DIALEKTIKA ALAM, DIALEKTIKA SEJARAH DAN IKHWANUL MUSLIMIN DI MESIR.
Bila diketik di google dengan kata kunci “dialektika” tentu
akan keluar segala urian mengenai “dialektika pembebasan” yang rumit dan
panjang lebar mengenai pembebasan fikir. Padahal dilektika alam adalah aksioma
dasar yang terjadi di alam benda , alam materi-energi, yaitu:
Dalam alam kasar matter-energy ini ada hukum “mendua yang tak terpisahkan”
Untuk menerima keadaan alam yang memang
begitu, misalnya "hidup" dari segala kehidupan adalah dua yang tak terpisahkan assimilasi dan dissimilasi, artinya mengambil dari alam sekitarnya senyawa kimia dan menguraikannya dalan tubuhnya dengan mendapatkan energy untuk kegiatan hidupnya, selama keduanya seimbang ya namanya "hidup" sempurna
dalam tataran kehidupan nabati dan hewani.
Pembagian "rwa binedha" secara ini sangat membantu ilmu Biology yang mengenai benda-hidup.
<Membagi dua suatu keadaan atau benda di alam ini seperti mebelah buah jeruk, bisa dengan arah tak terbatas, akan didapatkan dua bagian yang sometris sekali.
Bila hidup ditinjau dari ilmu sosiolagi pembagian rwa bhineda dari sisi bahwa masyarakat manusia hidup ini bisa dipandang dengan membelahnya dua sisi: benda dan sisi rokh, yang memang rwa binedha. simetris mendua yang tak terpisahkan, maka melahirkan ilmu sosiolgi profetik, disatu sisi Kenabian dari Allah - dan disisi lain kemajuan badaniyah, dari sisi benda. Keduanya benar benar rwa bhineda yang tak terpisdahkan dan sama sama penting.
Yang berkutat dengan kehudupan pribadi masing masing berjuang dan kehidupan species yang merupakan kehidupan bermasyarakat walau hanya untuk kawin/ mempetahankan species, atau harkat genetisnya memang makhluk sosial seperti rayap atau semut.
“Hidup” manusia sudah lain, hidup diantara alam alam kosmos, yang berdiumensi banyak, bisa dipandang sebagai kehidupan wadag dan rokh, dimana wadag menganut hukum keaneka ragaman hayati, dan roh adalah sama dan setara,
yang sangat berbeda dan tak terpisahkan, dengan adanya rokh ini mengisyaratkan bahwa rokh akan sama derajadnya dihadapan Allah.- Mengisyaratkaan kehidupan bermasyarakat yang saling menghargai, kehidupan social yang adil dalam gender umur kelas/cara mencari nafkah.
Seperti positive dan negative, seperti siang dan malam, jantan dan betina dan
seterusnya. Hal ini sudah ditemukan oleh kebudayaan manusia yang paling kuno di
India prinsip rwa binedha dan Tiongkok prinsip im dan yang.
Ada hukum “ sebab dan akibat” Yang oleh masyarakat Hindu dari
dulu sekali sudah menjadi prinsip hidup di dunia yaitu hukum karmapala,
sebabnya pasti lebih dulu dari akibatnya, orang tidak bisa lepas dari karmanya
sendiri, harus dibayar kapanpun di kehidupan kehidupan manusia, diadakah teori inkarnasi/ timbal lahir kembali di dunia. Masyarakt hindu ini meloncat pemikirannya. Yang semestinya hukum sibab dan akibat itu hukum benda. sebabnya dulu baru akibatnya.Di ajaran islam tidak diberikan sebagai acuan hidup yang akan datang di dunia, disebut re-inkarnasi. Hidup si Fulan ya sekali ini, ndak usah neko neko. Kedholiman dalam ajaran islam, menurut sosiolgi profetic, perbuatannya dihisab oleh Allah, taubahnya kepada Allah, penentunya ya Allah. makanya selama hedup ini manusia harus membimbing dirinya untuk transcend - malambungkan bhatinnya naik ke tingkat yang lebih tinggi dengan dua sifat Allah Pemurah dan Pengasih. Tidak perlu menunggu re-inkarnasi, tidak perlu dihisab sesudah mati, karena disana tidak ada amal jai'ah manusia lagi, amalnya putus..
,
Ada hukum “pertumbuhan dan perkembangan” dimana dalam alam
pertanian dimengerti bahwa tumbuhan mesti tumbuh sel selnya menjadi banyak dulu,
secara kuantitative baru pada tahap tertentu artinya tumbuhan pada umur
tertentu atau pembelahan sel sel secara vegetative atau pembelahan menambah
jumlah sel sampai tingkat tertentu baru terjadi pembelahan reduksi/pembelahan generatip artinya
jumlah chromosome dalam selnya menjadi separo yaitu sel telur dan sel tepung
sari, sel dengan kualita baru, ini namanya perkembangan. Makanya petani
mencangkok cabang yang telah berbuah, pasti nantinya akan cepat berbuah karena
sel sel pucuknya sudah mengalami “perkembangan” dan masih banyak lagi contoh hukum
alam yang satu ini. Dalam sosiologi profertic, petumbuhan amal ibadah manusia sampai meningkat, sampai keberadaannya di dunia sebagai rakhmartan lil alamin, ini puncak ketercapaian transendensi pada pengertian sosiologi profetic.
Ada hukum “keharusan dan kebetulan” yang menguasai kejadian
apapun dialam ini, seperti keharusan kiamat yaitu bertabrakannya benda benda
langit satu sama lain yang merupakan keharusan karena ruang kosmos dipenuhi
oleh kerapatan benda benda langit, tapi bahwa itu terjadi pada satelit buatan
yang ditabrak meteor pada saat tertentu itu adalah kejadian kebetulan,
yang sudah harus diperhitungkan oleh pembuatnya. Sosoiligi profetic, bukan mengupas klenik dan energi adhikodrati, tapi mngajarkan manusia bekerja baramal sholeh, seperti nabi Musa bekerja dengan nabi Kidir mendirikan tembok rumah kuno yang miring hampir roboh, yang mendapat protes dari miridnya nabi Musa.
Hukum hukum alam semacam ini dihimpun dan dalam kebudayaan
manusia alam pikiran manusia, pemikiran
mudah di sistimatik-kan dan diatur tidak mudah diselewengkan. Masih
banyak hukum alam selain yang menjadi contoh diatas yang didapat dari google
dalam bahasa Inggris dengan kata kunci bahasa Inggris “dialectic” tidak dalam
bahasa Indonesia “dialektika”
Dialektika
sejarah manusia didesak oleh motor utamanya kepentingan ekonomi, kepentingan
perut. Era demi era silih berganti. Mengacu dari kenyataan bahwa manusia adalah
makhluk individu dan makhluk bermasyarakat yang dalam kesatuan yang tak
terpisahkan, masih dalam tahap kehidupan hewani.
Di Mesir, Negeri
paling kuno manusia sudah berbudaya, berkat Sungai Nil yang meluberi tanah
tanah yang menjadi amat subur dilembahnya, merupakan negeri Mesir, dengan
piramida piramida yang merupakan bangunan bikinan manusia sangat besar sejak
ribuan tahun sebelum Masehi.
Tidak heran bahwa
tanah tanah itu diperebutkan dan dikuasai oleh penduduk Mesir dengan segala
cara, tetap saja harus ada yang bertani disana yang artinya mengerjakan kerja
berat mengangkat dan mengangkut. Begitu suburnya lembah Nil ini sehingga makan
buah gulma berupa ceplukan saja masih sangat lebih baik dari terbuang dipadang
pasir.
Masyarakat Mesir
juga mengalami pertentangan pertentangan seputar hak atas tanah yang subur ini
tentunya, baik dengan bangsa lain maupun dengan bangsa sendiri. Segala dalil
dan kecerdasan para Dewa dan Dukun Mesir telah digunakan untuk membela
kepentingan Pharaoh Pharaoh sepanjang ribuan tahun untuk menguasai hasil
kesuburan bhumi sungai Nil ini.
Islam telah
datang ke Mesir sejak zaman Sahabat Nabi masih menjadi Khalifah menggantikan
Rasulullah, dan jelas membela kepentingan kaum Fellahin/Petani. Ada hadist yang
menceritakan bahwa seorang Gubernur di Iskandaria dikirimi satu tulang selangka
busuk yang ditoreh pedang kepadanya oleh salah satu sahabat Nabi yang menjadi
Khalifah, karena mengusir gubug reot orang setempat yang merusak pandangan
istana yang dibangunnya. Begitu kiriman itu diterima pengusiran si miskin dihentikan ( konon si
miskin itu orang Yahudi, jadi Islam jelas tidak mengikuti azas stereotype).
Menurut sumber dari:
id.wikipedia.org/wiki/ikhwanul muslimin masa masa awal.
Singkatnya -Ikhwanul Muslimin didirikan pada tahun 1928 bulan Maret,
oleh pedirinya Hasan al Banna dan enam kawannya. Tahun 1934 menerima anggauta
muslimah. Tahun 1948 ikut berperang melawan Israel. Organisasi ini dibekukan
oleh Perdana Menteri Mesir Fahmi Naqrasyi tahun 1948.
Hasan al Banna
dibunuh bulan Februari 1948. Ikhwaul Muslimin direhabilitasi tahun 1950, pada
saat Perlemen
dipimpin oleh Mustafa al Nuhan Pasya.
Kaum militer
dipimpin olrh Muhammad Najib mengajak IM bersama sama menggulingkan Raja
Farouk, dtolak oleh IM, yang menganggap revolusi penggulingan monarchi ini
hanya untuk diganti dengan kaum mliliter, akibatnya IM dianggap tidak revolusioner.
Anwar Sadad
membebaskan anggauta IM yang pipenjara tahun 1970, Ismail Tamisani memimpin IM,
menempuh jalan moderat tidak bertentangan denga Penguasa.
IM menolak Al
Qaeda, menolak terorisme, meperjuangkan terbentuknya “Dien” yang berazaskan
Islam, ( suatu bangunan masyarakat yang monolith berazaskan sepenuhnya pada
Islam) dengan landasan:
1.
Tujuannya adalah Allah –Allahu ghayatuna
2.
Rasulullah adalah teladan kami – Ar Rasul
qudwatuna
3.
Al Qur’an adalah landasan Hukum kami—Al Qur’an
anshinuna
4.
Jihad jalan kami—Al jihad sabiluna
5.
Mati sahid dijalan Allah cita cita kami yang
tertinggi—syahid fisabilillah asma amanina
Sebagaimana yang diketahui umum ini
adalah cita cita seorang muslim/muslimah
untuk mewujudkan dan melandasi “dien” yang didambakan. Singkatan dari sumber
diatas selesai
Tidak mengherankan bila fellahin
yang ribuan tahun hasil kerjanya dirampas kelas feudal dan militer, merasa
jauh dari “ dien” Yang di cita citakan,
fellahin/petani penggarap yang paling rendah mengerti hanya seputar mengisi perutnya
sekarang ( kehidupan hewani). Meskipun Negeri Mesir sudah menjadi kesultanan lama sekali, Saya
yakin bahwa kaum fellahin masih terbelakang hingga sekarang. Sedangkan
kebenaran sejarah mengenai pertumbuhan dan perkembangan masyarakat manusia mengenaI
Individualisme dan sosialisme atau kehidupan bersama saling menghidupi sasama manusia dengan rokh yang setara) sebagai pasangan yang tak terpisahkan, masih
butuh waktu yang panjang, hingga “dien” terbentuk tanpa cacat. Sebab sebelum
itu masyarakat Islam sebenarnya sudah dibekali dengan azas yang diikrarkan
setiap saat : Bismillahirakhmanirakhim, ini tidak diarahkan mengentas kaum
fellahin, keenakan jadi tuan tanah. Alih alih mengadakan land reforn Sulat Muhaammad Ali pada abad 19 oleh situasi yang ada malah khawatir dia ditinggal oleh psukan perangngya kaum Bedun, membuat peraturan memanggil kaum shaikh Beduin yang menggembala ternak . dihadiahi tanah pertanian secara royal asal mau pertempat tinggal di desa desa, mengurusi pertanian, apa ini jadi pertuanan tanah yang dibuat oleh Sultan yang Islam, secara tidak langsung menodai azas Islam sendiri.yaitu persamaan hak dan kuwajiban di hadapan Allah. Apakah turunan para shaikh dan suku baduin ini bukan jadi intinya gerakan ikhwanul muslimin yang secara fisik kaffah tapi secara kejiwaan adalah egois dari pemilikan tanahnya yang dipertahankan mati matian terhadap para fellahin ? dari google kata kunci 'Egypt. Rural Society'
Menurut dialektika sejarah, perkembangan masyarakat
manusia ditentukan oleh cara mereka mengorganisasi masyarakatnya untuk mengisi
perut kehidupan hewani yang pada makhluk manusia telah bergerak menuju kehidupan rokhaniah yang dicapai dengan kesamaan rokh. Bukan masyarakat pengumpul hasil alam untuk dimakan menjadikan masyarakat
Patembayan ( hubungan communal masyarakat kuno), Masyakat yang mengorganisasi
diri dengan dipimpin oleh Jagoan berkelahi, menjadi msyarakat Despotis, dengan
bantuan intelektualitas menjadi masyarakat Perbudakan. Despot yang turun
temurun menguasai tanah jadi msyarakat Feodal, dengan petani pembayar pajak
hasil bumi. Revolusi Perancis untuk meruntuhkan Dinasti Feodal melahirkan
masyarakat Republik kaum borjuis (pedagang dan industrialis) meskipun sangat
dibantu oleh Petani pembayar pajak hasil bumi yang merupakan income utama kaum
Feodal. Menghasilkan petani merdeka. Kemudian menciptakan masarakat yang
demokrasi. Setelah para Kapitalis berebut bahan baku dan pasar hingga terjadi
Perang Dunia Pertama (1914-1917) dan Perang Dunia Kedua ( 1939-1945) banyak
Negara Europa menjadi “welfare countres” disamping mencari untung sebesar
besarnya juga menciptakan masyarakat yang berkemakmuran merata.
Disini keutamaan “Dien” yang dicita
citakan oleh Ihwanul Muslimin tidak menyertakan kaum tani pembayar pajak hasil
bhumi, mungkin kaum IM ini sebenarnya adalah tuan tanah dan pedagang hasil
bhumi, sehingga keutamaan azas hidup “Atas nama Allah yang maha Pemurah dan
Pengasih” tidak akan “sinchron” dengan dasar nafkah mereka. Ikwanul Muslimin
bukan fabrikan yang memintal dan menenun sendiri kapas Mesir yang panjangnya
istimewa untuk dijadikan kain halus mata dagangan utama, jadi tetap tidak bisa
meninggalkan azas cemar sebagai pedagang hasil bumi ( yang memanipulasi stock
pangan) atau tuan tanah untuk membentuk “Dien” yang dicita citakan bersama. Jadi
kaum Fellahin tetap tidak terangkat nasibnya. Wong nyatanya yang mengintroduksi “land
reform” di Mesir adalah kaum militer muda (ERCC - Egypt Revolutonary Central
Command) – Letnan Colonel Gamal Abdul Nasir, Kum militer ini sudah berupaya
dengan segala kekurangannya.
Tidak heran sekarang kaum militer menahan Presiden Mursi dan
menuduhnya korupsi, membekukan Ikhwanul Muslimin tanpa ragu ragu dengan
kekuatan militer dan intelligence mereka, mengetahui bahwa IM tidak berakar pada
mayoritas sakyat.
Apakah ini benar bahwa Presiden
dukungan Ikhwahul Muslimin korupsi ? Apa benar bahwa Ikhwanul muslimin tidak
berdaya menghadapi kaum militer Mesir yang mempunyai sejarah dan tradisi yang
panjang ?
Apakah kaum terpelajar di Mesir tidak mempelajari sisiologi profetic yang ujung ujungnya berupaya transcend mencapai derajad rakhmatan lil alamin ?
Apalagi kita disini baru sampai pada bukah dan gamish *). .