Sayang Sama Cucu

Sayang Sama Cucu
Saya sama Cucu-cucu: Ian dan Kaila

Senin, 05 Juni 2017

SAKSI SEJARAH

SAKSI
Aku merasa beruntung kerena dalam hidupku aku bisa menjadi Saksi kejadian –kejadian  penting dalam Masyarakat yang merupakan kulminasi dari rentetan  perubahan yang besar. Masyarakat terbelah menjadi dua kubu.
Dua kekuatan dalam masyarakat manusia berlawanan saling berhadap hadapan dengan kukuhya harus ada satu yang jadi pemenang, yang lain punah.
Kejadian semacam ini sebenarnya sudah berkali kali terjadi, tercatat dalam sejarah perkembangan umat Manusia.
Akan tetapi banyak contoh kejadian semacam itu, yang berakhir dengan munculnya fenomena baru, dan dari dua  kekuatan itu tidak ada yang menang maupun punah, karena  mereka sudah tidak relevan lagi. 
Seperti revolusi Perancis, pertentanan marti matian antara wangsa Feodal sudah tidak relevan lagi melainkan persaingan  antar Penjajah.
Suatu kenyataan yang tak terpungkiri, bahwa Manusia bisa survive, malah berada di puncak piramida  makanan diantara makhluk hidup dan melesat lebih tingi dari itu  dengan  kemampuannya menjelajahi alam physics  dan alam metaphysics  berkat kemampuannya menghimpun dan menggunakan  kekuatan dan kemampuan setiap individu dan mengorganisasi diri  untuk hidup bermasyarakat.

Tarik menarik antara dua kekuatan  individualisme dan sosialisme dalam prilaku Manusia menimbulkan kemajuan yang merupakan spiral naik.  Kecuali itu setiap sisi dari daya  yang tarik menarik itu menghasilkan juga excesses/ampas – dari sisi individualisme adalah egoisme, kesrakahan dengan segala kelicikan dan keculasannya,  komplotan a'la kartel dagang, kejahatan dan ketidak pedulian, sedangkan sosialisme menimbulkan excess / ampas  yaitu : Regimentasi,  konformisme,  dan kemalasan karena  setiap individu  dapat sepenuhnya  menyandarkan hidupnya kepada  masyarakat, menghasilkan lebih sedikit dari kebutuhannya, dan mendapatkan kekurangan-nya dari Masyarakat, juga watak dasar sejak dalam kadungan ibunya, yaitu egoismenya toh masih lekat.
Jadi watak manusia yang didapat sesudah lahir dan ternyata kebersamaan lebih bisa menjamin kelangsungan hidup species Homo sapient, toh akan selalu diselipi dengan watak dasar dari sebelum lahir, dalam setiap individu. Maka itu pelajaran para Nabiullah  dasarnya selalu mempersiapkan perilaku setiap individu, menggugah dari hatinya, dari jiwanya, dari rasanya dengan cara apa saja, baik gerak ragawi maupun tuntunan dengan kalimat kalimat petunjuk Allah  yang bisa menyentuh bathinnya, diberi contoh dari sunnah Nabinya, bahwa kepentingan individu akan lebih berharga di alam baka nanti, harus dicapai bila hidupnya menuju ke rakhmatan lil alamin.  Itulah maka sangat diperlukan ajaran agama agama besar untuk menyadari bawa manusia hidup untuk manusia lain juga, bukan dari keringat manusia lain.
Hidup dengan nama Allah yang maha Pemurah dan Maha Pengasih, setiap individu sebagai rakhmat/ berkah Allah untuk seluruh Alam.
Sudah begitu jelas, seorang ahli ilmu yang berlindung dibawah agama, dosen ilmu politik sang sangat sukses dari kepiawaiannya berpolitik, ex ketua partai ber-azas memperjuangkan pengajaran agamanya, masih menutup nutupi, secara memalukan berlagak tidak mengerti asal usul uang donasi puluhan kali sampai bernilai enam retus juta rupiah dari satu donatur saja, konon bukan hasil perbuatan haram aggauta partainya, tapi dari usahanya mejadi tukang pijat, khusus dipisahkan dari hasil KKN di Kementerian, yang ini tidak didonasikan.    Bagaimana seeorang petugas partai memperalat partainya mendapatkan uang haram dan tidak didonasikan kepada sang ahli ilmu ex ketua partai, sugguh fatsun politik yang sangat terpuji, ndak rugi  ajaran dari dosen POLITIK kelas wahid, apalagi bila dipraktekkan oleh seluruh pengurus partai dan menjadi tradisi.  Mesti saja bathilnya tidak sejelas perkara daging sapi. yang sangat semata mata membangun kartel daging sapi LHI dan Fa.
Sang ex ketua  secara memalukan ngotot bertahan  secara juridis formil, bahwa donasi yang sampai ratusan juta dan bukan anonym, sama sekali halal, kroninya sesama aliran juga secara koor mendukungnya, bisa menunjukkan kwitansi dari sekain banyak (jutaan) pasien yang dipijat, dari semula sang imuwan ilmu sosial dan agama bekas ketua, sebagai dosen ilmu politik, mestinya mengerti bahwa donasi begitu royal itu asalnya bukan dari perbuatan bhatil yang dilarang agama, tapi dipisah sebagai hasil keringat jadi tukang pijat, bisa ratusan ribu tanda tangan kalok perlu diatas materai enam ribu rupiah. Kok tega teganya, menistakan tujuan yang begitu mulia dengan menerima "donasi" dari hasil korupsi ?, dasar sudrun. Akan terlalu sibuk bila massanya dikerahkan buat persekusi dan demo di Pengadilan, polisi dan umum tidak takut, tapi risih. 

Aku menjadi saksi  puncak pertentangan  antara dua sisi ini  bukan saja dimedan intelektual dan emosional tapi juga dimedan fisik, hasil manipulasi informasi sampai terjadi pembantaian,  peyiksaan, kesewenang- wenangan , memenjarakan tanpa batas waktu,  dan lain perbuatan keji. Gara gara tindakan exstreem dari kedua fihak, tanpa rakham dan rakhim. Gara gara pemegang peran utama dalam hasil pembentukan moral manusia, sang ahli agama pemimpin ummat masih mendua antara ajaran yang dianutnya dan perbutannya ya seperti contoh diatas.*)



0 comments:

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More