BAHAN DISADUR DARI BERITA KANTOR BERITA POLITIK RMOL.CO. 01 maret 2018
Di www.rmol.co/read/2016/03/01/237755/kisah-kuntoro-wisnusubroto-dipecat-rizal -ramli-
Pak Kuntoro Wisnusubroto ini ya bangsanya Pak Dahlan Iskan, sama sama ex Drektur PLN, juga sahabat Pak Wapres Jusuf Kalla. Yang ini cuek terhadap harga listrik yang tetep tinggi/ kwh nya waktu jadi Direktur PLN dan dipecat oleh pak Rizal Ramli, karena mentolerir pembelian batubara yang tinggi, konon disupply dari konconya di IPB, mungkin sesama Organisasi Extra universiter.
Lha pak Wisnu yang ini konon akan dapat beaya sebagai konsultan di ladang Masela dari mendirikan anjungan gas di lepas pantai. Nurut R Mol.com. konon satu juta US Dollar. Pak Wisnu ini konco sama sama di ITB Bandung dengan pak Menteri ESDM Sudirman Said yang terkenal itu.
Pak Sudirman Said memang sejak dulu pakar perminyakan dan gas, makanya selalu ada disekitar sana sejak Orde Baru, malah jadi kepercayaan Ari Sumarno pentolan Petral dari sisi profesonal.
Inilah dongeng, harimau nenyanggong si kancil, burung nazar membujuk dengan umpan jantan babi hutan yang terluka (SATU JUTA DOLLAR),
Sebagai pakar, Sudirman Said ada di Petral sudah lama, sebagai staff ahli dari Ari Sumarno, yang sahabat kental sosok senior dari sesama Golkar yang ndak dapat bagian saham dan ndak dapat kursi apa apa dari Partai Golkar kecuali bintang jasa senioritas yang sudah habis gunanya ? Mungkin mengincar Capres independent 2019 ?
Apakah si harimau menunggu celeng jantan luka, dijalan ada kancil bau, dia segera menerkam kancil yang bau untuk mencitrakan diri sebagai pahlawan pangungkap fitnah “papa minta saham” ?.
Sebenarnya memburu celeng luka “marine/offshore exploitation” di Masela kan lebih gemuk sambil mendapat dukungan dari sahabat senior pak Ari Sumarno, kan para pemain catur menganggap ini pertukaran bidak dengan gajah untuk Pak Menteri. Pantas saja dia si brlagak suci, diomelin MENTERI YANG PEKA. Bila tidak, dari mana kita rakyat yang menderita harga sembako BBM/BBG/listrik setinggi itu, jadi tahu ? Tahu enggak ? gara gara ini resufle kabinet Jokowi ke II pak Rixal ramli dicopot. Dirgahayu Tolangi !
Persoalannya off shore drilling lebih murah, sedang land exploitation drilling lebih mahal karena harus membuat jalan atau jetty pelabuhan tanker, yang bisa dipakai juga untuk kelancaran transpor umum dan juga menciptakan lapangan kerja rakyat setempat, itulah yang ada di benak presiden. Kok inggak ingat galaknya satpam di lahan interprises Modal Asing / Lokal terhadap rakyat umum ya ? Apa nunggu sesudah deposit gas/BBM kering ? Kan sudah pasti disetel rusak ?. Lihat betapa mereka menjaga hak ex teritorial mereka di perkebunan Tebu Sumatra Selatan
Sedang off shore drilling sangan capital intensive dan tidak ada kegiatan apa apa didarat, bahkan penginapan dan hotelpun tidak.
Ya, begitulah dilemma Pak Presiden Jokowi. Semoga beliau diberi petunjuk ke jalan yang benar, bukan jalannya mereka yang sesat dan dimurkai Allah !” Semoga beliau tetap sehat sejahtera.
Rakyat masih mengharapkan kesetiaan Pak Rizal Ramli, senior pengawal setia untuk menyapu bersih mafia harga kebutuhan pokok rakyat, sejak Presiden Gus Dur alm. di harga beras, kedele dan jagung dengan Bulog, harga daging sapi dengan Mentan sudrun, harga BBM/BBG dengan Petral. listrik dengan ndoro Elit dari PLN. Harga daging ayam dengan Kartel Raksasa, bila beliau kalah, semoga beliau dilindungi Allah. Untuk th 2019 nanti bisa seperti A Hok, lewat jalur independen saja, Karena kita sudah kehilangan pak Kwik Kian Gie, minggat dicerca dan dimarah simbok, kalok yang ini dicerca dan dimarah ndoro siten dari Ndaengan, Ngerti engggak, feodal kampung ini di blow up oleh Golkar d wilayahnya oleh Rezim Pak Harto, bila Pak Rizal Ramli kalah, ya maling mafia sebebas bebasnya bikin sengsara rakyat. La haula wala quwata ila billah *)
0 comments:
Posting Komentar