FANATISME.
TIDAK ADA DALAM SEJARAH, SATU PERADABAN
YANG BESAR DARI MASYARAKAT MANUSIA YANG DIGERAKKAN OLEH
FANATISME TERHADAP SUKU, RAS DAN AGAMA.
Sebaliknya sejarah membuktikan bahwa
FANATISME dapat menghimpun tenaga dan daya dari kelompok manusia,
dengan sangat mudah dan murah.
Kaum fanatic seluruh Europa menyerbu
Jerusalem dengan dalih membebaskan peniggalan suci, dengan perang
Salib yang menelan banyak korban. Sebaliknya pada masa itu, Hasan al
Banna atau Hasan si Raja Gunung di Alamut menyediakan para fanatic yang
direkrutnya dalam waktu yang singkat dengan memberikan hashish denga diam
diam pada para rekrut muridnya, kebanyakan kaum muda yang berdarah
panas, sehingga seluruh reseptor saraf MENGIRIM KE PUSAT SARAF halusinasi
pake ongkos yang murah masuk sorga dengan bantuan sang
Imam , sebagai balasnya si recruit dalam bahasa orang Europa dinamakan assassin
yang sebenerya hashisshin, recruit Hassan si Raja Gunung di Alamut, harus
membunuh pangeran mahkota yang ditunjuk oleh sang Imam, yang ikut
perang salib, untuk direbut tahtanya oleh si penyewa hashisshin/ assassin ini.
Hashishsin ini sudah tidak takut mati karena bakal kembali ke sorga
dengan pertolongan Imamnya, saking fanatiknya pada sang guru. Sekarang bawa bom
bunuh diri.
Kaum fanatic Nazi menganggap bangsa
Jerman adalah bangsa para Tuan, mengerahkah perang semesta ke
empat penjuru dunia, dengan sekutunya kaun Fascist Nippon dan kaum
fascist Italia menyerbu seputar Asia Tenggara, China dan kolam Pecific,
Fascist Italia menyerbu Afrika dengan fanatiknya bangsa Tuan terhadap bangsa
yang dipandang rendah. Para Pemimpinnya adalah penjarah dan mau
memperbudak taklukkannya dibantu pengikutnya yang fanatic. Jadi murah.
Jadi fanatisme dalam sejarah terbukti
selalu dipakai oleh golongan yang akan mendaya gunakan
manusia yang lain untuk ambisinya memperoleh manfaat dari masyarakat
dengan cepat, selalu membentuk tenaga masa
dengan watak FANATIK.
Inti dari watak ini adalah watak
dari para kadernya, DAN ADANYA MASSA dangkal dan mudah dapat rizki hasil
KKN,, MASIH TERBELAKANG DALAM POLA PIKIRNYA.
Jadi para kader ini terpilih dari
orang yang sangat ambisius addict/kecanduan kenikmatan duniawi,
berpandangan dangkal, berwatak conformistis dan culas, malah sering
cenderung kejam. Rumah tangganya ( kalau dia punya) dikuasainya secara
otoriter.
Dari pengamatan saya yang lama, meliput
bangsa bangsa lain, fanatisme ini di induksikan kepada
masyarakat SECARA SEDERHANA SISTIMATIK DAN MULAI PADA USIA SANGAT DINI.
Pada masyarakat yang wajar,
pendidikan anak usia dini dimulai dengan mengarahkan
menyayangi keluarga inti secara alami - Ibu, Bapak
saudara dan kakek nenek, kemudian baru yang dekat
pergaulannya.
Saya yerkejut, melihat cucu saya umur 10
tahun, klas 3 SD, sekolah yang diberdayakan oleh Yayasan
Agama, pulang sekolah memamerkan poster berhias lukisan warna
warni, yang dibuatnya disekolah, dengan tulisan bahasa Inggris, “ I
love Islam” baik, saya senang. Lantas di facebook saya
membaca posting keponakan saya yang sudah berusia 45 tahun,
dia mengunggah tulisannya yang lebih banyak dengan gambar masjid yang
syahdu dengan nada tulisan yang sama, pake kata “cinta”:
Menurut semboyan Islami, untuk
memulai kegiatan hidup Islami tentang apa saja, didunia ini,
diwajibkan membaca Bismillahirakhmanirakhim – “Dengan nama Allah yang
maha Pmurah dan Pengasih” – “By the name of Allah the most compasionate and the
most merciful” saya sangat mengimani ungkapan ini., karena pengasih
dan penyayang ungkapan yang lebih pas dari “mencintai”. –
Saya yakin bahwa makhluq manusia
yang sholeh pasti dicintai Allah dengan caraNYA.
Tapi si sholeh atau sholeha tidak bakal menguar uarkan, mengunggah di
posting fecebook , membuat poster dengan tulisan semacam itu.
Yang malah menjadikan leceh hubungan makhluq – Khalik menjadi hubungan –
mengandung fanatisme.
Mestinya para guru, meskipun di sekolah
umum yang diberdayakan oleh Yayasan Islam, maupun Kristen atau Hindu
menghindari prilaku yang sifatnya menuju ke fanatisme agama.
Sebab fanatisme menumpulkan akal dan rasio. Sedangkan semua sekolah dasar
menengah dan tinggi bertugas meluaskan iman kepada Allah, dan Rasulnya,
atau Sang Hyang Widhiwase, atau yang lain (menurut sila pertama Pnnca
sila), mematangkan budi pekerti, mendorong inisiatip
berkreasi dan mengasah ilmu akal / rasio.
Bagi saya agama Islam telah memberikan
batas maximum, batas seluas luasnya tentang pelajaran akal
dan rasio, bukan mempersempit menjadi conformistik yang fanatik. Makanya
pada saat pendirian Negara kita ini, bukan tanpa pengorbanan, tapi
mengikhlaskan bahkan nyawaya , jiwa dan raganya. didukung oleh seluruh
rakyat.
Berdasarkan pemikiran rasional,
merdeka demi penduduknya yang beragam, mendirikan Negara dengan
Republik yang dilandasi falsafah Panca Sila , diterima oleh
mayoritas bangsa kita, sampai sekarang.
Marilah kita upayakan sekuat tenaga,
supaya tidak terpecah belah oleh mereka yang tidak bertanggung jawab,
dengan pekerti yang toleran dan berprasangka baik kepada semua kmponen
bangsa kita ini, tegas terhadap unsur unsur asing, siapapun
dia.
Tidak malah ngelesot mendengarkan
hujah dari Timur Tengah ini, dumeh sosok ini pakai atribut atribut guru
suci di majlis majlis yang mamanas manasi, memecah belah, memang mereka
orator dari Timur Tengah, sudah sangat biasa dengan pertentangan dan
perpecahan, mereka sudah berpengalaman ribuan tahun, disana semua orang pandai
bicara dan ringan tangan suka berkelahi, rata rata bertabiat kasar,
cynical tgerhadap wanita, negaranya terpecah dan terpecah lagi, berhenti
sebentar karena diperintah oleh para Despot. Tidak heran pengikut
411 kemarin ya kebanyakan berasal dari sasaran guru dari Timur Tengah ini,
sekitar Jakarta.
Disini mereka ketagihan, supaya disinipun
rame, dalam keadaan ini KKN pun marak, ini daya tariknya bagi orang setempat ,
yang tidak bertanggung jawab, mati satu di Banceui/Sukamiskin tumbuh seribu *)
0 comments:
Posting Komentar