UNGSI EKSEKUTIP DALAM NEGARA
Sebenarnya saya tidak akan masuk dalam ranah hukum Tatanegara. Tapi hanya menekankan kepada praktek yang saya alami di Negeri saya ini, dimasa lalu, untuk diingat kembali..
Indonesia, pada periode yang sangat awal kekuasaan Orde Baru. Letnan jendral Marinir ( dulu KKO) Ali Sadikin diangkat oleh Prsiden Sukarno tamggal 28 April1966, jadi Gebernur Jakarta Raya.
Kekuasaan sibuk sibukya memberantas Komunis secindil abangnya, mendadak saja Pak Ali Sadikin jadi Gubernur Jakarta Raya. Masih tidak ada uang buat sedikit memoles Jakarta Raya sebagai Ibu Kota Republik Indonesia. Apa Akal ?
Bang Ali, begitu orang Jakarta memberi julukan, mengadakan kebijakan yang kontroversial:
-mengembangkan hiburan malam.
- mengizinkan perejudian sambil menarik pajak.
=membuka zona lampu mrah komplek Kramat Tunggak
Jakarta Raya bisa bernafas dibulan bulan sulit, sampai Prsiden Sukarno dilengserkan Jendral Suharto.
Sebagai side effect kontaknys dengan kaum penjudi kakap sebagai Bandar judi, bang Ali memberi konsesi pembelian lahan luas kebun rambutan milik penduduk Jakarta asli, sektiar Kuningan, Setia Budhi International, yang sepuluh tahun kemudian , menjadi tambang emas pengusaha Properties, bagi pemiliknya Yan Darmadi. Kini masih menjadi anggauta WATIMPRES Prsiseden Jokowi sakaligus jadi angauta dewan komisaris Partai Nasdem. Gubernur Ali Sadikin butuh uang.
Saya kuwatir bahwa dalil “upaya – uang - pelaksanaan” dianggap satu satnya factor utama pembangunan multi facet dinegeri ini masih akan menghantui Pemerintahan Presiden Jokowi. Semoga beliau tidak lupa bahwa Negeri ini pada dasarnya dibangun hanya dengan tekad. TEKAD RAKYAT YANG TIDAK BISA PUNYA APA APA SELAIN BERUPAYA SENDIRI. Lain, warga Nederlends Indie lainnya masih bisa loncat sana loncar sini, bahkan namanya saja bisa ganta ganti., nurut siapa yag berkuasa.
Lah kita bangsa lahir dan mati ditanah ini, mau lari kemana ?
Meskipun Wakil Presiden Jusuf Kalla sambil tersenyum lebar,lega, menyatakan bahwa Pemerintanhya akan membuka kran impot beras, berhubung bahwa stock beras ( yang masih dikuasai para sudrun di BULOG- akhli memcuci uang) akan tidak cukup berhubung dengan musim kering yang extrim. Kita masih bisa mengandalkan Pak Rizal Ramli untuk memangkas habis "Singapore connection" dengan BL dan L/C yang abal abal. dan pelabuhan tujuan abal abal juga, -berasnya sudah disini komplit dengan kemasan yang penulisan dokumen importnya ya abal abal, ini malah mbahnya begal ( istilah Pak Rizal Ramli) komoditas pertanian kita yang fluktuatif waktu produksinya , sebagai lazimnya product pertanian. Maka itu apa salahnya "berupaya - trus pelaksanaan" ijon dulu.(Tanam dijual masih belum panen)
Gunakan factor perdagangan barter dengan tepung aci, batatas, dan kelapa sawit, WALAU MASIH NUNGGU PANEN. Apa The mighty US Seventh fleet mau mencegat ?
Jangan percaya dengan uang segudang, Sebab yang anda serahi import aebenarnya malah merugikan petani, barang datang waktu menjelang panen raya, mereka yang ambil keuntungan, yang sangat fantatis, seperti menjual pulau pulau kita.- Bayangkan wong pulau Christmas yang mencil saja laku untuk sarang perjudian International, apalagi pulau pulau perbatasan kita ?*)
0 comments:
Posting Komentar