PERPECAHAN PARTAI GOLKAR PIMPINAAN AGUNG LAKSONO (MUNAS ANCOL) LAWAN ABURIZAL BAKRI (MUNAS BALI) DAN DISISI LAIN KRONI SETIA NOVANTO KETUA FRAKSI PARTAI GOLKAN DI DPR RI
Nampaknya perpecahan pimpinan Partai Golkar versi Agung Laksono dengan gaya feodal birokrasi dan Aburizal Bakri dengan gaya feodal monarchy tidak ikut rame rame banyolan kroni Satrya Novianto di DPR RI selama berbulan bulan. Satu gejala yang sangat aneh, yang bisa mengundang banyak spekulasi dan dugaan. Serangan pembukaan dengan sasaran menyerempet RI 2, yang ikut jadi korban dicatut terang terangan dalan kasus “papa minta saham” – menunjukkan bahwa tokoh pemuka masyarakat alami dari luar Jawa yang menerima kepercayaan Orde Baru untuk diserahi Wilayah seperti halnya RI 2¸Aburizal bakri, di Jawa Sri Sultan HG IX dan HB X, masih harus mempunyai kualitas bobot yang lain agar diperhitungkan dalam kasus akrobatik politik kelompok DPR RI ini. Lantas apa ? Yaitu tanpa prinsip – alias bahasa Jawa “ mencla mencle”, karena scenario baru membutuhkan sifat ini.
Lihat betapa beraninya kelompok Setia Novanto di DPR RI, berulah, istilah mereka ‘ber-manuver’’ mencederai kepercayaan rakyat – sudah tidak peduli akan perolehan dukungan rakyat – malah dianggap oleh sebagian pengamat politik “ bunuh diri politik”. Yang tersirat sangat mencurigakan mereka masih menyimpan jurus rahasia lain yang mereka percaya pasti berhasil.
Marilah kita kembangkan spekulasi dan dugaan kita:
Tiga kelompok Partai Golkar bekerja sndiri dendiri Kelompok Agung Laksono dengan feodalisme birokrasi, kelompok AbuirizaL Bakri dengan gaya feodalisme monarki ( “beliau” sering pamer ayahandanya sudah mampu mempekerjakan 10 000 pekerja) dan kelompok “yang mulia” tukang akrobat di DPR RI. Nampaknya amenunggu Satrya Piningit, untuk membuat hattrick menyatukan tiga kelompok ini. Apa ?
Mereka tahu betul, soliditas pendukung Jokowi/JK sama dengan soliditas pendukung Presiden Gus Dur Alm. soliditas agar agar. Sedangkan konstelasi ketiga kelompok mereka ini adalah konglomerasi dari tiga sesolid gumpalan gunung es dari dana yang beku dikumpul selama Orde Baru 35 tahun berKKN.
Mereka bisa menyulap lapangan Tahrir dari Kairo ke Jakarta, dengan tuntutan NASIONALISASI FREEPORT yang sangat gagah dan sekaligus menista Pemerintahan Jokowi/Jk, yang pendukungnya sesolid agar agar. Bagaimana bisa melawan tank tank dan drone dan humvee yang mengawal ? ( sekarang masih didalam container container buta/bodong atas jasa RJ L. ) Mengharapkan dukungan Ikhwahul Muslimin yang disini yang sudah bersiap siap dengan organisasi yang radikal garis keras a'la ISIS yang diglontor dana dari Lutfi dan Fatonah, dari S A, Ketua Partai Terhukum korupsi Haji dari M A si muka klimis pencetak Bupati dan Gupernur dengan imbalan beton ton emas dan sejenisnya dari golongan yang sama, sangat banyak yang sangat disamarkan dari mata CIA dengan gaya royal terhadap tahta harta dan wanita, malah pura pura jadi sungguhan, dimata rakyat Indonesia karena inilah sorga dunia.
Tarnyata mereka milih diam menyaksikan akrobat politik di DPR RI oleh kroni Setia Novanto di PDR RI yang sangat melukai rasa keadilan rakyat banyak secara menyolok dan masih cengengesan. Rupanya sikap diam dan sikap tidak peduli ini punya latar belakang satu upaya yang sudah diharapkan akan menjadi scenario yang akan mereka laksanakan. Yaitu dengan uang yang sangat banyak hasil korupsi selama 35 tanun Orde Baru akan dipakai membeayai demonstrasi besar besaran di setiap kota besar diseluruh Indonesia a’la Kammi /Kappi menuntut nasionalisasi Freeport diikuti dengan tank tank yang mungkin sekarang entah tersembunyi di container container dan operatornya sudah siap mungkin orang Phillipinas dapat dilipat gandakan jumlahnya untuk mengawal mereka lengkap dengan drone dan humvee mengawal Kammi Kappi versi baru ini. Seandaimya scenario mereka ini benar, apakah Pemerintah Jakowi/Jk siap untuk bersikap tegas memberantas aksi radikal radikalan ini sambil menista Pemerintahan Jokowo/Jk ? Apakah scenario radikal radikalan ini bisa mendapat dukungan massa bayaran ? Sebab sangat bukan waktunya untuk radikal radikalan menghadapi sarang laba laba, gelegasi seputar Freeport dengan investasi yang membengkak selama kekuasaan Pemerintah Indonesia sebelumnya di era Orde Baru dan Orde Reformasi dengan pembiaran pembiaran yang disengaja, karena memang ada saham buat papa papa mereka ? Sedang besarnya investasi nyaris mengimbangi investasi terusan Suez kedua yang kapasitasnya berpuluh kali terusan yang lama. Saya sama sekali tidak mendukung Freeport, tapi realita memang tidak menguntungkan untuk sekedar menyulut kemarahan dan mengorbankan rakyat kecil, yang memang sangat tidak berharga buat Golkar untuk come back ! Kalok Cuma minta bagian lebih ya wajar buat nombokin BPJS dengan bahan medika yang canggih dan mahal dan pencegahan pembakaran gambut saja ya reasonable.
Apabila warning ini mungkin terjadi, maka Waspadalah wahai Penyelenggara Negara, jangan biarkan mereka mengacau. Waspadalah mahasiswa pelajar dan rakyat, tank tank yang dikerahkan akhirnya akan menerror seluruh bangsa ini seperti dimana mana di dunia ini, dan “menasionalisir” seluruh Nusantara, dengan sekutu native politicians seperti mereka kan gampang*)
.
0 comments:
Posting Komentar