Sayang Sama Cucu

Sayang Sama Cucu
Saya sama Cucu-cucu: Ian dan Kaila

Selasa, 08 September 2015

TRAGIS, KUCURAN DANA HIBAH PEMBANGUNAN DESA DESA TDAK TERSERAP

TRAGIS,  DESA DESA HARUS  DITiNGKATKAN  KONDISINYA  DISEGALA BIDANG – BEAYA TIDAK TERSERAP –
Kayaknya kok  uluran tangan ini dari  atas,  artinya dari sistim Management Pemerintahan Pusat  saking sudah kepinginnya desa desanya maju, sudah ada uluran tangan yang bergairah menggebu gebu,, kok dari Desa Desa malah reaksinya  tidak memadai, tanpa  semangat, kayak orang tarkejut malah diam, Lumpuh.
Saya ikutan nulis  perkara Desa kita ini, sejujurnya ya terpaksa, karena blog ini lima tahun yang lalu saya mulai menulis,  justru untuk melanjutkan kerja saya,  tanpa rasa ketakutan pada Muspika, Muspida, dan  Policy Pemerintah Orde Baru,  Rupanya Orde Reformasi melongsorkan segala uneg uneg saya yang sudah lama terpendam selama saya bekerja jadi penyuluh di pedesaan, di Jawa Tengah ke Timur, Bali Lombak, NTB, NTT Sulawwei Maluku Utara dsb, pokoknya mengikuti distribusi sarana pertanian milik Bimas Pemerintah, dimana produk  pestisida  Perusahaan yang membayar saya diikutkan.
Meyebarkan  perbaikan  kondisi   Desa. Meskipun hanya sebagain kecil saja yang menjadikan saya dibayar, sebagai Agronomist  Perusahaan Produsen Pestisida yan swasta Asing dan Sole Agentnya di Indonesia adalah Mas Kowara/mbak Tutut.   Yaitu memberi kesadaran kepada msyarakat tani untuk memperlakukan Pestisida sebagai racun kehidupan,  yang harus dengan  bijaksana  dan pngetahuan  yang diperlukan agar bisa membantu para petani melindung tanamannya dari serangan hama penyakit dan tumbuhan pengganggu.  Tapi sebisa mungkin mengurangi  efek sampingnya terhadap diri dan lingkungannya. Itu saja.
Beaya perjalanan dan penginapan termasuk jeep yang harus dikendarai kemana mana, ( minimal 3000 km/ bulan), ketempat yang menerima  pembagian/distribusi dari BIMAS Pemerintah, dan  penjualan petisida di toko toko sarana pertanian, saya harus menjelaskan pemakaian Pestisida dengan bijaksana, dengan pengetahuan kepada  semua pihak yang bersangkutan. Sebab barang ini sudah dibayar pemerintah Indonesia, jadi kami mengharapkan tahun tanam kedepan  pesanan bertambah, karena aman dan meningkatkan hasil wilayah yang dapat disrtibusi merek dan senyawa tertentu dari Produsen tertentu.
Pada dasarnya  selama saya berinteraksi dengan masyarakat tani, kami membicarakan semua persoalan,  meliputi semua aspek keidupan masyarakat  tani, sambil  berkelakar santai tapi serius.
Lain dengan sejawat saya dari Produsen Perstisida, saya masih membekali diri dengan  cara prpikir dan menganalisa semua keadaan dengan hukum  pokonya, yaitu seputar bagaimana seseoang mendapatkan sarana kehidupannya. Didalam masyarakat pertanian ternyata persoalan tanah. Anda pecaya atau tidak, Kepala Desa/ Lurah/ Petinggi/Talibun/Kelian banjar/ Paitua, adalah satu satunya Personil yang diakui Negara guna memberi kesaksian mengenai batas kepemilikan tanah seseorang warga desa.. Tokoh ini adalah penguasa Desa, dibekali dengan buku besar Petok leter D,  yang diberikan kepada Luah penggantinya- secara estafet. Dia dengan kerabatnya adalah peguasa dalam arti seluas luasnya. Jadi upaya apapun yang menyangkut Desa harus juga mempunyai dampak extra menguntungkan kepada mereka.
Banyak desa yang ada di negeri kita ini  sudah mengalami perubahan dari  Kepala Desa yang jadi milik penghuni Desa, menjadi Kepala Desa milik sebagian penghuni Desa, yaitu kroninya.  Kita sudah harus memberdayakan  Perwakilan Desa dan demokrasi  di tingkat Kelurahan  sebagai penjeimbang kekuasaan Lurah. . Yang selanjutnya para Lulusan Jatinangor yang harus menumbuh kembangkan  kebebasan individu dalam hukum Negara bagi seluruh penduduk desa,  sebagai ganti prilaku Camat yang selalu memakai Lurah sebagai  tangannya dengan memberi konsesi konsesi  yang malah  menegakkan kemutlakan kekuasaan para Lurah terhadap  kesaksian hak milik tanah, yang melambangkan merah hijaunya desa. Mereka jadi takut harus bertanggung jawab menerima hukuman,  bila penggunaan dana hibah ini tidak bisa dicegah ketahuan umum menjurus kesana, (bancaan) dan yang dihukun dia sendiri.
Selesaikan sampai tuntas pemutihan  dan setifikasi hak milik tanah di desa desa tanpa bau bau beaya siluman dari Badan Pertanan Nasional, dan dari mana saja.  Dengan demikian  kekuatan lurah yang tidak tertandingi  bisa di netralkan di desa desa. Sekarang ada drone, ada micro pemancar sonar atau radar yang bisa mnembus kerimbunan tanaman, dipasang ditiap sudut batas tanah, ada sensor yang sinchronized dengan sensor pemancar micro itu dipasang di drone, bikin foto udara dari ketinggian rendah taruh  micro pemancar tersebut disetiap sudut, jadilah peta desa, murah meriah dan tepat, bikin setifikat berdasarkan itu, jauh lebih cepat dan gampang dari pada memakai pemetaan convensional dengan teodolit dan trianggulasi geodesi, selesai dalam beberapa jam  dengan hamparan yag luas, pokoknya mau pasti bisa. kan banyak lembaga peneletian electronika disetiap Perguruan tinggi, suruh mereka putar otak, kan hanya adaptasi komponen  yang ada, minta tolong Pak Dalhan Iskan, malah mangkrak..Kelompok sudrun ini bisa ngiler, bisa sangat bersyukur kepad Allah bila kelompok mereka deserahi crash programme mengenai setifikasi ini, berapa beaya mark up yang bisa dia bikin, sungguh sorga dunia akhirat, untuk progame sertifikasi 9 juta Ha lahan petani ( Editorial Metro TV 10/11/2015) menimbang  kepemilikan petani rata rata hnya 0,10 ha  sawah dan 0.25 ha tegal.
Ndak ada alasan apa apa untuk molor berlama lama guna menarik dana siluman, memberi kekuasaan Lurah untuk menukangi buku petok D.
Yang juga tidak boleh dilupakan adalah kondisi Kekuasaan  yang masih mencengkeram desa desa, akan tetapi punya kepentingan sendiri seperti Babinsa ( Bintara Bina Desa ) dan Koramilnya -

Saya perkirakan, sesudah yang ini beres, untuk kebaikan bersama seluruh desa.  Desa desa bisa dikucuri dana yang penggunaannya sesuai dengan kebutuhan orang banyak, bukan untuk kepentingan pembonceng pembonceng, atau kroninya Lurah dan yang lain, yang sulitnya mereka ini semua membawa bendera Partai  yang sangat rakus dana kampanye dan memperkaya diri dengan bagi hasil  boncengan ini.  Alih alih meneguhkan ideoloi Partai – ya mestinys tidak segitu banyaknya*)

0 comments:

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More