HASIL PERENUNGAN SELAMA ENAMPULUH LIMA TAHUN MENGENAI PERILAKU KORUPSI – JADI SUDAH FINAL – TIDAK AKAN BERUBAH LAGI.
Kembali ke asal muasal hidup wadag manusia.
Sudah ditandai bahwa pembentukan janin dari embryo manusia dalam rakhim ibunya dari telur yang sudah dibuahi sampai jadi bayi sudah dihimpun dalam Ilmu Ontogeny. Ilmu mengenai pertumbuhan organ organ entitas fauna untuk berangkat jadi entitas dewasa. Ternyata ontogeny ini adalah Filogeny (ilmu yang menandai pembentukan dunia fauna dari amuba hingga manusia) yang dipersingkat. Dari jutaan tahun menjadi Sembilan bulan lebih tiga minggu. Jadi janin manusia jadi mahluk satu sel dulu,, lantas jadi koloni sel, semacan Volvox angauta binatang laut yang belum ada diferensiasi fungsi sel sel, terus jadi menyerupai sebangsa cacing, lantas menyerupai fauna bertulang belakang, trus membentuk extremitas, bakal tangan dan kaki, trus kehilangan ekor seperti berudu/kecebong, terbentuk paru paru dari epidermisnya, dan seterusnya jadi janin vertebrata golongan Primata, dengan otak yang besar. Selama lebih dari sembilan bulan.
Dalam dunia fauna, dunia binatang, mulai yang satu sel sampai Primata. Motif utama kegiatan hidupnya adalah mencari makan dan berkembang biak.
Korupsi adalah kata lain dari mencari makan yang dimotori oleh egoism. Juga mulai dari amuba hingga primata.
Kenapa yang tertinggi primata ? Karena primata menggunakan tangannya, sebagai pendahulu dari manusia, dia memakai alat, batu, lidi, tongkat – semua tersedia di alam. Sedang manusia purba membuat alat sederhana, pemukul, batu dirucingkan, hingga rocket ruang antariksa.
Mencari makan dengan berbagi dikenal dalam dunia fauna, diselang saling dengan perkelahian sebentar, trus dilanjutkan dengan aktivitas terpenting makan, sebanyak banyaknya secepat cepatnya diantara kelompok yang berbagi itu.
Tidak ada yang punya akal untuk menyimpan atau membawa lari tanpa dikejar teman kelompoknya, perilaku yang tanpa disebut korupsi.
Karena itu upaya yang sia sia, pasti dikejar dan rebutan kembali.
Pada primata banyak yang menyimpan makanan di pipinya, tanpa bisa direbut oleh kelompoknya
Jadi prilaku korupsi berakar dari egoism yang dalam dunia fauna tidak bisa terlaksana karena tidak punya akal dan alat, kecuali yang ada pada tubuhnya ( kantung pipi).
Egoisme adalah motif utama mencari makan, pada masyarakat manusia prilaku makan semacan ini disebut "rakus". Diwarisi dari dunia fauna, berakar dalam sekali dalam semua kehidupan. Jadi seorang junior yang masa kecilnya dirangsang dengan watak egois, dewasanya rentan jadi koruptor.
Kecuali dalam perilaku semua ibu dengan bayinya, selama bayinya belum mandiri. Perilaku ini diperintah oleh instink, tanpa dipikir. Cara Allah memelihara makhluknya yang masih lemah.
Jadi perilaku koruptive pada masyarakat manusia menunjukkan derajad budaya dan pendidikan si pelaku ( si koruptor) selama dia dibesarkan, sangat tidak bisa dibanggakan. ingat biografi Jero Wacik, menterinya Pak SBY, kekurangan pendidikan rumah bapa ibunya-nya dihapus, dipoles dimiripkan si Dul anak Betawi karangan Pujangga Baru Suman HS.
Jadi pada masyarakat manusia perilaku koruptive kata lain dari egoism dunia fauna, harus ditangkal dengan pendidikan berbagi sejak sangat dini, sejak lahir dan terus menerus oleh masyarakat, atau puaknya utamanya dari orang tuanya, perilaku egois dan rakus dipertentangkan dengan perilaku brbagi menahan diri yang mengangkat martabat. Pendidikan sejak dini adalah vaccine alami untuk menangkal perilaku korupsi disamping pendidikan moral dari berbagai sumber, agama, budaya, ditekankan pada perilaku berbagi dan menghormati masyarakat. Tentu saja dengan keteladanan guru guru, yang jadi manjur kerena ketulusan penyampaiannya. Juga undang undang anti korupsi yang kensekuen dan tegas, misalnya UU KPK. Sebaliknya dari egoisme ke- fauna- an. DPR kita berusaha melemahkan UU KPK ini. mereka cari yang lebih cocok, memberi peluang untuk egoisme dan koruptive a'la feodal kampungnya.
Lha koruptor ya harus mendapat hukuman, disamping dimiskinkan seperti orang bangkrut (tidak boleh menguasai hak milik, kecuali hanya untuk membayar utang thok), juga menjalani pengabdian yang paling rendah kepada masyarakat selama jangka waktu menurut kejahatannya.
Ini hasil renungan yang sangat lama selama hidup saya, juga godaan kesempatan yang ada, tapi tidak saya gunakan jijik kepada kerakusan itu sendiri, juga alasan yang syah, karena takut api neraka, dan saya tidak bangga dengan hasilnya, selama masih bisa hidup biasa tanpa perilaku egois yang merugikan masyarakat, anda bisa percaya itu menyehatkan rokhani - karena tidak pernah takut*)
.
0 comments:
Posting Komentar