UCAPKANLAH DENGAN HATI.
Kakek moyang saya,
mengajarkan kepada kami dari mulut ke mulut, tidak boleh ditulis, kena apa ?
akan menimbulkan perbantahan yang tidak ada habisnya, sudah enam keturunan hingga saya. Suatu ucapan dalam bahawa Jawa. Dalam ilmu sastra
jenis rangkaian kata ini digolongkan
dengan ikatan puisi, seperti yang ditulis dalam buku Sastra bahasa Indoneia.
Ucapan orang yang memulai menyadap nira dari mayang bunga kelapa atau mayang tandan bunga enau,
sebelum tadan ini mekar. Tandan bunga dipersiapkan dengan memukul mukul tandan
muda ini sampai lemas, tapi tidak luka, tidak hancur, tandan mayang yang tegak
keatas dibuat supaya bisa dilengkungkan
ke bumbung, tanpa merusak sistim jaringan
penyalur hara terutama glucose dan sucrose dari pangkal kepucuk tandan bunga yang kemudian akan dipangkas ujungnya. Beberapa saat kemudian ujungnya di pangkas dengan pisau yang sangat tajam agak
miring, trus dimasukkan ke bumbung penampung air nira yang menetes deras. Mantra yang merupakan
kebudayaan puisi kuno bunyinya:
Asalamu’alaikum.putri
seludang besar,
yang beralun
bersisir semayng,
mari kecil,
mari,
Aku
menyanggul rambutmu, aku membawa sadap
gading…………..
Dari : Saralaras.w.blogspot.co.id/2016/01/pengertian-dan-
conntoh-mantra-html
Jelas
pekerjaan menyiapkan seludang bunga enau/kelapa yang masih muda dengan seludang tertutup,sangat sulit, karena
harus membuat tandan itu lemas tanpa
merusaknya. Sambil bertengger diatas
pohon disela sela pelepah daun yang puluhan meter tingginya. Si penyadap perlu sangat hati hati dan berkonsentrasi,
supaya kedua tangannya bisa bekerja meremas lemas tandan bunga yang masih dalam
seludang , yang keras dan mudah patah, mudah remuk ini.
Sedang di
Jawa paninggalan zaman penyiaran islam pada abad kesebelas, dimana seluruh Jawa
masih mengikuti kebudayaan Hindu sebelum Majapahit. Ada penegasan niat yang
diturunkan dari mulut ke mulut oleh ulama Islam kepada muridnya, bila akan
mengawali pekererjaan penting, misalnya akan berangkat merantau jauh dengan waktu yang tak bisa ditentukan, akan
berangkat perang, dsb. Perlu memperkuat
tekad dan mental, bekal yang diberikan oleh sang guru/ kiai adalah wajar, tentu saja do’a
dalam bahasa jawa yang dimenegerti oleh sang murid.:
Ashadu
sahadad Hati, sira aja lali lali Hati, pecat mati aja lali.
Dari: Idesubagyo blogspot.com.
Kedua Ucapan
tekad itu dalam sastra dimasukkan dalan
katagori puisi kuno, mantra, yang dalam Islam ditiadakan kecuali do’a dari Al
Qur’an atau Al Hadist yang sahih.
Namun,menurut
hemat saya, dari sepuluh abad yang lalu, para Ulama yang mengajarkan Islam di
Nsantara kepada masyarakat Hindu, juga mengikuti adat tata cara Hindu dalam
menyatakan niat, menjatukan tekad, berkonsentrasi dengan mantra yang umum di kebudayaan mana
saja misalnya di legenda Harry Potter, yang digemari para remaja masa kini , berupa spells atau curse, sebangsa ucapan magic dalam Ilmu bahasa juga termasuk mantra,
contoh:
Asparicium
!! – artinya hilang/menghilang, atau
Avada kadavra !!: artinya matilah
kau.
https//id.wikipedia-org/wiki/daftar-mantra-dalam-Harry-Potter
Lain halnya dengan
apa yang diberikan oleh ulama kuno di
Jawa sepuluh abad yang lalu – melulu
untuk mengikuti aliran pikiran masa itu, Satu momentum saat itu memang sengaja diajarkan dengan jelas oleh para ulama
waliullah tanah jawa kala itu, bahwa kalimah syahadat atau kalimah dua itu, pada
saat yang tepat diajarkan kembali karena
merupakan azas utama dari ilmu makrifat/ tasawuf, diucapkan oleh sang murid
dengan HATI : Ashadu-alailahailullah
waashadu’ana Muhammadarasulullah , juga harus diutarakan dengan HATI, bukan
dengan mulut saja, jadilah bobot sebenarnya dari pengucapan niat itu ( sebelum melakukan perjalanan jauuuh, bahkan
menuju alam kematian) , wanti wanti agar HATI tidak lupa, itulah azas pokok
kalimah syahadad. Juga azas ilmu makrifatullah/ tasawuf
Begitulah ajaran para Waliullah tanah
jawa, menjajari kepercayaan kuno yang
sudah banyak ditukangi oleh rekayasa sosial - Dengan ilmu makrifat/tasawuf, agar
sang murid lebih menghayati ISI kalimah syahadad dengan HATI, daripada KULIT berupa sekedar ucapan, setara
ucapan dan ritual agama agama sebelumnya.
Betapa bijaksananya para pendahulu kita berabad abad yang lalu, dalam
mengajarkan Islam yang baik. Beberapa abad kemudian kalimah syahadad, yang
mendahului orang masuk islam, tidak dimantabkan sampai hati. Lalu sebagian umat
islam menganggap mereka jadi kafir lagi, karena
beda dalam penampilan, beda dalam
memberikan title pada junjungan Rasulullah SAW, malah mereka bertengkar hebat, saling mengejek
( dalam serat Gatoloco, Dharmagandul dsb, bahasa Jawa)
Sekarang perhatikan bagaimana sejarah
berulang, ordebaru meneriakkan KEBHINEKAAN NKRI, UUD 45 dan Panca Sila, dalam
P4, hanya dwifungsi yang berhak secara sahih menjabarkannya dengan mulut dan pikiran,
dicekokkan kepada rakyat, hasil upaya orde mulut yang mendua ini, dengan
hatinya yang korupt……. gagal.
Ribuan triliun rupiah jutaan jiwa sudah dikorbankan untuk melestarikan kekuasaannya, bertahan selama sang jendral kuat, selama 32 tahun saja.
Ribuan triliun rupiah jutaan jiwa sudah dikorbankan untuk melestarikan kekuasaannya, bertahan selama sang jendral kuat, selama 32 tahun saja.
Reformasi dengan Presiden yang
dipilih langsung oleh rakyat. Rakyat didorong dorong OLEH NAFSU SESAT satu
kelompok dari bangsa ini, ke jurang pertentangan
dan perpecahan dengan maksud supaya
menganut khilafah Super state ISIS dan NKRI jadi bubar, demi dominasinya terhadap masyarakat Negeri
ini. Ujung ujungnya menyatukan fund and
forces menurut kemando ISIS saja. Demi bekal berunding minta tambah bagian-nya dari harga minyak mentah. Tidak peduli akibatnya
terhadap kehidupan rakyat Negara lain.
Jangankan bagian dari minyak mentah, sebagian besar dari dana haji yang membanjir setiap tahun saja ya di pakai untuk kepentingannya sendiri di Saudi Arabia sana. Memang kita tidak boleh menilai secara stereotipe, tapi watak egois memang dominan diantara mereka. Seorang pangerannya lewat, terjadi kekacauan diantara ratusan ribu calon haji pejalan kaki berjubel di trowongan dengan banyak korban saling injak. Begitulah tingkah mereka yang tidak memakai hati.
Jangankan bagian dari minyak mentah, sebagian besar dari dana haji yang membanjir setiap tahun saja ya di pakai untuk kepentingannya sendiri di Saudi Arabia sana. Memang kita tidak boleh menilai secara stereotipe, tapi watak egois memang dominan diantara mereka. Seorang pangerannya lewat, terjadi kekacauan diantara ratusan ribu calon haji pejalan kaki berjubel di trowongan dengan banyak korban saling injak. Begitulah tingkah mereka yang tidak memakai hati.
KEBHINEKAAN NKRI, UUD 45 dan PANCA
SILA YANG MENJADI LANDASAN mengangkat
Pimpinan Negara ini, timbul oleh pilihan
rakyat, seluruh Negara.
AKU YAKIN RAKYAT INDONESIA YANG BHINEKA INI, BERTEKAD
MEMPERTAHANKAN NKRI, MEMPERTAHANKAN UNDANG UNDANG DASAR 1945 ( SATUSATUNYA JALAN MENUJU KESEJAHTERAAN HIDUP BERBANGSA), MEMPERTAHANKAN PANCA SILA (SATU SATUNYA KEMUNGKINAN
SARANA JALAN KESELAMATAN BERSAMA) - DILANDASI
OLEH PENGUTARAAN TEKAD YANG BULAT DARI HATI SETIAP WARGA
MAYORITAS NEGERI
INI. JAUH LEBIH AMPUH
DARI SEKEDAR AJARAN UCAPAN BAI’AT
YANG DI SESATKAN OLEH MEREKA YANG
NIATNYA MENDUA, LAIN DI UCAPAN LAIN DI HATINYA. BUKTINYA SI HABIB LARI DARI TANGGUNG JAWAB AKIBAT PERBUATANNYA YANG SEPELE SAJA*)
0 comments:
Posting Komentar