MENTERI KEUANGAN SRI MULYANI PERINGATKAN, NERACA PERDAGANGAN KITA AKAN MENURUN AKIBAT DARI THE FED. (PEMERINTAH FEDERAL AMIRIKA SERIKAT). MENAIKKAN SUKU BUNGA ACUAN.
Berita pagi di Metro TV, tg 13/10/2016.
Lha iya lah, lantas kita mau apa ? Utang lagi ? Ya maunya.
Pengurangan import yang bisa berimbas pada perangkat electronic sebagai pelengkap infra structure seperti lapangan terbang, kereta cepat rumah sakit dll. Lha apa yang kita pakai sekarang ini, sudah begitu canggih ?
Masih banyak kesibukan dan beaya yang diperlukan untuk membangun negeri ini yang memerlukan imaginasi dan adaptasi dari alat yang murah tidak begitu canggih yang bisa digunakan.
Tidak bisa menutup neraca perdaganga dengan Negara maju, ya masih
bisa barter dengan sesama Negara miskin, asal mau.
Jangan kayak Menteri BUMN cabinet Presiden yang lalu canggih bikin prototype mobil listrik habis duit banyak karena canggih, e,e, mangkrag. Tidak korupsi kilah nya, wong duit pungli dari setiap BUMN, terutama Pabrik Produsen gas Arun, buang gas untuk Pabrik pupuk ZA jual ke BUMN Perkebunan. Gas alam kan ga ada yang stock opname, ga beli ? Jadi duit bayaran pupuk ZA menjadi iuran mobil listrik yang abal abal. Rapi kan, belut kawakan ini ? gitu dibilang boss mafia ggak mau.
Kan murah meriah asal pak Dahlan gak campur tangan saja, juga Pak Dr Habibi gak usah ikut cawe cawe, nanti Lha mbok ya bikin drone, transpoder untuk sinar radar untuk dipasamg di batas batas TANAH, terus drone dengan kamera dilengkapi lensa yang sinsitip terhadap gelombang ultra pendek, membuat foto udara peta agraria - pemetaan udara sekuruh Indonesia. Murah meriah dan cepat ndak perlu mengerahkan awak teodolit segala. Yang keberatan Cuma BPN saja . Begitu juga drone untuk menjaga wilayah lautan ekonomi exclusive kita , i dibelikan dari Jerman, utang jangka panjang, boleh dicicil drone tapi gampang rusak, wong mainan anak anak rongsokan
Lha mbok barter antara CPO/myak nabati. Tepung tapioca. Ubi jalar, tepung ikan kopi, dibarter dengan kedelai, bawang putih, bawang merah, Lombok besar . ya itung ongkos produksi per ton saja asal setara ya sudah, ndak usah cari untung, kan menghemat devisa untuk kedelai, bawang putin bawang merah dan cabai besar, bila perlu beras dengan China atau Siam atau Cambodia, suku sukur sisa buat beli jalur KA kek, beli pabrik pendingin kek, pabrik tepung ikan kek kan ndak perlu pake US dollar, asal nggak di belikan okum belut yang masih berkeliartan menyambangi kawannya yang sudah ditahan KPK saja ?
Supaya tahu saja ya, pada jaman perang dunia pertama, Inggris melawan kapal destroyer dan corvette Jerman di Selat Channel dengan “monitor’’ yaiu patform bargas yang ditarik tug boat dan dijangkar di lepas pantai yang strategis, dengan meriam caliber besar tanpa mesin dan konstruksi kapal perang, pesawat terbang masih sangat tidak berperan ! Kok ya menang perang.*)
AC
0 comments:
Posting Komentar