DOLOG PROPINSI DKI TERLIBAT BERAS OPLOSAN, 6 ORANG DIDAKWA DENGAN PASAL BERLAPIS.
Berita Pagi TV ONE, TG 15/IO/2015.
Sebenarnya ini berita yang sudah bukan berita, sebab di seluruh Indonesia tidak ada tengkulak beras yang tidak saling terikat dengan BULOG. Bidang kerja yang sudah digeluti selama lebih dari 40 tahun dengan multi upaya mencari keuntungan untuk pribadi pribadi dan pengumpulan dana yang misterius selama itu, lengkap dengan pencucian uang, didalam negeri dan “Singapore conection” keseluruh dunia demi meghilangkan jejak.
Imajinasi saya bisa menebak selanjutnya:
Pemerintahan Presiden Jokowi, mengadakan stock beras yang di impor, untuk menghadapi persediaan beras terendah selama musim tanam padi pusim hujan. Biasanya situasi ini memicu kenaikan harga beras yang tak terkendali. Meskipun gudang swasta masih cukup stock, kan diatur cara kartel ?
BULOG telah sangat terbiasa mengatur stock Nasional, berdasarkan pertimbangannya sendiri, termasuk luas dan hasil panen padi seluruh Indonesia, dari waktu ke waktu, tanpa mengindahkan data luas panen dan perkiraan volumenya dari sumber lain, termasuk Dinas Pertanian. Dan Biro Statiskik.
Kekuasaan mutlak mengenai keberadaan stock beras Nasional ini digunakan untuk membeli beras dari petani atau mengimport beras dari langganannya di Singapore, tentu saja dengan devisa Negara.
Keberadaan beras import di gudang gudang Dolog artinya, Bulog tidak perlu membeli dari petani beras, diserahkan pada mekanisme pasar. Bila harga pasar sudah melewati ambang batas tingginya, maka stock dari gudang dilepas untuk stabilitas harga, ini mestinya.
Bila beras di oplos antara beras import dan beras local, beras oplosan ini bisa disamarkan jadi beras local bisa berarti kebebasan pasar untuk memperdagangkan beras local ini. malah ini yang dikehendaki karena harga lagi naik, akibatnya nanti stock beras impor kosong, ( kan stock opname ya mereka sendiri yang melakukan,) digunakan oada kilah bawa beras import ini kualitas khusus dengan harga import khusus harganya sangat tinggi oleh restoran khusus orang asing, disini tidak bisa dhasilkan - siapa mau percaya ? tompukan karung setingi 6 meter bisa berisi macam macam beras) harus diganti beras lokal yang di make up seperti beras impor - disulap (dikarung ulang) dari gudang swasta, dibeli waktu panen raya, memang
harga gabah cenderung turun.Untung dibagi bagi.
Rupanya seluruh gudang BULOG stock sudah menipis, alias kekurangan kartu untuk dimainkan. Jadinya demi menambah kuantitas ya beras lokal di oplos beras impor, pokoknya karungnya karung beras impot ditumpuk ratusan ton, siapa yang mau test satu persatu karung karung itu ?
Kejadian ini menandakan bahwa "koordinasi" antar Dolog propinsi propinsi ( biasanya peopinsi peopinsi seluruh Indonesia saling bantu meminjamkam stock berasnya, ada yang mengkoordenir ) rpanya sudah tidak ada, karena sebetulnya kerajaan ini sudah mulai buyar, yang main hanya pencoleng pencoleng nekad saja.. Si Boss besar sudah cemburu dikemanakan duit segitu banyak ? Masak memanjakan miss V saja, seperti yang marak dipertontonkan bila tertangkap tangan ?
Bila waktu padi musim hujan panen, beras oplosan ini berguna untuk operasi pasar dijual harga melawan harga beras /gabah penen baru, sebagai beras local, sehingga otomatis harga gabah anjog, waktu kapan swasta kroni BULOG memborong gabah untuk di make up nanti ( dikarungkan ke karung beras berlabel import dengan segala atributnya) jadi beras impor abal abal, dengan BL, invoice, dokumen pengapalan abal abal juga, yang agennya di Singapore siap melaksanakan, menerima dan memproses L/C guna mencuci uang rupiah jadi dollar liar di Singapore, ( jangan kuatir terbuka, orangnya di Bea Gukai sudah mengundurtkan diri dan bikin kerjaan di Bali, namanya diganti dan operasi plastik menjadi Anak Agung Herucokorde Sileman. berguna dalam segala keperluan dana yang tidak bisa dilacak walau oleh CIA. Bila praktek ini meliputi 10 persen saja, panen dua kali di sawah berpengairan seluruh Indonesia, berapa nilai uang yang akan bisa digali sekaligus dicuci bersih sehingga CIA pun tidak tahu untuk apa, begitu rapinya pekerjaan exspert ini, siapa bisa membuktikan ? Saya kira Ir Rizal Ramli bisa, dia pernah jadi Kepala Bulog, zaman Presiden Gus Dur - khusus untuk memberantas praktek ini, akibatnya dia dilengser , Kan Anas Urbaningsum belum ketangkap *)
0 comments:
Posting Komentar