Sayang Sama Cucu

Sayang Sama Cucu
Saya sama Cucu-cucu: Ian dan Kaila

Kamis, 02 April 2015

KEMELUT DALAM PARTAI GOLKAR SUDAH MENURUT ALUR SEJARAH PEMBENTUKANNYA SEBAGAI GOLKAR SAJA MENURUT POLA ORDE BARU

 KEMELUT DALAM PARTAI GOLKAR, SUDAH MENURUT ALUR SEJARAH PEMBENTUKANNYA SEBAGAI GOLKAR SAJA  MENURUT POLA ORDE BARU
Lahirnya GOLKAR tidak bisa dipisahkan dengan lahirnya Rahwana Orde Beru. Pola utama adalah integritas seluruh rakyat dengan kekuasaan absolute . Di pulau Jawa dengan terror dan atrocities th 1965 berdalih pemberantasan PKI seakar akarnya, diluar Jawa dengan melindungi  bangsawan pecundang keturunan  yang menanda trangai "traktaat panjang", ( dokumen panaklukan para Raja kepada pemerintahan Kolonial Belanda) di bekas Perkebunan Kolonial, para bekas mandor dan preman Perkebunan  oleh kroni Presiden Suharto, Pokoknys dengan cara apapun rakyat harus tidak “terkotak kotak “ mangan,meneng, manut ”(makan, diam,  taat).  Yang sekasur, sedapur, sesumur dengan PNS harus nyoblos Golkar,  bila tidak akan selalu katahuan, akan  di non jobkan, tidak ada siraman rezeki lagi.  Atasan dan Aparat Keamanan Negara adalah  pemegang kekuasaan tuntas, Pada kenyataannya tidak ada kotak pengaduan 5000. Itu hanya jargon titik. Lha GOLKAR bertahta ada diatas sistim itu, hanya  teknik penyelenggaraannja  diluar pulau Jawa dan di Jawa Bali lain.
 Nampaknya perbedaan itu sekarang jadi jurang menganga  lebar,  antara Aburizal Bakri  dari titisan GOLKAR menjadi Pertai Golkar diluar Jawa  yang pernah dimanja dengan “suara mahal” di  kotak suara pemilu Legislatip DPR,  dengan Agung Laksono titisan GOLKAR  jadi Partai Golkar di Jawa dan Bali, yang harus berkutat berkompetisi menjaring  “suara murah” dengan partai lain di kotak pemilu legislatip DPR.  Di luar Jawa dimanja dengan  oligarchy  di pulau Jawa dimanja dengan kemutlakan penilepan anggaran  dibirokrasi ,  Akibatnya  mereka terbentuk  dengan pola Kepemimpinan yang lain:  Bekas bekas cirinya diluar Jawa, dipimpin oleh puak Feodal yang menduduki tahta  Oligarchy dipangkuan Keluarga Suharto, sedang di Jawa dan Bali sama sama berpola Feodal tapi menduduki tahta Birokrasi   yang fanatic  artificial karena bersaing cari muka) dibawah Pimpinan kroni Jendral Surarto.  Baca artirkel di google dengan kata kuci INDONEsIA L ] BOND Bulog........
Perbedaan antara Feodal puak Olygachy dan fedodal  Biroktrasi  ini  jadi nyata dalam pola tingkah laku para pentolan kader ladernya. Ya pasti bentrok  hebat  yang satu menggunakan kekuatan uang dan ikatan puak, puak oligarchy dari satu sisi,   diseberang satunya yang lain menggunakan siasat birokrasi  tengik dalam  ikatan semangat korps ( esprit du corps).
Bagusnya masing masing pihak sudah  berbalik arah jadi rakyat yang “taat hukum”  membelakangi kebiasaan  waktu era Orde Baru –Premanisme halus atau kasar, meskipun masih nampak nyata bekas bekasnya yang tidak bakal hilang seperti tanda lahirnya, ya nasib, kenapa nama itu tetep dipakai dengan segala konsekuensinya  he ?*)

0 comments:

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More