat sekitar liang lahatnya dan tenda kursi,
kerandanya berantakan, padahal tidak ada heli super berat mendarat disana. bisa dilihat pada tayangan you tube
Islam menganjurkan balajar ilmu. bahkan untuk belajar sampai
ke negeri Cina sekalipun, maksudnya bukan belajar ilmu ukhrowi, tapi ilmu
benda. Wajar saja, sebab agama Rasulullah penutup, mengatur benda dunia untuk
kemaslahatan ummat, bukan mencari kekuatan adhikodrati, seperti Dimas Kanjeng
Taat Pribadi, menggandakan uang
menguasai dunia, Iblis sendiri sudah mengerjakannya dengan sangat berhasil dengan uang kertas yang menguasai dunia US dollar, kerja dsama dengan aka manusia laknat, selalu diinflasikan, tapi pengangguran dccnderung menyusut, umum kuat belanja, hanya di Amerika Serikat. Dialan tempat uanf mereka laksana emas.
Sudah ditegaskan dalam Islam ilmu adhikodrati atau Ilmu laduni itu karunia Allah tidak bisa diminta tidak bisa dipelajari, bisa dicabut sewaktu waktu. Tapi Islam menunjukkan jalan pulang yang benar seperti yang dikehendai Allah. Bukan jalan orang yang sesat dan jalan orang yang dimurkai Allah. Akhlak yang benar bukan akhlak orang yang ketakutan hidup miskin, kaya terus sampai mati sampai anak cucunya – lantas KKN dan dagang ihtikar, kan cuma jadi tanah, meskipun dikubur kota Singapore sana ? *)
Sudah ditegaskan dalam Islam ilmu adhikodrati atau Ilmu laduni itu karunia Allah tidak bisa diminta tidak bisa dipelajari, bisa dicabut sewaktu waktu. Tapi Islam menunjukkan jalan pulang yang benar seperti yang dikehendai Allah. Bukan jalan orang yang sesat dan jalan orang yang dimurkai Allah. Akhlak yang benar bukan akhlak orang yang ketakutan hidup miskin, kaya terus sampai mati sampai anak cucunya – lantas KKN dan dagang ihtikar, kan cuma jadi tanah, meskipun dikubur kota Singapore sana ? *)
0 comments:
Posting Komentar