Sayang Sama Cucu

Sayang Sama Cucu
Saya sama Cucu-cucu: Ian dan Kaila

Sabtu, 25 Februari 2017

ORANG TUA MURID, PENGAWAS SEKOLAH KEMENTERIAN PDK,

                 WASPADALAH

Sudah bukan rahasia lagi, mentalitas sebagian guru  guru di mayarakat kita dijangkiti penyakit “materi- isme”  parah dan menular.

Gedung sekolahan yang relatip baru pada roboh, bukan salahnya guru , roboh karena  materialnya asal asalan, supaya sisa anggarannya bisa dibuat bancakan. Contoh jelek bagi guru guru, dan para muridnya, karena tidak ada urusan, si maling tenang tenang saja. Mengawasi.

Pengngkatan guru  baru dan guru  honorer sudah dianggap lahan mencari rezeki oleh sebagian orang di  Dinas kabupaten dan Propinsi Kementerian ini. Juga teladan yang amburadul dari Pimpinannya.

Lha sekarang ini lagi marak maraknya penambahan jam belajar menjadi full day school, pulang selolah jan 4.30  murid sampe kucel, pulang sekolah tidur, mandi waktu  Isyak  yang sudah nggak sehat. Makan siang di kantin, siapa yang nenjamin gizi, kualitas minyak goreng bumbu masak dan keersihannya ? Tambahan beayanya berapa ?

obyekan lagi
apa orang kerja tanpa keuntungan ?

Salah besar bila anda-lah jago pendidikan, sedangkan lingkungan,  meskipun kampong pelosok banjir kambuhan disana hanya ada pengaruh jelek. Sebaliknya segala yang baik bisa tumbuh di suasana apa saja, karena kasih sayang  orang tua, kepedulian tetangga  masih ada. Seperti guru guru ang baik masih banyak. Jadi pertimbangkanlah. “Full day school” itu.

Sebab ditengarai ada gejala bahwa tambahan jam mengajar menjadi lahan cari tambahan belanja  dari guru guru, tanpa pengawasan yang ketat, mosok semua waktu hanya untuk diajar oleh yang itu itu saja, dengan  kemampuannya yang sangat terbatas, misalnya bahasa Ingris, bahasa jepang, bahasa Arab, bahasa Perancis .  Jelas jelas kursus diluar sekolah  lebih baik dalam conversasions, pemakaian kata sehari hari,  thesaurus  kata  kata, karena muridnya terbatas dan suasananya bukan kayak disekolahan. Lha bagaimana mereka bisa mengikuti kursus kursus ini beberapa jam seminggu, wong waktunya dimonopoli gurunya sendiri, dengan motif cari tambahan honor mengajar ? 

Mohon diingat sekolah itu cari Ilmu bukan cari ijasah saja. *)

 


   

0 comments:

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More