MENGANDALKAN WARISAN MERTUA.
Sebagai penutup bulan suci Romadhon 1437 H, rakyat Indonesia disuguhi lelucon yang sama sekali tidak lucu, malah menjijikkan, untuk menguji kesabaran.
Kisahnya, di negaranya kaum bedebah, seorang mantan Jendral, kepingin jadi Presiden, dia pikir, ini tugas dari korps yang suci, bukan hanya tugas dari seorang ex menantu presiden saja. Tapi jadi Presiden dictator memang nIkmaaat.
Dia sang jendral ini memiliki segalanya yang bisa melambungkan jadi seorang presiden dictator. dimanisator, stabilisator, kartel operator Negri ini, sekaranglah waktunya. Karena lain hari sudah ndak bisa.
Watak sang jendral ex menantu memang sangat cocok dengan dia, sang mertua licik dan kejam luar biasa, maka bisa mempertahankan rezimnya selama 32 tahun. Pengikutnya yang Tergila gila dengan dia masih menunggu nunggu kesempatan bangkit dari neraka bathin.
Satu metoda sederhana yang sang menantu sudah hafal, dan ampuhnya tidak diragukan adalah : Bila sang mertua bilang akan “menggebuk” siapa saja yang dianggapnya “mbalelo” ( bahasa Jawa artinya melawan) maka berjuta pengikutnya yang sudah keluar duluan dari kotak Pndora yang dibukanya pada permulaan rezimnya akan melaksanakan dengan penggebug tangan besi. Semua mereka berseragam loreng. Dari Ormas, Orpol, Ormil serempak maju ( karena upah yang bueesar).
Kalau si metua bilang siapa yang menentangnya adalah anti Pencasila dan pantas dilenyapkan dari bhumi anah air ini , maka seluruh cindil abang dari si sial ini akan dilenyapkan oleh algojonya yang sama.
Cara ini bukan cara baru, Tonton Macutes-nya Dokter Duvalier dari Republik Haiti sudah sangat berhasil mendirikan Negara Zombie.
Si Jendral ex menantu sangat mengerti ini, makanya dia sangat ngebet ingin mennggantikan sang mertua kayak Baby Doc, anak sang Diktator Haiti ini, yang mempunyai segalaya untuk melaksanakan cita cita yang sangat mulia ini demi korpsnya, demi keluarganya, bunga dari epoche ini, ya karena nafsu hewaninya akan sangat mudah dturuti oleh seorang dictator, dia sangat kepingin jadi dictator naik kuda keliling kota, dinamisator, executor, stabilisator negeri ini.
Di Negara para bedebah ini, selama 25 tahun dari kekuasaan para bedebah yang 32 rahun, para petani ditelikung dari beberapa jurusan kunci kehidupannya. Ekonomi . sosial, budaya. SUDAH LUMPUH KEMAUANNYA, SUDAH KAKU OTOT OTOTNYA, kalau ndak sekarang kapan lagi ? Telikungan ekonomi aqalah subsidi sarana pertanian yang sangat besar 80% harga pestisida, benih padi dari IRRI yang penennya dua kali lipat, pupuk urea dan TSP disubsidi hingga 50% , tapi harga padinya “dikendalikan” untuk bisa memenuhi beaya hidup buruh yang upah hariannya sangat rendah seHingga sangat mendukung para industrialis kroni -nya jadi sangat senang, merangkai industri hilir produk dari Europa Jepang dan Amerika, trutama barbagai jenis plastic. Assembly motor, mobil, dan industri textile., semua senang, kecuali Negara Bedebah yang existensinya sangat tergantung dari utang. Telikungan sosial, anak turun petani yang bekas orang yang biasa menyanyikan lagu genjer genjer tempat kerjanya dikirimi amlop coklat supaya tidak bisa jadi PNS dan guru desa, maupun guru ngaji, telikungan budaya dengan membeli para dalang wayang kulit dan para kiai untuk mengetatkan pengarahan pada sikap meneng mangan manut ( diam makan dan penurut arahan ) Cara ini sangat dimengerti oleh sang menantu sesama jendral.
Zamannya Orde Bedebah ini melahirkan Organisasi Petani yang cocok dengan penguasa selama 32 tahun ini. Dengan rantng dan cabang diseluruh Indonesia – sayangnya anggauta angautanya adalah petani maju, petani teladan dan petani andalan, semua mereka bukan petani asli tapi tengkulak, pengizon panen (maksudnya pengijon), yang gampang terkumpul setiap saat di kecamatan kecamatan pada rapat berjam jam atas beaya muspika (msyawarah pimpinan kecamatan) negara/sponsor Organisasi abal abal yang mrupakan hanya bungkus ini memenuhi kriteria untuk pencalonan Presiden RI, jadi dibeli oleh sang jendral, dia yang menjadi pucuk pimpinan, dan mencalonkan Presiden RI, dengan kendaraan organisasi tani abal abal ini. Klop, wong yang menjadi tangan kanannya adalah hantu dari kotak Pandora yang dibuka Golkar, yang paling akhir keluar, malas dan berlendir Flavlizon, bukan demi memimpin para petani untuk servive dalam persaingan bebas Asean dan Dunia. \Tapi begitu bego-nya hantu berlendir gemuk ini sehingga terpaksa ditolong oleh Satff Dewan Perwakilan Hantu Kotak Pandora berkirim aurat resmi kepada Konsulat RI di New York untuk dibantu jemput di La Guardia Air port, anak gadis si Hantu blau ini, yang mau jalan jalan, tidak ada urusan dengan tugas kenegaraan. Kekuasaan Dewan hantu ini digunakan hanya untuk menghemat beaya dari kantong sang hantu lerlendir gemuk ini sebesar dua puluh ribu rupiah rupiah saja ! Masya Allah pelitnya, hanya pengeluaran segitu saja kok nyuruh sang konsul Negara ! Ya maklum hantu Pandora berlendir ini sangat kikuk, kayak badak diruang tamu, wong budayanya saja ya budaya hutan karet berpuluh tahun tempat kakek moyang hantu blau Flaflizon, ini bila melihat namanya dia adalah salah satu pencari kesempatan dari Sumatra Barat/ Jambi kayak Sultan Batugana, yang terkenal sangat menggemari Feodalisme dengan gelar gelar yang bembastis, malah konon mengkoleksi gelar kebangsawanan dari Surakarta Hadiningrat setara dengan raden Mas Haryo Dewaningrat alm, yang mati ditempeleng oleh Pangerannya, karena menolak disuruh beli rokok. Si Pangeran Mahkota ini hobbynya menjual asset kraton barang kuno kepada pak Kasim, sama sama anak pak Sumo, hanya ibunya Blanda, maha jutawan didunia terang dan gelap.
Menurut peribahasa Jawa hantu semacam Flavlizon ini sudah “ kebak sundukane” artinya diandaikan orang pencari ikan, ikan ikan itu dirangkai dalam sundukan dari bilah bamboo atau rumput yang panjang, dari insang ke mulut ikan tangkapannya, bila sundukan ini sudah penuh, ya harus pulang sebab tidak ada tempat buat merangkai ikan lagi. Kita sudah “eneg” dengan hantu hantu semacam ini , wahai rakyat, satu hantu mati, hiduplah hantu hantu, apa anda akan pilih dia dalam Pemilu nanti ?*)
0 comments:
Posting Komentar