Sayang Sama Cucu

Sayang Sama Cucu
Saya sama Cucu-cucu: Ian dan Kaila

Jumat, 10 Februari 2017

Daur ulang. TAHUN 2010 GREECE DAN ITALIA BANGKRUT

 TAHUN 2010, TERNYATA GREECE DAN 
ITALIA, TERMASUK NEGARA MAJU ANGGAUTA UNI EUROPA - BANGKRUT ? 

Saya seorang Agronomist, pengertian saya mengenai ekonomi, apalagi ekonomi finance global sangat terbatas. Akan tetapi berhubung seluruh dunia geger, sampai sampai CEO yang menguasai uang yang ada seluruh dunia ini diwawancara oleh CNN, apa yang akan mereka lakukan di Club mereka saat ketemu di Davos Switzerland kini?
Soal pertemuan kota Davos di Swiss dengan Obama, saya tidak tahu, wong CNN saja ya belum menyiarkannya.
Tapi yang jelas kata “bangkrut” yang bahasa kerennya “bankruptcy”, kami tahu sekali, bahasa petaninya “puso”, artinya seluruh modal milik petani dipergunakan untuk ongkos tanam dan pemeliharaan. E…e… ternyata panennya habis diserang hama atau penyakit tanaman dan utang ndak terbayar.
Yang ini terjadi di Europa dimulai dari Greece (Yunani), kemudian Italia kemudian Perancis mulai kesulitan pancairan dana besar, sebelumnya Inggris berjaga jaga agar duitnya di Bank awet liquid segala pos pengeluaran diketati, termasuk dana pendidikan.
Di berita TV sedunia rakyat pada demo, karena mau atau tidak obatnya hanya satu yaitu “austerity measure” bahasa petaninya hidup sangat hemat, makan sekali-sehari.
Ndak percaya ?
Tahun 1975-an dan tiga tahun berikutnya ada hama padi wereng coklat (Nilaparva lugens L) yang sekaligus menjadi vector virus kerdil rumput (grassy stunt) dan wereng lainnya, menghancurkan panen habis-habisan, petani kelaparan, hanya mampu makan sangat sederhana, bahkan bonggol/umbut pisang direbus sekedar menangsal perut, bahasa kerennya “super autere measures”

Tapi ini aneh, Negara Europa, seperti Greece, Italia, bukan negara berkembang, termasuk negara maju, sudah bebas buta huruf, kematian ibu dan anak sangat kecil, harapan hidup tinggi. Gini rationya hebat, rata rata 1% penduduk menguasai 70% kekayaan Negara !
Kok Bank Sentralnya bangkrut, anak pinak bank-bank di bawahnya sudah tidak bisa mengembalikan uang orang.
Pantasnya Negara yang sudah maju ini (wong negara Turki saja tidak diterima masuk kok) seperti negara negara Europa yang tergabung dalam Uni Europa, bank-bank sudah ratusan tahun beroperasi, punya batasan batasan hukum supaya bank itu tidak sampai terkuras habis oleh resiko apa saja termasuk KKN. E..e.. kok malah bangkrut.

Bila analisa dilakukan menurut ilmu dan istilah perbankan orang akan pusing tujuh keliling, sebab yang dinamakan harta bank itu ya “activa” bank semuanya, adalah semua activa itu yang bentuknya macam-macam termasuk piutang yang nagihnya mudah dan activa dengan kesulitan menagih sendiri-sendiri yang telah diperhitungkan.
Semenjak Perang Dunia II seluruh Europa telah berubah, “demokrasi” nya telah menyentuh rakyat bawah yang ternyata telah mati matian dengan gagah berani dan pengorbanan yang besar, ikut mengusir Nazi Jerman jadi Maquis. Partizans, Resistance, bekerja sama dengn Sekutu.
Kaum menengah dan menengah atas sesudah itu mulai peduli dengan kesejahteraan golongan bawah, buruh berkerah biru dan buruh tani- timbul aturan pemerintah yang melahirkan welfare country.
Lha memang dua negara yang Bank Sentralnya bangkrut ini termasuk negara yang tertua dalam segala hal, termasuk susunan hunian, jalan-jalan di kota kotanya dan sistem sanitasinya, bayangkan bila harus dimodernisasi sekaligus semua.
Jadi setiap politisi harus mengikuti zaman, pemilihan Presiden pemilihan Gupernur dan Walikota pemilihan anggauta Parlemen dan patai-partai, para politisi calon-calon ini selalu berkampaye tentang kesejahteraan rakyat, lha akhirnya kan ditagih, dan umumnya mereka sudah mengenal penyelenggaraan “welfare societies/welfare countries” semenjak Perang Dunia II, artinya memberi kesempatan rakyat untuk hidup layak, dengan upaya negara.

Jadi bila Politisi hutang pada bank dengan jaminan bangunan Kantor Municipalities, gedung Kementerian untuk bikin betul WC di rumah sakit, got pematusan seluruh hunian se-negara, bikin rumah sakit buat orang tua-tua itu ya memang dari hati nuraninya, didukung secara aklamasi oleh Parlemen-nya, wong DPR RI saja bikin betul WC di gedung DPR nya dengan onkos 300.000 Euro, lha disana bikin baru semua jamban fasilitas umum, bikin jalan dan jembatan di desa-desa mereka yang habis kebanjiran sekolahan desa yang tidak mudah roboh, sangat mahal, memang budaya mereka sudah tinggi.
Lha kemudian kini duitnya orang-orang kaya yang sejak dulu dititip di bank terambil oleh keperluan mendesak itu.

Kebetulan mendadak saja ada prospect baru, meniru tuan Sachs dari US membeli logam mulia besar- besaran, Jadi rush, oleh orang orang superkaya untuk penanaman modal di lain tempat dan para marquis-marquisse dan baron dan baroness, para mister Onasis dan para Papapuolos, Duke Paganinni dan Signor Ferrari menarik uangnya dari bank-bank itu - lho uangnya sudah tipis dipakai untuk membeayai infra structures kota dan desa, (tentu saja tidak seperti desa di Mesuji) tidak cukup, sedangkan yang sangat penting,kiriman devisa US dollar dari TKI (I -artinya Italia ) dan TKG (G- artinya Greece) susut banyak karena USA juga lagi krisis juga, maka bankrutlah bank -bank di sana, sementara itu. Ini pengertian fantasi saya.

Seperti biasanya IMF menganjurkan “super austere measures” kayak petani kita, makan umbut pisang, tidak diterima rakyat, mereka bilang kami bekerja, products kami laku keras (lihat tas Gucci dan cosmetic dan minyak wangi dibeli dimana-mana, sepatu Bally kami selalu dipakai anggauta Dewan Perwakilan Rakyat RI) kok kami yang harus “puso” artinya puasa juga seperti petani Jawa Bali dan Sulawesi ?
Begitulah pengertian seorang Agronomist, sangat sederhana.

Pengertian mayoritas kaum menengah dan menengah atas di Europa, menyangkut pengaturan pendapatan Negara sudah bisa menjejelaskan pengertian idelogi kapitalis di bawah ini :

IDIOLOGI KAPITALIS
Para Ideologist Kapitalisme selalu dengan bangga menggaris bawahi bahwa kemajuan yang dicapai umat manusia setaraf sekarang ini adalah berkat berlakunya hukum pokok yang disakralkan oleh Ideologist Kapitalisme :
“Hak milik pribadi atas modal dan alat produksi tidal boleh dibatasi oleh apapun kecuali oleh kemampuan manusia itu sendiri untuk menguasainya.”
Memang masyarakat yang berbudaya harus bisa “melindungi” hak milik pribadi setiap anggautanya, mengenai hal ini masyarakat Dunia sudah sepakat bahkan oleh mereka yang masih hidup sangat sederhana.

Mungkin hukum ini didapat dari pengalaman manusia jutaan tahun, bagaimana mereka harus mempertahankan hidup, bukan dalam hubungannya dengan species lain, tapi dalam hal “hak milik pribadi” ini khususnya nenyangkut hubungan dengan speciesnya sendiri.
“Homo homini Lupus” adalah ungkapan sarkastik dari cirinya yang berbunyi :
“ The might is right” bagaimana pahitnya pengalaman masyarkat manusia sepanjang sejarahnya menghadapi prilaku sesama speciesnya yang merampas makanan, anak istri/suami, perangkat pakaian pelindung badan/tubuh dari cuaca dan menghancurkan tempat berlindung keluarganya, juga kebebasannya seumur hidup dan hidup anak cucunya di bawah perbudakan.
Dengan demikian bahkan membela hak milik pribadi diasosiasikan dengan “hak membela diri” untuk “mempertahankan hidup”. La iya lah, sampai disitu seluruh kemanusiaan setuju.

Dalam satu cerita dari sosok tokoh fiktive yang melegenda dari Masyarakat Dunia Baru duaratus limapuluh tahun yang lalu di Amerika Serikat digambarkan dengan indahnya bagaimana Pengacara Daniel Webster membela seorang Petani yang bangkrut yang terpaksa menggadaikan jiwanya kapada sosok Syaitan, saat jatuh tempo, di Pengadilan sistim Anglo Saxon ini Si Syaitan dengan Dewan Juri yang terdiri dari roh-roh Penjahat dan Pembunuh kelas kakap yang pernah hidup di Amerika Serikat, didatangkan langsung dari Neraka ........dan Juri-juri itu pada akhir pembelaan Daniel Webster yang menggambarkan bagaimana si Petani malang itu harus mempertahankan hidupnya dan keluarganya dengan mengerjakan tanah yang berkali kali puso, sehingga terpaksa menggadaikan jiwanya kepada sang Syaitan, Dewan Juri yang terdiri dari roh-roh orang Amerika yang nenek moyangnya hijrah ke sana untuk memperbaiki nasib, para Juri ini telah tergelincir jadi manusia yang sudah dianggap sekutu oleh Syaitan sendiri, malah pada mengeloyor pergi tampa keputusan sambil menundukkan kepala, langit keburu kemerahan di ufuk timur, sudah pagi, si Petani itu harus dibebaskan demi Hukum, karena dia terpaksa menggadaikan Jiwanya untuk mempertahankan hidupnya dan keluarganya.
Begitu hebatnya hak mempertahankan hidup itu dimaklumi, bahkan oleh mereka yang dalam hidupnya hampir tidak berhati nurani seperti para Juri yang langsung datang dari Neraka itupun tahu.
Karena bagaimanapun mereka dulu juga Manusia.

Yang dilupakan atau sengaja ditutup-tutupi oleh Para Ideologist Kapitalisme itu, sekarang ini “hak milik pribadi” sudah menjadi hak atas tumpukan segala kebutuhan hidup manusia yang di hak-i oleh beberapa gelintir manusia dan diperoleh dengan segala cara, “hak milik pribadi” macam ini tidak ada sangkut paut dengan “hak mempertahankan hidup” seseorang tapi bahkan mengancam seluruh bentuk kehidupan sangking srakahnya, itu namanya ya CAPITAL dengan huruf besar yang daya hidupnya dilahirkan dari pemikiran Kapitalisme, dengan hukumnya yang mutlak tidak bisa di amandemen oleh DPR manapun apalagi oleh DPR RI yang sering tidur dalam sidang sambil meRoyan dan tidak lupa mengucap Al Amiiiin, sesudah terima gratifikasi.
Hukum Hak Milik Pribadi itulah azas dasar Kapitalisme ini dibela mati-matian oleh kampanye yang gencar dan terencana, didukung oleh semua cabang ilmu, bahkan dicoba juga lewat agama-agama di seantero Dunia Kapitalis.
Faktanya Allah menciptakan Manusia tidak sama.
Sudah ribuan tahun yang lalu fakta ini digunakan oleh ras Arya mendapatkan pembenaran dari “dominasinya terhadap ras Dravida sebagai kasta Brahmin yang Aria diatas kasta Sudra yang Dravida , di Anak Benua India.
Kaum Aria  yang kasta tertinggi Brahmana dan Ksatrya memberi peluang pada kaum Sudra untuk naik tingkat menjadi kasta Ksatryia atau Brahmana setelah dia mati. Mengadalkan inkarnasi, hidup kembali menjadi ksatryia atau Brahmana apabila mereka taat membersihkan kotoran manusia waktu masih nidup menjadi sudra - lantas siapa Hindu yang tak percaya  nurut iman mereka ?
Kini siapa yang nggak tahu akal akalan ini bahkan di India sendiri.

Ada segolongan Ideologist Kapitalis yang menggali hukum-hukum Biology, mengemukakan bahwa persaingan untuk mendapat makan dalam satu Species akan lunak bila alam sedang memberikannya secara melimpah, akan tetapi akan menjadi ganas – saling membunuh bila sumber makanan menyusut dan menjadi langka. Ini juga berlaku pada hubungan antar Bangsa bahkan antar Negara, karena ini adalah hukum Alam, jadi ya wajar saja. 
 Apalah nasib rakyat di negara yang kaya sumber minyak mentah dikala sumber yang tak tergantikan ini sudah terasa menyusut ?
(“The lesson of History” oleh Will and Ariel Durant risalah dari the best seller sebelas jilid dari “The Story of Civilization” oleh Pengarang yang sama , terjual tiga juta set th 1969)
Sepintas nampaknya memang benar demikian akan tetapi Ideologists ini lupa apa “pura2” lupa bahwa Manusia itu meskipun masih satu golongan dengan makhluk Hidup jenis Binatang Mammalia, tapi bukan golongan Carnivora –pemakan daging - hidupnya sebagai Predator yang bisa berbuat kanibal karena tidak mungkin makan selain daging, dan juga bukan Herbivora murni yang tidak mampu mencerna daging tidak mungkin jadi kanibal, tapi Omnivora yang bisa makan dan mencerna segala organisme dan mineral, jadi watak kanibal adalah watak “tempelan” kayak Sumanto dari Banyumas itu saja, bukan seperti gerombolan serigala yang kelaparan yang dibenarkan saling memangsa.
Bahkan sebagai hamba Allah, Islam mengharuskan umatnya ber-ikrar  bila lagi mengawali segala perbuatannya “Dengan nama Allah yang Maha Pemurah dan Maha Pengasih”
Bukan bersaing untuk makan satu sama lain.
Boleh menimbun makanan, energi minyak tapi untuk distribusi dan konservasi, bukan untuk mencari untung, haram hukumnya.

Selanjutnya, Ideologists Kapitalis menandai bahwa sebenarnya tuntutan masyarakat manusia Moderen akan “pemerataan” kesempatan untuk mendapatkan jaminan kesehatan dan kebutuhan esensial hidup - adalah prakarsa anggauta nasyarakat yang pro
duktivitasnya rendah,   Masyarakat kelas bawah yang memang inferior dalam produktivitasnya, akan menyeret ke arah degradasi kualitas hidup seluruhnya-.
Golongan masyarakat yang superior menuntut Masyarakat memberikan “kebebasan” untuk berkarya mendorong kearah eskalasi derajad Kemanusiaan.
Tapi dengan hukum besi ”the survivial of the fittest” secara individual, lupa bahwa survival “manusia” di alam ini justru separoh lebih, disebabkan oleh sifat species ini sebagai makhluk social. kemudian makhluq berfikir,  peningkatannya dengan pesat dari membaca. Tidak heran ini jadi wahyu Allah, sebagai ayat yang pertama di dawuhkan: " Al Alaq" - Ikroq......

Bagaimana sebenarnya mengukur produktivitas anggauta masyarakat manusia ? Mengukur hasil akhir dari satu sistim penuh tipu daya, seperti Gayus si pegawai pajak yang duitnya ratusan miliar atau Cyrus si Jaksa bengkok. Bagaimana mengukur produktivitas seorang Sufi Ahli Falsafah, Seorang Guru, Seorang Ibu yang memelihara bayinya?

Memang Manusia sebagai individu tidak akan sama satu sama lain, tapi dichotomi dengan kriteria inferior dan superior akan diuji apabila ada pandemi virus flu burung H5N1 apa si Superior akan lebih tahan dari si Inferior? - Jadi apalah arti pemerataan yang diminta - akan merugikan siapa dan apalah arti kebebasan bagi si Superior bila sama-sama bernafas dari udara yang sudah penuh dengan virus H5N1 ?
Si Superior akan membangun Dunia mereka sendiri yang bebas dari virus H5N1 tapi kapan ? masih butuh modal yang super kolosal, sementara WHO sudah membunyikan alarm itu H5N1 sudah didepan pintu.
Ternyata lebih mngkin memberikan pemerataan sanitasi, isolasi medis dan mengerahkan dana seluruh umat manusia menghalangi sebisa mungkin penyebaran H5N1, daripada mempertahankan dichotomi inferioitas dan suprioritas a’la Kapitalisme.
Alhamdulillahi Robbil Alamin.(*)


0 comments:

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More