Sayang Sama Cucu

Sayang Sama Cucu
Saya sama Cucu-cucu: Ian dan Kaila

Rabu, 01 April 2015

WAWANCARA YANG MEMABOKKAN DENGAN BAPAK IMAM ROCHADI, KOORDINATOR ORGANISASI PROGRAME KAWIN SUNTIK (AI) SAPI PEDAGING JAWA TIMUR

WAWANCARA YANG  MEMABOKKAN DENGAN BAPAK IMAM  ROCHADI KOORDINATOR  ORGANISASI  PROGRAM KAWIN  SUNTIK  (AI) SAPI PEDAGING SELURUH  JAWA TIMUR.
DINAS PETERNAKAN P ROPINSI JAWA TIMUR,  Rabu tg 1/4/2025
Meskipun saya sudah lebih dari 25 tahun berkecimpung dengan hal Pertanian, Perkebunan dan Perikanan di Jawa Timur, sekarang sudah 77 tahun,  saya tidak pernah sekalipun berurusan dengan hal ikhwal Petenakan baik Ruminansia, unggas maupun babi, piara kalincipun tidak pernah, meskipun dalan kurikulum sekolah saya discipline ilmu ini diajarkan ( Universitas Persahabatan Bangsa Bangsa- Friendship University named after Patrice Lumumba –Moscow 1959 -1965)
Di Propinsi Propinsi  Timur  Indonesia ini  saya menjadi Agronomist dari perusahaan Pestisida,  Semula Hoechst, Kemudian Shell 1970 - 1995 berurusan dengan Program intensifikasi Tanaman Pangan BIMAS  Padi  polowijo dan kapas. Juga pengendalian hama dan penyakit tanaman Perkebunan dan pengendalian hama Trisipan dan ikan liar di tambak-tambak.Semula, saya memperkenalkan diri sebagai reporter PPWI sesudah ditanya Satpam di gerbang masuk,   ditanya ada urusan apa saya tunjukkan kartu pers saya PPWI untuk pertama kali, saya memberi keterangan akan bertemu dengan bagian Penyuluhan, ternyata bagian Sub dinas Penyuluhan tidak ada, langsung saya utarakan saya perlu informasi mengenai pelaksaan kawin suntik  di Jawa Timur. Baru ditunjukkan kantornya yaitu  Kantor Koordinator Artificial Inseminisation, secara acak saja saya duduk didepan bapak Imam Rochadi, malah saya lupa tanya  title spesialisasinya apa,  dokter hewan atasu sarjana Peternakan , maklum, langsung saja saya nerocos bahwa kawan saya dari Bone, Sulawesi Selatan ingin mendapatkan gambaran mengenai kawin suntik di Jawa Timur ini bagaimana ?
Sebagai Coordinator  bapak Imam Rochadi dengan tegas menyatakan bahwa disluruh Kabupaten di Jawa Timur sudah digalakkan kawin suntik sapi pedaging, dengan semen ( bibit pejantan) dari pejantan berbagai varietas unggul yang dipiara di Singosari (Jawa Timur) dan Lembang ( jawa Barat), dikirim ke dapo depo di seluruh Kecamatan dengan didinginkan dengan N2 ( Ntrogen cair)  dalam bejana khusus tengan temperature  minus 5 derajag Celcius  hingga 0 derjad Celcius sampai ke depo depo dikemas dalam straw per dosis kawin suntik berisi 25 juta cell sperma/ dosis  dalam keadaan prima  dibagi  didinginkan dan dikirim  Pemesan di desa desa dengan betina yang sedang birahi ( telurnya masak) Hanya perlu membayar beaya  35 saqmpai 75 ribu rupiah ) pesan di depo depo kawin suntik, kelihatannya sudah rutine saja. Mengenai bagaimana mengorganisasi, tranportansi semen ( spermotozoa) ini hingga hidup dan dapat membuahi telur betina di desa desa terpencil tentu saja bukan upaya yang mudah dan sekali jadi, perlu praktek bertahun tahun dengan segala perbaikan perbaikan terus menerus.  Sedangkan varietas pejantan yang disediakan adalah  varietas Limosine, Simmental, Indus, Brangus, Brahman ( Onggole),  Madura dan Bali –( tidak diedarkan di Jawa timur). Semua pejantan  ini  dari jenis yang berat badannya hingga 1200 kg hanya varietas Bali  800 Kg
Sebagai Koordinator beliau i menjelaskan, untuk menghindari inbreeding  kelak, diadakan rotasi pejantan setiap lima tahun untuk setiap varietas pejantan dengan wilayah  yang sudah ter-regisdtrasi  dengan no code  masing masing garis  keturunannya.
Perlu dicatat bahwa Jawa Timur mengusahakan pemurnian kembali verietas sapi Madura ( istilahnya  “sapi putih” – sapi tarik dan pedading yang sudah lama berjasa menyediakan daging yang bagus bertahun tahun kepada penduduk Jaws Timur, dan sudah diseleksi berkontuitas ratusan tahun dengan kesayangan orang Madura kerhadap kerapan sapinya. Sudah terbayang dipelupuk mata nsya Allah, saya masih dapat mengalami menyaksikan populasi besar yang solid terintegrasi dari sapi varietas ini berkat tachnology yang pasti akan kita kuasai gmo clonal yang bisa sangat mempercepat tercapainya tjujuan ini.
Sampai disini saya dapat gambaran bahwa wilayah Jawa Timur, kawin suntik sudah dikerjakan  sebagai rutinitas, sudah rapi  sangat terorganisasi, sehingga detailnya  sudah menjadi kebiasaan dan lupa untuk menghargai susah payah dan jangka waktu yang diperlukan untuk mencapai itu semua. Meskipun untuk keperluan  Propisi lain sangat tepat menimba pengalaman  justru  dalan detail pelaksaannya. Saya hanya bisa menganjurkan magang saja di Wonocolo dengan Beaya APBD masing masing, atau beaya pribadi.
Wawancara ini bagi saya memabokkan, karena saya tidak menyusun daftar pertanyaan sebelumnya, tapi wawancara  disela dengan  pembicaraan  pengenai impor pangan, mengenai  pernggunaan pupuk kandang diolah khusus untuk kemperbaiki structure tanah hanya dalam waktu yang singkat ( semusim dua musim) dengan menggunaka hanya 15 ton “ramuan” ini.   Nilai  ekonomi hijauan dari Rp 10 ribu per ekor perhari hingga 25 ribu per ekor per hari sampai di kandang, alangkah berat beaya yang dipikul peternak sapi  pedaging  di Jawa Timur ini, bila petani di Jawa Tmur tidak kreatip menggunakan limbah industry  pengolahan hasil pertanian, limbah pasar, limbah panen secara kreatip dan efektip,  sehingga kangkungpun di daerah Jombang dan Benjeng /Balongpanggang digunakan sebagai silage ( dalam tong plastic), jangan keliru kangkaung ini ditanam untuk benihnya !  Petani Kabupaten lain menjimpan jerami dengan hati hati untuk nenghadapi musim kering,  nyaris ndak ada jerami yang dibakar setelah padi dipanen, apalagi pucuk batang tebu yang dipanen *)  
Saya pamit sebelum mabok  beneran..Info yang belum saya masukkan di tulisan ini adalah info dari situs www disnak jatimprov.co.id. sebab tidak termasuk dalam wawancara, melsinksn hsrus ditlusur sendiri, bila tulisan ini ternata menarik. 

0 comments:

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More