Sayang Sama Cucu

Sayang Sama Cucu
Saya sama Cucu-cucu: Ian dan Kaila

Sabtu, 05 September 2015

DPR RI - KUNJUNGAN KERJA KE AMRIK

SETYA NOVIANTO  MENJAJAKAN DIRI  KE DONALD TRUMP.
Judul tulisan ini kok konotasinya jelek sekali, tidak cocok bagi Ketua DPR RI yang lagi berkunjung ke negeri Adhi Daya Amerika Serikat. Saya sudah putar otak untuk memberi judul lebih elegant masih ndak ketemu maaf.
Saya menjesal sedang di Italia saja yang pernah mempunyai seorang anggauta parlemen yang jelas terang terangan dia seorang WTS kelas menengah, tidak pernah mendapat judul  artikel yang demikian.
Bagaimana tidak, mulai dari program belanja  trilyunan rupiah dengan 7(tujuh)  jenis proyek  untuk complex DPR mempercantik diri  ( dengan  kelengkapan kenikmaannya tentu saja- sudah di blog ini dengan judul DPR RI )  . Kok hari ini hari Sabtu tg 5/9/2015 di Metro TV acara  “Bincang Pagi”, jm 6 pagi,  sudah membahas  dan member julukan  diatas, jadi ya saya setuju memang demikian.
Sudah menjadi  dasar dari tulisan saya, bila membahas mengenai sifat watak manusia selalu membagi sifat itu menjadi dua yang tak terpisahkan jaitu sifat makhuk yang me-nomer satukan dirinya/individualism dan sifat makhluk yang berkelompok, makhluk bermasyarakat, merupakan rwa binedha, sebagai “im” dan “yang”, positip dan negatip.
Tepatnya saya sadari kemudian, sifat idivdualis sudah ada dari lahir, sedang sifat mementingkan kepentingan masyarakat belum ada dari lahir, harus  ditanamkan dalam pemdidikan dari sejak dini sekali.
Saya segarkan ingatan saya, kaum buruh pabrik rokok Sampurna saja, diajak ke  Amerika ikut merayakan  Festival  di Pasadena sambil berbaris msrching band akhirnya sadar minta upah atas kerjanya ( bagi mereka bukan melancongnya tapi seluruhnya kerja, dari latihan dan meninggalkan keluarga sampai ke Pasadena).  Ditolak oleh bossnya sambil di umpat umpat kok tidak berterima kasih wong diajak melancong kok malah minta upah.
 Ini beda jalan pikiran boss dan jalan pikiran buruh. Boss memandang baris marching band di Pasadena dan latihannya berbulan bulan itu suatu “fun” ynag menyenangkan,  sedang buruh menganggap itu bekerja keras mewakili Negara dan Bangsa  memakai “tenue” yang indah indah jadi ya tegang dan berusaha sebaik baiknya, sampai lupa senyum lho, makanan sangat bagus tapi berat badan meraka susut banyak.
Hla yang jadi topic artikel ini, itu yang namanya rombongan ketua DPR RI dipimpin oleh ketuanya, kesana kan bekerja,  sebagai ketua DPR RI mwakili Negara dan Bangsa di agendakan kunjungan kenegaraan secara teliti dan tepat guna oleh Depatemen Luar Negeri Republi Indonesia,  entah kalau orang sana sudah mengerti,  orang kedutaan Indoneis jadi repot, jadi dipertemukan dengan golongan atau tokoh yang serius akan membantu Indonesia, selalu ditolak jadi itinerary-nya kacau,  jadi malah  mencari obyekan  kunjungan sampingan yang masih budgeter tapi dapat ceperan, membantu kampaye calon Presiden Donald Trump.
Ya bener komentar seorang pembicara di Metro TV itu, kalok Cuma pengin tahu kampanye Presiden di Amrik itu gimana ya,  dari TV,  dari samping jalan secara kenegaraan kan bisa, malah segara incognito ya pantas, kok asal cari alasan, ini bicara sama siapa ? Rakyat sudah pintar lo, cuma sangat kau bikin mlarat hai telor busuk dari Orde Baru !
Saya menganggap ini “ciri wanci ginawa mati” ( ciri dari lahir yang dibawa mati, tidak bisa hilang) , nggak bisa dirubah, sudah watak dari didikan Orde Baru yang mengandalkan kekuatan fisik militer selama 35 tahun, bukan mengikuti watak ksatria tapi watak “bakul” ( google  dari blog ide subagyo judul Bakul bahasa Jawa), dimana mana cari ceperan untuk keuntungan pribagi. Watak egois sisi yang paling jelek diperagakan oleh manusia super kaya dengan hartanya yang 73 miliard itu ( google – profil Setya Novianto), yang di peragakan oleh RJ Lino sama sama telor busuk dari Orde Baru, masih lebih baik , singgasananya digeledah dia marah marah  sangat emosi dihadapan Rakyat, watak bhuta  Cakilnya keluar, ternyata mencuci uang dengan pembelian “out of spec” puluhan mobile cranes”  Tapi si Ketua dari apa yang dinamakan DPR RI dari Partai Golkar ini sungguh sungguh memalukan. Yang tidak malu ya kayak anggaauta Parlemen Italia itu.
Semoga peragaan watak yang ditelorkan oleh pendidikan watak Orde Baru  bisa hilang dengan segera karena rakyat jadi mengerti dan bisa menyadari kesalahannya  kok memberi kesempatan pada  Partai  yang mewakili golongan  durhaka ini. *)


0 comments:

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More