SI SUPER KAYA DAN SI SUPER KUASA – MALAH JAUH DARI KEBERPIHAKAN KEPADA KEPENTINGAN UMUM, TANDAI !!
Nyonya Besar Nina Nurlina Pramono, sedah bekerja di Pertamina 30 tahun, teakhir menjabat sebagai Derektur Pertamina Foundation, masih melamar jadi Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi. Apa yang ada di benaknya ?
Ada beberapa lemungkinan maka dia medaftar untuk diuji kacakapannya dan kepatutannya sebagai ketua KPK.
1. Dia merasa sudah sangat piawawai menangkap segala macam koruptor, khusunya yang kelas kakap, kerena dalam pekerjaannya saban menit selama 30 tahun Si Nyony Besar ini sudah diantara para kakap koruptor di Pertamina seperti dr. Ibnu Sutowo, Jenral Thahir, dan sangat banyak yang lain, di Negara Diktator Militer Orde Baru. Dengan motto Pembangunan Yes. Politik No. dengan Menteri Penerangan yang Ha-ri hari Mo-mong Ko-perasi. Dan tetap survive sampai sekarang jadi Birektur Pertamina Poundation.
2. Dia akan menggunakan hartanya yang buaanayk untuk membuat Ibu Ibu Pansel ketua KPK terkesima, dan tidak bakal mengira si Nyonya Besar ini Koruptor Besar. Meskipun dia tahu sejawatnya yang Koruptor kayak Rubyandini berkali lipat lebih canggih, bisa nenggabungkan dalam komplotannya aeluruh anggauta Komisi DPR RI. Nyonya Nina ini meskipun cuma memalsukan nama Sukarelawan dan lokasi lahan kritis, tapi keanggunannya dan pergaulannya dengan orang orang gede menjamin dimanapun saja dia nanam 100 juta puhon fiktifpun jadi, laporan dari lembaga Ilmu Lingkungan Hidup Negeri maupun Swadaya dengan para tokohnya yang sudah mengorbit secara Nasional, maupun actress yang menjelang tidak laku karena setengah baya sangat gampang didapat dan murah. Yang lain fiktif pun bisa. Nyonya Besar ini sangat mengerti dia punya sekutu yang sangat potensial untuk mengembalikan kejayaan Diktator Militer yang bukan dari militer dia rasakan adanya Yaksa piningit ini, inkarnasasi anak Rahwana ini sedang menunggu dia. Dia akan bukakan seluruh harta kekayaan Golkar kepadanya, setelah muhibanya untuk mendapat restu dari Presiden yang baru dari Amerika serikat, entitas ini tidak kuat menunggu ikut membatu kampanye di sana, juga demi meneguhkan posisinya sendiri seperti yang di dambakan oleh seluruh kroni Rahwana almarhum. E atas kehendak Allah mereka berdua melakukan tindakan yang biasanya sendiri sendiri, malah ketahuan rakyat. Ternyata tindakan ini sangat sembrono sangat melecehkan kecerdasan rakyat. Saya yakin sesudah terbuka kedoknya ini, dukungan rakyat yang tetipu akan buyar, dukungan senjata akan seperti lipan yang tanpa kepala, dukungan orgsnisi religi sudah lama mrnjadi kerdil akibat tingkah polah pimpinannya sendiri. habis. Sium brastang rinadirang kadhi rikana lilang duratmaka.- Kejahatan akan terberanatas habis seperti keadaan sebelum ada para durjana penipu rakyat ini.. .
3. Nyonya Besar Nina Nurlina Pratomo, dia mabuk ringan narkoba. Pengguna narkoba khusus untuk pesukan SEAL Amerika Serikat, yang menimbulkan effect bangga diri dan berani tanpa ragu ragu. Dia bisa mendapat jenis narkoba itu karena gaji suaminya saja sudah 200 juta rupiah per bulan, dan dia menguasai duit Pertamina Foundation yang jumlahnya tidak seorangun tahu, tapi untuk menanam pohon 100 juta batang saja dia mengeluarkan dana (fiktif yang 80 %) 250 mulliard rupiah, tanpa endorsement dari siapapun Menteri. Lebih hebat dari seorang mahkota bunga Orde Baru RJ Lino. Pembelian mobile cranes yang mencuci uang Lapindo II. cuma 40 milliatd rupiah, pembelian obralan di Pasar Loak Singapore trus di mark up, ketahuan lantas ngamuk kayak orang mabok. Nah itulah the top flowers of the New Order of Dictator Suharto *)
0 comments:
Posting Komentar