Sayang Sama Cucu

Sayang Sama Cucu
Saya sama Cucu-cucu: Ian dan Kaila

Kamis, 31 Desember 2015

MEMINJAM ISTILAH ADHI MASSARDI REPUBLIK BEDEBAH

MEMBUKA KAPSUL WAKTU  DARI 1945- 2015
Anehnya tidak seorangpun berani membuka kapsul asli waktu kita dalam periode itu, karena isinya sudah dimakan Kala Marica, anak buahnya Rahwana Raja, dan ditukangi oleh orang pintar semacam Professor Nugroho Notrosusanto alm, Professor Adhikodrati seperti Sujono Humardani alm., panganut Machiavelli Letnan Jendral Ali Murtopo alm.dan penganut Himler Harmoko dibawah komando Jendran Suharto alm, incarnasi Sang Rahwana sendiri. Sedang pembaca kapsul itu sebelum ditutup - selama ini, cita citanya sudah luber terlaksana semua kesampaian secara maksimal yaitu mas Tomi, mbak Tutut, mas Anas, Mas Abas.
Modal utama periode itu, mulai dari pra-pengakuan Kemerdekaan oleh Belanda ( Belanda menyebutnya Politioneele Actie ke I dan ke II oleh Gubernur Jendral Van Mook ) - hingga era Merdeka dengan demokrasi liberal yang runtuh oleh ulah kaum kanan, dengan mensabot berlakunya UUPA Agraria no 5 tahun 1960 yang dikenal  dengan nama UU Land Reform, sampai demokrasi terpimpin yang dideklarasikan oleh Presiden Sukarno didukung oleh kaum kiri,  hingga pembantaian  G30S, yang meyebabkan runtuhnys rezim Orde Lama pempinan Bung Karno itu, dan lahirnya Orde baru. Pada tahun 1965, dukungan kaum kanan dan militerisme kita.semua, didalangi oleh CIA dan Duta Besar Amerika Serikat  His Exellency Marshal Green.( sekarang diberi titel Sir oleh Sri Ratu Inggris)  Melawan poros Pyongyang –Peking-Jakarta, guna mencegah dengan segala ongkos “ Domino principe” sesudah kekalahannya di Vietnam. Upaya keluar dengan terhormat dari  “debacle” di Vietnam, akhrnya ditutup dengan kemenangan gemilang mendapat jarahan exploitasi emas dan tembaga dari  Pegunungan Jayawijaya selama ini, sangat lebih berharga dari Vietnam Cambodya dan Mynmar sekaligus. Semua dengan jelas ditulis dan dikumpulkan dalam bundle “rahasia” di Perpustakaan Konggers Amerika Serikat, konon sudah dibuka secara  terbatas.
Pemakaian istilah kiri kanan dalam politik dimulai dari beberapa bulan sesudah National Assembly di Perancis pada Pemerintahan Louis ke XVI , Pemerintahan Monarchy Absolut bangkrut, mereka memanggil Perdana Menteri Necker untuk memperbaiki keuangan Negara Perancis, dan diundang adalah perwakilan dari populasi Perancis untuk bersidang di Paris.  Yang duduk sebelah kanan adalah wakil wakil dari kaum bangsawan dan kaum biarawan gereja katolik ( semua mereka adalah wakil wakil tuan tanah besar besar), sedang yang duduk disebelah kiri adalah wakil  petani da pedagang yang lagi naik daun dengan East Indie Company terangkat oleh  kolonisasi kepulauan Antilen menggunakan budak dari Afrika menghasilkan gula dan rhum ( minuman keras), yang sangat menguntungkan. Mereka orang kebanyakan yang disebut le canaille. Jadi sebenarnya tidak ada hubungannya dengan Komunisme atau ajaran agama apapun. Menurut istilah ini sekarang kita hanya punya wakil rakyat bukan bagian dari itu semua. Karena rakyat sedang asyik berjoget, tidak ada tuan tanah, semua lahan hak guma usaha dilindungi Hukum Rimba a'la Amran Batalipu. Sedang kaum bedebah mempunyai selera yang besar untuk karaoke dan joged gaya apa saja dirangsang dengan narkoba, makanya terpilih di legislatip dan eksekutip selama lima  tahun dan lima tahun lagi dan lima tahun lagi, kayak yang mulia Satrya Novianto asuhan Togog dan Surakhblem Hijanggut dari MKD ketua fraksi Nolsar DPR RB dan Ketua MKD DPR RB..
Lebih baik kapsulnya tahun 1945 – 1998 dibuang saja demi kesatuan dan persatuan Rakyat Bedebah (RB) ini*).


0 comments:

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More