8:01 PM
IDE SUBAGYO
PUNGUTAN
LIAR YANG BIKIN RISIH, BIKIN SENGSARA KAMI KAUM PENERIMA GAJI – THE SALARY MEN, THE WAGE
RECEIVING MEN, melekat di Kekuasaan Negara kayak tumor, sangan cynical, mereka langgeng
Saya sangat bersimpati dengan langkah serempak
Pemerintahan Presiden Jokowi, untuk
menghilangkan pungutan liar dari kehidupan bernegara sehari hari. Kalau
boleh saya klasifikasi menurut ukuran besarnya pungutan ini maka terlihat
seperti berikut dibawah ini dengan
catatan makin tinggi kelas pungutan ini makin gampang dibebankan pada konsumen
tarakhir –kami kaum penerima gaji, biasa
disebut kaum menengah, juga pungli kelas paling bawah langsung kami yang terbebani
tanpa bisa mengalihkan beban pungli ini:
1 Pungutan liar yang dibuat
oleh Presiden; Besarnya minimum tak terbatas miliar atau trilyunan dibuat
oleh Presden – contohnya dibuat oleh Presiden Jendral Suharto ( Yayasan Super
Semar Yayasan Dharmais dan puluhan yayasan yang lain dikuasai oleh
kroni dan anak anak Suharto) entah namanya apa
dukungan atau pungli diminta
kepada Konglomerat untuk Yayasan keluarga beliau, atau untuk pribadi pribadi
kroni beliau.
Jusuf Adhitjondro juga meneropong Cikeas, mendapatkan pandangan serupa dengan yayasan yayasannya hanya pemerannya beda, malah sudah ada yang masuk penjara, Hartati Murdaya Poo.
Client nya bisa dihitung jari.
Apapun yang dia dapat dengan pungli, pasti berhubungan dengan monopoli yang didukung PERATURAN Negara. beaya pungli ini dibebankan pada harga
produk atau jasa apapun yang mereka buat.
2 Pungutan
yang dibuat oleh Menteri Menteri, contohnya kasus mobil listrik oleh menteri
BUMN, izin import sapi, gula industri oleh setingkat menteri misalnya Ketua MA, Ketua MK (Mahkamah Konstitusi), Ketua BULOG, Direktur Bank BUMN, besarnya miliaran sampai ratusan juta misalnya dari sasarannya ratusan Pengusaha Besar juga Politisi feodalis daerah yang berganti baju pengusaha, yang ini borosnya bukan main, menebar uang haram untuk mendapat dukungan dari puaknya, sangat mengobarkan "sara", brani mencuri dan memicu inflasi. lstilahnya sosok Peng peng - Pengusaha Penguasa, dengan puaknya.
Apapun yang mereka dapat dari memberikan pungli
demi monopoli, nantipun akan dibebankan
pada kami, konsumen barang atau jasa apapun yan mereka kuasai secara monopoli. Amusement centre, Sekolah
International, Rumah Sakit mewah, akhirnya beaya servicenya dibebankan kepada kami KONSUMEN
dengan memeras lebih kencang, seperti menambah jam kerja, menghilangkan jaminan kesehatan karena penerima
gaji tetap diganti dengan upah borongan dan kerja borongan. Sebab apapun yang mereka hasilkan, dalam harga productnya pasti sudah dimasukkan
ongkos aktivitas mereka.
3. Pungutan yang dibuat oleh
Gupernur dan Bupati, Wali Kota, Kepala Dinas dan BUMN, BPN , Petugas Pajak, Kabag
Papan Reklame, jumlahnya mulai puluhan juta sampai ratusan juta kepada setiap client sasaran Clientnya pengusaha Besar dan Menengah. Sepotong
jalan di tengah kota bisa dibeli dengan membayar pungli, hak membotolkan elpiji, mendistribusikan BBM
secara monopoly bisa mendatangkan untung monopoly yang dibebankan kepada kami
konsumen tanpa terasa karena recehan yang dicuri per liter , terkumpul pasti akan jadi milyaran dari pungli sogok suap untuk dapat bergabung dengan monopoly kartel.
4. Pungutan yang dilakukan oleh
Camat dan Lurah, Polsek, KUA kecamatan, Kepala Solah SMA DAN SMP vaforit, Pertanahan Nasional, mengenai peminahan Hak atas tanah Yang ini yang sangat membuat risih, beban ketidak pastian, karena korbannya
paling banyak hampir setiap orang
kecuali pemungut pungli diatasnya, yang tidak bersentuhan langsung dengan publik.
Lha yang ini pungli yang langsung dipikul
oleh public si konsumen jasa administrasi Negara, umpama membagi warisan harta berupa pekarangan dan rumah, toh hanya sekali dua kali selama hidup. Apa manusia BPN juga jadi pewaris tanah seluruh Indonesia ? Apa Camat sebagai Pejabat Akta Tanah juga pewaris tanah seluruh wilayah Kecamatannya, Lurah pewaris tanah seluruh Kelurahannya ?
Hak dari mana ? Merekalah Negara, mereka mengukuhkan Hak milik tanah bagi warga seluruh Negara. Mereka bisa cynical bahwa posisinya langgeng, cuma di indonesia.
Ini mereka lakukan dengan cynical, yang pasti kekuasaan Institusi Negara kelas ini tidak tergoyahkan. yang tidak bisa dialihkan ke
siapa siapa tapi dipikul sendiri oleh warga negara kaum menengah, kaum elit yang sudah manganggap wajar, tapi bagi penerima gaji/pensiun ini mencekik leher.
5. Dan yang ini penguasa loket pelayanan public, disusun
supaya public tidak bisa melapor kemana mana. Ndak ada yang mengurus dengan
sunguh sungguh karena pungutan dari puluhan
ribuan rupiah sampai ratusan ribu rupiah.
Tapi akibatnya sangat mengerikan seperti yang terjadi di Pelabuhan Pelabuhan,
Bandara Terminal Angkutan Darat dan dan Pasar Pasar.
Sebagai ilustrasi, satu pelabuhan
container dibangun sangat moderen canggih, Teluk Lamong, dengan cepat dapat
memproses container export maupun import terpaksa kurang diminati EMKL ( Expedisi Muatan Kapal Laut)
karena sopir truck kontainer EMKL harus menyerahkan kontainernya kepada truck Pelabuhan
Konrtainer teluk Lamong milik Pelabuhan container di gerbang pelabuhan Teluk
Lamong, truck EMKL enggan – Pelabuhan container akan mengurusnya bebas ongkos pungli, sampai TERSUSUN di kapal yang benar. Menghemat waktu sandar kapal. Dan sopir truck
EMKL tidak bisa lagi minta ongkos pungli dari EMKLnya, dimana sang sopir
truck EMKL menitipkan bagiannya sampai ratusan ribu rupiah per hari, apalagi
dikejar delivery time. Dengan ini
jangan omong perkara kelancaran axport,
turunnya dwelling time, turunnya
beban ongkos pelabuhan, bila uang gampang ini namanya pungli yang harus di
bersihkan. Sementara kerja sopir di-ringankan dengan jalan tol yang benar sesuai dengan beayanya.
6. Yang ini khusus di perumahan
kaum menengah dan menengah bawah, kebanyakan mereka
kenerima gaji/ salary men, wage collecting men, dikomplek perumahan sederhana. Lurah,
kepala depo sampah, Kepala KUA kecamatan, Tukang parkir ( mereka bikin
parkir liar di jalan masuk komplek dan bikin macet lalu lintas jalan kecil
masuk komplek itu), mereka menambah kesulitan hidup si menengah
yang sangat sulit mendapatkan income
tambahan.
Dua yang terkhir ini sangat mempengaruhi
hidup setiap keluarga menengah
dan menengah bawah maupun golongan bawah pekerja pendatang local yang ngekost. Sebab pungli ini sasaranya hampir semua orang,
kadang dengan ancaman.
PUNGLI ADALAH SISA PRILAKU JIWA FEODAL YANG GENTAYANGAN TERSESAT KE JAMAN DEMOKRASI MODEREN. MESTINYA MENGIKISNYA YA TUGAS PARTAI PARTAI POLITIK DALAM MENDIDIK KADERNYA. SATU SATUNYA MENUSIA INDONESIA YANG SUDAH TERBEBAS DARI JIWA FEODAL ADALAH BUNG KARNO. ORANG KELIRU MEGANGGAP PUNGLI DENGAN PRILAKU RAGAWI.
UJUNG UJUNGNYA PUNGLI DITINGKAT MANA
SAJA, YANG MEMIKUL BEAYANYA ADALAH
KONSUMEN, THE SALARY MEN, THE WAGE COLLECTING
MEN, LAKI LAKI DAN PERREMPUAN
PEKERJA JUJUR DAN RAJIN,
MEMBAYAR PAJAK PENGHASILAN YANG SANGAT
SULIT MEDAPAT TAMBAHAN UPAH, APALAGI PENSIUNAN
PNS YANG TIDAK MENUMPUK PUNGLI
WAKTU DINASNYA, DIHARAPKAN CEPAT MATI, KARENA DANA PENSIUNNYA MAU DIPAKAI
MEMBANGUN INFRA STRUCTURE. Itupun kuburan sudah penuh dengan keburan fiktif,
harus bayar PUNGLI supaya ada tempat
dibumi *) .
Posted in:
0 comments:
Posting Komentar